بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt
Bab 81
Setiap Umat
Memiliki Ajal (Batas Waktu) & Allah Swt. akan Menanyakan Kepada Setiap Rasul
Allah dan Sikap Umat Mereka Terhadap Missi Kenabiannya
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam
bagian akhir Bab sebelumnya telah dibahas
mengenai kelumpuhan indera-indera ruhani yang dialami
para penentang Rasul Allah --
terutama Nabi Besar Muhammad saw. – di akhirat,
sehubungan dengan hal itu Allah Swt.
berfirman kepada Nabi Besar Muhammad
saw.:
وَ
لِلّٰہِ مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ
ؕ وَ یَوۡمَ تَقُوۡمُ السَّاعَۃُ
یَوۡمَئِذٍ یَّخۡسَرُ الۡمُبۡطِلُوۡنَ ﴿﴾ وَ تَرٰی کُلَّ
اُمَّۃٍ جَاثِیَۃً ۟ کُلُّ اُمَّۃٍ تُدۡعٰۤی اِلٰی کِتٰبِہَا ؕ اَلۡیَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ مَا
کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾ ہٰذَا کِتٰبُنَا یَنۡطِقُ عَلَیۡکُمۡ بِالۡحَقِّ ؕ اِنَّا کُنَّا نَسۡتَنۡسِخُ مَا
کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾ اَمَّا الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ
فَیُدۡخِلُہُمۡ رَبُّہُمۡ فِیۡ رَحۡمَتِہٖ ؕ ذٰلِکَ ہُوَ الۡفَوۡزُ
الۡمُبِیۡنُ ﴿﴾ وَ اَمَّا الَّذِیۡنَ
کَفَرُوۡا ۟ اَفَلَمۡ تَکُنۡ
اٰیٰتِیۡ تُتۡلٰی عَلَیۡکُمۡ
فَاسۡتَکۡبَرۡتُمۡ وَ کُنۡتُمۡ قَوۡمًا مُّجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾
Dan kepunyaan Allah kerajaan seluruh langit
dan bumi. Dan pada hari Saat itu datang, pada hari itu sangat rugi orang-orang yang
mengerjakan kebatilan. وَ تَرٰی کُلَّ
اُمَّۃٍ جَاثِیَۃً -- Dan engkau akan melihat tiap-tiap umat bertekuk
lutut, کُلُّ اُمَّۃٍ تُدۡعٰۤی اِلٰی کِتٰبِہَا --
tiap-tiap umat akan dipanggil kepada Kitabnya. اَلۡیَوۡمَ
تُجۡزَوۡنَ مَا کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ -- Pada hari itu kamu akan dibalas atas apa
yang telah kamu kerjakan. ہٰذَا کِتٰبُنَا یَنۡطِقُ عَلَیۡکُمۡ بِالۡحَقِّ -- "Inilah Kitab Kami yang berbicara mengenai kamu dengan benar, اِنَّا کُنَّا نَسۡتَنۡسِخُ مَا کُنۡتُمۡ
تَعۡمَلُوۡنَ -- sesungguhnya Kami mencatat apa yang kamu
kerjakan. Maka ada
pun orang-orang yang beriman dan beramal saleh maka Rabb
(Tuhan) mereka akan memasukkan mereka
dalam rahmat-Nya, itulah kemenangan
yang nyata. Dan ada pun orang-orang
kafir dikatakan kepada mereka: "Tidakkah Tanda-tanda-Ku telah dibacakan kepada kamu, tetapi kamu berlaku sombong dan kamu adalah kaum yang berdosa." (Al-Jātsyiyah [45]:28-32).
Ketentuan Ajal (Batas
Waktu) Setiap Umat
Kata-kata "tiap-tiap umat akan
dipanggil kepada Kitabnya" mengisyaratkan, bahwa "Saat" yang
disinggung dalam ayat sebelumnya berarti saat
perhitungan bagi suatu kaum di dunia ini juga (QS.7:35-37), sebab dalam
kehidupan ini pun bangsa-bangsa diadili menurut amal-perbuatan mereka dan dihukum atau diganjar sesuai dengan itu, itulah sebabnya Allah Swt. telah berfirman bahwa setiap umat di dunia ini memiliki ajal (jangka waktu), termasuk Bani
Israil dan Bani Ismail, firman:
وَ لِکُلِّ اُمَّۃٍ اَجَلٌ ۚ فَاِذَا جَآءَ
اَجَلُہُمۡ لَا یَسۡتَاۡخِرُوۡنَ
سَاعَۃً وَّ لَا یَسۡتَقۡدِمُوۡنَ ﴿﴾ یٰبَنِیۡۤ اٰدَمَ اِمَّا یَاۡتِیَنَّکُمۡ رُسُلٌ مِّنۡکُمۡ
یَقُصُّوۡنَ عَلَیۡکُمۡ اٰیٰتِیۡ ۙ فَمَنِ اتَّقٰی وَ اَصۡلَحَ فَلَا خَوۡفٌ
عَلَیۡہِمۡ وَ لَا ہُمۡ یَحۡزَنُوۡنَ ﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ
کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ اسۡتَکۡبَرُوۡا عَنۡہَاۤ اُولٰٓئِکَ اَصۡحٰبُ النَّارِ ۚ ہُمۡ فِیۡہَا
خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾
Dan bagi
tiap-tiap umat ada
batas waktu, maka apabila
telah datang batas waktunya, mereka tidak
dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula dapat memajukannya. یٰبَنِیۡۤ اٰدَمَ
اِمَّا یَاۡتِیَنَّکُمۡ رُسُلٌ مِّنۡکُمۡ یَقُصُّوۡنَ عَلَیۡکُمۡ اٰیٰتِیۡ -- Wahai Bani Adam, jika datang
kepada kamu rasul-rasul dari antara kamu yang menceritakan Ayat-ayat-Ku kepadamu, فَمَنِ اتَّقٰی وَ اَصۡلَحَ -- maka barangsiapa
bertakwa dan memperbaiki diri, فَلَا خَوۡفٌ عَلَیۡہِمۡ وَ لَا ہُمۡ یَحۡزَنُوۡنَ -- maka tidak akan ada ketakutan menimpa mereka
dan tidak pula mereka akan bersedih hati.
وَ الَّذِیۡنَ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ
اسۡتَکۡبَرُوۡا عَنۡہَاۤ -- Dan orang-orang
yang mendustakan Ayat-ayat Kami dan dengan
takabur berpaling darinya, اُولٰٓئِکَ اَصۡحٰبُ النَّارِ ۚ ہُمۡ فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ -- mereka itu penghuni Api, mereka kekal
di dalamnya. (Al-A’rāf [7]:35-37).
Bila waktu yang ditetapkan (ajal) untuk menghukum suatu kaum tiba, waktu itu tidak dapat dihindarkan,
diulur-ulur, atau ditunda-tunda, itulah makna ayat: وَ
لِکُلِّ اُمَّۃٍ اَجَلٌ ۚ فَاِذَا جَآءَ
اَجَلُہُمۡ لَا یَسۡتَاۡخِرُوۡنَ
سَاعَۃً وَّ لَا یَسۡتَقۡدِمُوۡنَ -- “Dan bagi tiap-tiap umat ada batas waktu, maka apabila telah
datang batas waktunya, mereka tidak
dapat mengundurkannya barang sesaat
pun dan tidak pula dapat memajukannya.”
Sebutan “Bani Adam” dalam ayat 36 patut mendapat perhatian istimewa. Seperti
pada beberapa ayat sebelumnya (yakni QS.7:27, 28 & 32), seruan dengan
kata-kata Hai anak-cucu Adam, ditujukan kepada umat manusia di zaman Nabi Besar Muhammad saw. dan kepada generasi-generasi yang akan lahir sesudahnya, bukan kepada umat yang hidup di masa jauh silam dan yang datang tak lama sesudah masa Nabi Adam a.s..
Dengan demikian ayat ini menolak itikad
sesat telah tertutupnya semua
jenis kenabian atau wahyu
Ilahi, sebagaimana itikad sesat yang dipercayai umat-umat terdahulu yang mendustakan dan menentang para Rasul Allah yang diutus kepada mereka (QS.10:75;
QS.40:35-36; QS.72:8), sebagaimana dijelaskan dalam ayat selanjutnya: وَ الَّذِیۡنَ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ اسۡتَکۡبَرُوۡا عَنۡہَاۤ -- Dan orang-orang
yang men-dustakan Ayat-ayat Kami dan dengan
takabur berpaling darinya, اُولٰٓئِکَ اَصۡحٰبُ النَّارِ ۚ ہُمۡ فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ -- mereka itu penghuni Api, mereka kekal
di dalamnya.”
Kata-kata
itu
berarti bahwa mereka yang menolak para rasul Allah akan melihat dengan mata kepala sendiri
penyempurnaan kabar-kabar gaib yang
meramalkan kekalahan dan kegagalan mereka. Mereka akan merasakan hukuman yang dijanjikan kepada mereka di
dunia ini karena mendustakan menentang rasul-rasul
Allah, dengan demikian benarlah firman Allah
sebelumnya:
وَ
لِلّٰہِ مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ
ؕ وَ یَوۡمَ تَقُوۡمُ السَّاعَۃُ
یَوۡمَئِذٍ یَّخۡسَرُ الۡمُبۡطِلُوۡنَ ﴿﴾ وَ تَرٰی کُلَّ
اُمَّۃٍ جَاثِیَۃً ۟ کُلُّ اُمَّۃٍ تُدۡعٰۤی اِلٰی کِتٰبِہَا ؕ اَلۡیَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ مَا
کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾ ہٰذَا کِتٰبُنَا یَنۡطِقُ عَلَیۡکُمۡ بِالۡحَقِّ ؕ اِنَّا کُنَّا نَسۡتَنۡسِخُ مَا
کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾ فَاَمَّا الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ
فَیُدۡخِلُہُمۡ رَبُّہُمۡ فِیۡ رَحۡمَتِہٖ ؕ ذٰلِکَ ہُوَ الۡفَوۡزُ
الۡمُبِیۡنُ ﴿﴾ وَ اَمَّا الَّذِیۡنَ
کَفَرُوۡا ۟ اَفَلَمۡ تَکُنۡ اٰیٰتِیۡ تُتۡلٰی عَلَیۡکُمۡ فَاسۡتَکۡبَرۡتُمۡ وَ
کُنۡتُمۡ قَوۡمًا مُّجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾
Dan kepunyaan Allah kerajaan seluruh langit
dan bumi. Dan pada hari Saat itu datang, pada hari itu sangat rugi orang-orang yang
mengerjakan kebatilan. وَ تَرٰی کُلَّ
اُمَّۃٍ جَاثِیَۃً -- Dan engkau akan melihat tiap-tiap umat bertekuk
lutut, کُلُّ اُمَّۃٍ تُدۡعٰۤی اِلٰی کِتٰبِہَا --
tiap-tiap umat akan dipanggil kepada Kitabnya. اَلۡیَوۡمَ
تُجۡزَوۡنَ مَا کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ -- Pada hari itu kamu akan dibalas atas apa
yang telah kamu kerjakan. ہٰذَا کِتٰبُنَا یَنۡطِقُ عَلَیۡکُمۡ بِالۡحَقِّ -- "Inilah Kitab Kami yang berbicara mengenai kamu dengan benar, اِنَّا کُنَّا نَسۡتَنۡسِخُ مَا کُنۡتُمۡ
تَعۡمَلُوۡنَ -- sesungguhnya Kami mencatat apa yang kamu
kerjakan. Maka ada
pun orang-orang yang beriman dan beramal saleh maka Rabb
(Tuhan) mereka akan memasukkan mereka
dalam rahmat-Nya, itulah kemenangan
yang nyata. Dan ada pun orang-orang
kafir dikatakan kepada mereka: "Tidakkah Tanda-tanda-Ku telah dibacakan kepada kamu, tetapi kamu berlaku sombong dan kamu adalah kaum yang berdosa." (Al-Jātsyiyah [45]:28-32).
“Kitab Catatan Amal” Setiap
Umat
Ungkapan "Kitabnya" yang
disebut dalam ayat sebelumnya: وَ تَرٰی کُلَّ اُمَّۃٍ
جَاثِیَۃً --
Dan engkau akan melihat tiap-tiap umat
bertekuk lutut, کُلُّ اُمَّۃٍ تُدۡعٰۤی اِلٰی کِتٰبِہَا --
tiap-tiap umat akan dipanggil kepada Kitabnya” (29)
telah digantikan oleh "Kitab Kami"
dalam ayat selanjutnya: ہٰذَا کِتٰبُنَا یَنۡطِقُ عَلَیۡکُمۡ
بِالۡحَقِّ
-- "Inilah Kitab Kami yang berbicara mengenai kamu dengan benar, اِنَّا کُنَّا نَسۡتَنۡسِخُ مَا کُنۡتُمۡ
تَعۡمَلُوۡنَ -- sesungguhnya Kami mencatat apa yang kamu
kerjakan”, karena pencatatan
amal-perbuatan bangsa-bangsa dan perorangan-perorangan
dipelihara oleh Allah Swt. dalam “Kitab catatan amal” dan mereka itu diadili dan diberi pembalasan oleh-Nya sesuai dengan itu.
Jadi, kembali kepada hakikat “kisah para Rasul Allah” dalam Al-Quran
yang diutus kepada “kaum-kaum, purbakala”
--
selain penuh dengan petunjuk dan hikmah yang sangat mendalam
-- juga merupakan bukti kebenaran adanya “perekaman amal manusia” guna diminta pertanggungjawaban oleh Allah Swt.
pada “Hari Pembalasan”, baik
di dunia ini terutama pun di Akhirat nanti pada Hari Pembalasan (QS.1:4), sehubungan hal tersebut Allah Swt. berfirman:
یَوۡمَ یَجۡمَعُ اللّٰہُ الرُّسُلَ فَیَقُوۡلُ مَا ذَاۤ اُجِبۡتُمۡ ؕ
قَالُوۡا لَا عِلۡمَ لَنَا ؕ اِنَّکَ
اَنۡتَ عَلَّامُ الۡغُیُوۡبِ ﴿﴾
Ingatlah hari ketika Allah mengumpulkan para rasul
lalu Dia berfirman: ”Apakah jawaban yang
diberikan kaummu kepada kamu?”
Mereka akan berkata: “Tidak ada pengetahuan pada kami, sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mengetahui yang gaib.”
(Al-Māidah [5]:110) lihat pula QS.7:7; QS.28:66.
Orang-orang Kafir di Akhirat Ingin
Menjadi “Tanah”
Jawaban dari rasul-rasul
mengandung arti bahwa maksud pertanyaan
Allah Swt. tersebut bukan untuk memperoleh
keterangan dari mereka atau menambah
pengetahuan-Nya, akan tetapi maksudnya ialah mereka harus memberikan kesaksian terhadap orang-orang kafir, seperti juga jelas dari QS.4:42,
firman-Nya:
اِنَّ اللّٰہَ لَا
یَظۡلِمُ مِثۡقَالَ ذَرَّۃٍ ۚ وَ اِنۡ تَکُ حَسَنَۃً یُّضٰعِفۡہَا وَ یُؤۡتِ مِنۡ لَّدُنۡہُ اَجۡرًا عَظِیۡمًا ﴿﴾ فَکَیۡفَ اِذَا جِئۡنَا مِنۡ کُلِّ اُمَّۃٍۭ بِشَہِیۡدٍ وَّ
جِئۡنَا بِکَ عَلٰی ہٰۤؤُلَآءِ شَہِیۡدًا
﴿﴾ یَوۡمَئِذٍ یَّوَدُّ الَّذِیۡنَ
کَفَرُوۡا وَ عَصَوُا الرَّسُوۡلَ لَوۡ تُسَوّٰی بِہِمُ الۡاَرۡضُ ؕ وَ لَا یَکۡتُمُوۡنَ
اللّٰہَ حَدِیۡثًا ﴿٪﴾
Sesungguhnya
Allah tidak menzalimi seseorang walau pun seberat
atom. Dan jika ada sesuatu kebaikan
Dia melipatgandakannya dan Dia
memberi ganjaran besar dari
sisi-Nya. فَکَیۡفَ اِذَا جِئۡنَا مِنۡ کُلِّ اُمَّۃٍۭ بِشَہِیۡدٍ -- Maka bagaimana
keadaan mereka apabila
Kami mendatangkan seorang saksi dari
setiap umat, وَّ جِئۡنَا بِکَ عَلٰی ہٰۤؤُلَآءِ شَہِیۡدًا -- dan Kami mendatangkan engkau sebagai saksi terhadap mereka ini semuanya? یَوۡمَئِذٍ یَّوَدُّ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا وَ عَصَوُا الرَّسُوۡلَ لَوۡ
تُسَوّٰی بِہِمُ الۡاَرۡضُ -- Pada hari itu orang-orang kafir dan yang mendurhakai Rasul, وَ لَا
یَکۡتُمُوۡنَ اللّٰہَ حَدِیۡثًا -- mereka menginginkan seandainya bumi disamaratakan dengan mereka, dan mereka tidak akan dapat menyembunyikan
sesuatu apa pun dari Allah (An-Nisā [4]:41-43).
Tidak ada perbuatan manusia yang tidak akan dibalas. Manakala Al-Quran mengatakan bahwa amal perbuatan orang-orang kafir tidak akan berfaedah bagi mereka, kata-kata itu hanya berarti bahwa
mereka tidak akan berhasil di dalam rencana-rencana dan daya-upaya mereka menentang
Islam. Itulah makna ayat: اِنَّ
اللّٰہَ لَا یَظۡلِمُ مِثۡقَالَ ذَرَّۃٍ -- “Sesungguhnya Allah
tidak menzalimi seseorang walau pun seberat
atom.”
Ayat selanjutnya menjelaskan bahwa tiap-tiap nabi Allah akan menjadi saksi pada hari pembalasan mengenai kaum
yang terhadap mereka beliau diutus sebagai rasul:
فَکَیۡفَ اِذَا جِئۡنَا مِنۡ کُلِّ اُمَّۃٍۭ بِشَہِیۡدٍ -- Maka bagaimana
keadaan mereka apabila
Kami mendatangkan seorang saksi dari
setiap umat.” Sedangkan kata mereka ini berkenaan dengan kesaksian
Nabi Besar Muhammad saw. dalam ayat selanjutnya mencakup kesaksian bagi orang-orang
beriman dan orang-orang kafir, hanya
saja sifat kesaksian itu akan berbeda
dalam perkara-perkara yang berlainan: وَّ جِئۡنَا بِکَ عَلٰی ہٰۤؤُلَآءِ شَہِیۡدًا -- “dan
Kami
mendatangkan engkau sebagai saksi
terhadap mereka ini semuanya?”
Kalimat selanjutnya berkenaan para penentang Rasul Allah: لَوۡ تُسَوّٰی بِہِمُ الۡاَرۡضُ -- “mereka menginginkan seandainya bumi
disamaratakan dengan mereka,” dalam
Surah lain Allah Swt. berfirman: وَ یَقُوۡلُ الۡکٰفِرُ یٰلَیۡتَنِیۡ کُنۡتُ تُرٰبًا
-- dan orang kafir akan berkata: “Alangkah baiknya aku dahulu jadi tanah!” (An-Nabā [78]:41). Selengkapnya Allah Swt. berfirman:
رَّبِّ
السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ وَ مَا بَیۡنَہُمَا الرَّحۡمٰنِ لَا یَمۡلِکُوۡنَ مِنۡہُ
خِطَابًا ﴿ۚ﴾ یَوۡمَ یَقُوۡمُ الرُّوۡحُ وَ الۡمَلٰٓئِکَۃُ صَفًّا ؕ٭ۙ
لَّا یَتَکَلَّمُوۡنَ اِلَّا مَنۡ
اَذِنَ لَہُ الرَّحۡمٰنُ وَ قَالَ
صَوَابًا ﴿﴾ ذٰلِکَ
الۡیَوۡمُ الۡحَقُّ ۚ فَمَنۡ شَآءَ اتَّخَذَ اِلٰی رَبِّہٖ مَاٰبًا
﴿﴾ اِنَّاۤ اَنۡذَرۡنٰکُمۡ عَذَابًا قَرِیۡبًا ۬ۚۖ یَّوۡمَ یَنۡظُرُ الۡمَرۡءُ مَا قَدَّمَتۡ یَدٰہُ وَ یَقُوۡلُ الۡکٰفِرُ یٰلَیۡتَنِیۡ کُنۡتُ تُرٰبًا ﴿٪﴾
Rabb (Tuhan)
seluruh langit dan bumi dan semua yang ada di antara keduanya, Yang Maha Pemurah, mereka tidak mempunyai kekuatan untuk berbicara dengan Dia tanpa izin. یَوۡمَ
یَقُوۡمُ الرُّوۡحُ وَ الۡمَلٰٓئِکَۃُ
صَفًّا -- Pada hari
berdirinya ruh dan malaikat-malaikat berjajar-jajar, لَّا
یَتَکَلَّمُوۡنَ اِلَّا مَنۡ اَذِنَ لَہُ
الرَّحۡمٰنُ -- mereka tidak akan berbicara kecuali siapa
yang kepadanya Tuhan Yang
Maha Pemurah izinkan وَ قَالَ صَوَابًا -- dan dia berkata benar. ذٰلِکَ الۡیَوۡمُ الۡحَقُّ -- Itulah hari
yang benar, maka barangsiapa yang
menghendaki ia menempuh jalan kembali kepada Rabb-nya (Tuhannya). اِنَّاۤ اَنۡذَرۡنٰکُمۡ عَذَابًا قَرِیۡبًا -- Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kamu mengenai azab yang dekat, یَّوۡمَ
یَنۡظُرُ الۡمَرۡءُ مَا قَدَّمَتۡ
یَدٰہُ -- suatu hari ketika orang akan
melihat apa yang dahulu telah diperbuat oleh kedua tangannya, وَ یَقُوۡلُ الۡکٰفِرُ یٰلَیۡتَنِیۡ کُنۡتُ تُرٰبًا
-- dan orang kafir akan
berkata: “Alangkah
baiknya aku dahulu jadi tanah!” (An-Nabā
[78]:38-41).
Makna Berdirinya “Ruh”
dan “Malaikat-malaikat” & “Bungkamnya”
Mulut Orang-orang Kafir di Akhirat
Ada
pun yang dimaksud dengan “Ruh” dalam
ayat یَوۡمَ یَقُوۡمُ الرُّوۡحُ وَ الۡمَلٰٓئِکَۃُ صَفًّا --
“Pada hari berdirinya ruh dan malaikat-malaikat
berjajar-jajar” dapat berarti ruh yang sempurna – yakni
Nabi Besar Muhammad saw. – dan “Hari”
dapat berarti “Hari Kebangkitan.” Sedangkan makna وَ الۡمَلٰٓئِکَۃُ صَفًّا -- "dan malaikat-malaikat berjajar-jajar” dapat mengisyaratkan kepada para sahabat Nabi Besar Muhammad saw. yang senantiasa berdiri
berjajar-jajar sebagai pasukan di belakang Nabi Besar Muhammad saw. siap sedia
melaksanakan perintah atau komando
dari beliau saw. (QS.33:22-24; QS.61:5).
Makna
“azab” dalam ayat اِنَّاۤ
اَنۡذَرۡنٰکُمۡ عَذَابًا قَرِیۡبًا -- “Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kamu mengenai
azab yang dekat” dapat berarti hukuman
yang ditimpakan kepada orang-orang kafir
yang penuh dosa. Di tempat lain dalam Al-Quran (QS.32:22) di dunia ini azab semacam itu telah dilukiskan
sebagai “azab dekat” sebagai lawan “azab lebih besar” yang merupakan azab di alam ukhrawi. Itulah sebabnya orang-orang kafir berkata dalam ayat selanjutnya: یَّوۡمَ
یَنۡظُرُ الۡمَرۡءُ مَا قَدَّمَتۡ
یَدٰہُ -- suatu hari ketika orang akan
melihat apa yang dahulu telah diperbuat oleh kedua tangannya, وَ یَقُوۡلُ الۡکٰفِرُ یٰلَیۡتَنِیۡ کُنۡتُ تُرٰبًا -- dan orang
kafir akan berkata: “Alangkah
baiknya aku dahulu jadi tanah!” (An-Nabā [78]:41)
Sehubungan dengan “kisah kaum purbakala” sebagai bukti keberadaan “Kitab catatan amal” manusia, dalam Surah lain Allah Swt. berfirman:
وَ یَوۡمَ یُنَادِیۡہِمۡ فَیَقُوۡلُ مَاذَاۤ اَجَبۡتُمُ الۡمُرۡسَلِیۡنَ ﴿﴾ فَعَمِیَتۡ
عَلَیۡہِمُ الۡاَنۡۢبَآءُ یَوۡمَئِذٍ فَہُمۡ لَا
یَتَسَآءَلُوۡنَ ﴿﴾
Dan pada hari Dia akan memanggil mereka
maka Dia berfirman: ”Jawaban apakah yang kamu berikan kepada
rasul-rasul?” Tetapi pada
hari itu segala dalih menjadi gelap
atas mereka maka mereka tidak akan saling bertanya. (Al-Qashash
[28]:66-67).
Anba’ (dalil-dalil) adalah jamak dari naba’
yang berarti: kabar penting; keterangan; amanat; dalil (Lexicon Lane & Al-Kulliyat).
Pada hari pembalasan orang-orang
kafir akan mengalami kekalutan pikiran
dan putus asa, dan akan sama sekali kehilangan akal untuk membela diri, karena kerapuhan semua helah dan dalih yang palsu mereka dalam menentang Rasul Allah telah menjadi jelas, mereka tidak mendapat kesempatan
untuk bermusyawarah antara satu
dengan lainnya guna mempersiapkan pembelaan
mereka.
‘Amiya ‘alaihi’l-amru
berarti perkara itu menjadi gelap
atau kacau baginya (Lexicon Lane). Dengan demikian
benarlah bahwa yang akan “menjawabnya”
adalah tangan dan kaki mereka – yakni amal perbuatan buruk yang
mereka lakukan terhadap para Rasul Allah
yang diutus kepada mereka, firman-Nya:
اَلۡیَوۡمَ
نَخۡتِمُ عَلٰۤی اَفۡوَاہِہِمۡ وَ تُکَلِّمُنَاۤ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ تَشۡہَدُ
اَرۡجُلُہُمۡ بِمَا کَانُوۡا یَکۡسِبُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَوۡ نَشَآءُ لَطَمَسۡنَا عَلٰۤی اَعۡیُنِہِمۡ فَاسۡتَبَقُوا الصِّرَاطَ
فَاَنّٰی یُبۡصِرُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَوۡ نَشَآءُ
لَمَسَخۡنٰہُمۡ عَلٰی مَکَانَتِہِمۡ فَمَا اسۡتَطَاعُوۡا مُضِیًّا وَّ لَا
یَرۡجِعُوۡنَ ﴿٪﴾
Pada hari ini Kami akan memeterai mulut mereka, sedangkan tangan
mereka akan berbicara kepada Kami, dan kaki
mereka akan bersaksi mengenai apa yang dahulu mereka usahakan. Dan
seandainya Kami menghendaki niscaya Kami dapat melenyapkan penglihatan mata
mereka maka mereka akan
berlomba-lomba mencari jalan. Tetapi bagaimanakah mereka dapat melihat?
Dan seandainya Kami menghendaki niscaya Kami
dapat mengubah keadaan mereka pada tempat mereka, maka mereka
tidak mampu maju ke depan dan tidak
pula mereka kembali ke belakang. (Yā
Sīn [36]:66-68). Lihat pula QS.17:37; QS.24:25; QS.41:21-23.
(Bersambung)
Rujukan:
The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 18 Juni
2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar