بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt
Bab 74
Berbagai Macam
Keburukan yang Dilakukan di Kalangan Bani Israil Mengundang Kemurkaan Allah Swt. serta Kutukan Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu
Maryam a.s.
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian
akhir Bab sebelumnya telah dibahas
mengenai firman Allah Swt. kepada Bani Israil untuk mengingatkan ketidak-bersyukuran
mereka kepada Allah Swt. – sebagai nubuatan
dan peringatan
– bagi umat Islam (Bani Isma’il):
یٰبَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ اذۡکُرُوۡا نِعۡمَتِیَ الَّتِیۡۤ
اَنۡعَمۡتُ عَلَیۡکُمۡ وَ اَوۡفُوۡا بِعَہۡدِیۡۤ اُوۡفِ بِعَہۡدِکُمۡ ۚ وَ
اِیَّایَ فَارۡہَبُوۡنِ ﴿﴾ وَ اٰمِنُوۡا بِمَاۤ اَنۡزَلۡتُ مُصَدِّقًا لِّمَا
مَعَکُمۡ وَ لَا تَکُوۡنُوۡۤا اَوَّلَ کَافِرٍۭ بِہٖ ۪ وَ لَا تَشۡتَرُوۡا
بِاٰیٰتِیۡ ثَمَنًا قَلِیۡلًا ۫ وَّ اِیَّایَ فَاتَّقُوۡنِ ﴿﴾ وَ لَا تَلۡبِسُوا الۡحَقَّ بِالۡبَاطِلِ
وَ تَکۡتُمُوا الۡحَقَّ وَ اَنۡتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾
Hai
Bani Israil, ingatlah nikmat-Ku
yang telah Aku anugerahkan kepada
kamu dan penuhilah janji kamu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi pula janji-Ku kepadamu,
dan hanya
Aku-lah yang harus kamu takuti. Dan berimanlah
kamu kepada apa yang telah Aku
turunkan menggenapi apa yang
ada padamu, dan janganlah kamu
menjadi orang-orang yang
pertama-tama kafir terhadapnya, dan janganlah kamu menjual Ayat-ayat-Ku dengan
harga murah dan hanya kepada Aku-lah kamu bertakwa. Dan janganlah
kamu mencampuradukkan
yang haq dengan yang batil, dan jangan
pula kamu menyembunyikan yang haq
itu padahal kamu mengetahui. (Al-Baqarah [2]:41-43).
Makna Kata Mushaddiq
Kata mushaddiq dalam ayat وَ اٰمِنُوۡا بِمَاۤ
اَنۡزَلۡتُ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَکُمۡ -- “dan berimanlah
kamu kepada apa yang telah Aku
turunkan menggenapi apa yang
ada padamu,” diserap dari shaddaqa, yang berarti: ia menganggap atau
menyatakan dia atau sesuatu itu benar (Lexicon
Lane).
Jika kata itu dipakai dalam arti “menganggap
hal itu benar” maka kata itu tidak diikuti oleh kata perangkai, atau hanya diikuti oleh kata perangkai ba’.
Tetapi jika dipakai arti “menggenapi”
seperti pada ayat ini, kata itu diikuti oleh kata perangkai lam (QS.2:92
dan QS.35:32). Dengan demikian di sini
kata itu berarti “menggenapi” dan
bukan “mengukuhkan” atau “menyatakan benar.” Sebab Al-Quran menggenapi
nubuatan-nubuatan yang termaktub
dalam Kitab-kitab Suci terdahulu,
mengenai kedatangan seorang Nabi Pembawa
Syariat dan Kitab Suci terakhir
dan tersempurna (QS.5:4) untuk seluruh dunia (QS.7:159; QS.21:108;
QS.25:2; QS.34:29).
Kapan saja Al-Quran menyatakan
dirinya sebagai mushaddiq Kitab-kitab Suci sebelumnya, Al-Quran tidak membenarkan
ajaran Kitab-kitab Suci itu,
melainkan Al-Quran menyebutkan datang sebagai menggenapi nubuatan-nubuatan Kitab-kitab Suci itu. Meskipun demikian Al-Quran
mengakui semua Kitab Wahyu yang
sebelumnya berasal dari Allah Swt.,
tetapi Al-Quran tidak
menganggap bahwa semua ajaran itu sekarang benar
dalam keseluruhannya, sebab bagian-bagiannya
telah diubah (QS.2:76-80 & 260; QS.3:79; QS.4:47;
QS.5:14 & 42), dan banyak yang dimaksudkan
hanya untuk masa tertentu, sekarang
telah menjadi kuno, sehingga
memerlukan penyempurnaan dengan
kedatangan Al-Quran dan Nabi
Besar Muhammad saw. (QS.2:107; QS.5:14-17).
Orang-orang Munafik di Kalangan Kaum Yahudi
Dalam
ayat selanjutnya: وَ لَا تَلۡبِسُوا
الۡحَقَّ بِالۡبَاطِلِ --
Dan janganlah kamu mencampuradukkan yang haq dengan yang batil, وَ تَکۡتُمُوا الۡحَقَّ وَ اَنۡتُمۡ
تَعۡلَمُوۡنَ --
dan jangan pula kamu
menyembunyikan yang haq itu padahal
kamu mengetahui” dalam ayat ini orang-orang
Yahudi dilarang:
(1) mencampuradukkan haq dan batil dengan
menukil ayat-ayat Kitab Suci mereka lalu memberi kepadanya penafsiran-penafsiran yang salah;
(2) menghilangkan atau menyembunyikan haq, yaitu menghapus
nubuatan-nubuatan dalam Kitab-kitab Suci mereka yang mengisyaratkan kepada Nabi Besar Muhammad saw. sebagai nabi
yang seperti Musa (Ulangan
18:18; QS.46:11; QS.73:16) atau “Ia
yang datang dalam nama Tuhan” (Matius 23:37-39) atau “Roh kebenaran” (Yohanes 16:12-13).
Sehubungan berbagai kebiasaan
buruk di kalangan Bani Israil
seperti itu, dalam ayat-ayat lainnya Allah Swt. berfirman kepada umat
Islam:
اَفَتَطۡمَعُوۡنَ اَنۡ یُّؤۡمِنُوۡا لَکُمۡ وَ
قَدۡ کَانَ فَرِیۡقٌ مِّنۡہُمۡ یَسۡمَعُوۡنَ کَلٰمَ اللّٰہِ
ثُمَّ یُحَرِّفُوۡنَہٗ مِنۡۢ بَعۡدِ مَا
عَقَلُوۡہُ وَ ہُمۡ یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾ وَ اِذَا لَقُوا
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا قَالُوۡۤا اٰمَنَّا ۚۖ وَ اِذَا خَلَا بَعۡضُہُمۡ اِلٰی بَعۡضٍ قَالُوۡۤا
اَتُحَدِّثُوۡنَہُمۡ بِمَا
فَتَحَ اللّٰہُ عَلَیۡکُمۡ لِیُحَآجُّوۡکُمۡ بِہٖ عِنۡدَ
رَبِّکُمۡ ؕ اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ ﴿﴾ اَ وَ لَا یَعۡلَمُوۡنَ اَنَّ
اللّٰہَ یَعۡلَمُ مَا
یُسِرُّوۡنَ وَ مَا یُعۡلِنُوۡنَ ﴿﴾
Apakah kamu mengharapkan bahwa mereka akan percaya
kepada kamu, وَ قَدۡ کَانَ فَرِیۡقٌ مِّنۡہُمۡ یَسۡمَعُوۡنَ کَلٰمَ اللّٰہِ
ثُمَّ یُحَرِّفُوۡنَہٗ مِنۡۢ بَعۡدِ مَا عَقَلُوۡہُ وَ ہُمۡ یَعۡلَمُوۡنَ -- padahal
sungguh senantiasa ada satu golongan
di antara mereka yang mendengar firman
Allah lalu mereka menyimpangkan maknanya sesudah memahaminya, padahal mereka mengetahui? وَ اِذَا لَقُوا
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا قَالُوۡۤا اٰمَنَّا -- Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang beriman mereka berkata: “Kami pun telah beriman", وَ اِذَا خَلَا بَعۡضُہُمۡ اِلٰی بَعۡضٍ -- tetapi
apabila mereka bertemu satu sama lain, قَالُوۡۤا
اَتُحَدِّثُوۡنَہُمۡ بِمَا فَتَحَ اللّٰہُ عَلَیۡکُمۡ لِیُحَآجُّوۡکُمۡ بِہٖ عِنۡدَ رَبِّکُمۡ -- mereka berkata: “Apakah kamu menceritakan kepada mereka tentang apa
yang telah dibukakan Allsh kepada kamu, sehingga dengan
itu nanti mereka dapat membantah kamu di hadapan Rabb (Tuhan) kamu, اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ -- tidakkah kamu mengerti?” اَ وَ لَا یَعۡلَمُوۡنَ اَنَّ
اللّٰہَ یَعۡلَمُ مَا یُسِرُّوۡنَ وَ مَا یُعۡلِنُوۡنَ -- Apakah
mereka tidak mengetahui bahwa
sesungguhnya Allah mengetahui apa pun yang mereka sembunyikan
dan apa
pun yang mereka nyatakan? (Al-Baqarah [2]:76-78).
Ayat ini menyebut satu golongan
Yahudi lain yang senantiasa berbuat mu-nafik.
Bila mereka berbaur dengan orang-orang
Islam mereka mengiya-iyakan saja
karena tujuan-tujuan duniawi dengan
membenarkan nubuatan-nubuatan dalam Kitab-kitab mereka mengenai Nabi Besar Muhammad saw..
Tetapi bila mereka itu berbaur dengan kaumnya
sendiri, anggauta-anggauta masyarakat lainnya biasanya menyesali mereka, karena mereka memberi penerangan kepada kaum Muslim mengenai apa-apa yang telah diwahyukan Allah Swt. kepada mereka, yaitu yang membuat kaum Muslimin mengetahui nubuatan-nubuatan mengenai Nabi Besar
Muhammad saw. yang terdapat
dalam Kitab-kitab suci mereka
sendiri, firman-Nya:
اَلَّذِیۡنَ
اٰتَیۡنٰہُمُ الۡکِتٰبَ یَعۡرِفُوۡنَہٗ کَمَا یَعۡرِفُوۡنَ اَبۡنَآءَہُمۡ ؕ وَ
اِنَّ فَرِیۡقًا مِّنۡہُمۡ لَیَکۡتُمُوۡنَ الۡحَقَّ وَ ہُمۡ یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾ؔ
اَلۡحَقُّ مِنۡ رَّبِّکَ فَلَا
تَکُوۡنَنَّ مِنَ الۡمُمۡتَرِیۡنَ ﴿﴾٪
Orang-orang
yang telah Kami beri kitab mereka mengenalnya sebagaimana mereka mengenal anak-anaknya,
dan sesungguhnya segolongan dari mereka
benar-benar menyembunyikan
kebenaran padahal mereka mengetahui.
اَلۡحَقُّ
مِنۡ رَّبِّکَ فَلَا تَکُوۡنَنَّ مِنَ الۡمُمۡتَرِیۡنَ -- Kebenaran
ini dari Rabb ( Tuhan) engkau, maka
janganlah engkau termasuk orang-orang yang ragu (Al-Baqarah [2]:147-148).
Mendapat Kemurkaan dan Laknat Allah Swt.
Jadi, jangankan akan beriman
kepada kerasulan Nabi Besar Muhammad saw. yang berasal dari Bani Isma’il, bahkan terhadap para rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan Bani Israil sendiri pun kebanyakan mereka mendustakan dan menentangnya,
bahkan mereka berusaha untuk membunuh para rasul
Allah tersebut, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ اٰتَیۡنَا
مُوۡسَی الۡکِتٰبَ وَ قَفَّیۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ بِالرُّسُلِ ۫ وَ اٰتَیۡنَا
عِیۡسَی ابۡنَ مَرۡیَمَ الۡبَیِّنٰتِ وَ اَیَّدۡنٰہُ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِ ؕ
اَفَکُلَّمَا جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌۢ بِمَا لَا تَہۡوٰۤی اَنۡفُسُکُمُ
اسۡتَکۡبَرۡتُمۡ ۚ فَفَرِیۡقًا
کَذَّبۡتُمۡ ۫ وَ فَرِیۡقًا تَقۡتُلُوۡنَ
﴿﴾ وَ قَالُوۡا قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ ؕ بَلۡ لَّعَنَہُمُ اللّٰہُ بِکُفۡرِہِمۡ فَقَلِیۡلًا مَّا یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَمَّا
جَآءَہُمۡ کِتٰبٌ مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰہِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَہُمۡ ۙ وَ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ یَسۡتَفۡتِحُوۡنَ
عَلَی الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ۚۖ فَلَمَّا جَآءَہُمۡ مَّا عَرَفُوۡا کَفَرُوۡا بِہٖ
۫ فَلَعۡنَۃُ اللّٰہِ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾ بِئۡسَمَا اشۡتَرَوۡا بِہٖۤ اَنۡفُسَہُمۡ اَنۡ یَّکۡفُرُوۡا بِمَاۤ اَنۡزَلَ اللّٰہُ بَغۡیًا اَنۡ یُّنَزِّلَ اللّٰہُ مِنۡ فَضۡلِہٖ
عَلٰی مَنۡ یَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِہٖ ۚ فَبَآءُوۡ بِغَضَبٍ
عَلٰی غَضَبٍ ؕ وَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ عَذَابٌ
مُّہِیۡنٌ ﴿﴾
Dan sungguh
Kami benar-benar telah berikan Alkitab kepada Musa dan Kami mengikutkan rasul-rasul di
belakangnya, dan Kami berikan kepada Isa Ibnu Maryam Tanda-tanda
yang nyata, dan juga Kami
memperkuatnya dengan Ruhulqudus. ؕ
اَفَکُلَّمَا جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌۢ بِمَا لَا تَہۡوٰۤی اَنۡفُسُکُمُ
اسۡتَکۡبَرۡتُمۡ -- Maka apakah patut setiap datang kepada kamu seorang rasul dengan membawa apa yang tidak disukai oleh dirimu kamu berlaku
takabur, فَفَرِیۡقًا کَذَّبۡتُمۡ ۫ وَ
فَرِیۡقًا تَقۡتُلُوۡنَ -- lalu sebagian
kamu dustakan dan sebagian lainnya
kamu bunuh? وَ قَالُوۡا قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ -- Dan mereka berkata: ”Hati kami tertutup.” بَلۡ
لَّعَنَہُمُ اللّٰہُ بِکُفۡرِہِمۡ
فَقَلِیۡلًا مَّا یُؤۡمِنُوۡنَ -- Tidak demikian, bahkan Allah
telah mengutuk mereka karena kekafiran
mereka maka sedikit sekali apa yang mereka imani. وَ لَمَّا
جَآءَہُمۡ کِتٰبٌ مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰہِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَہُمۡ -- Dan tatkala
datang kepada mereka sebuah Kitab yakni Al-Quran dari Allah menggenapi
apa yang ada pada mereka, وَ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ یَسۡتَفۡتِحُوۡنَ عَلَی الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا -- sedangkan sebelum
itu mereka senantiasa memohon kemenangan atas orang-orang
kafir, فَلَمَّا جَآءَہُمۡ مَّا عَرَفُوۡا کَفَرُوۡا بِہٖ -- tetapi tatkala datang kepada mereka apa
yang mereka kenali itu lalu mereka kafir kepadanya
فَلَعۡنَۃُ اللّٰہِ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ -- maka laknat Allah atas orang-orang kafir. بِئۡسَمَا اشۡتَرَوۡا بِہٖۤ اَنۡفُسَہُمۡ اَنۡ
یَّکۡفُرُوۡا بِمَاۤ اَنۡزَلَ اللّٰہُ -- Sangat buruk hal
yang dengan itu mereka telah menjual dirinya
yakni mereka kafir kepada apa yang diturunkan Allah, بَغۡیًا اَنۡ
یُّنَزِّلَ اللّٰہُ مِنۡ فَضۡلِہٖ عَلٰی مَنۡ یَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِہٖ -- karena dengki bahwa Allah
menurunkan karunia-Nya kepada siapa
yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, فَبَآءُوۡ بِغَضَبٍ عَلٰی غَضَبٍ -- lalu mereka
ditimpa kemurkaan demi kemurkaan,
وَ
لِلۡکٰفِرِیۡنَ عَذَابٌ مُّہِیۡنٌ -- dan bagi
orang-orang kafir ada azab yang menghinakan (Al-Baqarah [2]:88-91).
Tafsir Kata Maghdhūb (Yang Dimurkai) Dalam Surah Al-Fatihah & “12
Pemimpin” Bani Israil
Ayat بِئۡسَمَا
اشۡتَرَوۡا بِہٖۤ اَنۡفُسَہُمۡ اَنۡ یَّکۡفُرُوۡا بِمَاۤ اَنۡزَلَ اللّٰہُ -- Sangat buruk hal yang dengan itu mereka telah menjual dirinya yakni
mereka kafir
kepada apa yang diturunkan Allah, بَغۡیًا اَنۡ
یُّنَزِّلَ اللّٰہُ مِنۡ فَضۡلِہٖ عَلٰی مَنۡ یَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِہٖ -- karena dengki bahwa Allah
menurunkan karunia-Nya kepada siapa
yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, فَبَآءُوۡ بِغَضَبٍ عَلٰی غَضَبٍ -- lalu mereka
ditimpa kemurkaan demi kemurkaan,
وَ
لِلۡکٰفِرِیۡنَ عَذَابٌ مُّہِیۡنٌ -- dan bagi
orang-orang kafir ada azab yang menghinakan” (Al-Baqarah [2]:91), firman Allah
Swt. tersebut merupakan penjelasan
atau tafsir dari kata maghdhūb dalam ayat terakhir Surah Al-Fatihah:
اِہۡدِ نَا الصِّرَاطَ
الۡمُسۡتَقِیۡمَ ۙ﴿۵﴾ صِرَاطَ
الَّذِیۡنَ اَنۡعَمۡتَ عَلَیۡہِمۡ ۙ۬ غَیۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَیۡہِمۡ وَ لَا الضَّآلِّیۡنَ ٪﴿ ﴾
Bimbinglah kami pada jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang
yang telah Engkau beri nikmat atas mereka,
غَیۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَیۡہِمۡ -- bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang
sesat. (Al-Fatihah
[1]:6-7).
Para rasul Allah yang diutus setelah Nabi Musa a.s. dalam ayat: وَ لَقَدۡ اٰتَیۡنَا
مُوۡسَی الۡکِتٰبَ وَ قَفَّیۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ بِالرُّسُلِ ۫ وَ اٰتَیۡنَا
عِیۡسَی ابۡنَ مَرۡیَمَ الۡبَیِّنٰتِ وَ اَیَّدۡنٰہُ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِ -- Dan sungguh
Kami benar-benar telah berikan Alkitab kepada Musa dan Kami mengikutkan rasul-rasul di belakangnya, dan Kami berikan kepada Isa Ibnu Maryam Tanda-tanda
yang nyata, dan juga Kami
memperkuatnya dengan Ruhulqudus.
(Al-Baqarah
ayat 88), disebut “12 pemimpin” dalam firman-Nya berikut ini:
وَ لَقَدۡ
اَخَذَ اللّٰہُ مِیۡثَاقَ بَنِیۡۤ
اِسۡرَآءِیۡلَ ۚ وَ بَعَثۡنَا مِنۡہُمُ اثۡنَیۡ عَشَرَ نَقِیۡبًا ؕ وَ
قَالَ اللّٰہُ اِنِّیۡ مَعَکُمۡ ؕ لَئِنۡ
اَقَمۡتُمُ الصَّلٰوۃَ وَ اٰتَیۡتُمُ الزَّکٰوۃَ
وَ اٰمَنۡتُمۡ بِرُسُلِیۡ وَ عَزَّرۡتُمُوۡہُمۡ وَ اَقۡرَضۡتُمُ اللّٰہَ
قَرۡضًا حَسَنًا لَّاُکَفِّرَنَّ عَنۡکُمۡ سَیِّاٰتِکُمۡ وَ لَاُدۡخِلَنَّکُمۡ
جَنّٰتٍ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ ۚ فَمَنۡ کَفَرَ بَعۡدَ ذٰلِکَ
مِنۡکُمۡ فَقَدۡ ضَلَّ سَوَآءَ السَّبِیۡلِ ﴿﴾ فَبِمَا نَقۡضِہِمۡ مِّیۡثَاقَہُمۡ لَعَنّٰہُمۡ وَ
جَعَلۡنَا قُلُوۡبَہُمۡ قٰسِیَۃً ۚ یُحَرِّفُوۡنَ الۡکَلِمَ عَنۡ مَّوَاضِعِہٖ ۙ
وَ نَسُوۡا حَظًّا مِّمَّا ذُکِّرُوۡا بِہٖ ۚ وَ لَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلٰی
خَآئِنَۃٍ مِّنۡہُمۡ اِلَّا قَلِیۡلًا مِّنۡہُمۡ فَاعۡفُ عَنۡہُمۡ وَ اصۡفَحۡ ؕ
اِنَّ اللّٰہَ یُحِبُّ الۡمُحۡسِنِیۡنَ ﴿﴾ وَ مِنَ الَّذِیۡنَ قَالُوۡۤا اِنَّا نَصٰرٰۤی
اَخَذۡنَا مِیۡثَاقَہُمۡ فَنَسُوۡا حَظًّا مِّمَّا ذُکِّرُوۡا بِہٖ ۪
فَاَغۡرَیۡنَا بَیۡنَہُمُ الۡعَدَاوَۃَ وَ الۡبَغۡضَآءَ اِلٰی یَوۡمِ الۡقِیٰمَۃِ
ؕ وَ سَوۡفَ یُنَبِّئُہُمُ اللّٰہُ
بِمَا کَانُوۡا یَصۡنَعُوۡنَ ﴿﴾
Dan sungguh
Allah benar-benar telah mengambil janji yang teguh dari Bani Israil, dan Kami membangkitkan di antara mereka dua
belas pemimpin. وَ قَالَ
اللّٰہُ اِنِّیۡ مَعَکُمۡ ؕ لَئِنۡ
اَقَمۡتُمُ الصَّلٰوۃَ وَ اٰتَیۡتُمُ الزَّکٰوۃَ
وَ اٰمَنۡتُمۡ بِرُسُلِیۡ وَ عَزَّرۡتُمُوۡہُمۡ وَ اَقۡرَضۡتُمُ اللّٰہَ
قَرۡضًا حَسَنًا -- Dan
Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku
beserta kamu jika kamu dawam
mendirikan shalat, membayar zakat,
beriman kepada rasul-rasulKu, membantu mereka, dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,
لَّاُکَفِّرَنَّ عَنۡکُمۡ سَیِّاٰتِکُمۡ
وَ لَاُدۡخِلَنَّکُمۡ جَنّٰتٍ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ -- niscaya akan Kuhapuskan dari kamu keburukanmu, dan niscaya akan
Kumasukkan kamu
ke dalam kebun-kebun yang di
bawahnya me-ngalir sungai-sungai. فَمَنۡ کَفَرَ
بَعۡدَ ذٰلِکَ مِنۡکُمۡ فَقَدۡ ضَلَّ
سَوَآءَ السَّبِیۡلِ -- Lalu
barangsiapa di antara kamu kafir sesudah itu, maka sungguh
sesatlah ia dari jalan lurus.” فَبِمَا نَقۡضِہِمۡ مِّیۡثَاقَہُمۡ
لَعَنّٰہُمۡ وَ جَعَلۡنَا قُلُوۡبَہُمۡ قٰسِیَۃً ۚ یُحَرِّفُوۡنَ الۡکَلِمَ عَنۡ
مَّوَاضِعِہٖ ۙ وَ نَسُوۡا حَظًّا مِّمَّا ذُکِّرُوۡا بِہٖ -- Tetapi
karena mereka melanggar janjinya maka Kami
laknat mereka, dan Kami jadikan hati
mereka semakin keras, mereka mengubah-ubah
perkataan-perkataan dari tempat-tempatnya, dan mereka melupakan se-bagian dari apa yang dengannya mereka telah diperingatkan. وَ لَا تَزَالُ
تَطَّلِعُ عَلٰی خَآئِنَۃٍ مِّنۡہُمۡ اِلَّا قَلِیۡلًا مِّنۡہُمۡ -- Dan niscaya engkau
akan melihat pengkhianatan dari mereka, kecuali sedikit dari mereka. فَاعۡفُ عَنۡہُمۡ وَ
اصۡفَحۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ یُحِبُّ الۡمُحۡسِنِیۡنَ -- Maka maafkanlah mereka dan biarkanlah, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat
ihsan. وَ مِنَ الَّذِیۡنَ قَالُوۡۤا اِنَّا
نَصٰرٰۤی اَخَذۡنَا مِیۡثَاقَہُمۡ فَنَسُوۡا حَظًّا مِّمَّا ذُکِّرُوۡا بِہٖ -- Dan juga dari orang-orang yang
berkata: “Sesungguhnya kami
orang-orang Nasrani”, Kami telah mengambil perjanjian dari mereka,
tetapi mereka telah melupakan bagian dari apa-apa yang dengannya mereka telah diperingatkan, فَاَغۡرَیۡنَا
بَیۡنَہُمُ الۡعَدَاوَۃَ وَ الۡبَغۡضَآءَ اِلٰی یَوۡمِ الۡقِیٰمَۃِ -- maka Kami
menimbulkan di antara mereka permu-suhan dan kebencian hingga Hari Kiamat. وَ سَوۡفَ یُنَبِّئُہُمُ اللّٰہُ بِمَا
کَانُوۡا یَصۡنَعُوۡنَ -- Dan Allah segera akan
mem-beritahu mereka mengenai apa
yang senantiasa mereka kerjakan. (Al-Māidah [5]:13-15).
Dengan kata “dua belas
pemimpin” dimaksudkan dua belas nabi
Bani Israil yang datang sesudah Nabi Musa a.s.. Menurut beberapa sumber yang dimaksud
adalah keduabelas “penghulu” yang telah
ditunjuk oleh Nabi Musa a.s.. (Bilangan
1:5-16; 43:3-15). Lihat juga ayat Al-Quran QS.2:61.
Kutukan Nabi Daud a.s.
dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
Ayat 14 mengandung gambaran yang
tepat sekali tentang berbagai keburukan yang
biasa dilakukan di kalangan kaum Yahudi”: melanggar janji, memutar-balikkan (mensalah-tafsirkan)
ayat-ayat Kitab suci mereka; melupakan
sebagian nasihat Allah Swt.
kepada mereka; dan melakukan pengkhianatan,
sehingga Allah Swt. telah melaknat mereka, demikian juga halnya Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s., firman-Nya:
لُعِنَ
الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡۢ بَنِیۡۤ
اِسۡرَآءِیۡلَ عَلٰی لِسَانِ دَاوٗدَ
وَ عِیۡسَی ابۡنِ مَرۡیَمَ ؕ ذٰلِکَ بِمَا عَصَوۡا وَّ کَانُوۡا
یَعۡتَدُوۡنَ ﴿﴾ کَانُوۡا لَا یَتَنَاہَوۡنَ عَنۡ مُّنۡکَرٍ فَعَلُوۡہُ
ؕ لَبِئۡسَ مَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾ تَرٰی کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ الَّذِیۡنَ
کَفَرُوۡا ؕ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَہُمۡ اَنۡفُسُہُمۡ اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ
عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَوۡ کَانُوۡا یُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ
النَّبِیِّ وَ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ مَا
اتَّخَذُوۡہُمۡ اَوۡلِیَآءَ وَ لٰکِنَّ
کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ ﴿﴾
Orang-orang yang kafir dari
kalangan Bani Israil telah dilaknat
oleh lidah Daud dan Isa ibnu Maryam,
hal demikian itu karena mereka senantiasa durhaka dan melampaui
batas. Mereka tidak pernah saling mencegah dari kemungkaran yang di-kerjakannya, benar-benar sangat buruk apa yang
senantiasa mereka kerjakan. Engkau melihat kebanyakan dari mereka menjadikan orang-orang kafir sebagai
pelindung, dan benar-benar
sangat buruk apa yang telah mereka
dahulukan bagi diri mereka اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ
عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ yaitu bahwa Allah murka
kepada mereka, dan di dalam azab
inilah mereka akan kekal. وَ لَوۡ
کَانُوۡا یُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ النَّبِیِّ
وَ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ -- Dan
seandainya mereka beriman kepada Allah, dan
kepada Nabi ini, dan kepada apa yang diturunkan kepada-nya, مَا اتَّخَذُوۡہُمۡ اَوۡلِیَآءَ وَ لٰکِنَّ کَثِیۡرًا
مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ -- mereka sekali-kali tidak akan mengambil orang-orang itu sebagai pelindung-pelindungnya, tetapi kebanyakan
mereka adalah orang-orang fasiq (Al-Māidah [5]:79-81).
Dari antara semua nabi Bani Israil, Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. tergolong paling menderita di tangan orang-orang
Yahudi. Penzaliman orang-orang Yahudi terhadap Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. mencapai puncaknya, ketika beliau dipakukan pada kayu
salib (QS.4:158-159); dan penderitaan serta kepapaan yang dialami oleh Nabi
Daud a.s. dari kaum yang
tak mengenal terima kasih itu,
tercermin di dalam Mazmurnya yang sangat merawankan hati. Dari lubuk hati yang penuh kepedihan, Nabi
Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu
Maryam a.s. mengutuk mereka.
Dua Kali Penghancuran
Kota Yerusalem
Kutukan Nabi Daud
a.s. mengakibatkan
orang-orang Bani Israil dihukum oleh raja
Nebukadnezar dari Babilonia, yang
menghancurluluhkan Yerusalem dan membawa orang-orang Bani Israil sebagai
tawanan pada tahun 556 sebelum Masehi (QS.17:5-6; QS.2:260), sedangkan akibat kutukan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. mereka
ditimpa bencana dahsyat, karena Titus dari kerajaan Romawi yang
menaklukkan Yerusalem dalam tahun ±
70 Masehi, membinasakan kota dan menodai
rumah-ibadah dengan jalan menyembelih
babi — binatang yang sangat dibenci oleh orang-orang Yahudi — di dalam rumah-ibadah itu (Matius 23:37-39 & Matius
24:15-22; QS.17:7-9).
Salah satu di antara dosa-dosa besar yang membangkitkan amarah (kemurkaan) Allah Swt. atas kaum Yahudi ialah, mereka tidak melarang satu sama lain terhadap kejahatan
yang begitu merajalela di tengah-tengah mereka (QS.5:80).
(Bersambung)
Rujukan:
The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 10 Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar