بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt
Bab 52
Makna Orang-orang yang “Berwajah Putih” dan yang “Berwajah
Hitam” & Keberadaan Rasul Allah
Merupakan “Perisai” Terhadap Azab Ilahi
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian
akhir Bab sebelumnya telah dibahas
mengenai wajah-wajah yang putih dan wajah-wajah
yang hitam, yakni setelah memperingatkan
umat Islam akan bahaya yang ditimbulkan perselisihan dan perpecahan
yang terjadi di kalangan golongan Ahli Kitab,
mengenai hal tersebut Allah Swt.
berfirman:
یَّوۡمَ تَبۡیَضُّ وُجُوۡہٌ وَّ تَسۡوَدُّ وُجُوۡہٌ ۚ فَاَمَّا
الَّذِیۡنَ
اسۡوَدَّتۡ وُجُوۡہُہُمۡ ۟ اَکَفَرۡتُمۡ بَعۡدَ
اِیۡمَانِکُمۡ
فَذُوۡقُوا
الۡعَذَابَ بِمَا کُنۡتُمۡ تَکۡفُرُوۡنَ ﴿﴾ وَ اَمَّا الَّذِیۡنَ ابۡیَضَّتۡ وُجُوۡہُہُمۡ فَفِیۡ رَحۡمَۃِ اللّٰہِ ؕ ہُمۡ فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾ تِلۡکَ اٰیٰتُ اللّٰہِ نَتۡلُوۡہَا عَلَیۡکَ بِالۡحَقِّ ؕ وَ مَا اللّٰہُ یُرِیۡدُ ظُلۡمًا
لِّلۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾ وَ لِلّٰہِ مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ مَا
فِی الۡاَرۡضِ ؕ وَ اِلَی اللّٰہِ تُرۡجَعُ
الۡاُمُوۡرُ ﴿﴾٪
Pada hari ketika wajah-wajah
menjadi putih, dan wajah-wajah lainnya menjadi
hitam. Ada pun orang-orang yang wajahnya menjadi hitam,
dikatakan kepada mereka: اَکَفَرۡتُمۡ بَعۡدَ اِیۡمَانِکُمۡ -- “Apakah
kamu kafir sesudah beriman?
فَذُوۡقُوا
الۡعَذَابَ بِمَا کُنۡتُمۡ تَکۡفُرُوۡنَ -- karena itu rasakanlah azab ini disebabkan kekafiran
kamu." وَ اَمَّا الَّذِیۡنَ ابۡیَضَّتۡ وُجُوۡہُہُمۡ -- dan
ada pun orang-orang yang wajahnya putih, فَفِیۡ رَحۡمَۃِ اللّٰہِ ؕ ہُمۡ فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ -- maka mereka akan berada di dalam rahmat Allah,
mereka kekal di dalamnya. تِلۡکَ اٰیٰتُ اللّٰہِ نَتۡلُوۡہَا عَلَیۡکَ بِالۡحَقِّ -- Itulah Ayat-ayat
Allah, Kami membacakannya kepada
engkau dengan haq, وَ مَا اللّٰہُ یُرِیۡدُ ظُلۡمًا لِّلۡعٰلَمِیۡنَ -- dan Allah sekali-kali tidak menghendaki suatu kezaliman atas seluruh alam. وَ لِلّٰہِ مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ مَا فِی الۡاَرۡضِ -- Dan milik
Allah-lah apa pun yang ada di seluruh langit dan apa pun yang ada di bumi, وَ اِلَی اللّٰہِ تُرۡجَعُ
الۡاُمُوۡرُ -- dan kepada Allah-lah segala urusan dikembalikan. (Ali ‘Imran
[3]:103-109).
Al-Quran telah menerangkan warna-warna “putih” dan “hitam” sebagai lambang, masing-masing untuk “kebahagiaan” dan “kesedihan”
(QS.3:107, 108; QS.75:23-25; QS.80:39-41). Bila seseorang melakukan perbuatan baik yang karenanya ia
mendapat pujian, orang Arab
mengatakan mengenai dia: ibyadhdhaha wajhuhu, yakni “wajah orang itu menjadi putih”. Dan bila
ia melakukan suatu pekerjaan yang patut disesali, maka dikatakan mengenai dia iswadda wajhuhu, yakni “wajahnya
telah menjadi hitam.”
Ungkapan bil-haqq -- secara harfiah berarti “dengan kebenaran” dan diter-jemahkan
sebagai “mengandung kebenaran” -- berarti:
(1) bahwa Tanda-tanda atau Ayat-ayat
Allah itu penuh dengan kebenaran;
(2) bahwa Tanda-tanda itu telah datang secara haq, yakni “kamu mempunyai hak untuk menerima”;
(3) itulah saat yang paling tepat Ayat-ayat itu diwahyukan.
Demikian pula pengutusan Rasul Allah -- yakni Al-Masih Mau’ud a.s. -- di Akhir
Zaman ini merupakan Tanda-tanda Allah
yang bukan saja paling besar dari semua bentuk Tanda-tanda
Allah yang ada di seluruh alam ini, tetapi juga yang paling
nyata, terutama bagi ulil-albāb
(orang-orang yang mempergunakan akal), yang indra-indra
ruhaninya berfungsi dengan baik, sehingga mereka dapat mengenal dan beriman
kepada Rasul Allah yang kedatangannya
dijanjikan (QS.7:35-37; QS.61:10;
QS.62:3-5), firman-Nya:
اِنَّ فِیۡ
خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ وَ اخۡتِلَافِ الَّیۡلِ وَ النَّہَارِ
لَاٰیٰتٍ لِّاُولِی الۡاَلۡبَابِ ﴿﴾ۚۙ الَّذِیۡنَ
یَذۡکُرُوۡنَ اللّٰہَ قِیٰمًا وَّ
قُعُوۡدًا وَّ عَلٰی جُنُوۡبِہِمۡ وَ یَتَفَکَّرُوۡنَ فِیۡ خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَ
الۡاَرۡضِ ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ ہٰذَا بَاطِلًا ۚ سُبۡحٰنَکَ فَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ ﴿﴾ رَبَّنَاۤ اِنَّکَ مَنۡ تُدۡخِلِ النَّارَ فَقَدۡ
اَخۡزَیۡتَہٗ ؕ وَ مَا لِلظّٰلِمِیۡنَ مِنۡ اَنۡصَارٍ ﴿﴾ رَبَّنَاۤ اِنَّنَا سَمِعۡنَا مُنَادِیًا یُّنَادِیۡ
لِلۡاِیۡمَانِ اَنۡ اٰمِنُوۡا بِرَبِّکُمۡ
فَاٰمَنَّا ٭ۖ رَبَّنَا فَاغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوۡبَنَا وَ کَفِّرۡ عَنَّا
سَیِّاٰتِنَا وَ تَوَفَّنَا مَعَ
الۡاَبۡرَارِ ﴿﴾ۚ رَبَّنَا وَ اٰتِنَا
مَا وَعَدۡتَّنَا عَلٰی رُسُلِکَ وَ لَا تُخۡزِنَا یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ ؕ اِنَّکَ
لَا تُخۡلِفُ الۡمِیۡعَادَ ﴿﴾
Sesungguhnya
dalam penciptaan seluruh langit dan bumi serta pertukaran
malam dan siang benar-benar terdapat Tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, dan sambil
berbaring atas rusuk mereka,
dan mereka memikirkan menge-nai penciptaan
seluruh langit dan bumi رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ ہٰذَا بَاطِلًا ۚ سُبۡحٰنَکَ
فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ -- seraya berkata: “Ya Rabb (Tuhan) kami, sekali-kali tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha
Suci Engkau dari perbuatan sia-sia maka peliharalah kami dari azab Api. رَبَّنَاۤ اِنَّکَ
مَنۡ تُدۡخِلِ النَّارَ فَقَدۡ اَخۡزَیۡتَہٗ -- “Wahai Rabb
(Tuhan) kami, sesungguhnya barangsiapa
yang Engkau masukkan ke dalam Api maka sungguh
Engkau telah menghinakannya, وَ مَا لِلظّٰلِمِیۡنَ مِنۡ اَنۡصَارٍ -- dan sekali-kali
tidak ada bagi orang-orang zalim seorang penolong pun. رَبَّنَاۤ اِنَّنَا سَمِعۡنَا مُنَادِیًا یُّنَادِیۡ لِلۡاِیۡمَانِ اَنۡ
اٰمِنُوۡا بِرَبِّکُمۡ فَاٰمَنَّا -- Wahai Rabb (Tuhan) kami, sesungguhnya kami telah mendengar seorang Penyeru
menyeru kami kepada keimanan seraya
berkata: "Berimanlah kamu kepada Rabb
(Tuhan) kamu" maka kami telah
beriman. رَبَّنَا فَاغۡفِرۡ لَنَا
ذُنُوۡبَنَا وَ کَفِّرۡ عَنَّا سَیِّاٰتِنَا وَ تَوَفَّنَا مَعَ الۡاَبۡرَارِ -- Wahai Rabb
(Tuhan) kami, ampunilah bagi kami
dosa-dosa kami, hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami bersama orang-orang yang ber-buat kebajikan. رَبَّنَا وَ اٰتِنَا مَا وَعَدۡتَّنَا عَلٰی رُسُلِکَ وَ لَا تُخۡزِنَا
یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ
-- Wahai Rabb (Tuhan) kami, karena itu berikanlah
kepada kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau, dan janganlah Engkau menghinakan kami pada Hari
Kiamat, اِنَّکَ لَا تُخۡلِفُ الۡمِیۡعَادَ -- sesungguhnya Engkau tidak pernah menyalahi janji.” (Ali ‘Imran [3]:191-195).
“Duel Makar” Dalam
Makar Buruk Terhadap Nabi
Besar Muhammad Saw.
Kembali kepada pembahasan awal mengenai para pemuka
kaum kafir Quraisy pimpinan Abu Jahal dan kawan-kawannya yang
bergelimang dalam kemusyrikan, mereka tidak menyadari ketidak-layakan mereka sebagai “pengkhidmat”
Baitullah, itulah sebabnya ketika
Allah Swt. akan membersihkan Baitullah
dari kekotoran kemusyrikan melalui
pengutusan Nabi Besar Muhammad saw. -- memenuhi doa Nabi Ibrahim a.s. (QS.2:126-130) -- maka Abu
Jahal dan para pemuka kaum Quraisy Mekkah lainnya dengan takabbur
telah menantang turunnya azab Ilahi kepada mereka, firman-Nya:
وَ اِذۡ
قَالُوا اللّٰہُمَّ اِنۡ کَانَ
ہٰذَا ہُوَ الۡحَقَّ مِنۡ عِنۡدِکَ فَاَمۡطِرۡ عَلَیۡنَا حِجَارَۃً مِّنَ
السَّمَآءِ اَوِ ائۡتِنَا بِعَذَابٍ اَلِیۡمٍ ﴿﴾ وَ مَا کَانَ اللّٰہُ
لِیُعَذِّبَہُمۡ وَ اَنۡتَ
فِیۡہِمۡ ؕ وَ مَا کَانَ اللّٰہُ مُعَذِّبَہُمۡ وَ ہُمۡ یَسۡتَغۡفِرُوۡنَ ﴿﴾ وَ مَا لَہُمۡ
اَلَّا یُعَذِّبَہُمُ اللّٰہُ وَ
ہُمۡ یَصُدُّوۡنَ عَنِ الۡمَسۡجِدِ
الۡحَرَامِ وَ مَا کَانُوۡۤا اَوۡلِیَآءَہٗ ؕ اِنۡ اَوۡلِیَآؤُہٗۤ اِلَّا الۡمُتَّقُوۡنَ وَ لٰکِنَّ اَکۡثَرَہُمۡ
لَا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾
Dan ingatlah
ketika mereka berkata: “Ya Allah, jika Al-Quran ini benar-benar
kebenaran dari Engkau maka hujanilah
kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.” وَ مَا کَانَ اللّٰہُ لِیُعَذِّبَہُمۡ وَ اَنۡتَ فِیۡہِمۡ -- Tetapi Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama engkau berada di tengah-tengah mereka, وَ مَا کَانَ
اللّٰہُ مُعَذِّبَہُمۡ وَ ہُمۡ یَسۡتَغۡفِرُوۡنَ -- dan Allah
sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedangkan mereka meminta ampun. وَ مَا لَہُمۡ اَلَّا یُعَذِّبَہُمُ اللّٰہُ وَ ہُمۡ
یَصُدُّوۡنَ عَنِ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ وَ مَا کَانُوۡۤا اَوۡلِیَآءَہٗ -- Dan mengapa Allah tidak akan mengazab mereka,
sedangkan mereka menghalang-halangi orang-orang dari Masjidilharam, dan mereka sekali-kali bukanlah orang-orang yang berhak melindunginya? اِنۡ اَوۡلِیَآؤُہٗۤ اِلَّا الۡمُتَّقُوۡنَ وَ لٰکِنَّ اَکۡثَرَہُمۡ
لَا یَعۡلَمُوۡنَ -- Tidak lain yang
berhak melindunginya melainkan orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Al-Anfāl [8]:33-35).
Kira-kira seperti kata-kata itu jugalah Abu Jahal mendoa di medan perang Badar (Bukhari — Kitab Tafsir). Doa
itu dikabulkan secara harfiah. Abu Jahal bersama beberapa pemimpin Quraisy yang lain, terbunuh dan mayat-mayat mereka dilemparkan ke dalam sebuah lubang (QS.8:18).
Orang-orang kafir Mekkah mendapat hukuman Allah Swt. sesuai doa takabbur yang dipanjatkan Abu
jahal tersebut, setelah Nabi Besar
Muhammad saw. dipaksa oleh mereka --
melalui makar-buruk yang mereka lakukan -- sehingga beliau saw. hijrah meninggalkan
Mekkah menuju Madinah (QS.8:31; QS.9:40),
firman-Nya:
وَ اِذۡ یَمۡکُرُ بِکَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِیُثۡبِتُوۡکَ اَوۡ
یَقۡتُلُوۡکَ اَوۡ یُخۡرِجُوۡکَ ؕ وَ یَمۡکُرُوۡنَ وَ یَمۡکُرُ اللّٰہُ
ؕ وَ اللّٰہُ خَیۡرُ الۡمٰکِرِیۡنَ ﴿﴾
Dan ingatlah
ketika orang-orang kafir merancang
makar buruk terhadap engkau,
supaya mereka dapat menangkap engkau
atau membunuh engkau atau mengusir engkau. وَ یَمۡکُرُوۡنَ وَ
یَمۡکُرُ اللّٰہُ -- Mereka merancang makar buruk, dan Allāh pun merancang makar
tandingan, ؕ وَ اللّٰہُ خَیۡرُ
الۡمٰکِرِیۡنَ -- dan Allah sebaik-baik Perancang
makar. (Al-Anfal [8]:31).
Sehubungan dengan “makar buruk” tersebut, berikut firman-Nya
lagi mengenai pertolongan khusus Allah
Swt. terhadap Nabi Besar Muhammad saw. ketika bersama Abu Bakar Shiddiq r.a. bersembunyi dalam gua Tsaur pada waktu hijrah dari Mekkah ke Madinah:
اِلَّا تَنۡصُرُوۡہُ
فَقَدۡ نَصَرَہُ اللّٰہُ اِذۡ اَخۡرَجَہُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ثَانِیَ اثۡنَیۡنِ اِذۡ ہُمَا فِی
الۡغَارِ اِذۡ یَقُوۡلُ
لِصَاحِبِہٖ لَا تَحۡزَنۡ
اِنَّ اللّٰہَ
مَعَنَا ۚ فَاَنۡزَلَ
اللّٰہُ سَکِیۡنَتَہٗ عَلَیۡہِ وَ اَیَّدَہٗ بِجُنُوۡدٍ لَّمۡ تَرَوۡہَا وَ جَعَلَ کَلِمَۃَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوا السُّفۡلٰی ؕ وَ کَلِمَۃُ اللّٰہِ ہِیَ الۡعُلۡیَا ؕ وَ
اللّٰہُ عَزِیۡزٌ حَکِیۡمٌ ﴿﴾
Jika kamu
tidak menolongnya maka sungguh Allah telah menolongnya ketika ia (Rasulullah)
diusir oleh orang-orang kafir, sedangkan ia kedua dari yang dua ketika keduanya
berada dalam gua, lalu ia berkata kepada temannya: لَا تَحۡزَنۡ اِنَّ اللّٰہَ مَعَنَا -- “Janganlah engkau sedih sesungguhnya Allah beserta kita”, فَاَنۡزَلَ اللّٰہُ سَکِیۡنَتَہٗ عَلَیۡہِ وَ اَیَّدَہٗ بِجُنُوۡدٍ لَّمۡ تَرَوۡہَا -- lalu Allah
menurunkan ketenteraman-Nya kepadanya dan menolongnya
dengan lasykar-lasykar yang kamu tidak melihatnya, وَ جَعَلَ کَلِمَۃَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوا السُّفۡلٰی -- dan Dia
menjadikan perkataan orang-orang yang kafir itu rendah وَ کَلِمَۃُ اللّٰہِ ہِیَ الۡعُلۡیَا -- sedangkan Kalimah Allah itulah yang tertinggi, وَ اللّٰہُ عَزِیۡزٌ حَکِیۡمٌ -- dan Allah
Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
(At-Taubah [9]:40).
Keberadaan Rasul Allah Merupakan “Perisai”
Terhadap Azab Ilahi &
Penganugerahan Rezeki Duniawi
Bersifat Umum
Rasul-rasul Allah berfungsi semacam perisai terhadap hukuman-hukuman dari langit, itulah sebabnya selama Nabi Besar
Muhammad saw. berada di Mekkah, bagaimana pun zalimnya perlakuan Abu Jahal
dan kawan-kawannya kepada beliau saw. dan umat
Islam tetapi Allah Swt. tidak menghukum mereka di Mekkah -- yang dinyatakan
sendiri oleh Allah Swt. sebagai kota yang
aman (Al-Baqarah [2]:126-127).
Tetapi ketika Abu Jahal dan kawan-kawannya memaksa
Nabi Besar Muhammad saw. meninggalkan
Mekkah dan hijrah ke Medinah
maka jaminan perlindungan Allah Swt. terhadap kota Mekkah dan penghuninya menjadi tidak berlaku lagi bagi Abu
Jahal dan 1000 orang pasukannya, ketika mereka meninggalkan
Mekkah guna memerangi dan menghabisi
Nabi Besar Muhammad saw. dan umat Islam
dalam Perang Badar, berikut firman Allah Swt.
mengenai kekalahan tragis
pasukan Mekkah pimpinan Abu jahal
dalam perang Badar:
فَلَمۡ
تَقۡتُلُوۡہُمۡ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ
قَتَلَہُمۡ ۪ وَ مَا رَمَیۡتَ اِذۡ رَمَیۡتَ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ رَمٰی ۚ وَ
لِیُبۡلِیَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ مِنۡہُ
بَلَآءً حَسَنًا ؕ اِنَّ
اللّٰہَ سَمِیۡعٌ عَلِیۡمٌ ﴿﴾
Maka bukan
kamu yang membunuh mereka melainkan Allah yang telah membunuh mereka,
وَ مَا رَمَیۡتَ اِذۡ رَمَیۡتَ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ رَمٰی -- dan bukan engkau yang melemparkan pasir
ketika engkau melempar, melainkan Allah-lah
yang telah melempar, وَ لِیُبۡلِیَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ مِنۡہُ
بَلَآءً حَسَنًا ؕ اِنَّ اللّٰہَ سَمِیۡعٌ
عَلِیۡمٌ -- dan supaya
Dia menganugerahi orang-orang yang beriman anugerah yang baik dari-Nya, sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha
Mengetahui. (Al-Anfāl [8]:18).
Dalam firman Allah Swt. sebelumnya
dikemukakan doa yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim a.s. bagi
penduduk Mekkah: وَ اِذۡ قَالَ اِبۡرٰہٖمُ رَبِّ
اجۡعَلۡ ہٰذَا بَلَدًا اٰمِنًا -- Dan
ingatlah ketika Ibrahim berkata:
“Ya Rabbi (Tuhan-ku), jadikanlah
tempat ini kota yang aman, وَّ ارۡزُقۡ اَہۡلَہٗ مِنَ الثَّمَرٰتِ مَنۡ اٰمَنَ مِنۡہُمۡ بِاللّٰہِ وَ الۡیَوۡمِ الۡاٰخِرِ -- dan berikanlah rezeki
berupa buah-buahan kepada penduduknya
dari antara mereka yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian.” قَالَ وَ مَنۡ کَفَرَ فَاُمَتِّعُہٗ قَلِیۡلًا ثُمَّ اَضۡطَرُّہٗۤ اِلٰی عَذَابِ النَّارِ ؕ وَ بِئۡسَ الۡمَصِیۡرُ -- Dia berfirman: “Dan orang yang kafir pun maka
Aku akan memberi sedikit kesenangan kepadanya kemudian akan
Aku paksa ia masuk ke dalam azab Api, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (Al-Baqarah [2]:127).
Jadi, menurut firman Allah Swt. tersebut
bahwa mengenai pengenugerahan harta kekayaan atau rezeki
duniawi, sesuai dengan Sifat Rahmaniyat-Nya kepada orang-orang
yang
kafir terhadap Allah
Swt. dan Rasul-Nya pun kepada mereka diberikan pula sedikit kesenangan
duniawi, tetapi jika kekafiran
mereka telah melampaui batas maka Allah Swt. berfirman ثُمَّ اَضۡطَرُّہٗۤ اِلٰی عَذَابِ النَّارِ ؕ وَ بِئۡسَ – “kemudian akan
Aku paksa ia masuk ke dalam azab Api, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”
Sehubungan dengan hal tersebut, selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai azab
Ilahi yang akan menimpa kaum kafir
Quraisy Mekkah setelah mereka memaksa mengusir Nabi Besar Muhammad saw. dari Mekkah:
وَ مَا لَہُمۡ اَلَّا یُعَذِّبَہُمُ اللّٰہُ وَ ہُمۡ
یَصُدُّوۡنَ عَنِ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ وَ مَا کَانُوۡۤا اَوۡلِیَآءَہٗ
ؕ اِنۡ اَوۡلِیَآؤُہٗۤ اِلَّا الۡمُتَّقُوۡنَ وَ لٰکِنَّ اَکۡثَرَہُمۡ
لَا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾ وَ مَا کَانَ صَلَاتُہُمۡ عِنۡدَ الۡبَیۡتِ اِلَّا
مُکَآءً وَّ تَصۡدِیَۃً ؕ فَذُوۡقُوا
الۡعَذَابَ بِمَا کُنۡتُمۡ تَکۡفُرُوۡنَ
﴿﴾ اِنَّ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا یُنۡفِقُوۡنَ
اَمۡوَالَہُمۡ لِیَصُدُّوۡا عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ ؕفَسَیُنۡفِقُوۡنَہَا ثُمَّ
تَکُوۡنُ عَلَیۡہِمۡ حَسۡرَۃً ثُمَّ
یُغۡلَبُوۡنَ ۬ؕ وَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡۤا
اِلٰی جَہَنَّمَ یُحۡشَرُوۡنَ ﴿ۙ﴾ لِیَمِیۡزَ اللّٰہُ
الۡخَبِیۡثَ مِنَ الطَّیِّبِ وَ یَجۡعَلَ الۡخَبِیۡثَ بَعۡضَہٗ عَلٰی
بَعۡضٍ فَیَرۡکُمَہٗ جَمِیۡعًا فَیَجۡعَلَہٗ
فِیۡ جَہَنَّمَ ؕ اُولٰٓئِکَ
ہُمُ الۡخٰسِرُوۡنَ ﴿٪﴾
Dan mengapa Allah tidak akan mengazab mereka, وَ ہُمۡ یَصُدُّوۡنَ عَنِ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ وَ
مَا کَانُوۡۤا اَوۡلِیَآءَہٗ -- sedangkan
mereka menghalang-halangi orang-orang
dari Masjidilharam, dan mereka sekali-kali bukanlah orang-orang
yang berhak melindunginya? اِنۡ اَوۡلِیَآؤُہٗۤ اِلَّا الۡمُتَّقُوۡنَ وَ لٰکِنَّ اَکۡثَرَہُمۡ
لَا یَعۡلَمُوۡنَ -- Tidak lain yang
berhak melindunginya melainkan orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. وَ مَا کَانَ
صَلَاتُہُمۡ عِنۡدَ الۡبَیۡتِ اِلَّا مُکَآءً
وَّ تَصۡدِیَۃً -- Dan shalat mereka di Rumah Allah itu tidak lain melainkan siul dan tepuk tangan belaka, فَذُوۡقُوا الۡعَذَابَ بِمَا کُنۡتُمۡ
تَکۡفُرُوۡنَ -- karena
itu rasakanlah azab
disebabkan kekafiran kamu. اِنَّ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا یُنۡفِقُوۡنَ اَمۡوَالَہُمۡ لِیَصُدُّوۡا عَنۡ
سَبِیۡلِ اللّٰہِ -- Sesungguhnya orang-orang kafir membelanjakan
harta mereka guna menghalang-halangi
manusia dari jalan Allah,
فَسَیُنۡفِقُوۡنَہَا ثُمَّ تَکُوۡنُ عَلَیۡہِمۡ
حَسۡرَۃً ثُمَّ یُغۡلَبُوۡنَ -- maka mereka akan senantiasa membelanjakannya,
kemudian hal itu menjadi penyesalan bagi
mereka, sesudah itu mereka akan dikalahkan, وَ
الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡۤا اِلٰی جَہَنَّمَ
یُحۡشَرُوۡنَ -- dan
orang-orang kafir akan dihimpun ke neraka jahannam, لِیَمِیۡزَ اللّٰہُ الۡخَبِیۡثَ مِنَ الطَّیِّبِ وَ یَجۡعَلَ
الۡخَبِیۡثَ بَعۡضَہٗ عَلٰی بَعۡضٍ -- supaya
Allah memisahkan yang buruk dari yang baik, dan Dia menjadikan yang buruk itu sebagian
di atas sebagian yang lain, فَیَرۡکُمَہٗ جَمِیۡعًا فَیَجۡعَلَہٗ فِیۡ جَہَنَّمَ ؕ اُولٰٓئِکَ ہُمُ
الۡخٰسِرُوۡنَ -- lalu Dia
menumpukkan semuanya, kemudian mencampakkannya
ke dalam Jahannam, mereka itulah orang-orang yang rugi. (Al-Anfāl
[8]:35-37).
Pembelanjaan Harta Untuk Menghadang Haqq (Kebenaran) yang Berulang di Akhir Zaman
Kata-kata dalam ayat
اِنَّ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا یُنۡفِقُوۡنَ
اَمۡوَالَہُمۡ لِیَصُدُّوۡا عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ -- “sesungguhnya
orang-orang kafir membelanjakan harta
mereka guna menghalang-halangi manusia
dari jalan Allah”, mengandung nubuatan bahwa kekayaan
yang dibelanjakan oleh orang kafir
dalam peperangan melawan Islam, akan terbukti menjadi sumber kesedihan dan duka cita bagi mereka.
Mengapa demikian? Sebab upaya-upaya
mereka untuk memusnahkan Islam
akan mengalami kegagalan dan anak-cucu mereka sendiri kelak akan menerima Islam lalu menafkahkan harta kekayaannya untuk memajukan perjuangan Islam. Itulah yang terjadi keturunan para penentang
Nabi Besar Muhammad saw., salah satu
contohnya adalah Khalid bin Walid r.a., yang nyaris membuat Nabi Besar Muhammad saw.
terbunuh dalam Perang Uhud, dan Amr bin ‘As r.a. yang menjadi penakluk Mesir.
Jawaban
Allah Swt. atas doa Nabi Ibrahim a.s. sebelum ini: وَ اِذۡ قَالَ اِبۡرٰہٖمُ رَبِّ
اجۡعَلۡ ہٰذَا بَلَدًا اٰمِنًا -- Dan
ingatlah ketika Ibrahim
berkata: “Ya Rabbi (Tuhan-ku), jadikanlah
tempat ini kota yang aman, وَّ ارۡزُقۡ اَہۡلَہٗ مِنَ الثَّمَرٰتِ مَنۡ اٰمَنَ مِنۡہُمۡ بِاللّٰہِ وَ الۡیَوۡمِ الۡاٰخِرِ -- dan berikanlah rezeki
berupa buah-buahan kepada penduduknya
dari antara mereka yang beriman
kepada Allah dan Hari Kemudian.” قَالَ وَ مَنۡ کَفَرَ فَاُمَتِّعُہٗ قَلِیۡلًا ثُمَّ اَضۡطَرُّہٗۤ اِلٰی عَذَابِ النَّارِ ؕ وَ بِئۡسَ الۡمَصِیۡرُ -- Dia
berfirman: “Dan orang yang kafir
pun maka Aku akan memberi sedikit
kesenangan kepadanya kemudian akan Aku paksa ia masuk ke dalam
azab Api, dan itulah seburuk-buruk
tempat kembali.” (Al-Baqarah
[2]:127), kembali terjadi di Akhir Zaman saat ini.
Mengapa demikian? Sebab walau pun pada
kenyataannya hasil penjualan “emas hitam”
(minyak bumi) oleh negara-negara Muslim
di Timur Tengah telah membuat para penguasa negeri-negeri di Timur Tengah
menjadi sangat kaya-raya, tetapi karena
tidak dimanfaatkan untuk mengkhidmati sasama makhluk yang nasibnya
belum beruntung, -- dan bahkan digunakan untuk menyerang sesama Muslim
yang dianggap membahayakan kedudukan
mereka -- maka pasti firman Allah Swt.
kepada Nabi Ibrahim a.s. sebelum ini akan berlaku bagi mereka: قَالَ وَ مَنۡ کَفَرَ فَاُمَتِّعُہٗ قَلِیۡلًا ثُمَّ اَضۡطَرُّہٗۤ اِلٰی عَذَابِ النَّارِ ؕ وَ بِئۡسَ الۡمَصِیۡرُ -- Dia berfirman: “Dan orang yang kafir pun maka
Aku akan memberi sedikit kesenangan kepadanya kemudian akan
Aku paksa ia masuk ke dalam azab Api, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (Al-Baqarah [2]:127),
Jadi, berbagai kobaran api
yang selama ini terjadi di wilayah Timur Tengah
-- termasuk serangan yang akhir-akhir ini dilakukan pasukan koalisi pimpinan kerajaan Saudi Arabia terhadap Yaman
merupakan bukti akibat disia-siakannya rezeki duniawi yang untuk
itu Nabi Ibrahim a.s. telah berdoa
kepada Allah Swt.
Dari semua bentuk kezaliman
yang dilakukan terhadap sesama Muslim
tersebut -- yang akan berujung dengan hilangnya kekuasaan mereka -- yaitu sebagaimana kezaliman
yang terjadi di masa pengutusan
Nabi Besar Muhammad saw. oleh Abu jahal dan
para pemimpin kafir Quraisy lainnya, adalah
berbagai makar-buruk yang selama ini terus menerus dilakukan terhadap Jemaat Muslim Ahmadiyah, yang atas perintah Allah Swt. yang didirikan oleh Al-Masih Mau’ud a.s. guna mewujudkan kejayaan Islam yang kedua kali di Akhir Zaman ini, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ
رَسُوۡلَہٗ بِالۡہُدٰی وَ
دِیۡنِ الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ کَرِہَ
الۡمُشۡرِکُوۡنَ ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk
dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama,
walaupun orang musyrik tidak menyukai (Ash-Shaf [61]:10).
(Bersambung)
Rujukan:
The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 13 Mei
2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar