Sabtu, 16 Mei 2015

Hakikat Mengapa Para Penentang Rasul Allah Diumpamakan "Keledai yang Memikul Buku-buku tebal" di Punggungnya



بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ



Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt


Bab 53

    
Hakikat  Mengapa  Para Penentang Rasul Allah Diumpamakan  Keledai yang Memikul Buku-buku Tebal  di Punggungnya       
 
 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dibahas  mengenai    ayat  اِنَّ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا یُنۡفِقُوۡنَ اَمۡوَالَہُمۡ لِیَصُدُّوۡا عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ  --  “sesungguhnya orang-orang kafir membelanjakan harta mereka guna menghalang-halangi manusia  dari jalan Allah” (Al-Anfāl [8]:36),  ayat tersebut   mengandung nubuatan bahwa kekayaan yang dibelanjakan oleh orang kafir dalam peperangan melawan Islam, akan terbukti menjadi sumber kesedihan dan duka cita bagi mereka.
       Mengapa demikian? Sebab  upaya-upaya mereka untuk memusnahkan Islam akan mengalami kegagalan dan anak-cucu mereka sendiri kelak akan menerima Islam lalu menafkahkan harta kekayaannya untuk memajukan perjuangan Islam. Itulah yang terjadi  keturunan   para penentang Nabi Besar Muhammad saw.,  salah satu contohnya  adalah Khalid bin Walid r.a.,  yang nyaris membuat Nabi Besar Muhammad saw. terbunuh dalam Perang Uhud, dan Amr bin ‘As r.a.  yang menjadi penakluk Mesir.

Menyemburnya “Emas Hitam” (Minyak Bumi) di Timur Tengah yang  Menimbulkan Pertumpahan Darah

       Jawaban Allah Swt.  atas doa Nabi Ibrahim a.s. sebelum ini: وَ اِذۡ قَالَ  اِبۡرٰہٖمُ  رَبِّ اجۡعَلۡ ہٰذَا بَلَدًا اٰمِنًا --  Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata: “Ya Rabbi (Tuhan-ku),  jadikanlah tempat ini kota yang aman,  وَّ ارۡزُقۡ اَہۡلَہٗ مِنَ الثَّمَرٰتِ مَنۡ اٰمَنَ مِنۡہُمۡ بِاللّٰہِ وَ الۡیَوۡمِ الۡاٰخِرِ -- dan berikanlah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya dari antara mereka yang beriman  kepada  Allah dan Hari Kemudian.”  قَالَ وَ مَنۡ کَفَرَ فَاُمَتِّعُہٗ قَلِیۡلًا ثُمَّ  اَضۡطَرُّہٗۤ اِلٰی عَذَابِ النَّارِ ؕ وَ بِئۡسَ الۡمَصِیۡرُ  -- Dia berfirman: “Dan orang yang kafir pun  maka Aku akan memberi sedikit kesenangan kepadanya kemudian  akan Aku paksa ia masuk ke dalam azab Api, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”  (Al-Baqarah [2]:127), kembali terjadi di Akhir Zaman  saat ini.
       Apa sebabnya? Karena walau pun pada kenyataannya hasil penjualan “emas hitam” (minyak bumi) oleh negara-negara Muslim di Timur Tengah telah membuat para penguasa negeri-negeri di Timur Tengah menjadi sangat kaya-raya, tetapi  karena  tidak dimanfaatkan untuk mengkhidmati sasama makhluk yang nasibnya belum beruntung,   -- dan bahkan digunakan untuk menyerang sesama Muslim yang dianggap membahayakan kedudukan mereka   -- maka pasti firman Allah Swt. kepada Nabi Ibrahim a.s. sebelum ini akan berlaku bagi mereka: قَالَ وَ مَنۡ کَفَرَ فَاُمَتِّعُہٗ قَلِیۡلًا ثُمَّ  اَضۡطَرُّہٗۤ اِلٰی عَذَابِ النَّارِ ؕ وَ بِئۡسَ الۡمَصِیۡرُ  -- Dia berfirman: “Dan orang yang kafir pun  maka Aku akan memberi sedikit kesenangan kepadanya kemudian  akan Aku paksa ia masuk ke dalam azab Api, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”  (Al-Baqarah [2]:127),
          Jadi, berbagai kobaran api yang selama ini terjadi di wilayah Timur Tengah  -- termasuk  serangan yang  akhir-akhir ini dilakukan pasukan koalisi pimpinan kerajaan Saudi Arabia terhadap Yaman merupakan bukti  akibat  disia-siakannya rezeki duniawi  yang untuk itu Nabi Ibrahim a.s. telah berdoa kepada Allah Swt.
  Dari semua bentuk kezaliman yang dilakukan terhadap sesama Muslim tersebut   --  yang  akan berujung dengan hilangnya kekuasaan mereka  --  yaitu sebagaimana  kezaliman yang terjadi   di masa pengutusan Nabi Besar Muhammad saw. oleh Abu jahal dan para pemimpin kafir Quraisy lainnya, adalah berbagai  makar-buruk yang selama ini terus menerus dilakukan terhadap Jemaat Muslim Ahmadiyah, yang atas perintah Allah Swt.  yang didirikan oleh Al-Masih Mau’ud a.s. guna mewujudkan kejayaan Islam yang kedua kali di Akhir Zaman ini, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ  الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama, walaupun orang musyrik tidak menyukai  (Ash-Shaf [61]:10).

Akibat Buruk Melakukan Pendustaan dan Kezaliman Terhadap Nabi Nuh a.s,

       Insya Allah, dalam waktu yang tidak terlalu lama umat manusia akan menyaksikan banyaknya “bahtera-bahtera” buatan manusia yang  saat ini  yang sedang “oleng”   -- jika mereka tidak segera menghentikan kezaliman yang mereka lakukan terhadap sesama Muslim  --  maka “bahtera-bahtera” buatan manusia tersebut  jika para “nakhodanya” tidak segera bertaubat  kepada Allah Swt. -- akan “tenggelam”,  karena digunakan oleh para nakhodanya untuk melakukan “makar buruk” terhadap “Bahtera Nuh” Akhir Zaman yakni Jemaat Muslim Ahmadiyah, yang dibangun atas perintah Allah Swt. kepada Al-Masih Mau’ud a.s., berikut firman-Nya mengenai Nabi Nuh a.s. dan “bahtera” (perahu)  yang beliau buat :
کَذَّبَتۡ قَبۡلَہُمۡ  قَوۡمُ نُوۡحٍ  فَکَذَّبُوۡا عَبۡدَنَا وَ  قَالُوۡا  مَجۡنُوۡنٌ  وَّ ازۡدُجِرَ ﴿﴾  فَدَعَا رَبَّہٗۤ  اَنِّیۡ  مَغۡلُوۡبٌ  فَانۡتَصِرۡ ﴿﴾  فَفَتَحۡنَاۤ  اَبۡوَابَ السَّمَآءِ  بِمَآءٍ  مُّنۡہَمِرٍ ﴿۫ۖ﴾  وَّ فَجَّرۡنَا الۡاَرۡضَ عُیُوۡنًا فَالۡتَقَی الۡمَآءُ عَلٰۤی  اَمۡرٍ  قَدۡ  قُدِرَ ﴿ۚ﴾  وَ  حَمَلۡنٰہُ  عَلٰی ذَاتِ اَلۡوَاحٍ  وَّ دُسُرٍ ﴿ۙ﴾  تَجۡرِیۡ  بِاَعۡیُنِنَا ۚ جَزَآءً  لِّمَنۡ کَانَ کُفِرَ ﴿﴾  وَ لَقَدۡ  تَّرَکۡنٰہَاۤ  اٰیَۃً  فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ ﴿﴾  فَکَیۡفَ کَانَ عَذَابِیۡ  وَ  نُذُرِ ﴿﴾  وَ لَقَدۡ یَسَّرۡنَا الۡقُرۡاٰنَ  لِلذِّکۡرِ  فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ ﴿﴾
Sebelum mereka pun kaum Nuh   telah  mendustakan,  lalu mereka mendustakan hamba Kami dan mereka berkata:  مَجۡنُوۡنٌ  وَّ ازۡدُجِرَ -- “Ia  orang gila dan terusir.”  فَدَعَا رَبَّہٗۤ  اَنِّیۡ  مَغۡلُوۡبٌ  فَانۡتَصِر  -- Maka ia berdoa kepada Rabb-nya (Tuhan-nya): “Sesungguhnya aku dikalahkan, maka  tolonglah aku.”  فَفَتَحۡنَاۤ  اَبۡوَابَ السَّمَآءِ  بِمَآءٍ  مُّنۡہَمِرٍ   -- Maka Kami membukakan pintu-pintu awan dengan air yang tercurah deras. وَّ فَجَّرۡنَا الۡاَرۡضَ عُیُوۡنًا فَالۡتَقَی الۡمَآءُ عَلٰۤی  اَمۡرٍ  قَدۡ  قُدِرَ   --    maka  Kami memancarkan  sumber-sumber air di bumi lalu kedua air itu  bertemu untuk suatu perintah yang telah ditentukan.  وَ  حَمَلۡنٰہُ  عَلٰی ذَاتِ اَلۡوَاحٍ  وَّ دُسُرٍ --  Dan  Kami mengangkut dia di atas sesuatu yang terbuat dari papan dan paku, تَجۡرِیۡ  بِاَعۡیُنِنَا ۚ جَزَآءً  لِّمَنۡ کَانَ کُفِرَ  --  yang berlayar di bawah  pengawasan Kami sebagai ganjaran bagi orang yang senantiasa diingkari.   Dan  sungguh  Kami benar-benar telah meninggalkan peristiwa itu sebagai Tanda, maka apakah ada yang mengambil peringatan?  Maka betapa dahsyatnya azab-Ku dan peringatan-Ku!  وَ لَقَدۡ یَسَّرۡنَا الۡقُرۡاٰنَ  لِلذِّکۡرِ  فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ   -- Dan sesungguhnya Kami telah  mempermudah Al-Quran untuk diingat,  maka apakah ada orang yang mengambil peringatan? (Al-Qamar [54]:10-18).
Firman-Nya lagi:
 حَتّٰۤی اِذَا جَآءَ اَمۡرُنَا وَ فَارَ التَّنُّوۡرُ ۙ قُلۡنَا احۡمِلۡ فِیۡہَا مِنۡ کُلٍّ زَوۡجَیۡنِ اثۡنَیۡنِ وَ اَہۡلَکَ اِلَّا مَنۡ سَبَقَ عَلَیۡہِ الۡقَوۡلُ وَ مَنۡ اٰمَنَ ؕ وَ مَاۤ  اٰمَنَ  مَعَہٗۤ   اِلَّا قَلِیۡلٌ ﴿﴾  وَ قَالَ ارۡکَبُوۡا فِیۡہَا بِسۡمِ اللّٰہِ مَ‍‍جۡؔرٖىہَا وَ مُرۡسٰىہَا ؕ اِنَّ رَبِّیۡ لَغَفُوۡرٌ رَّحِیۡمٌ  ﴿﴾ وَ ہِیَ تَجۡرِیۡ بِہِمۡ فِیۡ مَوۡجٍ کَالۡجِبَالِ ۟  وَ نَادٰی نُوۡحُۨ  ابۡنَہٗ وَ کَانَ فِیۡ  مَعۡزِلٍ یّٰـبُنَیَّ ارۡکَبۡ مَّعَنَا وَ لَا تَکُنۡ مَّعَ الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾  قَالَ سَاٰوِیۡۤ  اِلٰی جَبَلٍ یَّعۡصِمُنِیۡ  مِنَ الۡمَآءِ ؕ قَالَ لَا عَاصِمَ  الۡیَوۡمَ  مِنۡ  اَمۡرِ اللّٰہِ  اِلَّا مَنۡ رَّحِمَ ۚ وَ حَالَ بَیۡنَہُمَا الۡمَوۡجُ  فَکَانَ  مِنَ  الۡمُغۡرَقِیۡنَ  ﴿﴾ وَ قِیۡلَ یٰۤاَرۡضُ ابۡلَعِیۡ مَآءَکِ وَ یٰسَمَآءُ اَقۡلِعِیۡ وَ غِیۡضَ الۡمَآءُ       وَ قُضِیَ الۡاَمۡرُ وَ اسۡتَوَتۡ عَلَی الۡجُوۡدِیِّ  وَ قِیۡلَ بُعۡدًا لِّلۡقَوۡمِ  الظّٰلِمِیۡنَ﴿﴾
Hingga apabila datang perintah Kami dan sumber mata air telah menyembur Kami berfirman:  Naikkanlah ke atas bahtera itu sepasang dari setiap jenis jantan dan betina, dan keluarga engkau, kecuali orang yang telah terdahulu ditetapkan keputusan  terhadapnya, dan mereka yang telah beriman. Dan sama sekali tidak ada yang beriman kepadanya kecuali sedikit jumlahnya. وَ قَالَ ارۡکَبُوۡا فِیۡہَا بِسۡمِ اللّٰہِ مَ‍‍جۡؔرٖىہَا وَ مُرۡسٰىہَا  --  Dan ia (Nuh)  berkata: “Naiklah ke atasnya, dengan nama Allah berlayarnya dan berlabuhnya,  اِنَّ رَبِّیۡ لَغَفُوۡرٌ رَّحِیۡمٌ    -- sesungguhnya Rabb-ku (Tuhan-ku) Maha Pengampun, Maha Penyayang.” وَ ہِیَ تَجۡرِیۡ بِہِمۡ فِیۡ مَوۡجٍ کَالۡجِبَالِ  --  Dan bahtera itu melaju dengan  membawa mereka di tengah ombak seperti gunung, وَ نَادٰی نُوۡحُۨ  ابۡنَہٗ وَ کَانَ فِیۡ  مَعۡزِلٍ یّٰـبُنَیَّ ارۡکَبۡ مَّعَنَا  -- dan Nuh berseru kepada anaknya  yang senantiasa berada di tempat terpisah: “Hai anakku, naiklah beserta kami وَ لَا تَکُنۡ مَّعَ الۡکٰفِرِیۡنَ  -- dan janganlah engkau termasuk orang-orang kafir.” قَالَ سَاٰوِیۡۤ  اِلٰی جَبَلٍ یَّعۡصِمُنِیۡ  مِنَ الۡمَآءِ  Ia menjawab: “Aku segera akan mencari sendiri perlindungan ke sebuah gunung yang akan menjagaku dari air itu.”  قَالَ لَا عَاصِمَ  الۡیَوۡمَ  مِنۡ  اَمۡرِ اللّٰہِ  اِلَّا مَنۡ رَّحِمَ --  Ia, Nuh berkata: “Tidak ada tempat berlindung pada hari ini bagi seorang pun dari perintah Allah, kecuali bagi orang yang Dia kasihani.” وَ حَالَ بَیۡنَہُمَا الۡمَوۡجُ  فَکَانَ  مِنَ  الۡمُغۡرَقِیۡنَ  --  Lalu ombak menjadi penghalang di antara keduanya  maka jadilah ia termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. وَ قِیۡلَ یٰۤاَرۡضُ ابۡلَعِیۡ مَآءَکِ وَ یٰسَمَآءُ اَقۡلِعِیۡ وَ غِیۡضَ الۡمَآء --   Dan difirmankan:  “Hai bumi, telanlah airmu, dan hai langit, hentikanlah hujan.” Maka air pun  surut وَ قُضِیَ الۡاَمۡرُ وَ اسۡتَوَتۡ عَلَی الۡجُوۡدِیِّ    --  dan perintah itu selesai,   dan bahtera itu pun berlabuh di atas Al-Judi.   وَ قِیۡلَ بُعۡدًا لِّلۡقَوۡمِ  الظّٰلِمِیۡنَ  -- dan dikatakan: “Kebinasaanlah bagi orang-orang yang zalim!”  (Hūd [11]:41-45).
      Uraian tentang akibat buruk melakukan   pendustaan terhadap  Nabi Nuh a.s. tersebut telah dijelaskan secara terinci dalam Bab 32 dan beberapa Bab  berikutnya.

Nubuatan Penggantian “Pemelihara” (Pengkhidmat) Haramain & Perumpamaan  Keledai  yang Memikul  Setumpuk Buku-buku Tebal

        Jadi,    sebagaimana yang terjadi pada masa kebangkitan (pengutusan) Nabi Besar Muhammad saw.  yang pertama di  kota Mekkah di wilayah Timur Tengah, demikian pula pada masa kebangkitan (pengutusan) beliau saw. yang kedua kali secara ruhani dalam wujud Al-Masih Mau’ud a.s.  maka  nubuatan  mengenai  nasib para “pemelihara” Ka’bah (Baitullah) tersebut akan kembali terulang di Akhir Zaman ini (QS.62:3-5), firman-Nya:
 ہُوَ الَّذِیۡ  بَعَثَ فِی  الۡاُمِّیّٖنَ  رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ  یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  اٰیٰتِہٖ  وَ  یُزَکِّیۡہِمۡ وَ  یُعَلِّمُہُمُ  الۡکِتٰبَ وَ  الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ  اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ  قَبۡلُ  لَفِیۡ ضَلٰلٍ  مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾       وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾   ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ  ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾ 
Dia-lah Yang telah membangkitkan di kalangan bangsa yang buta huruf seorang  rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nyamensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata, وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ   --  dan juga akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka.  Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksanaذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ  ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ  --  Itulah karunia Allah, Dia menganugerahkannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Al-Jumu’ah [62]:3-5). 
   Selanjutnya Allah Swt. memperingatkan umat Islam  -- terutama para pemuka agama Islam --  agar tidak seperti   para pemikul  amanat Taurat  yang  karena tidak melaksanakan ajarannya sehingga Allah Swt. mengumpamakan mereka sebagai “keledai  yang memikul buku-buku tebal”, firman-Nya:
 مَثَلُ  الَّذِیۡنَ حُمِّلُوا  التَّوۡرٰىۃَ  ثُمَّ  لَمۡ یَحۡمِلُوۡہَا کَمَثَلِ  الۡحِمَارِ یَحۡمِلُ اَسۡفَارًا ؕ بِئۡسَ مَثَلُ  الۡقَوۡمِ الَّذِیۡنَ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِ اللّٰہِ ؕ وَ اللّٰہُ  لَا یَہۡدِی الۡقَوۡمَ  الظّٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Misal orang-orang yang dipikulkan kepada mereka Taurat, kemudian mereka tidak memikulnya, adalah semisal keledai yang memikul kitab-kitab. Sangat  buruk misal kaum yang mendustakan Tanda-tanda Allah. Dan Allah tidak akan memberi petun-juk kaum yang zalim. (Al-Jumu’ah [62]:6).
       Berikut firman-Nya mengenai keburukan golongan Ahli Kitab yang  selalu mendustakan rasul-rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan mereka, sehingga ketika Allah Swt. menubuatkan kedatangan “nabi yang seperti Musa” – yakni Nabi Besar Muhammad saw. (Ulangan 18:18; QS.46:11) – mereka pun mendustakannya, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ اٰتَیۡنَا مُوۡسَی الۡکِتٰبَ وَ قَفَّیۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ بِالرُّسُلِ ۫ وَ اٰتَیۡنَا عِیۡسَی ابۡنَ مَرۡیَمَ الۡبَیِّنٰتِ وَ اَیَّدۡنٰہُ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِ ؕ اَفَکُلَّمَا جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌۢ بِمَا لَا تَہۡوٰۤی اَنۡفُسُکُمُ اسۡتَکۡبَرۡتُمۡ ۚ  فَفَرِیۡقًا کَذَّبۡتُمۡ  ۫ وَ فَرِیۡقًا تَقۡتُلُوۡنَ ﴿﴾ وَ قَالُوۡا قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ ؕ بَلۡ لَّعَنَہُمُ اللّٰہُ بِکُفۡرِہِمۡ  فَقَلِیۡلًا مَّا یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَمَّا جَآءَہُمۡ کِتٰبٌ مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰہِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَہُمۡ  ۙ وَ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ یَسۡتَفۡتِحُوۡنَ عَلَی الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ۚۖ فَلَمَّا جَآءَہُمۡ مَّا عَرَفُوۡا کَفَرُوۡا بِہٖ ۫ فَلَعۡنَۃُ اللّٰہِ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾   بِئۡسَمَا اشۡتَرَوۡا بِہٖۤ اَنۡفُسَہُمۡ  اَنۡ یَّکۡفُرُوۡا بِمَاۤ  اَنۡزَلَ اللّٰہُ  بَغۡیًا اَنۡ یُّنَزِّلَ اللّٰہُ مِنۡ فَضۡلِہٖ عَلٰی مَنۡ یَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِہٖ ۚ فَبَآءُوۡ بِغَضَبٍ عَلٰی غَضَبٍ ؕ وَ  لِلۡکٰفِرِیۡنَ عَذَابٌ مُّہِیۡنٌ ﴿﴾
Dan  sungguh   Kami benar-benar telah  berikan Alkitab kepada Musa dan Kami  mengikutkan rasul-rasul di belakangnya,  dan  Kami  berikan kepada Isa Ibnu Maryam Tanda-tanda yang nyata, dan juga Kami memperkuatnya dengan  Ruhulqudus.   اَفَکُلَّمَا جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌۢ بِمَا لَا تَہۡوٰۤی اَنۡفُسُکُمُ اسۡتَکۡبَرۡتُمۡ  -- Maka apakah patut setiap datang kepada kamu seorang rasul dengan membawa apa yang tidak disukai oleh dirimu  kamu berlaku takabur, lalu  sebagian kamu dustakan dan sebagian lainnya kamu bunuh?  وَ قَالُوۡا قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ ؕ بَلۡ لَّعَنَہُمُ اللّٰہُ بِکُفۡرِہِمۡ  فَقَلِیۡلًا مَّا یُؤۡمِنُوۡنَ   -- Dan mereka berkata: ”Hati kami tertutup.Tidak,  bahkan Allah telah mengutuk mereka karena kekafiran mereka  maka sedikit sekali apa yang mereka imani.  وَ لَمَّا جَآءَہُمۡ کِتٰبٌ مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰہِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَہُمۡ  ۙ وَ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ یَسۡتَفۡتِحُوۡنَ عَلَی الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا  --  Dan tatkala datang kepada mereka sebuah Kitab yakni  Al-Quran dari Allah menggenapi apa yang ada pada mereka, sedangkan sebelum itu mereka senantiasa memohon kemenangan  atas orang-orang kafir, فَلَمَّا جَآءَہُمۡ مَّا عَرَفُوۡا کَفَرُوۡا بِہٖ ۫ فَلَعۡنَۃُ اللّٰہِ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ   -- tetapi tatkala  datang kepada mereka  apa yang mereka  kenali itu lalu mereka kafir  kepadanya  maka laknat Allah atas orang-orang kafir.   بِئۡسَمَا اشۡتَرَوۡا بِہٖۤ اَنۡفُسَہُمۡ  اَنۡ یَّکۡفُرُوۡا بِمَاۤ  اَنۡزَلَ اللّٰہُ  بَغۡیًا اَنۡ یُّنَزِّلَ اللّٰہُ مِنۡ فَضۡلِہٖ عَلٰی مَنۡ یَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِہٖ   --  Sangat buruk hal yang  dengan itu mereka telah menjual dirinya    yakni  mereka  kafir  kepada apa yang diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya,  فَبَآءُوۡ بِغَضَبٍ عَلٰی غَضَبٍ ؕ وَ  لِلۡکٰفِرِیۡنَ عَذَابٌ مُّہِیۡنٌ  -- lalu   mereka ditimpa kemurkaan demi kemurkaan, dan bagi orang-orang kafir ada azab yang menghinakan.  (Al-Baqarah [2]:88-91).

Bangsa “Pilihan Tuhan”  yang Menjadi Bangsa yang Dimurkai Allah Swt.

        Ayat 90   berarti bahwa orang-orang Yahudi biasa membukakan kepada orang-orang musyrik Arab    -- turunan Bani Isma’il   -- kenyataan bahwa ada nubuatan-nubuatan dalam Kitab-kitab Suci mereka tentang kedatangan seorang Nabi Allah yang akan menyebarkan kebenaran ke seluruh dunia (Ulangan 18:18 dan 28:1-2). Tetapi ketika Nabi Allah itu  yakni Nabi Besar Muhammad saw. sungguh-sungguh muncul, sekali pun  orang-orang dari antara mereka yang telah melihat Tanda-tanda dari Allah  swt.  menjadi sempurna dalam diri beliau saw.,  mereka berpaling dari beliau saw..
      Atau mungkin pula artinya, bahwa sebelum diutusnya Nabi Besar Muhammad saw.  orang-orang Yahudi biasa mendoa dengan khusuk kepada  Allah Swt. agar membangkitkan seorang nabi yang akan menyebabkan agama yang benar itu menang terhadap agama-agama palsu (Hisyam, 1, 150).
        Tetapi  ketika Nabi Allah yang untuknya mereka terus-terus mendoa itu sungguh-sungguh datang dan keunggulan haq (kebenaran) di atas kepalsuan mulai nampak, lalu  mereka mendustakannya dan sebagai akibat  penolakan  mereka  itu maka  laknat Allah Swt.  telah menimpa  mereka, sehingga “bangsa pilihan Tuhan” tersebut telah berubah menjadi “bangsa yang dimurkai”  Allah Swt. sebagaimana tercantum dalam  Surah Al-Fatihah ayat 6- 7, firman-Nya:   
اِہۡدِ نَا الصِّرَاطَ الۡمُسۡتَقِیۡمَ ۙ﴿﴾ صِرَاطَ الَّذِیۡنَ اَنۡعَمۡتَ عَلَیۡہِمۡ ۙ۬  غَیۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَیۡہِمۡ وَ لَا الضَّآلِّیۡنَ ٪﴿﴾
Tunjukilah kami   jalan yang lurus,  yaitu jalan  orang-orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka,  bukan jalan mereka  yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka  yang sesat.”

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 15 Mei    2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar