Selasa, 02 Juni 2015

Allah Swt. Mengumpamakan Bangsa-bangsa Kristen dari Barat -- Gog (Ya'juj) dan Magog (Ma'juj) -- Sebagai Seorang Laki-laki Pemilik "Dua Kebun" yang Takabbur dan Kikir & Celaan Keras Allah Swt. Terhadap "Trinitas" dan "Penebusan Dosa"




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ



Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt


Bab 65

Allah Swt. Mengumpamakan Bangsa-bangsa Kristen dari Barat --  Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj)   -- Sebagai Seorang Laki-laki Pemilik  “Dua Kebun” yang Takabbur dan Kikir & Celaan Keras Allah Swt. Terhadap "Trinitas" dan "Penebusan Dosa"
 
 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dibahas  mengenai keberhasilan duniawi bangsa-bangsa Kristen dari barat  dalam firman-Nya berikut ini:
فَخَلَفَ مِنۡۢ بَعۡدِہِمۡ خَلۡفٌ وَّرِثُوا الۡکِتٰبَ یَاۡخُذُوۡنَ عَرَضَ ہٰذَا الۡاَدۡنٰی وَ یَقُوۡلُوۡنَ سَیُغۡفَرُ لَنَا ۚ وَ اِنۡ یَّاۡتِہِمۡ عَرَضٌ مِّثۡلُہٗ یَاۡخُذُوۡہُ ؕ اَلَمۡ یُؤۡخَذۡ عَلَیۡہِمۡ مِّیۡثَاقُ الۡکِتٰبِ اَنۡ لَّا یَقُوۡلُوۡا عَلَی اللّٰہِ  اِلَّا الۡحَقَّ وَ دَرَسُوۡا مَا فِیۡہِ  ؕ وَ الدَّارُ  الۡاٰخِرَۃُ  خَیۡرٌ لِّلَّذِیۡنَ  یَتَّقُوۡنَ ؕ اَفَلَا  تَعۡقِلُوۡنَ ﴿ ﴾
Maka datang menggantikan sesudah mereka, suatu generasi  pengganti  yang mewarisi Kitab Taurat  itu, mereka mengambil harta dunia  yang rendah ini dan mereka mengatakan: “Pasti kami akan diampuni.” Dan jika datang kepada mereka harta semacam itu lagi mereka akan mengambilnya. Bukankah telah diambil perjanjian dari mereka dalam Kitab bahwa mereka tidak akan mengatakan sesuatu terhadap Allah kecuali yang haq, dan  mereka telah mempelajari  apa yang tercantum di dalamnya?  وَ الدَّارُ  الۡاٰخِرَۃُ  خَیۡرٌ لِّلَّذِیۡنَ  یَتَّقُوۡنَ ؕ اَفَلَا  تَعۡقِلُوۡنَ --  Padahal  kampung  akhirat itu   lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, apakah kamu tidak mau mengerti?  (Al-Arāf [7]:170).

Peringatan Nabi Besar Muhammad Saw. kepada Umat Islam

         Itulah sebabnya Allah Swt. telah  memperingatkan umat Islam melalui Nabi Besar Muhammad saw. agar mereka jangan terpesona oleh keberhasilan duniawi bangsa-bangsa Kristen dari barat yakni Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj), sehingga    mengikuti gaya hidup duniawi  mereka,  firman-Nya:
لَا یَغُرَّنَّکَ تَقَلُّبُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا فِی الۡبِلَادِ  ﴿﴾ؕ مَتَاعٌ قَلِیۡلٌ ۟ ثُمَّ مَاۡوٰىہُمۡ جَہَنَّمُ ؕ وَ بِئۡسَ الۡمِہَادُ ﴿﴾  لٰکِنِ الَّذِیۡنَ اتَّقَوۡا رَبَّہُمۡ لَہُمۡ جَنّٰتٌ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا نُزُلًا مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰہِ ؕ وَ مَا عِنۡدَ اللّٰہِ خَیۡرٌ  لِّلۡاَبۡرَارِ ﴿﴾
Janganlah sekali-kali engkau terpedaya  oleh lalu-lalang orang-orang kafir di dalam negeri. Itu adalah sedikit kesenangan  sementara  kemudian tempat kediaman mereka adalah Jahannam, dan Jahanam itu tempat yang seburuk-buruknya.   Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Rabb-nya (Tuhannya), bagi mereka ada kebun-kebun yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal  di dalamnya, suatu hidangan  dari sisi Allah, dan apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang berbuat kebajikan. (Ali ‘Imran [3]:197-199).
       Ayat 197  di samping mempunyai hubungan dengan zaman Nabi Besar Muhammad saw.,  juga kena benar kepada kemajuan secara kebendaan yang menakjubkan di tengah bangsa-bangsa Kristen dalam segala bidang kehidupan  di Akhir Zaman ini.  Ayat ini pun memperingatkan kaum Muslimin agar jangan tertipu atau terpukau oleh kesilauan kemajuan sementara dan fana (tidak kekal) kehidupan duniawi ini.
        Kesejahteraan duniawi  bangsa-bangsa Kristen itu hanya untuk sementara saja, dan ayat ini mengisyaratkan kepada hukuman mengerikan yang tersedia bagi mereka dan yang kini sungguh-sungguh telah mulai menimpa mereka. Itulah  makna ayat:  مَتَاعٌ قَلِیۡلٌ ۟ ثُمَّ مَاۡوٰىہُمۡ جَہَنَّمُ ؕ وَ بِئۡسَ الۡمِہَادُ -- “Itu adalah sedikit kesenangan  sementara kemudian tempat kediaman mereka adalah Jahannam, dan Jahanam itu tempat yang seburuk-buruknya.”
        Nuzul dalam ayat   نُزُلًا مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰہِ  -- “suatu hidangan  dari sisi Allah” itu ism masdar dari nazala, yang berarti: ia turun; ia tinggal atau menetap di satu tempat; mengandung arti (1) tempat tamu-tamu menginap (2) makanan yang disediakan untuk tamu-tamu (Lexicon Lane), ayat tersebut menggambarkan kehormatan dari Allah Swt. kepada orang-orang yang bertakwa kepada-Nya.

Makna “Aliran Sungai” di antara “Dua Kebun” &  Nasihat Kawan “Pemilik Kebun” yang Sombong dan Kikir

        Kembali kepada perumpamaan dua kebun milik  seorang laki-laki yang kikir dalam  (Al-Kahf [18]:33-37), selanjutnya Allah Swt. berfirman: ,  وَّ  فَجَّرۡنَا خِلٰلَہُمَا نَہَرًا  -- dan di antara keduanya Kami mengalirkan sebuah sungai” (ayat 34). Makna "sungai" melukiskan masa Nabi Besar Muhammad saw., yang melalui beliau saw. beberapa bagian ajaran-ajaran Nabi Musa a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  yang murni  tetap dipelihara dan dilestarikan dalam Al-Quran.
         Atau dapat pula tertuju kepada Al-Masih Mau’ud a.s. – yang selain sebagai misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58)   -- juga  merupakan pengutusan kedua kali Nabi Besar Muhammad saw. secara ruhani di Akhir Zaman ini (QS.62:3-5) yang menurut Nabi Besar Muhammad saw. antara lain mendapat tugas  dari Allah Swt. untuk “mematahkan salib” dan “membunuh babi”.
  Bangsa-bangsa Kristen yang gagah-perkasa dan kaya-raya itu akan menghina dan mencela orang-orang Muslim yang miskin dan lemah  itu atas kemiskinannya dan kurangnya sarana kebendaan di tangan mereka. Itulah makna ayat: وَّ کَانَ لَہٗ  ثَمَرٌ  --    dan ia senantiasa mempunyai buah yang banyak, فَقَالَ لِصَاحِبِہٖ وَ ہُوَ یُحَاوِرُہٗۤ  اَنَا  اَکۡثَرُ  مِنۡکَ مَالًا وَّ اَعَزُّ   نَفَرًا  -- maka ia berkata kepada kawannya  ketika ia bercakap-cakap dengannya: "Lihatlah, aku lebih banyak dalam harta daripada  engkau dan mempunyai golongan yang lebih  kuat.”  (QS.18:35).
    Oleh karena merasa bangga akan kemajuan kebendaannya,  bangsa­-bangsa Kristen dari barat itu akan membiarkan diri mereka asyik berkecimpung dalam kehidupan duniawi  yang  serba senang dan mewah, dan dalam kepongahan dan kesombongannya akan menduga dengan keliru bahwa kekuasaan, kemajuan, dan kesejahteraan duniawi  mereka akan kekal abadi,   dan oleh karena dinina-bobokan oleh perasaan aman dan puas yang palsu, mereka akan tenggelam sama sekali dalam kehidupan penuh bergelimang dosa dan keburukan.
   Itulah makna firman Allah Swt. selanjutnya: وَ دَخَلَ جَنَّتَہٗ  وَ ہُوَ ظَالِمٌ  لِّنَفۡسِہٖ   --  Dan ia memasuki kebunnya dalam keadaan zalim terhadap diri­nya. قَالَ مَاۤ   اَظُنُّ  اَنۡ  تَبِیۡدَ  ہٰذِہٖۤ   اَبَدًا -- la berkata: "Aku yakin  kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya.  وَّ مَاۤ  اَظُنُّ السَّاعَۃَ قَآئِمَۃً --   Dan aku sama sekali tidak meyakini bahwa Saat yang dijanjikan itu akan datang,  وَّ لَئِنۡ رُّدِدۡتُّ اِلٰی رَبِّیۡ  لَاَجِدَنَّ خَیۡرًا مِّنۡہَا مُنۡقَلَبًا  -- dan seandainya aku benar-benar dikembalikan kepada Rabb-ku (Tuhan-ku)  pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik darinya." (Al-Kahf [18]:36-37).
    Menanggapi ketakaburan pemilik kebun tersebut selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai tanggapan kawannya   yakni Nabi Besar Muhammad saw. atau Al-Masih Mau’ud a.s. – yang merupakan pengutusan kedua kali secara ruhani beliau saw.  di Akhir Zaman ini (QS.62:3-5) dan sebagai misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58):
قَالَ لَہٗ  صَاحِبُہٗ  وَ ہُوَ یُحَاوِرُہٗۤ اَکَفَرۡتَ بِالَّذِیۡ خَلَقَکَ مِنۡ تُرَابٍ ثُمَّ  مِنۡ  نُّطۡفَۃٍ   ثُمَّ  سَوّٰىکَ  رَجُلًا ﴿ؕ﴾  لٰکِنَّا۠ ہُوَ اللّٰہُ  رَبِّیۡ وَ لَاۤ  اُشۡرِکُ بِرَبِّیۡۤ اَحَدًا ﴿﴾  وَ لَوۡ لَاۤ  اِذۡ دَخَلۡتَ جَنَّتَکَ قُلۡتَ مَا شَآءَ  اللّٰہُ ۙ لَا قُوَّۃَ اِلَّا بِاللّٰہِ ۚ اِنۡ تَرَنِ  اَنَا  اَقَلَّ  مِنۡکَ  مَالًا  وَّ  وَلَدًا ﴿ۚ﴾ فَعَسٰی رَبِّیۡۤ  اَنۡ یُّؤۡتِیَنِ خَیۡرًا مِّنۡ جَنَّتِکَ  وَ یُرۡسِلَ عَلَیۡہَا حُسۡبَانًا مِّنَ السَّمَآءِ  فَتُصۡبِحَ  صَعِیۡدًا  زَلَقًا ﴿ۙ﴾  اَوۡ یُصۡبِحَ  مَآؤُہَا غَوۡرًا  فَلَنۡ تَسۡتَطِیۡعَ  لَہٗ  طَلَبًا ﴿﴾  وَ اُحِیۡطَ بِثَمَرِہٖ  فَاَصۡبَحَ یُقَلِّبُ کَفَّیۡہِ عَلٰی مَاۤ  اَنۡفَقَ فِیۡہَا وَ ہِیَ خَاوِیَۃٌ عَلٰی عُرُوۡشِہَا وَ یَقُوۡلُ یٰلَیۡتَنِیۡ لَمۡ اُشۡرِکۡ بِرَبِّیۡۤ   اَحَدًا ﴿﴾  وَ لَمۡ تَکُنۡ لَّہٗ  فِئَۃٌ  یَّنۡصُرُوۡنَہٗ  مِنۡ  دُوۡنِ  اللّٰہِ  وَ مَا  کَانَ  مُنۡتَصِرًا  ﴿ؕ﴾     ہُنَالِکَ الۡوَلَایَۃُ لِلّٰہِ الۡحَقِّ ؕ ہُوَ خَیۡرٌ ثَوَابًا  وَّ  خَیۡرٌ  عُقۡبًا ﴿﴾
Kawannya berkata kepada­nya sedang ia bercakap-cakap dengannya: اَکَفَرۡتَ بِالَّذِیۡ خَلَقَکَ مِنۡ تُرَابٍ ثُمَّ  مِنۡ  نُّطۡفَۃٍ   ثُمَّ  سَوّٰىکَ  رَجُلًا  -- "Apakah engkau tidak percaya  kepada  Yang menciptakan engkau dari tanah, kemudian dari air mani, lalu menyempurnakan engkau menjadi seorang laki-laki? لٰکِنَّا۠ ہُوَ اللّٰہُ  رَبِّیۡ وَ لَاۤ  اُشۡرِکُ بِرَبِّیۡۤ اَحَدًا  --    Tetapi  Dia-lah Allah Rabb-ku (Tuhan-ku), dan aku tidak akan mem­persekutukan seseorang pun dengan  Rabb-ku (Tuhan-ku).   وَ لَوۡ لَاۤ  اِذۡ دَخَلۡتَ جَنَّتَکَ قُلۡتَ مَا شَآءَ  اللّٰہُ ۙ لَا قُوَّۃَ اِلَّا بِاللّٰہِ  -- Dan mengapa ketika engkau memasuki kebun engkau, engkau tidak mengatakan: "Apa yang Allah kehendaki, tidak ada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah.   اِنۡ تَرَنِ  اَنَا  اَقَلَّ  مِنۡکَ  مَالًا  وَّ  وَلَدًا  --  Jika engkau memandang aku lebih kurang dari engkau dalam harta dan anak-anak, فَعَسٰی رَبِّیۡۤ  اَنۡ یُّؤۡتِیَنِ خَیۡرًا مِّنۡ جَنَّتِکَ    --    maka mungkin Rabb-ku (Tuhan-ku) akan menganugerahkan kepadaku sesuatu yang lebih baik daripada kebun  engkau  وَ یُرۡسِلَ عَلَیۡہَا حُسۡبَانًا مِّنَ السَّمَآءِ  فَتُصۡبِحَ  صَعِیۡدًا  زَلَقًا   -- dan mengirimkan atasnya petir dari langit  se­hingga menjadi dataran yang licin tandas,   اَوۡ یُصۡبِحَ  مَآؤُہَا غَوۡرًا  فَلَنۡ تَسۡتَطِیۡعَ  لَہٗ  طَلَبًا  --   atau airnya dijadikan surut ke dalam tanah  lalu engkau tidak akan mampu mencarinya." وَ اُحِیۡطَ بِثَمَرِہٖ --   Dan dihancurkan semua buahnya  فَاَصۡبَحَ یُقَلِّبُ کَفَّیۡہِ عَلٰی مَاۤ  اَنۡفَقَ فِیۡہَا      --  lalu ia mulai membolak­balikkan (meremas-remas) kedua tangannya me­nyesali atas apa yang ia telah belanjakan untuk itu, وَ ہِیَ خَاوِیَۃٌ عَلٰی عُرُوۡشِہَا   -- sedang seluruhnya telah roboh atas para­-paranya (atapnya).  وَ یَقُوۡلُ یٰلَیۡتَنِیۡ لَمۡ اُشۡرِکۡ بِرَبِّیۡۤ   اَحَدًا --  Dan ia berkata:   Aduhai alangkah baiknya jika aku tidak mempersekutukan siapa pun dengan Rabb-ku (Tuhan-ku).”  وَ لَمۡ تَکُنۡ لَّہٗ  فِئَۃٌ  یَّنۡصُرُوۡنَہٗ  مِنۡ  دُوۡنِ  اللّٰہِ   --   Dan tidak ada baginya satu golongan untuk menolongnya selain Allah, وَ مَا  کَانَ  مُنۡتَصِرًا    -- dan tidak pula ia dapat mem­bela diri. ہُنَالِکَ الۡوَلَایَۃُ لِلّٰہِ الۡحَقِّ ؕ ہُوَ خَیۡرٌ ثَوَابًا  وَّ  خَیۡرٌ  عُقۡبًا  --   Dalam keadaan yang demikian pertolongan itu hanya dari Allah  Yang Maha Benar. Dia sebaik-balk Pemberi ganjaran dan sebaik-baik Pemberi balasan. (Al-Kahf [18]:38-44).

Makna Mengapa “Bangsa Kristen  Diumpamakan Sebagai Seorang Laki-laki Pemilik “Dua Kebun” yang Takabbur dan Kikir

         Ayat 38-39:  قَالَ لَہٗ  صَاحِبُہٗ  وَ ہُوَ یُحَاوِرُہٗۤ    -- Kawannya berkata kepada­nya sedang ia bercakap-cakap dengannya: اَکَفَرۡتَ بِالَّذِیۡ خَلَقَکَ مِنۡ تُرَابٍ ثُمَّ  مِنۡ  نُّطۡفَۃٍ   ثُمَّ  سَوّٰىکَ  رَجُلًا  -- "Apakah engkau tidak percaya  kepada  Yang menciptakan engkau dari tanah, kemudian dari air mani, lalu menyempurnakan engkau menjadi seorang laki-laki? لٰکِنَّا۠ ہُوَ اللّٰہُ  رَبِّیۡ وَ لَاۤ  اُشۡرِکُ بِرَبِّیۡۤ اَحَدًا  --    Tetapi  Dia-lah Allah Rabb-ku (Tuhan-ku), dan aku tidak akan mem­persekutukan seseorang pun dengan  Rabb-ku (Tuhan-ku).”    
         Sehubungan dengan ayat tersebut dalam Surah lain Allah Swt.  menjelaskan dalam bentuk nubuatan, firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿﴾  اِذَا  السَّمَآءُ  انۡفَطَرَتۡ ۙ﴿﴾  وَ  اِذَا الۡکَوَاکِبُ انۡتَثَرَتۡ ۙ﴿﴾  وَ  اِذَا الۡبِحَارُ فُجِّرَتۡ ﴿ۙ﴾  وَ  اِذَا الۡقُبُوۡرُ بُعۡثِرَتۡ ۙ﴿﴾  عَلِمَتۡ نَفۡسٌ مَّا قَدَّمَتۡ وَ اَخَّرَتۡ ؕ﴿﴾
Aku baca  dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.   Apabila langit terbelah,  dan apabila bintang-bintang jatuh  berserakan,  dan apabila lautan-lautan dialirkan,  dan apabila kuburan-kuburan dibongkar.  Setiap jiwa akan mengetahui  apa yang mereka dahulukan dan apa yang mereka tinggalkan di belakang.  (Al-Infithar [82:7-13).
      Surah Al-Infithar ini secara khusus mengupas keadaan ketika agama Kristen akan mencapai kemajuan besar dalam berbagai  bidang duniawi serta itikad-itikad Kristen: Trinitas, Isa anak Tuhan, dan penebusan dosa – akan sangat merajalela. Kepada merajalelanya ajaran-ajaran Kristen yang palsu itulah Al-Quran mengisyaratkan dengan kata-kata keras: “Hampir-hampir seluruh langit pecah oleh karenanya, dan bumi terbelah dan gunung-gunung rebah berkeping-keping, disebabkan mereka menyatakan bahwa Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai seorang anak” (QS.19:91-92).
    Ayat yang sedang dibahas ini   اِذَا  السَّمَآءُ  انۡفَطَرَتۡ  -- “Apabila langit terbelah” menunjuk kepada dua ayat tersebut dan mengandung arti bahwa pada saat itu kepercayaan-kepercayaan Kristen yang palsu itu akan menguasai dunia, dan sebagai akibatnya akan bangkit amarah Tuhan serta azab Ilahi akan menimpa dunia dalam berbagai bentuk.
  Berbicara dalam bahasa kiasan, ayat  وَ  اِذَا الۡکَوَاکِبُ انۡتَثَرَتۡ  --   “dan apabila bintang-bintang jatuh  berserakan  berarti bahwa di Akhir Zaman orang-orang yang memiliki ilmu dan tuntunan ruhani sejati akan hilang atau akan menjadi langka.
   Makna ayat  وَ  اِذَا الۡبِحَارُ فُجِّرَتۡ    -- “dan apabila lautan-lautan dialirkan”,  mengisyaratkan kepada kemajuan bangsa-bangsa Kristen dari barat dalam bidang iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi), sehingga mampu membuat kanal-kanal  yang menghubungkan dua lautan, dimana kapal-kapal laut harus melakukan perjalanan laut yang sangat jauh dan lama  yang  membutuhkan biaya yang sangat besar.
 Tetapi dengan dibuatnya terusan Suez dan terusan Panama, pada masa itu lautan-lautan raya dan samudera-samudera besar  dibuat mengalir dan berhubungan satu sama lain dengan perantaraan terusan-terusan; atau teluk-teluknya akan digali menjadi lebar sehingga kapal-kapal besar – baik kapal-kapal  dagang mau pun kapal-kapal  perang  -- dapat keluar masuk ke sana. Dengan demikian isyarat ayat  وَ  اِذَا الۡبِحَارُ فُجِّرَتۡ    -- “dan apabila lautan-lautan dialirkan dapat pula tertuju kepada penggalian Terusan Panama dan Terusan Suez.
     Makna ayat selanjutnya  وَ  اِذَا الۡقُبُوۡرُ بُعۡثِرَتۡ ۙ    -- “dan apabila kuburan-kuburan dibongkar.  Di Akhir Zaman kuburan-kuburan akan digali seperti telah terjadi dengan kuburan-kuburan raja-raja Mesir purba; atau ayat ini dapat berarti bahwa kota-kota dan tugu-tugu peringatan kaum-kaum purbakala yang telah terpendam dan telah lama dilupakan akan digali kembali.

Nubuatan Mengenai Kesadaran  Para Penganut Agama Kristen yang Keliru & Celaan Keras Allah Swt. Terhadap Ajaran Kristen

     Dalam ayat عَلِمَتۡ نَفۡسٌ مَّا قَدَّمَتۡ وَ اَخَّرَتۡ   -- “Setiap jiwa akan mengetahui  apa yang mereka dahulukan dan apa yang mereka tinggalkan di belakang  bersama-sama beberapa ayat berikutnya, sapaan itu ditujukan kepada para tokoh dan penganjur ajaran Kristen yang keliru itu. Mereka akhirnya akan menyadari  mengenai  kekejian dan keburukan ajaran palsu mereka itu, sebagaimana firman-Nya:
وَ قَالُوا  اتَّخَذَ  الرَّحۡمٰنُ  وَلَدًا ﴿ؕ﴾  لَقَدۡ  جِئۡتُمۡ  شَیۡئًا  اِدًّا ﴿ۙ﴾  تَکَادُ السَّمٰوٰتُ یَتَفَطَّرۡنَ مِنۡہُ وَ تَنۡشَقُّ الۡاَرۡضُ وَ تَخِرُّ الۡجِبَالُ ہَدًّا ﴿ۙ﴾  اَنۡ  دَعَوۡا  لِلرَّحۡمٰنِ  وَلَدًا ﴿ۚ﴾  وَ مَا یَنۡۢبَغِیۡ لِلرَّحۡمٰنِ اَنۡ  یَّتَّخِذَ  وَلَدًا ﴿ؕ﴾  اِنۡ کُلُّ مَنۡ فِی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ  اِلَّاۤ اٰتِی  الرَّحۡمٰنِ  عَبۡدًا ﴿ؕ﴾  لَقَدۡ  اَحۡصٰہُمۡ  وَ عَدَّہُمۡ  عَدًّا ﴿ؕ﴾  وَ  کُلُّہُمۡ  اٰتِیۡہِ  یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ   فَرۡدًا ﴿﴾
Dan mereka  berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah telah meng­ambil seorang anak laki-laki."   Sungguh  kamu benar-benar telah mengucapkan sesuatu  yang  sa-ngat mengerikan.   Hampir-hampir seluruh langit pecah   karenanya, bumi terbelah, dan gunung­-gunung runtuh berkeping-keping, karena mereka menyatakan bagi Tuhan Yang Maha Pemurah punya  anak laki-laki.   Padahal sekali-kali tidak layak bagi Tuhan Yang  Maha Pemurah  mengambil seorang anak laki-laki.    Tidak  ada seorang pun di se­luruh  langit dan bumi melainkan ia akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai hamba.  Sungguh Dia benar-benar  mengetahui jumlah  mereka dan meng-hitung mereka dengan   menyeluruh.  Dan setiap mereka akan datang kepada-Nya pada Hari Kiamat sendiri-sendiri. (Maryam [19]:89-95).
   Paham bahwa Yesus anak Allah itu begitu mengerikan, sehingga seluruh langit, bumi, dan gunung-gunung dapat hancur berkeping-keping dan rebah ke tanah karena kejinya kepercayaan itu. Kepercayaan dusta itu sangat menjijikkan wujud­-wujud samawi (as-samawat) oleh karena berlawanan dengan Sifat-sifat Ilahi   -- terutama Al-Ahad dan Ash-Shamad  (QS.112:1-5)  -- dan bertentangan dengan segala yang wujud-wujud samawi itu bela dan muliakan.
Kepercayaan dusta  ini menjijikkan manusia yang mendiami bumi (al-ardh) sebab hal ini bertentangan dengan tuntutan fitrat serta kecerdasan otak manusia sejati, dan akal manusia menolak dengan perasaan kecewa terhadap paham demikian itu.
   Orang-orang yang memiliki cita-cita tinggi dan mulia seperti para nabi Allah dan para pilihan Tuhan (al-jibal)   juga   menolak dan menentangnya,  sebab anggapan bahwa  manusia memerlukan pengurbanan orang lain (Yesus) sebagai “penebusan dosa” untuk memperoleh keselamatan dan mencapai tingkat akhlak tinggi  adalah bertentangan dengan pengalaman ruhani mereka sendiri.
  Surah Maryam ini berisikan pencelaan yang paling keras dan lugas terhadap 'itikad-'itikad Kristen, terutama kepercayaan mereka yang pokok bahwa Yesus anak Allah, satu kepercayaan yang darinya terbit semua 'itikad dusta lainnya; tekanan istimewa telah diberikan kepada penolakan dan pencelaan terhadap kepercayaan ini.
 Perlu mendapat perhatian khusus bahwa sifat Ar-Rahmān (Maha pemurah) telah berulang-ulang disinggung dalam Surah Maryam  ini — sifat Ilahi itu telah disebutkan sebanyak 16 kali, karena 'itikad Kristen yang pokok ialah pengakuan kepada Yesus sebagai anak Allah dan akibat-akibatnya yaitu 'itikad penebusan dosa mengandung arti penolakan terhadap sifat Ar-Rahmān (Maha Pemurah) Allah Swt., dan karena pokok pembahasan utama Surah Maryam  adalah  pembantahan terhadap ‘itikad ini maka sudah seharusnya Sifat-sifat Ilahi (Ar-Rahmān) itu disebut dengan berulang-ulang.
   'Itikad penebusan dosa yang mengandung arti atau tuduhan keji  dan jahil bahwa Allah Swt.  tidak dapat mengampuni dosa-dosa manusia, padahal sifat Ar-Rahmān (Maha Pemurah) menghendaki bahwa Dia dapat dan memang sering mengampuni mereka, itulah sebabnya sifat Ar-Rahmān berulang kah disebut dalam Surah Maryam  ini.
  Tuhan Yang bersifat Rahmān (Maha Pemurah) itu tidak memerlukan anak untuk menolong-Nya atau menggantikan-Nya, sebab Dia adalah Pemilik seluruh langit dan bumi serta kerajaan-Nya meliputi seluruh alam, dan juga karena semua orang adalah hamba-Nya, dan Yesus  pun adalah salah seorang dari antara mereka – bukan anak Tuhan apalagi sebagai Tuhan  -- Subhanallāh, na’ūdzubillāhi min dzālik.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,  1 Juni    2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar