Sabtu, 13 Juni 2015

Peringatan dan Nubuatan Bagi Umat Islam Dalam Dua Kali Peristiwa Penghukuman Bani Israil




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ



Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt


Bab 75

  Peringatan dan Nubuatan Bagi Umat Islam  Dalam   Dua Kali Peristiwa Penghukuman Bani Israil  
 
 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dibahas  ayat 14 dalam  QS.5:13-15  mengenai  gambaran yang tepat sekali tentang berbagai keburukan yang biasa dilakukan di kalangan kaum Yahudi  yaitu: melanggar janji,  memutar-balikkan (mensalah-tafsirkan) ayat-ayat Kitab suci mereka; melupakan  sebagian nasihat Allah Swt. kepada mereka;  dan melakukan  pengkhianatan, firman-Nya: فَبِمَا نَقۡضِہِمۡ مِّیۡثَاقَہُمۡ لَعَنّٰہُمۡ وَ جَعَلۡنَا قُلُوۡبَہُمۡ قٰسِیَۃً ۚ یُحَرِّفُوۡنَ الۡکَلِمَ عَنۡ مَّوَاضِعِہٖ ۙ وَ نَسُوۡا حَظًّا مِّمَّا ذُکِّرُوۡا بِہٖ   --    Tetapi karena  mereka melanggar janjinya maka Kami laknat mereka, dan Kami jadikan hati mereka semakin keras, mereka mengubah-ubah perkataan-perkataan dari tempat-tempatnya, dan mereka melupakan sebagian dari apa yang dengannya mereka telah diperingatkan.  وَ لَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلٰی خَآئِنَۃٍ مِّنۡہُمۡ اِلَّا قَلِیۡلًا مِّنۡہُمۡ   -- Dan niscaya  engkau akan melihat pengkhianatan dari mereka, kecuali sedikit dari mereka.  فَاعۡفُ عَنۡہُمۡ وَ اصۡفَحۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ یُحِبُّ الۡمُحۡسِنِیۡنَ --  Maka maafkanlah mereka dan biarkanlah, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan (Al-Māidah [5]:14).
        Namun walau pun demkian Allah Swt. berfirman kepada Nabi Besar Muhammad saw.: فَاعۡفُ عَنۡہُمۡ وَ اصۡفَحۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ یُحِبُّ الۡمُحۡسِنِیۡنَ --  Maka maafkanlah mereka dan biarkanlah, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan (Al-Māidah [5]:14), hal ini menunjukkan bahwa melakukan paksaan dan tindak kekerasan  dalam masalah agama sama sekali bertentangan dengan ajaran Islam  (QS.2:257; QS.9:6; QS.10:100; QS.11:119; QS.18:30; QS.76:4).
        Izin berperang diberikan Allah Swt. kepada umat Islam tidak ada hubungannya dengan masalah penyebaran agama Islam, melainkan semata-mata demi menegakkan kebebasan beragama  (QS.22:40-42).

Kutukan  Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.

      Akibat dari berbagai perbuatan buruk orang-orang kafir di kalangan Bani Israil tersebut maka   Allah Swt.  telah melaknat mereka, demikian juga halnya Nabi Daud a.s. dan Nabi  Isa Ibnu Maryam a.s.,  firman-Nya:
لُعِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡۢ بَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ عَلٰی لِسَانِ دَاوٗدَ  وَ عِیۡسَی ابۡنِ مَرۡیَمَ ؕ ذٰلِکَ بِمَا عَصَوۡا وَّ کَانُوۡا یَعۡتَدُوۡنَ ﴿﴾  کَانُوۡا لَا یَتَنَاہَوۡنَ عَنۡ مُّنۡکَرٍ فَعَلُوۡہُ ؕ لَبِئۡسَ مَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾  تَرٰی کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَہُمۡ اَنۡفُسُہُمۡ اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾  وَ لَوۡ کَانُوۡا یُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ النَّبِیِّ  وَ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ مَا اتَّخَذُوۡہُمۡ اَوۡلِیَآءَ وَ لٰکِنَّ  کَثِیۡرًا  مِّنۡہُمۡ  فٰسِقُوۡنَ ﴿﴾
Orang-orang  yang kafir  dari kalangan Bani Israil telah   dilaknat oleh lidah Daud dan Isa ibnu Maryam,  hal demikian itu karena mereka senantiasa durhaka dan melampaui batas. Mereka tidak pernah  saling mencegah dari kemungkaran yang di-kerjakannya, benar-benar sangat  buruk apa yang senantiasa  mereka kerjakan.  Engkau melihat kebanyakan dari mereka menjadikan orang-orang kafir  sebagai  pelindung, dan benar-benar sangat buruk apa yang telah  mereka dahulukan  bagi diri mereka اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ  yaitu bahwa Allah  murka kepada mereka, dan di dalam azab inilah mereka akan kekal. وَ لَوۡ کَانُوۡا یُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ النَّبِیِّ  وَ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ  --  Dan seandainya   mereka beriman kepada Allah, dan kepada Nabi ini, dan kepada apa yang diturunkan kepada-nya, مَا اتَّخَذُوۡہُمۡ اَوۡلِیَآءَ وَ لٰکِنَّ  کَثِیۡرًا  مِّنۡہُمۡ  فٰسِقُوۡنَ  --  mereka sekali-kali  tidak akan mengambil  orang-orang itu sebagai pelindung-pelindungnya,  tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang fasiq  (Al-Māidah [5]:79-81).
       Ayat 14 mengandung gambaran yang tepat sekali tentang berbagai keburukan yang biasa dilakukan di kalangan kaum Yahudi”: melanggar janji,  memutar-balikkan (mensalah-tafsirkan) ayat-ayat Kitab suci mereka; melupakan  sebagian nasihat Allah Swt. kepada mereka;  dan melakukan  pengkhianatan, sehingga Allah Swt.  telah melaknat mereka, demikian juga halnya Nabi Daud a.s. dan Nabi  Isa Ibnu Maryam a.s.,  firman-Nya:
لُعِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡۢ بَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ عَلٰی لِسَانِ دَاوٗدَ  وَ عِیۡسَی ابۡنِ مَرۡیَمَ ؕ ذٰلِکَ بِمَا عَصَوۡا وَّ کَانُوۡا یَعۡتَدُوۡنَ ﴿﴾  کَانُوۡا لَا یَتَنَاہَوۡنَ عَنۡ مُّنۡکَرٍ فَعَلُوۡہُ ؕ لَبِئۡسَ مَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾  تَرٰی کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَہُمۡ اَنۡفُسُہُمۡ اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾  وَ لَوۡ کَانُوۡا یُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ النَّبِیِّ  وَ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ مَا اتَّخَذُوۡہُمۡ اَوۡلِیَآءَ وَ لٰکِنَّ  کَثِیۡرًا  مِّنۡہُمۡ  فٰسِقُوۡنَ ﴿﴾

Orang-orang  yang kafir  dari kalangan Bani Israil telah   dilaknat oleh lidah Daud dan Isa ibnu Maryam,  hal demikian itu karena mereka senantiasa durhaka dan melampaui batas. Mereka tidak pernah  saling mencegah dari kemungkaran yang di-kerjakannya, benar-benar sangat  buruk apa yang senantiasa  mereka kerjakan.  Engkau melihat kebanyakan dari mereka menjadikan orang-orang kafir  sebagai  pelindung, dan benar-benar sangat buruk apa yang telah  mereka dahulukan  bagi diri mereka اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ  yaitu bahwa Allah  murka kepada mereka, dan di dalam azab inilah mereka akan kekal. وَ لَوۡ کَانُوۡا یُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ النَّبِیِّ  وَ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ  --  Dan seandainya   mereka beriman kepada Allah, dan kepada Nabi ini, dan kepada apa yang diturunkan kepada-nya, مَا اتَّخَذُوۡہُمۡ اَوۡلِیَآءَ وَ لٰکِنَّ  کَثِیۡرًا  مِّنۡہُمۡ  فٰسِقُوۡنَ  --  mereka sekali-kali  tidak akan mengambil  orang-orang itu sebagai pelindung-pelindungnya,  tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang fasiq  (Al-Māidah [5]:79-81).
        Salah satu di antara dosa-dosa besar yang membangkitkan amarah (kemurkaan) Allah Swt. atas kaum Yahudi ialah, mereka tidak melarang satu sama lain  terhadap kejahatan yang begitu merajalela di tengah-tengah mereka (QS.5:80).

Dua Kali Penghancuran Kota Yerusalem

         Dari antara semua nabi Bani Israil, Nabi Daud a.s.  dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  tergolong paling menderita di tangan orang-orang Yahudi. Penderitaan serta kepapaan yang dialami oleh Nabi Daud a.s.  dari kaum yang tak mengenal terima kasih itu, tercermin di dalam Mazmurnya yang sangat merawankan hati. Penzaliman orang-orang Yahudi terhadap Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.   mencapai puncaknya, ketika beliau dipakukan pada  kayu salib (QS.4:158-159). Dari lubuk hati yang penuh kepedihan  Nabi Daud a.s.  dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  mengutuk mereka.
         Kutukan Nabi Daud a.s.  mengakibatkan orang-orang Bani Israil dihukum oleh raja Nebukadnezar dari Babilonia, yang menghancurluluhkan Yerusalem dan membawa orang-orang Bani Israil sebagai tawanan pada tahun 556 sebelum Masehi (QS.17:5-6; QS.2:260), sedangkan akibat kutukan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. mereka ditimpa bencana dahsyat, karena Titus dari kerajaan Romawi yang menaklukkan Yerusalem dalam tahun ± 70 Masehi, membinasakan kota dan menodai rumah-ibadah dengan jalan menyembelih babi — binatang yang sangat dibenci oleh orang-orang Yahudi — di dalam rumah-ibadah itu (Matius 23:37-39 & Matius 24:15-22;  QS.17:7-9), firman-Nya:
وَ قَضَیۡنَاۤ  اِلٰی بَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ فِی الۡکِتٰبِ لَتُفۡسِدُنَّ فِی الۡاَرۡضِ مَرَّتَیۡنِ  وَ لَتَعۡلُنَّ  عُلُوًّا کَبِیۡرًا ﴿۴﴾  فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ  عِبَادًا  لَّنَاۤ   اُولِیۡ  بَاۡسٍ  شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا خِلٰلَ الدِّیَارِ ؕ وَ کَانَ وَعۡدًا  مَّفۡعُوۡلًا ﴿﴾  ثُمَّ رَدَدۡنَا لَکُمُ الۡکَرَّۃَ عَلَیۡہِمۡ وَ اَمۡدَدۡنٰکُمۡ بِاَمۡوَالٍ وَّ بَنِیۡنَ وَ جَعَلۡنٰکُمۡ  اَکۡثَرَ  نَفِیۡرًا ﴿﴾  اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِکُمۡ ۟ وَ اِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَہَا ؕ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ  لِیَسُوۡٓءٗا  وُجُوۡہَکُمۡ وَ لِیَدۡخُلُوا الۡمَسۡجِدَ کَمَا دَخَلُوۡہُ  اَوَّلَ مَرَّۃٍ  وَّ  لِیُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِیۡرًا ﴿﴾  عَسٰی رَبُّکُمۡ اَنۡ یَّرۡحَمَکُمۡ ۚ وَ اِنۡ عُدۡتُّمۡ عُدۡنَا ۘ وَ جَعَلۡنَا جَہَنَّمَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ  حَصِیۡرًا﴿﴾
Dan   telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: “Niscaya  kamu akan melakukan kerusakan di muka bumi ini dua kali,1  dan niscaya kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang sangat besar.”   Apabila datang saat sempurnanya janji yang pertama dari kedua janji itu,  Kami membangkitkan untuk menghadapi kamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan tempur yang dahsyat, dan mereka menerobos jauh ke dalam rumah-rumah, dan itu merupakan suatu janji yang pasti terlaksana.  Kemudian Kami mengembali-kan lagi kepada kamu kekuatan untuk melawan mereka, dan Kami memban-tu kamu dengan harta dan anak-anak, dan  Kami menjadikan kelompok ka-mu lebih besar dari sebelumnya. اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِکُمۡ  --  Jika kamu berbuat ihsan, kamu berbuat ihsan  bagi diri kamu sendiri, وَ اِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَہَا  -- dan jika kamu berbuat buruk  maka itu untuk dirimu sendiri. Lalu bila datang saat sempurnanya janji yang kedua itu Kami membangkitkan lagi hamba-hamba Kami yang lain supaya mereka mendatangkan kesusahan kepada pemimpin-pemimpin kamu   dan su-paya mereka memasuki masjid seperti pernah mereka memasukinya pada ka-li pertama, dan supaya mereka menghancurluluhkan segala yang telah me-reka kuasai.   عَسٰی رَبُّکُمۡ اَنۡ یَّرۡحَمَکُمۡ ۚ  -- Boleh jadi kini Rabb (Tuhan)  kamu akan menaruh kasihan kepada kamu, وَ اِنۡ عُدۡتُّمۡ عُدۡنَا  --  tetapi jika kamu kembali kepada perbuatan buruk,   وَ جَعَلۡنَا جَہَنَّمَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ  حَصِیۡرًا -- Kami pun akan kembali menimpakan hukuman dan ingatlah, Kami telah jadikan Jahannam  penjara bagi orang-orang kafir   (Bani Israil [17]:5-9)

Nubuatan dan Peringatan Bagi Umat Islam

       Karena firman Allah Swt,  mengenai dua kali  hukuman Allah Swt. tersebut tercantum dalam Al-Quran, karena itu pada hakikat selain sebagai  kebenaran  data sejarah” yang pernah terjadi di kalangan Bani Israil, firman Allah Swt. tersebut pun merupakan nubuatan dan peringatan bagi umat Islam.
        Namun dalam  kenyataannya umat Islam pun    -- akibat ketidak bersyukuran mereka terhadap nikmat-nikmat kenabian dan  silsilah khilafah – maka  setelah mmengalami masa kejayaan yang pertama selama  3 abad  berbagai bentuk kemunduran pun mulai dialami oleh umat Islam selama 1000 tahun  (QS.32:6).
         Jadi, ayat-ayat  ini mengandung peringatan bagi umat Islam, bahwa seperti orang Yahudi mereka pun akan dihukum dua kali oleh Allah Swt.  jika mereka tidak mau meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk mereka. Tetapi  umat Islam tidak memperoleh faedah dari peringatan yang tepat pada waktunya itu, serta tidak meninggalkan cara-cara yang buruk; dan oleh karena itu telah dihukum dua kali.
         Hukuman menimpa mereka, ketika kota Baghdad jatuh pada tahun 1258 M. Pasukan-pasukan  Mongol dan Tartar pimpinan Hulaku Khan yang  biadab itu sama sekali memusnahkan pusat ilmu pengetahuan dan kekuasaan yang agung itu, dan konon kabarnya 1.800.000 orang Islam telah terbunuh pada ketika itu.
Tetapi dari malapetaka yang mengerikan itu akhirnya Islam keluar sebagai pemenang. Mereka yang menaklukkan menjadi yang ditaklukkan. Cucu Hulaku Khan bersama-sama sejumlah besar orang Mongol  dan Tartar memeluk agama Islam.
          Hukuman kedua telah ditakdirkan Allah SWt. akan menimpa umat Islam di Akhir Zaman ini melalui serbuan bangsa-bangsa Kristen barat – yang bermata biru (QS.20:103-105)   -- yang disebut pelepasan kembali Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj) dari pemenjaraan mereka selama 1000 tahun (Wahyu 20:7-10; QS.18:95-102; QS.21:96-98), termasuk ke wilayah Nusantara dan   mengalami penjajahan Belanda selama 350 tahun.

“Nabi Itu” atau “Nabi yang Seperti Musa”  Dalam Bible Adalah Nabi Besar Muhammad Saw.

          Kembali kepada firman Allah Swt. mengenai kutukan Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  terhadap orang-orang kafir di kalangan Bani Israil:
لُعِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡۢ بَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ عَلٰی لِسَانِ دَاوٗدَ  وَ عِیۡسَی ابۡنِ مَرۡیَمَ ؕ ذٰلِکَ بِمَا عَصَوۡا وَّ کَانُوۡا یَعۡتَدُوۡنَ ﴿﴾  کَانُوۡا لَا یَتَنَاہَوۡنَ عَنۡ مُّنۡکَرٍ فَعَلُوۡہُ ؕ لَبِئۡسَ مَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾  تَرٰی کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَہُمۡ اَنۡفُسُہُمۡ اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾  وَ لَوۡ کَانُوۡا یُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ النَّبِیِّ  وَ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ مَا اتَّخَذُوۡہُمۡ اَوۡلِیَآءَ وَ لٰکِنَّ  کَثِیۡرًا  مِّنۡہُمۡ  فٰسِقُوۡنَ ﴿﴾
Orang-orang  yang kafir  dari kalangan Bani Israil telah   dilaknat oleh lidah Daud dan Isa ibnu Maryam,  hal demikian itu karena mereka senantiasa durhaka dan melampaui batas. Mereka tidak pernah  saling mencegah dari kemungkaran yang di-kerjakannya, benar-benar sangat  buruk apa yang senantiasa  mereka kerjakan.  Engkau melihat kebanyakan dari mereka menjadikan orang-orang kafir  sebagai  pelindung, dan benar-benar sangat buruk apa yang telah  mereka dahulukan  bagi diri mereka اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ  yaitu bahwa Allah  murka kepada mereka, dan di dalam azab inilah mereka akan kekal. وَ لَوۡ کَانُوۡا یُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ النَّبِیِّ  وَ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ  --  Dan seandainya   mereka beriman kepada Allah, dan kepada Nabi ini, dan kepada apa yang diturunkan kepada-nya, مَا اتَّخَذُوۡہُمۡ اَوۡلِیَآءَ وَ لٰکِنَّ  کَثِیۡرًا  مِّنۡہُمۡ  فٰسِقُوۡنَ  --  mereka sekali-kali  tidak akan mengambil  orang-orang itu sebagai pelindung-pelindungnya,  tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang fasiq  (Al-Māidah [5]:79-81).
        Nabi Allah yang dimaksudkan di dalam ayat selanjutnya  وَ لَوۡ کَانُوۡا یُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ النَّبِیِّ      -- “Dan seandainya   mereka beriman kepada Allah, dan kepada Nabi ini” adalah Nabi Besar Muhammad saw.,  sebab manakala dalam Al-Quran kata An-Nabi dipergunakan, kata itu selalu merujuk kepada beliau saw..  Bahkan Injil pun menunjuk kepada beliau sebagai “Nabi itu” (Yohanes 1:21. 25), yakni  “Nabi  seperti Musa” yang kedatangannya telah dikabarkan dalam Ulangan 18:18.
         Kata “perjanjian” dalam ayat   وَ مِنَ الَّذِیۡنَ قَالُوۡۤا اِنَّا نَصٰرٰۤی اَخَذۡنَا مِیۡثَاقَہُمۡ فَنَسُوۡا حَظًّا مِّمَّا ذُکِّرُوۡا بِہٖ   -- Dan juga dari orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami orang-orang Nasrani”, Kami telah mengambil perjanjian dari mereka, tetapi mereka telah melupakan  bagian dari apa-apa yang dengannya mereka telah diperingatkan  hal ini merupakan suatu isyarat kepada nubuatan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  mengenai diutusnya Nabi Besar Muhammad saw. sebagai “Roh kebenaran” yang akan “membawa seluruh kebenaran (Yohanes 16:12-13), yang oleh kaum Nashrani (Kristen) sengaja diabaikan atau diberi penafsiran yang salah, yakni ditujukan kepada kedatangan  kedua kali Yesus Kristus   dari langit (Matius 24:29-36).

Perpaduan Nabi Besar Muhammad Saw. dengan  Al-Quran Merupakan “Nur  di atas Nur” (Cahaya di atas Cahaya)

       Sehubungan dengan kedatangan “Nabi itu” – yakni Nabi Besar Muhammad saw.  --  dalam ayat lainnya Allah Swt. berfirman:
یٰۤاَہۡلَ الۡکِتٰبِ قَدۡ جَآءَکُمۡ  رَسُوۡلُنَا یُبَیِّنُ لَکُمۡ کَثِیۡرًا مِّمَّا کُنۡتُمۡ تُخۡفُوۡنَ مِنَ الۡکِتٰبِ وَ یَعۡفُوۡا عَنۡ کَثِیۡرٍ ۬ؕ قَدۡ جَآءَکُمۡ  مِّنَ اللّٰہِ  نُوۡرٌ وَّ کِتٰبٌ مُّبِیۡنٌ ﴿ۙ﴾  یَّہۡدِیۡ بِہِ اللّٰہُ مَنِ اتَّبَعَ رِضۡوَانَہٗ سُبُلَ السَّلٰمِ  وَ یُخۡرِجُہُمۡ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَی النُّوۡرِ بِاِذۡنِہٖ وَ یَہۡدِیۡہِمۡ  اِلٰی  صِرَاطٍ مُّسۡتَقِیۡمٍ ﴿﴾
Hai Ahlul Kitab, sungguh telah datang kepada kamu Rasul Kami yang menjelaskan kepada kamu banyak dari apa yang  senantiasa kamu  sembunyikan dari Kitab itu, dan ia memaafkan banyak dari kesalahan kamu. قَدۡ جَآءَکُمۡ  مِّنَ اللّٰہِ  نُوۡرٌ وَّ کِتٰبٌ مُّبِیۡنٌ   -- Sungguh telah datang kepada kamu Nur  dari Allqh dan Kitab yang menerangi. یَّہۡدِیۡ بِہِ اللّٰہُ مَنِ اتَّبَعَ رِضۡوَانَہٗ سُبُلَ السَّلٰمِ    --  Dengan itu Allah memberi petunjuk orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya pada jalan-jalan keselamatan,  وَ یُخۡرِجُہُمۡ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَی النُّوۡرِ بِاِذۡنِہٖ   -- dan  mengeluarkan mereka dari berbagai kegelapan kepada cahaya dengan izin-Nya, وَ یَہۡدِیۡہِمۡ  اِلٰی  صِرَاطٍ مُّسۡتَقِیۡمٍ  -- dan memberi mereka petunjuk kepada jalan lurus  (Al-Māidah [5]:16-17).
  Makna “Nur” dalam ayat:  قَدۡ جَآءَکُمۡ  مِّنَ اللّٰہِ  نُوۡرٌ وَّ کِتٰبٌ مُّبِیۡنٌ   -- Sungguh telah datang kepada kamu Nur  dari Allah dan Kitab yang menerangi,”   adalah Nabi Besar Muhammad saw.  (QS.33:46-47) atau  kedua-duanya karena dalam Surah lain Allah Swt. menyebut Al-Quran dengan kata nur (cahaya), firman-Nya:
فَاٰمِنُوۡا بِاللّٰہِ وَ رَسُوۡلِہٖ وَ النُّوۡرِ الَّذِیۡۤ اَنۡزَلۡنَا ؕ وَ اللّٰہُ  بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِیۡرٌ ﴿﴾
Maka berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan kepada  Cahaya  yang telah Kami turunkan,  dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.  (At-Taghābūn [64]:9)
 Kata an-nūr dalam ayat tersebut  maknanya:  cahaya atau nur wahyu, kebijaksanaan; penerangan ruhani dan kesadaran;  ilmu;  daya memperbedakan (furqān) yang dianugerahkan Allah Swt. kepada  Nabi Besar Muhammad saw.  secara khusus, sehingga Allah Swt. telah menyebut “perpaduan” Nabi Besar Muhammad saw. dengan wahyu Al-Quran  sebagai “Nur di atas nur” (Cahaya di atas cahaya – QS.24:36).

(Bersambung)
 
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 11  Juni    2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar