بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt
Bab 75
Peringatan dan Nubuatan
Bagi Umat Islam Dalam
Dua Kali Peristiwa Penghukuman
Bani Israil
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian
akhir Bab sebelumnya telah dibahas ayat 14
dalam QS.5:13-15 mengenai gambaran yang tepat sekali tentang berbagai keburukan yang biasa dilakukan di
kalangan kaum Yahudi yaitu: melanggar janji, memutar-balikkan (mensalah-tafsirkan)
ayat-ayat Kitab suci mereka; melupakan
sebagian nasihat Allah Swt.
kepada mereka; dan melakukan pengkhianatan,
firman-Nya: فَبِمَا نَقۡضِہِمۡ مِّیۡثَاقَہُمۡ لَعَنّٰہُمۡ وَ جَعَلۡنَا قُلُوۡبَہُمۡ
قٰسِیَۃً ۚ یُحَرِّفُوۡنَ الۡکَلِمَ عَنۡ مَّوَاضِعِہٖ ۙ وَ نَسُوۡا حَظًّا
مِّمَّا ذُکِّرُوۡا بِہٖ --
Tetapi karena mereka melanggar janjinya maka Kami laknat mereka, dan Kami jadikan hati mereka semakin keras,
mereka mengubah-ubah perkataan-perkataan
dari tempat-tempatnya, dan mereka melupakan
sebagian dari apa yang dengannya mereka
telah diperingatkan. وَ لَا تَزَالُ
تَطَّلِعُ عَلٰی خَآئِنَۃٍ مِّنۡہُمۡ اِلَّا قَلِیۡلًا مِّنۡہُمۡ -- Dan niscaya engkau
akan melihat pengkhianatan dari mereka, kecuali sedikit dari mereka. فَاعۡفُ عَنۡہُمۡ وَ
اصۡفَحۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ یُحِبُّ الۡمُحۡسِنِیۡنَ -- Maka maafkanlah
mereka dan biarkanlah,
sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang berbuat ihsan (Al-Māidah [5]:14).
Namun walau pun demkian Allah Swt. berfirman
kepada Nabi Besar Muhammad saw.: فَاعۡفُ عَنۡہُمۡ وَ اصۡفَحۡ ؕ اِنَّ
اللّٰہَ یُحِبُّ الۡمُحۡسِنِیۡنَ -- Maka maafkanlah
mereka dan biarkanlah,
sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang berbuat ihsan (Al-Māidah [5]:14), hal ini
menunjukkan bahwa melakukan paksaan
dan tindak kekerasan dalam masalah agama sama sekali bertentangan dengan ajaran Islam (QS.2:257; QS.9:6;
QS.10:100; QS.11:119; QS.18:30; QS.76:4).
Izin berperang diberikan Allah Swt. kepada
umat Islam tidak ada hubungannya dengan masalah penyebaran agama Islam, melainkan semata-mata demi menegakkan kebebasan beragama (QS.22:40-42).
Kutukan Nabi Daud a.s. dan Nabi
Isa Ibnu Maryam a.s.
Akibat dari berbagai perbuatan buruk orang-orang kafir di kalangan Bani Israil tersebut maka
Allah Swt. telah melaknat mereka, demikian juga halnya Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s., firman-Nya:
لُعِنَ
الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡۢ بَنِیۡۤ
اِسۡرَآءِیۡلَ عَلٰی لِسَانِ دَاوٗدَ
وَ عِیۡسَی ابۡنِ مَرۡیَمَ ؕ ذٰلِکَ بِمَا عَصَوۡا وَّ کَانُوۡا
یَعۡتَدُوۡنَ ﴿﴾ کَانُوۡا لَا یَتَنَاہَوۡنَ عَنۡ مُّنۡکَرٍ فَعَلُوۡہُ
ؕ لَبِئۡسَ مَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾ تَرٰی کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا
ؕ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَہُمۡ اَنۡفُسُہُمۡ اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ
فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَوۡ کَانُوۡا یُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ
النَّبِیِّ وَ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ مَا
اتَّخَذُوۡہُمۡ اَوۡلِیَآءَ وَ لٰکِنَّ
کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ ﴿﴾
Orang-orang yang kafir dari
kalangan Bani Israil telah dilaknat
oleh lidah Daud dan Isa ibnu Maryam,
hal demikian itu karena mereka senantiasa durhaka dan melampaui
batas. Mereka tidak pernah saling mencegah dari kemungkaran yang di-kerjakannya, benar-benar sangat buruk apa yang
senantiasa mereka kerjakan. Engkau melihat kebanyakan dari mereka menjadikan orang-orang kafir sebagai
pelindung, dan benar-benar
sangat buruk apa yang telah mereka
dahulukan bagi diri mereka اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ
عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ yaitu bahwa Allah murka
kepada mereka, dan di dalam azab
inilah mereka akan kekal. وَ لَوۡ
کَانُوۡا یُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ النَّبِیِّ
وَ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ -- Dan
seandainya mereka
beriman kepada Allah, dan kepada Nabi ini, dan kepada apa yang diturunkan kepada-nya, مَا اتَّخَذُوۡہُمۡ اَوۡلِیَآءَ وَ لٰکِنَّ کَثِیۡرًا
مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ -- mereka sekali-kali tidak akan mengambil orang-orang itu sebagai pelindung-pelindungnya, tetapi kebanyakan
mereka adalah orang-orang fasiq (Al-Māidah [5]:79-81).
Ayat 14 mengandung gambaran yang
tepat sekali tentang berbagai keburukan yang
biasa dilakukan di kalangan kaum Yahudi”: melanggar janji, memutar-balikkan (mensalah-tafsirkan)
ayat-ayat Kitab suci mereka; melupakan
sebagian nasihat Allah Swt.
kepada mereka; dan melakukan pengkhianatan,
sehingga Allah Swt. telah melaknat mereka, demikian juga halnya Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s., firman-Nya:
لُعِنَ
الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡۢ بَنِیۡۤ
اِسۡرَآءِیۡلَ عَلٰی لِسَانِ دَاوٗدَ
وَ عِیۡسَی ابۡنِ مَرۡیَمَ ؕ ذٰلِکَ بِمَا عَصَوۡا وَّ کَانُوۡا
یَعۡتَدُوۡنَ ﴿﴾ کَانُوۡا لَا یَتَنَاہَوۡنَ عَنۡ مُّنۡکَرٍ فَعَلُوۡہُ
ؕ لَبِئۡسَ مَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾ تَرٰی کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ الَّذِیۡنَ
کَفَرُوۡا ؕ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَہُمۡ اَنۡفُسُہُمۡ اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ
عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَوۡ کَانُوۡا یُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ
النَّبِیِّ وَ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ مَا
اتَّخَذُوۡہُمۡ اَوۡلِیَآءَ وَ لٰکِنَّ
کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ ﴿﴾
Orang-orang yang kafir dari
kalangan Bani Israil telah dilaknat
oleh lidah Daud dan Isa ibnu Maryam,
hal demikian itu karena mereka senantiasa durhaka dan melampaui
batas. Mereka tidak pernah saling mencegah dari kemungkaran yang di-kerjakannya, benar-benar sangat buruk apa yang
senantiasa mereka kerjakan. Engkau melihat kebanyakan dari mereka menjadikan orang-orang kafir sebagai
pelindung, dan benar-benar
sangat buruk apa yang telah mereka
dahulukan bagi diri mereka اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ
عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ yaitu bahwa Allah murka
kepada mereka, dan di dalam azab
inilah mereka akan kekal. وَ لَوۡ
کَانُوۡا یُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ النَّبِیِّ
وَ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ -- Dan
seandainya mereka beriman kepada Allah, dan
kepada Nabi ini, dan kepada apa yang diturunkan kepada-nya, مَا اتَّخَذُوۡہُمۡ اَوۡلِیَآءَ وَ لٰکِنَّ کَثِیۡرًا
مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ -- mereka sekali-kali tidak akan mengambil orang-orang itu sebagai pelindung-pelindungnya, tetapi kebanyakan
mereka adalah orang-orang fasiq (Al-Māidah [5]:79-81).
Salah satu di antara dosa-dosa besar yang membangkitkan amarah (kemurkaan) Allah Swt. atas kaum Yahudi ialah, mereka tidak melarang satu sama lain terhadap kejahatan
yang begitu merajalela di tengah-tengah mereka (QS.5:80).
Dua Kali Penghancuran
Kota Yerusalem
Dari antara semua nabi Bani Israil, Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. tergolong paling menderita di tangan orang-orang Yahudi. Penderitaan serta kepapaan yang dialami oleh Nabi Daud a.s. dari kaum yang tak mengenal terima kasih itu, tercermin di dalam Mazmurnya
yang sangat merawankan hati. Penzaliman
orang-orang Yahudi terhadap Nabi Isa Ibnu
Maryam a.s. mencapai
puncaknya, ketika beliau dipakukan
pada kayu
salib (QS.4:158-159). Dari lubuk hati
yang penuh kepedihan Nabi Daud a.s.
dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
mengutuk mereka.
Kutukan Nabi Daud
a.s. mengakibatkan
orang-orang Bani Israil dihukum oleh raja
Nebukadnezar dari Babilonia, yang
menghancurluluhkan Yerusalem dan membawa orang-orang Bani Israil sebagai tawanan pada tahun 556 sebelum Masehi
(QS.17:5-6; QS.2:260), sedangkan akibat kutukan
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. mereka ditimpa bencana
dahsyat, karena Titus dari
kerajaan Romawi yang menaklukkan Yerusalem
dalam tahun ± 70 Masehi, membinasakan kota dan menodai rumah-ibadah dengan jalan menyembelih babi — binatang yang sangat dibenci oleh orang-orang
Yahudi — di dalam rumah-ibadah itu (Matius
23:37-39 & Matius 24:15-22;
QS.17:7-9), firman-Nya:
وَ قَضَیۡنَاۤ اِلٰی بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ فِی
الۡکِتٰبِ
لَتُفۡسِدُنَّ فِی الۡاَرۡضِ
مَرَّتَیۡنِ وَ لَتَعۡلُنَّ عُلُوًّا کَبِیۡرًا ﴿۴﴾ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا
بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ عِبَادًا
لَّنَاۤ اُولِیۡ بَاۡسٍ شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا خِلٰلَ الدِّیَارِ ؕ وَ کَانَ
وَعۡدًا مَّفۡعُوۡلًا ﴿﴾ ثُمَّ رَدَدۡنَا لَکُمُ الۡکَرَّۃَ عَلَیۡہِمۡ وَ اَمۡدَدۡنٰکُمۡ بِاَمۡوَالٍ وَّ بَنِیۡنَ وَ
جَعَلۡنٰکُمۡ اَکۡثَرَ نَفِیۡرًا ﴿﴾ اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِکُمۡ ۟ وَ اِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَہَا ؕ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ لِیَسُوۡٓءٗا وُجُوۡہَکُمۡ وَ لِیَدۡخُلُوا
الۡمَسۡجِدَ کَمَا دَخَلُوۡہُ اَوَّلَ مَرَّۃٍ وَّ لِیُتَبِّرُوۡا مَا
عَلَوۡا تَتۡبِیۡرًا ﴿﴾ عَسٰی رَبُّکُمۡ اَنۡ یَّرۡحَمَکُمۡ ۚ وَ اِنۡ
عُدۡتُّمۡ عُدۡنَا ۘ وَ جَعَلۡنَا
جَہَنَّمَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ حَصِیۡرًا﴿﴾
Dan telah Kami
tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab
itu: “Niscaya kamu akan melakukan kerusakan di muka bumi
ini dua kali,1 dan niscaya kamu akan menyombongkan diri dengan
kesombongan yang sangat besar.” Apabila
datang saat sempurnanya janji
yang pertama dari kedua
janji itu, Kami membangkitkan
untuk menghadapi kamu hamba-hamba Kami
yang mempunyai kekuatan tempur yang dahsyat, dan mereka menerobos jauh ke dalam rumah-rumah, dan itu merupakan suatu janji yang pasti terlaksana.
Kemudian Kami mengembali-kan lagi kepada kamu kekuatan untuk melawan mereka,
dan Kami memban-tu kamu dengan harta
dan anak-anak, dan Kami
menjadikan kelompok ka-mu lebih besar dari sebelumnya. اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِکُمۡ -- Jika kamu berbuat ihsan, kamu berbuat
ihsan bagi diri kamu sendiri, وَ اِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَہَا -- dan
jika kamu berbuat buruk maka itu
untuk dirimu sendiri. Lalu bila
datang saat sempurnanya janji
yang kedua itu Kami membangkitkan lagi hamba-hamba Kami yang lain
supaya mereka mendatangkan kesusahan
kepada pemimpin-pemimpin kamu dan su-paya mereka memasuki masjid seperti pernah mereka memasukinya pada ka-li pertama, dan supaya mereka menghancurluluhkan segala yang telah
me-reka kuasai. عَسٰی رَبُّکُمۡ اَنۡ یَّرۡحَمَکُمۡ ۚ -- Boleh jadi kini Rabb (Tuhan) kamu akan
menaruh kasihan kepada kamu, وَ اِنۡ عُدۡتُّمۡ عُدۡنَا -- tetapi jika kamu kembali kepada perbuatan buruk, وَ جَعَلۡنَا جَہَنَّمَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ حَصِیۡرًا -- Kami pun akan kembali
menimpakan hukuman dan ingatlah, Kami telah jadikan Jahannam penjara bagi orang-orang kafir (Bani Israil [17]:5-9)
Nubuatan dan Peringatan Bagi
Umat Islam
Karena firman Allah Swt, mengenai dua
kali hukuman Allah Swt. tersebut
tercantum dalam Al-Quran, karena itu pada hakikat selain sebagai kebenaran
“data sejarah” yang pernah
terjadi di kalangan Bani Israil,
firman Allah Swt. tersebut pun merupakan nubuatan
dan peringatan bagi umat Islam.
Namun dalam
kenyataannya umat Islam pun --
akibat ketidak bersyukuran mereka
terhadap nikmat-nikmat kenabian
dan silsilah khilafah – maka setelah
mmengalami masa kejayaan yang pertama
selama 3 abad berbagai bentuk kemunduran pun mulai dialami oleh umat
Islam selama 1000 tahun (QS.32:6).
Jadi, ayat-ayat ini mengandung peringatan
bagi umat Islam, bahwa seperti orang
Yahudi mereka pun akan dihukum dua kali
oleh Allah Swt. jika mereka tidak mau
meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk
mereka. Tetapi umat Islam tidak memperoleh faedah
dari peringatan yang tepat pada waktunya itu, serta tidak meninggalkan cara-cara yang buruk; dan oleh karena
itu telah dihukum dua kali.
Hukuman menimpa mereka, ketika kota Baghdad jatuh pada tahun 1258 M.
Pasukan-pasukan Mongol dan Tartar
pimpinan Hulaku Khan yang biadab itu sama sekali memusnahkan pusat ilmu pengetahuan dan kekuasaan yang agung itu, dan konon
kabarnya 1.800.000 orang Islam telah terbunuh
pada ketika itu.
Tetapi dari malapetaka yang mengerikan itu akhirnya Islam keluar sebagai
pemenang. Mereka yang menaklukkan
menjadi yang ditaklukkan. Cucu Hulaku
Khan bersama-sama sejumlah besar orang Mongol
dan Tartar
memeluk agama Islam.
Hukuman kedua telah ditakdirkan Allah SWt. akan menimpa umat Islam di Akhir Zaman ini melalui serbuan bangsa-bangsa
Kristen barat – yang bermata biru
(QS.20:103-105) -- yang disebut pelepasan kembali Gog (Ya’juj) dan Magog
(Ma’juj) dari pemenjaraan mereka
selama 1000 tahun (Wahyu 20:7-10; QS.18:95-102; QS.21:96-98), termasuk ke wilayah Nusantara dan mengalami penjajahan
Belanda selama 350 tahun.
“Nabi Itu” atau “Nabi yang Seperti Musa” Dalam Bible
Adalah Nabi Besar Muhammad Saw.
Kembali kepada firman Allah Swt. mengenai kutukan Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa
Ibnu Maryam a.s. terhadap orang-orang kafir di kalangan Bani
Israil:
لُعِنَ
الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡۢ بَنِیۡۤ
اِسۡرَآءِیۡلَ عَلٰی لِسَانِ دَاوٗدَ
وَ عِیۡسَی ابۡنِ مَرۡیَمَ ؕ ذٰلِکَ بِمَا عَصَوۡا وَّ کَانُوۡا
یَعۡتَدُوۡنَ ﴿﴾ کَانُوۡا لَا یَتَنَاہَوۡنَ عَنۡ مُّنۡکَرٍ فَعَلُوۡہُ
ؕ لَبِئۡسَ مَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾ تَرٰی کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ الَّذِیۡنَ
کَفَرُوۡا ؕ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَہُمۡ اَنۡفُسُہُمۡ اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ
عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَوۡ کَانُوۡا یُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ
النَّبِیِّ وَ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ مَا
اتَّخَذُوۡہُمۡ اَوۡلِیَآءَ وَ لٰکِنَّ
کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ ﴿﴾
Orang-orang yang kafir dari
kalangan Bani Israil telah dilaknat
oleh lidah Daud dan Isa ibnu Maryam,
hal demikian itu karena mereka senantiasa durhaka dan melampaui
batas. Mereka tidak pernah saling mencegah dari kemungkaran yang di-kerjakannya, benar-benar sangat buruk apa yang
senantiasa mereka kerjakan. Engkau melihat kebanyakan dari mereka menjadikan orang-orang kafir sebagai
pelindung, dan benar-benar
sangat buruk apa yang telah mereka
dahulukan bagi diri mereka اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ
عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ yaitu bahwa Allah murka
kepada mereka, dan di dalam azab
inilah mereka akan kekal. وَ لَوۡ
کَانُوۡا یُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ النَّبِیِّ
وَ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ -- Dan
seandainya mereka beriman kepada Allah, dan
kepada Nabi ini, dan kepada apa yang diturunkan kepada-nya, مَا اتَّخَذُوۡہُمۡ اَوۡلِیَآءَ وَ لٰکِنَّ کَثِیۡرًا
مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ -- mereka sekali-kali tidak akan mengambil orang-orang itu sebagai pelindung-pelindungnya, tetapi kebanyakan
mereka adalah orang-orang fasiq (Al-Māidah [5]:79-81).
Nabi Allah yang dimaksudkan di dalam
ayat selanjutnya وَ لَوۡ کَانُوۡا یُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ النَّبِیِّ -- “Dan seandainya mereka
beriman kepada Allah, dan kepada Nabi ini” adalah Nabi Besar Muhammad
saw., sebab manakala dalam Al-Quran kata
An-Nabi dipergunakan, kata itu selalu merujuk kepada beliau saw.. Bahkan Injil
pun menunjuk kepada beliau sebagai “Nabi itu” (Yohanes 1:21. 25), yakni “Nabi seperti Musa” yang kedatangannya telah dikabarkan dalam Ulangan 18:18.
Kata “perjanjian” dalam
ayat وَ مِنَ الَّذِیۡنَ قَالُوۡۤا اِنَّا
نَصٰرٰۤی اَخَذۡنَا مِیۡثَاقَہُمۡ فَنَسُوۡا حَظًّا مِّمَّا ذُکِّرُوۡا بِہٖ -- Dan juga dari
orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami
orang-orang Nasrani”, Kami telah mengambil perjanjian dari mereka, tetapi mereka telah melupakan bagian dari
apa-apa yang dengannya mereka telah diperingatkan”
hal ini merupakan suatu isyarat kepada nubuatan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. mengenai diutusnya Nabi Besar Muhammad saw. sebagai “Roh kebenaran” yang akan “membawa
seluruh kebenaran” (Yohanes 16:12-13), yang oleh kaum
Nashrani (Kristen) sengaja diabaikan
atau diberi penafsiran yang salah,
yakni ditujukan kepada
kedatangan kedua kali Yesus Kristus dari langit (Matius 24:29-36).
Perpaduan Nabi Besar Muhammad Saw. dengan Al-Quran Merupakan “Nur di atas Nur” (Cahaya di atas Cahaya)
Sehubungan dengan kedatangan “Nabi itu” –
yakni Nabi Besar Muhammad saw. -- dalam ayat lainnya Allah Swt. berfirman:
یٰۤاَہۡلَ
الۡکِتٰبِ قَدۡ جَآءَکُمۡ رَسُوۡلُنَا
یُبَیِّنُ لَکُمۡ کَثِیۡرًا مِّمَّا کُنۡتُمۡ تُخۡفُوۡنَ مِنَ الۡکِتٰبِ وَ
یَعۡفُوۡا عَنۡ کَثِیۡرٍ ۬ؕ قَدۡ جَآءَکُمۡ
مِّنَ اللّٰہِ نُوۡرٌ وَّ کِتٰبٌ
مُّبِیۡنٌ ﴿ۙ﴾ یَّہۡدِیۡ بِہِ اللّٰہُ مَنِ اتَّبَعَ رِضۡوَانَہٗ
سُبُلَ السَّلٰمِ وَ یُخۡرِجُہُمۡ مِّنَ
الظُّلُمٰتِ اِلَی النُّوۡرِ بِاِذۡنِہٖ وَ یَہۡدِیۡہِمۡ اِلٰی
صِرَاطٍ مُّسۡتَقِیۡمٍ ﴿﴾
Hai Ahlul Kitab, sungguh telah datang
kepada kamu Rasul Kami yang menjelaskan kepada
kamu banyak dari apa yang senantiasa kamu sembunyikan dari Kitab itu, dan ia memaafkan banyak dari kesalahan
kamu. قَدۡ جَآءَکُمۡ
مِّنَ اللّٰہِ نُوۡرٌ وَّ کِتٰبٌ
مُّبِیۡنٌ -- Sungguh telah datang kepada kamu Nur dari Allqh dan Kitab yang menerangi. یَّہۡدِیۡ
بِہِ اللّٰہُ مَنِ اتَّبَعَ رِضۡوَانَہٗ سُبُلَ السَّلٰمِ -- Dengan itu Allah memberi petunjuk orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya
pada jalan-jalan keselamatan, وَ
یُخۡرِجُہُمۡ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَی النُّوۡرِ بِاِذۡنِہٖ -- dan mengeluarkan
mereka dari berbagai kegelapan
kepada cahaya dengan izin-Nya, وَ یَہۡدِیۡہِمۡ اِلٰی صِرَاطٍ مُّسۡتَقِیۡمٍ -- dan memberi mereka petunjuk kepada jalan lurus
(Al-Māidah [5]:16-17).
Makna “Nur” dalam ayat: قَدۡ جَآءَکُمۡ مِّنَ اللّٰہِ
نُوۡرٌ وَّ کِتٰبٌ مُّبِیۡنٌ
-- Sungguh telah datang
kepada kamu Nur dari Allah dan Kitab yang menerangi,” adalah Nabi Besar Muhammad saw. (QS.33:46-47) atau kedua-duanya karena dalam Surah lain Allah
Swt. menyebut Al-Quran dengan kata nur
(cahaya), firman-Nya:
فَاٰمِنُوۡا بِاللّٰہِ وَ رَسُوۡلِہٖ وَ النُّوۡرِ الَّذِیۡۤ اَنۡزَلۡنَا ؕ وَ اللّٰہُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِیۡرٌ ﴿﴾
Maka berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya,
dan kepada Cahaya yang telah Kami turunkan, dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (At-Taghābūn [64]:9)
Kata an-nūr
dalam ayat tersebut maknanya: cahaya atau nur wahyu, kebijaksanaan; penerangan ruhani dan kesadaran; ilmu; daya memperbedakan (furqān) yang dianugerahkan Allah Swt. kepada Nabi Besar Muhammad saw. secara khusus, sehingga Allah Swt. telah
menyebut “perpaduan” Nabi Besar Muhammad
saw. dengan wahyu Al-Quran sebagai “Nur
di atas nur” (Cahaya di atas cahaya – QS.24:36).
(Bersambung)
Rujukan:
The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 11 Juni
2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar