Jumat, 12 Juni 2015

Berbagai Macam Keburukan yang Dilakukan di Kalangan Bani Israil Mengundang "Kemurkaan" Allah Swt. serta Kutukan Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ



Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt


Bab 74

 Berbagai Macam Keburukan yang Dilakukan di Kalangan Bani Israil Mengundang Kemurkaan Allah Swt. serta Kutukan Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
 
 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dibahas  mengenai   firman Allah Swt. kepada Bani Israil untuk mengingatkan ketidak-bersyukuran mereka kepada Allah Swt. – sebagai nubuatan dan  peringatan – bagi umat Islam (Bani Isma’il):
یٰبَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ اذۡکُرُوۡا نِعۡمَتِیَ الَّتِیۡۤ اَنۡعَمۡتُ عَلَیۡکُمۡ وَ اَوۡفُوۡا بِعَہۡدِیۡۤ اُوۡفِ بِعَہۡدِکُمۡ ۚ وَ اِیَّایَ فَارۡہَبُوۡنِ ﴿﴾ وَ اٰمِنُوۡا بِمَاۤ اَنۡزَلۡتُ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَکُمۡ وَ لَا تَکُوۡنُوۡۤا اَوَّلَ کَافِرٍۭ بِہٖ ۪ وَ لَا تَشۡتَرُوۡا بِاٰیٰتِیۡ ثَمَنًا قَلِیۡلًا ۫ وَّ اِیَّایَ فَاتَّقُوۡنِ ﴿﴾ وَ لَا تَلۡبِسُوا الۡحَقَّ بِالۡبَاطِلِ وَ تَکۡتُمُوا الۡحَقَّ وَ اَنۡتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾ 
Hai Bani Israil,  ingatlah  nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepada kamu dan penuhilah janji kamu  kepada-Ku, niscaya Aku penuhi pula janji-Ku kepadamu,   dan hanya Aku-lah yang harus kamu takuti.   Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan   menggenapi  apa yang ada padamu, dan janganlah kamu menjadi orang-orang  yang pertama-tama kafir terhadapnya, dan janganlah kamu menjual Ayat-ayat-Ku dengan harga murah  dan hanya kepada Aku-lah kamu bertakwa.  Dan janganlah kamu  mencampuradukkan yang haq dengan yang batil, dan jangan pula kamu menyembunyikan yang haq itu padahal kamu mengetahui.  (Al-Baqarah [2]:41-43).

Makna Kata  Mushaddiq
          Kata  mushaddiq dalam ayat وَ اٰمِنُوۡا بِمَاۤ اَنۡزَلۡتُ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَکُمۡ  -- “dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan   menggenapi  apa yang ada padamu,” diserap dari shaddaqa, yang berarti: ia menganggap atau menyatakan dia atau sesuatu itu benar (Lexicon Lane).
         Jika kata itu dipakai dalam arti “menganggap hal itu benar” maka kata itu tidak diikuti oleh kata perangkai, atau hanya diikuti oleh kata perangkai ba’. Tetapi jika dipakai arti “menggenapi” seperti pada ayat ini, kata itu diikuti oleh kata perangkai lam (QS.2:92 dan QS.35:32). Dengan demikian  di sini kata itu berarti “menggenapi” dan bukan “mengukuhkan” atau “menyatakan benar.” Sebab Al-Quran menggenapi nubuatan-nubuatan yang termaktub dalam Kitab-kitab Suci terdahulu, mengenai kedatangan seorang Nabi Pembawa Syariat dan Kitab Suci terakhir dan tersempurna (QS.5:4) untuk seluruh dunia (QS.7:159; QS.21:108; QS.25:2;  QS.34:29).
      Kapan saja Al-Quran menyatakan dirinya sebagai mushaddiq Kitab-kitab Suci sebelumnya, Al-Quran tidak membenarkan ajaran Kitab-kitab Suci itu, melainkan Al-Quran menyebutkan datang sebagai  menggenapi nubuatan-nubuatan Kitab-kitab Suci itu. Meskipun demikian Al-Quran mengakui semua Kitab Wahyu yang sebelumnya  berasal dari Allah Swt.,  tetapi Al-Quran tidak menganggap bahwa  semua ajaran itu sekarang benar dalam keseluruhannya, sebab bagian-bagiannya telah diubah  (QS.2:76-80 & 260; QS.3:79;  QS.4:47;  QS.5:14 & 42), dan banyak yang dimaksudkan hanya untuk masa tertentu, sekarang telah menjadi kuno, sehingga memerlukan penyempurnaan dengan kedatangan Al-Quran   dan Nabi Besar Muhammad saw. (QS.2:107; QS.5:14-17).

Orang-orang Munafik di Kalangan Kaum Yahudi

    Dalam ayat selanjutnya:  وَ لَا تَلۡبِسُوا الۡحَقَّ بِالۡبَاطِلِ  -- Dan janganlah kamu mencampuradukkan yang haq dengan yang batilوَ تَکۡتُمُوا الۡحَقَّ وَ اَنۡتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ   -- dan jangan pula kamu menyembunyikan yang haq itu padahal kamu mengetahui”  dalam ayat ini  orang-orang Yahudi dilarang:
      (1) mencampuradukkan haq dan batil dengan menukil ayat-ayat Kitab Suci mereka lalu memberi kepadanya penafsiran-penafsiran yang salah;  
        (2) menghilangkan atau menyembunyikan haq, yaitu  menghapus nubuatan-nubuatan dalam Kitab-kitab Suci mereka yang mengisyaratkan kepada Nabi Besar Muhammad saw.  sebagai nabi yang seperti Musa (Ulangan 18:18;  QS.46:11; QS.73:16) atau  “Ia yang datang dalam nama Tuhan” (Matius 23:37-39) atau “Roh kebenaran” (Yohanes 16:12-13).
          Sehubungan berbagai  kebiasaan buruk di kalangan Bani Israil seperti itu, dalam ayat-ayat   lainnya Allah Swt. berfirman kepada umat Islam:
اَفَتَطۡمَعُوۡنَ اَنۡ یُّؤۡمِنُوۡا لَکُمۡ وَ قَدۡ کَانَ فَرِیۡقٌ مِّنۡہُمۡ یَسۡمَعُوۡنَ کَلٰمَ اللّٰہِ ثُمَّ یُحَرِّفُوۡنَہٗ مِنۡۢ بَعۡدِ مَا عَقَلُوۡہُ وَ ہُمۡ یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾  وَ اِذَا لَقُوا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا قَالُوۡۤا اٰمَنَّا   ۚۖ وَ اِذَا خَلَا بَعۡضُہُمۡ  اِلٰی بَعۡضٍ قَالُوۡۤا اَتُحَدِّثُوۡنَہُمۡ بِمَا فَتَحَ اللّٰہُ عَلَیۡکُمۡ لِیُحَآجُّوۡکُمۡ بِہٖ عِنۡدَ رَبِّکُمۡ ؕ اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ ﴿﴾ اَ وَ لَا یَعۡلَمُوۡنَ اَنَّ اللّٰہَ یَعۡلَمُ مَا یُسِرُّوۡنَ وَ مَا یُعۡلِنُوۡنَ ﴿﴾
Apakah kamu mengharapkan bahwa mereka akan percaya kepada kamu, وَ قَدۡ کَانَ فَرِیۡقٌ مِّنۡہُمۡ یَسۡمَعُوۡنَ کَلٰمَ اللّٰہِ ثُمَّ یُحَرِّفُوۡنَہٗ مِنۡۢ بَعۡدِ مَا عَقَلُوۡہُ وَ ہُمۡ یَعۡلَمُوۡنَ  -- padahal sungguh senantiasa ada satu golongan di antara mereka yang mendengar firman Allah lalu mereka  menyimpangkan maknanya sesudah memahaminya, padahal mereka mengetahui?    وَ اِذَا لَقُوا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا قَالُوۡۤا اٰمَنَّا   -- Dan  apabila mereka bertemu dengan orang-orang beriman mereka berkata: “Kami pun telah beriman",  وَ اِذَا خَلَا بَعۡضُہُمۡ  اِلٰی بَعۡضٍ  -- tetapi apabila mereka bertemu satu sama lain,  قَالُوۡۤا اَتُحَدِّثُوۡنَہُمۡ بِمَا فَتَحَ اللّٰہُ عَلَیۡکُمۡ لِیُحَآجُّوۡکُمۡ بِہٖ عِنۡدَ رَبِّکُمۡ  -- mereka berkata: “Apakah kamu menceritakan kepada mereka  tentang apa yang telah dibukakan Allsh kepada kamu, sehingga  dengan itu nanti mereka dapat membantah kamu di hadapan Rabb (Tuhan) kamu,   اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ -- tidakkah kamu mengerti?”  اَ وَ لَا یَعۡلَمُوۡنَ اَنَّ اللّٰہَ یَعۡلَمُ مَا یُسِرُّوۡنَ وَ مَا یُعۡلِنُوۡنَ   -- Apakah mereka tidak mengetahui bahwa sesungguhnya  Allah mengetahui apa pun yang mereka sembunyikan dan apa  pun yang mereka nyatakan? (Al-Baqarah [2]:76-78).
        Ayat ini menyebut satu golongan Yahudi lain yang senantiasa berbuat mu-nafik. Bila mereka berbaur dengan orang-orang Islam mereka mengiya-iyakan saja karena tujuan-tujuan duniawi dengan membenarkan nubuatan-nubuatan dalam Kitab-kitab mereka mengenai  Nabi Besar Muhammad saw..
     Tetapi bila mereka itu berbaur dengan kaumnya sendiri, anggauta-anggauta masyarakat lainnya biasanya menyesali mereka, karena mereka memberi penerangan kepada kaum Muslim  mengenai apa-apa yang telah diwahyukan Allah Swt.  kepada mereka, yaitu yang membuat kaum Muslimin mengetahui nubuatan-nubuatan mengenai Nabi Besar Muhammad saw.  yang terdapat dalam Kitab-kitab suci mereka sendiri, firman-Nya:
اَلَّذِیۡنَ اٰتَیۡنٰہُمُ الۡکِتٰبَ یَعۡرِفُوۡنَہٗ کَمَا یَعۡرِفُوۡنَ اَبۡنَآءَہُمۡ ؕ وَ اِنَّ فَرِیۡقًا مِّنۡہُمۡ لَیَکۡتُمُوۡنَ الۡحَقَّ وَ ہُمۡ یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾ؔ اَلۡحَقُّ  مِنۡ رَّبِّکَ فَلَا تَکُوۡنَنَّ مِنَ الۡمُمۡتَرِیۡنَ ﴿﴾٪
Orang-orang yang telah Kami beri kitab  mereka mengenalnya  sebagaimana mereka mengenal    anak-anaknya, dan sesungguhnya segolongan dari mereka benar-benar  menyembunyikan kebenaran padahal mereka mengetahui. اَلۡحَقُّ  مِنۡ رَّبِّکَ فَلَا تَکُوۡنَنَّ مِنَ الۡمُمۡتَرِیۡنَ  --  Kebenaran ini dari Rabb ( Tuhan) engkau, maka janganlah engkau termasuk orang-orang yang ragu  (Al-Baqarah [2]:147-148).

Mendapat Kemurkaan  dan Laknat Allah Swt.

        Jadi, jangankan akan  beriman kepada  kerasulan Nabi Besar Muhammad saw.      yang berasal dari Bani Isma’il, bahkan terhadap para rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan Bani Israil sendiri pun kebanyakan mereka mendustakan dan menentangnya, bahkan mereka berusaha untuk membunuh  para rasul Allah tersebut, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ اٰتَیۡنَا مُوۡسَی الۡکِتٰبَ وَ قَفَّیۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ بِالرُّسُلِ ۫ وَ اٰتَیۡنَا عِیۡسَی ابۡنَ مَرۡیَمَ الۡبَیِّنٰتِ وَ اَیَّدۡنٰہُ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِ ؕ اَفَکُلَّمَا جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌۢ بِمَا لَا تَہۡوٰۤی اَنۡفُسُکُمُ اسۡتَکۡبَرۡتُمۡ ۚ  فَفَرِیۡقًا کَذَّبۡتُمۡ  ۫ وَ فَرِیۡقًا تَقۡتُلُوۡنَ ﴿﴾ وَ قَالُوۡا قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ ؕ بَلۡ لَّعَنَہُمُ اللّٰہُ بِکُفۡرِہِمۡ  فَقَلِیۡلًا مَّا یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَمَّا جَآءَہُمۡ کِتٰبٌ مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰہِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَہُمۡ  ۙ وَ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ یَسۡتَفۡتِحُوۡنَ عَلَی الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ۚۖ فَلَمَّا جَآءَہُمۡ مَّا عَرَفُوۡا کَفَرُوۡا بِہٖ ۫ فَلَعۡنَۃُ اللّٰہِ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾ بِئۡسَمَا اشۡتَرَوۡا بِہٖۤ اَنۡفُسَہُمۡ  اَنۡ یَّکۡفُرُوۡا بِمَاۤ  اَنۡزَلَ اللّٰہُ  بَغۡیًا اَنۡ یُّنَزِّلَ اللّٰہُ مِنۡ فَضۡلِہٖ عَلٰی مَنۡ یَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِہٖ ۚ فَبَآءُوۡ بِغَضَبٍ عَلٰی غَضَبٍ ؕ وَ  لِلۡکٰفِرِیۡنَ عَذَابٌ مُّہِیۡنٌ ﴿﴾ 
Dan  sungguh   Kami benar-benar telah  berikan Alkitab kepada Musa dan Kami  mengikutkan rasul-rasul di belakangnyadan  Kami  berikan kepada Isa Ibnu Maryam Tanda-tanda yang nyata, dan juga Kami memperkuatnya dengan  Ruhulqudusؕ اَفَکُلَّمَا جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌۢ بِمَا لَا تَہۡوٰۤی اَنۡفُسُکُمُ اسۡتَکۡبَرۡتُمۡ --     Maka apakah patut setiap datang kepada kamu seorang rasul dengan membawa apa yang tidak disukai oleh dirimu  kamu berlaku takabur, فَفَرِیۡقًا کَذَّبۡتُمۡ  ۫ وَ فَرِیۡقًا تَقۡتُلُوۡنَ   -- lalu  sebagian kamu dustakan dan sebagian lainnya kamu bunuh? وَ قَالُوۡا قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ --  Dan mereka berkata:  Hati kami tertutup.” بَلۡ لَّعَنَہُمُ اللّٰہُ بِکُفۡرِہِمۡ  فَقَلِیۡلًا مَّا یُؤۡمِنُوۡنَ --  Tidak demikian,  bahkan Allah telah mengutuk mereka karena kekafiran mereka  maka sedikit sekali apa yang mereka imani.  وَ لَمَّا جَآءَہُمۡ کِتٰبٌ مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰہِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَہُمۡ    -- Dan tatkala datang kepada mereka sebuah Kitab yakni  Al-Quran dari Allah  menggenapi apa yang ada pada mereka, وَ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ یَسۡتَفۡتِحُوۡنَ عَلَی الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا  --  sedangkan sebelum itu mereka senantiasa memohon kemenangan  atas orang-orang kafir,  فَلَمَّا جَآءَہُمۡ مَّا عَرَفُوۡا کَفَرُوۡا بِہٖ   -- tetapi tatkala  datang kepada mereka  apa yang mereka  kenali itu lalu mereka kafir  kepadanya  فَلَعۡنَۃُ اللّٰہِ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ  -- maka laknat Allah atas orang-orang kafir.  بِئۡسَمَا اشۡتَرَوۡا بِہٖۤ اَنۡفُسَہُمۡ  اَنۡ یَّکۡفُرُوۡا بِمَاۤ  اَنۡزَلَ اللّٰہُ  --  Sangat buruk hal yang  dengan itu mereka telah menjual dirinya     yakni  mereka  kafir  kepada apa yang diturunkan Allah,  بَغۡیًا اَنۡ یُّنَزِّلَ اللّٰہُ مِنۡ فَضۡلِہٖ عَلٰی مَنۡ یَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِہٖ   -- karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, فَبَآءُوۡ بِغَضَبٍ عَلٰی غَضَبٍ  --  lalu   mereka ditimpa kemurkaan demi kemurkaan, وَ  لِلۡکٰفِرِیۡنَ عَذَابٌ مُّہِیۡنٌ  -- dan bagi orang-orang kafir ada azab yang menghinakan  (Al-Baqarah [2]:88-91).

Tafsir Kata Maghdhūb (Yang Dimurkai) Dalam Surah Al-Fatihah  &  “12 Pemimpin” Bani Israil

         Ayat بِئۡسَمَا اشۡتَرَوۡا بِہٖۤ اَنۡفُسَہُمۡ  اَنۡ یَّکۡفُرُوۡا بِمَاۤ  اَنۡزَلَ اللّٰہُ  --  Sangat buruk hal yang  dengan itu mereka telah menjual dirinya    yakni  mereka  kafir  kepada apa yang diturunkan Allah,  بَغۡیًا اَنۡ یُّنَزِّلَ اللّٰہُ مِنۡ فَضۡلِہٖ عَلٰی مَنۡ یَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِہٖ   -- karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, فَبَآءُوۡ بِغَضَبٍ عَلٰی غَضَبٍ  --  lalu   mereka ditimpa kemurkaan demi kemurkaan, وَ  لِلۡکٰفِرِیۡنَ عَذَابٌ مُّہِیۡنٌ  -- dan bagi orang-orang kafir ada azab yang menghinakan”  (Al-Baqarah [2]:91), firman Allah Swt.  tersebut   merupakan penjelasan atau tafsir dari  kata maghdhūb  dalam ayat terakhir Surah Al-Fatihah:
اِہۡدِ نَا الصِّرَاطَ الۡمُسۡتَقِیۡمَ ۙ﴿۵﴾ صِرَاطَ الَّذِیۡنَ اَنۡعَمۡتَ عَلَیۡہِمۡ ۙ۬ غَیۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَیۡہِمۡ وَ لَا الضَّآلِّیۡنَ ٪﴿ ﴾
Bimbinglah kami  pada jalan yang lurus,   yaitu jalan  orang-orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka, غَیۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَیۡہِمۡ  --     bukan jalan mereka  yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka  yang sesat.  (Al-Fatihah [1]:6-7).
          Para rasul Allah yang diutus setelah Nabi Musa a.s. dalam ayat:   وَ لَقَدۡ اٰتَیۡنَا مُوۡسَی الۡکِتٰبَ وَ قَفَّیۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ بِالرُّسُلِ ۫ وَ اٰتَیۡنَا عِیۡسَی ابۡنَ مَرۡیَمَ الۡبَیِّنٰتِ وَ اَیَّدۡنٰہُ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِ  -- Dan  sungguh   Kami benar-benar telah  berikan Alkitab kepada Musa dan Kami  mengikutkan rasul-rasul di belakangnyadan  Kami  berikan kepada Isa Ibnu Maryam Tanda-tanda yang nyata, dan juga Kami memperkuatnya dengan  Ruhulqudus. (Al-Baqarah ayat 88), disebut  “12 pemimpin” dalam firman-Nya berikut ini: 
وَ لَقَدۡ اَخَذَ اللّٰہُ مِیۡثَاقَ بَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ ۚ وَ بَعَثۡنَا مِنۡہُمُ اثۡنَیۡ عَشَرَ نَقِیۡبًا ؕ وَ قَالَ اللّٰہُ  اِنِّیۡ مَعَکُمۡ ؕ لَئِنۡ اَقَمۡتُمُ الصَّلٰوۃَ وَ اٰتَیۡتُمُ الزَّکٰوۃَ  وَ اٰمَنۡتُمۡ بِرُسُلِیۡ وَ عَزَّرۡتُمُوۡہُمۡ وَ اَقۡرَضۡتُمُ اللّٰہَ قَرۡضًا حَسَنًا لَّاُکَفِّرَنَّ عَنۡکُمۡ سَیِّاٰتِکُمۡ وَ لَاُدۡخِلَنَّکُمۡ جَنّٰتٍ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ ۚ فَمَنۡ کَفَرَ بَعۡدَ ذٰلِکَ مِنۡکُمۡ  فَقَدۡ ضَلَّ سَوَآءَ  السَّبِیۡلِ ﴿﴾  فَبِمَا نَقۡضِہِمۡ مِّیۡثَاقَہُمۡ لَعَنّٰہُمۡ وَ جَعَلۡنَا قُلُوۡبَہُمۡ قٰسِیَۃً ۚ یُحَرِّفُوۡنَ الۡکَلِمَ عَنۡ مَّوَاضِعِہٖ ۙ وَ نَسُوۡا حَظًّا مِّمَّا ذُکِّرُوۡا بِہٖ ۚ وَ لَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلٰی خَآئِنَۃٍ مِّنۡہُمۡ اِلَّا قَلِیۡلًا مِّنۡہُمۡ فَاعۡفُ عَنۡہُمۡ وَ اصۡفَحۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ یُحِبُّ الۡمُحۡسِنِیۡنَ ﴿﴾  وَ مِنَ الَّذِیۡنَ قَالُوۡۤا اِنَّا نَصٰرٰۤی اَخَذۡنَا مِیۡثَاقَہُمۡ فَنَسُوۡا حَظًّا مِّمَّا ذُکِّرُوۡا بِہٖ ۪ فَاَغۡرَیۡنَا بَیۡنَہُمُ الۡعَدَاوَۃَ وَ الۡبَغۡضَآءَ اِلٰی یَوۡمِ الۡقِیٰمَۃِ ؕ وَ سَوۡفَ یُنَبِّئُہُمُ اللّٰہُ  بِمَا  کَانُوۡا یَصۡنَعُوۡنَ ﴿﴾
Dan  sungguh   Allah benar-benar telah mengambil  janji  yang teguh dari Bani Israil, dan  Kami membangkitkan di antara mereka dua belas pemimpinوَ قَالَ اللّٰہُ  اِنِّیۡ مَعَکُمۡ ؕ لَئِنۡ اَقَمۡتُمُ الصَّلٰوۃَ وَ اٰتَیۡتُمُ الزَّکٰوۃَ  وَ اٰمَنۡتُمۡ بِرُسُلِیۡ وَ عَزَّرۡتُمُوۡہُمۡ وَ اَقۡرَضۡتُمُ اللّٰہَ قَرۡضًا حَسَنًا --       Dan Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku beserta kamu jika kamu dawam mendirikan shalat, membayar zakat, beriman kepada rasul-rasulKu, membantu mereka, dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,  لَّاُکَفِّرَنَّ عَنۡکُمۡ سَیِّاٰتِکُمۡ وَ لَاُدۡخِلَنَّکُمۡ جَنّٰتٍ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ  -- niscaya akan Kuhapuskan dari kamu keburukanmu, dan niscaya akan   Kumasukkan kamu ke dalam kebun-kebun yang di bawahnya me-ngalir sungai-sungai.  فَمَنۡ کَفَرَ بَعۡدَ ذٰلِکَ مِنۡکُمۡ  فَقَدۡ ضَلَّ سَوَآءَ  السَّبِیۡلِ  -- Lalu  barangsiapa di antara kamu kafir  sesudah itu, maka  sungguh sesatlah ia dari jalan lurus.” فَبِمَا نَقۡضِہِمۡ مِّیۡثَاقَہُمۡ لَعَنّٰہُمۡ وَ جَعَلۡنَا قُلُوۡبَہُمۡ قٰسِیَۃً ۚ یُحَرِّفُوۡنَ الۡکَلِمَ عَنۡ مَّوَاضِعِہٖ ۙ وَ نَسُوۡا حَظًّا مِّمَّا ذُکِّرُوۡا بِہٖ   --    Tetapi karena  mereka melanggar janjinya maka Kami laknat mereka, dan Kami jadikan hati mereka semakin keras, mereka mengubah-ubah perkataan-perkataan dari tempat-tempatnya, dan mereka melupakan se-bagian dari apa yang dengannya mereka telah diperingatkan.  وَ لَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلٰی خَآئِنَۃٍ مِّنۡہُمۡ اِلَّا قَلِیۡلًا مِّنۡہُمۡ   -- Dan niscaya  engkau akan melihat pengkhianatan dari mereka, kecuali sedikit dari merekaفَاعۡفُ عَنۡہُمۡ وَ اصۡفَحۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ یُحِبُّ الۡمُحۡسِنِیۡنَ --  Maka maafkanlah mereka dan biarkanlah, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan.   وَ مِنَ الَّذِیۡنَ قَالُوۡۤا اِنَّا نَصٰرٰۤی اَخَذۡنَا مِیۡثَاقَہُمۡ فَنَسُوۡا حَظًّا مِّمَّا ذُکِّرُوۡا بِہٖ   -- Dan juga dari orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami orang-orang Nasrani”, Kami telah mengambil perjanjian dari mereka, tetapi mereka telah melupakan  bagian dari apa-apa yang dengannya mereka telah diperingatkan, فَاَغۡرَیۡنَا بَیۡنَہُمُ الۡعَدَاوَۃَ وَ الۡبَغۡضَآءَ اِلٰی یَوۡمِ الۡقِیٰمَۃِ --  maka Kami menimbulkan di antara mereka permu-suhan dan kebencian hingga Hari Kiamat.   وَ سَوۡفَ یُنَبِّئُہُمُ اللّٰہُ  بِمَا  کَانُوۡا یَصۡنَعُوۡنَ -- Dan  Allah segera  akan  mem-beritahu mereka mengenai apa yang senantiasa mereka kerjakan. (Al-Māidah [5]:13-15).
    Dengan kata “dua belas pemimpin” dimaksudkan dua belas nabi Bani Israil yang datang sesudah Nabi Musa a.s..   Menurut beberapa sumber yang dimaksud adalah keduabelas “penghulu” yang telah ditunjuk oleh Nabi Musa a.s.. (Bilangan 1:5-16; 43:3-15). Lihat juga ayat Al-Quran QS.2:61.

Kutukan Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.

        Ayat 14 mengandung gambaran yang tepat sekali tentang berbagai keburukan yang biasa dilakukan di kalangan kaum Yahudi”: melanggar janji,  memutar-balikkan (mensalah-tafsirkan) ayat-ayat Kitab suci mereka; melupakan  sebagian nasihat Allah Swt. kepada mereka;  dan melakukan  pengkhianatan, sehingga Allah Swt.  telah melaknat mereka, demikian juga halnya Nabi Daud a.s. dan Nabi  Isa Ibnu Maryam a.s.,  firman-Nya:
لُعِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡۢ بَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ عَلٰی لِسَانِ دَاوٗدَ  وَ عِیۡسَی ابۡنِ مَرۡیَمَ ؕ ذٰلِکَ بِمَا عَصَوۡا وَّ کَانُوۡا یَعۡتَدُوۡنَ ﴿﴾  کَانُوۡا لَا یَتَنَاہَوۡنَ عَنۡ مُّنۡکَرٍ فَعَلُوۡہُ ؕ لَبِئۡسَ مَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾  تَرٰی کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَہُمۡ اَنۡفُسُہُمۡ اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾  وَ لَوۡ کَانُوۡا یُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ النَّبِیِّ  وَ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ مَا اتَّخَذُوۡہُمۡ اَوۡلِیَآءَ وَ لٰکِنَّ  کَثِیۡرًا  مِّنۡہُمۡ  فٰسِقُوۡنَ ﴿﴾
Orang-orang  yang kafir  dari kalangan Bani Israil telah   dilaknat oleh lidah Daud dan Isa ibnu Maryam,  hal demikian itu karena mereka senantiasa durhaka dan melampaui batas. Mereka tidak pernah  saling mencegah dari kemungkaran yang di-kerjakannya, benar-benar sangat  buruk apa yang senantiasa  mereka kerjakan. Engkau melihat kebanyakan dari mereka menjadikan orang-orang kafir  sebagai  pelindung, dan benar-benar sangat buruk apa yang telah  mereka dahulukan  bagi diri mereka اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ  yaitu bahwa Allah  murka kepada mereka, dan di dalam azab inilah mereka akan kekal. وَ لَوۡ کَانُوۡا یُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ النَّبِیِّ  وَ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ  --    Dan seandainya   mereka beriman kepada Allah, dan kepada Nabi ini, dan kepada apa yang diturunkan kepada-nya, مَا اتَّخَذُوۡہُمۡ اَوۡلِیَآءَ وَ لٰکِنَّ  کَثِیۡرًا  مِّنۡہُمۡ  فٰسِقُوۡنَ  --  mereka sekali-kali  tidak akan mengambil  orang-orang itu sebagai pelindung-pelindungnya,  tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang fasiq  (Al-Māidah [5]:79-81).
        Dari antara semua nabi Bani Israil, Nabi Daud a.s.  dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. tergolong paling menderita di tangan orang-orang Yahudi. Penzaliman orang-orang Yahudi terhadap Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.   mencapai puncaknya, ketika beliau dipakukan pada  kayu salib (QS.4:158-159);  dan penderitaan serta kepapaan yang dialami oleh Nabi Daud a.s.  dari kaum yang tak mengenal terima kasih itu, tercermin di dalam Mazmurnya yang sangat merawankan hati. Dari lubuk hati yang penuh kepedihan, Nabi Daud a.s.  dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  mengutuk mereka.

Dua Kali Penghancuran Kota Yerusalem

       Kutukan Nabi Daud a.s.  mengakibatkan orang-orang Bani Israil dihukum oleh raja Nebukadnezar dari Babilonia, yang menghancurluluhkan Yerusalem dan membawa orang-orang Bani Israil sebagai tawanan pada tahun 556 sebelum Masehi (QS.17:5-6; QS.2:260), sedangkan akibat kutukan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. mereka ditimpa bencana dahsyat, karena Titus dari kerajaan Romawi yang menaklukkan Yerusalem dalam tahun ± 70 Masehi, membinasakan kota dan menodai rumah-ibadah dengan jalan menyembelih babi — binatang yang sangat dibenci oleh orang-orang Yahudi — di dalam rumah-ibadah itu (Matius 23:37-39 & Matius 24:15-22;  QS.17:7-9).
         Salah satu di antara dosa-dosa besar yang membangkitkan amarah (kemurkaan) Allah Swt. atas kaum Yahudi ialah, mereka tidak melarang satu sama lain  terhadap kejahatan yang begitu merajalela di tengah-tengah mereka (QS.5:80).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***

Pajajaran Anyar,  10  Juni    2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar