Minggu, 31 Mei 2015

Penganugerahan Khazanah Kekayaan Ruhani Al-Quran di Akhir Zaman yang Dibagikan Al-Masih Mau'ud a.s. & Nubuatan Akhir yang Tragis Kesuksesan Duniawi Bangsa-bangsa Kristen Barat





بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt


Bab 64


   Penganugerahan   Khazanah Kekayaan Ruhani Al-Quran di Akhir Zaman yang Dibagikan Al-Masih Mau’ud a.s  & Nubuatan Akhir  yang Tragis Kesuksesan Duniawi Bangsa-bangsa Kristen  Barat
 
 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dibahas  mengenai makna sabda Nabi Besar Muhammad saw. yang menyatakan bahwa Al-Masih Mau’ud a.s. akan membagi-bagikan harta yang melimpah-ruah tetapi orang-orang tidak mau menerimanya, dan juga beliau akan menghapuskan jizyah (pajak perlindungan) dari kaum Non-Muslim.
       Ada pun yang dimaksud dengan  harta yang dibagi-bagikan” oleh Al-Masih Mau’ud a.s. adalah khazanah ruhani Al-Quran  yang dibukakan Allah Swt. kepada beliau oleh Allah Swt. (QS.3:180; QS.71:27-29)  melalui da’wah lisan dan da’wah tulisan yang beliau lakukan di Akhir Zaman, tetapi umumnya umat manusia   -- terutama umat Islam  --  menolak menerimanya, sehingga kemiskinan akhlak dan ruhani di kalangan mereka semakin memperihatinkan, firman-Nya:
ظَہَرَ الۡفَسَادُ فِی الۡبَرِّ وَ الۡبَحۡرِ بِمَا کَسَبَتۡ اَیۡدِی  النَّاسِ  لِیُذِیۡقَہُمۡ بَعۡضَ الَّذِیۡ عَمِلُوۡا  لَعَلَّہُمۡ یَرۡجِعُوۡنَ ﴿﴾  قُلۡ سِیۡرُوۡا فِی الۡاَرۡضِ فَانۡظُرُوۡا کَیۡفَ کَانَ عَاقِبَۃُ  الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلُ ؕ کَانَ اَکۡثَرُہُمۡ  مُّشۡرِکِیۡنَ ﴿﴾  فَاَقِمۡ وَجۡہَکَ لِلدِّیۡنِ الۡقَیِّمِ مِنۡ قَبۡلِ اَنۡ یَّاۡتِیَ یَوۡمٌ  لَّا  مَرَدَّ لَہٗ مِنَ اللّٰہِ یَوۡمَئِذٍ  یَّصَّدَّعُوۡنَ ﴿﴾
Kerusakan telah meluas di daratan dan di lautan  disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya dirasakan kepada mereka akibat seba-gian perbuatan yang mereka lakukan, supaya mereka kembali dari kedurhakaannya.   Katakanlah: ”Berjalanlah di bumi dan lihatlah bagaimana buruk-nya akibat bagi orang-orang sebelum kamu ini. Kebanyakan mereka itu orang-orang musyrik.”  فَاَقِمۡ وَجۡہَکَ لِلدِّیۡنِ الۡقَیِّمِ مِنۡ قَبۡلِ اَنۡ یَّاۡتِیَ یَوۡمٌ  لَّا  مَرَدَّ لَہٗ مِنَ اللّٰہِ یَوۡمَئِذٍ  یَّصَّدَّعُوۡنَ --  Maka hadapkanlah wajah engkau kepada agama yang lurus, sebelum datang dari Allāh hari yang tidak dapat dihindarkan,  pada hari itu orang-orang beriman  dan kafir akan terpisah.(Ar-Rūm [30]:42-44).
Firman-Nya lagi:
اَلَمۡ یَاۡنِ  لِلَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا  اَنۡ  تَخۡشَعَ قُلُوۡبُہُمۡ  لِذِکۡرِ اللّٰہِ  وَ مَا  نَزَلَ مِنَ الۡحَقِّ  ۙ  وَ لَا یَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ مِنۡ قَبۡلُ فَطَالَ عَلَیۡہِمُ  الۡاَمَدُ فَقَسَتۡ قُلُوۡبُہُمۡ ؕ وَ کَثِیۡرٌ  مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ ﴿﴾  اِعۡلَمُوۡۤا  اَنَّ اللّٰہَ یُحۡیِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ؕ قَدۡ بَیَّنَّا لَکُمُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّکُمۡ  تَعۡقِلُوۡنَ ﴿﴾
Apakah belum sampai waktu bagi orang-orang yang beriman, bahwa hati mereka tunduk untuk mengingat Allah dan mengingat  kebenaran yang telah turun kepada mereka,  وَ لَا یَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ مِنۡ قَبۡلُ  -- dan mereka tidak  menjadi seperti orang-orang yang diberi kitab sebelumnya, فَطَالَ عَلَیۡہِمُ  الۡاَمَدُ فَقَسَتۡ قُلُوۡبُہُمۡ  --  maka zaman kesejahteraan menjadi panjang atas mereka lalu   hati mereka menjadi keras,   وَ کَثِیۡرٌ  مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ -- dan kebanyakan dari mereka menjadi durhaka? اِعۡلَمُوۡۤا  اَنَّ اللّٰہَ یُحۡیِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ؕ قَدۡ بَیَّنَّا لَکُمُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّکُمۡ  تَعۡقِلُوۡنَ --   Ketahuilah, bahwasanya  Allah  menghidupkan bumi sesudah matinya. Sungguh Kami telah menjelaskan Tanda-tanda kepada kamu supaya kamu mengerti  (Al-Hadīd [57]:17-18).

Pembukaan Khazanah Ruhani Al-Quran yang Baru Kepada Rasul Allah

     Dari Al-Quran diketahui, bahwa hanya kepada  Rasul Allah  sajalah Allah Swt. membukakan khazanah-khazanah ruhani Al-Quran yang baru  atau membukakan rahasia-rahasia gaib-Nya atau  mengajarkan khazanah-khazanah baru dari  Sifat-sifat–Nya yang sempurna (Al-Asmā-ul Husna),  sebagaimana yang dilakukan-Nya  kepada Adam, Khalifah-Nya  --  yang para malaikat pun tidak mampu menjelaskannya (QS,2:31-35)  -- firman-Nya:
 عٰلِمُ الۡغَیۡبِ فَلَا یُظۡہِرُ عَلٰی غَیۡبِہٖۤ اَحَدًا ﴿ۙ﴾  اِلَّا مَنِ ارۡتَضٰی مِنۡ رَّسُوۡلٍ فَاِنَّہٗ یَسۡلُکُ مِنۡۢ  بَیۡنِ یَدَیۡہِ  وَ مِنۡ خَلۡفِہٖ رَصَدًا ﴿ۙ﴾ لِّیَعۡلَمَ  اَنۡ  قَدۡ  اَبۡلَغُوۡا رِسٰلٰتِ رَبِّہِمۡ وَ اَحَاطَ بِمَا لَدَیۡہِمۡ وَ اَحۡصٰی کُلَّ  شَیۡءٍ عَدَدًا ﴿٪﴾
Dia-lah Yang mengetahui yang gaib, maka Dia tidak menzahirkan  rahasia gaib-Nya kepada siapa pun,  kecuali kepada Rasul yang Dia ridhai, maka sesungguhnya barisan pengawal berjalan di hadapannya dan di belakangnya, supaya Dia mengetahui bahwa  sungguh  mereka telah menyampaikan Amanat-amanat Rabb (Tuhan) mereka, dan Dia meliputi semua yang ada pada mereka dan Dia membuat perhitungan mengenai segala sesuatu. (Al-Jin [72]:27-29).
     Ungkapan, “izhhar ‘ala al-ghaib” berarti: diberi pengetahuan dengan sering dan secara berlimpah-limpah mengenai rahasia gaib bertalian dengan dan mengenai peristiwa dan kejadian yang sangat penting.  Ayat ini merupakan ukuran yang tiada tara bandingannya guna membedakan antara sifat dan jangkauan rahasia-rahasia gaib yang dibukakan kepada seorang rasul Allah dan rahasia-rahasia gaib yang dibukakan kepada orang-orang   beriman  yang bertakwa lainnya.
    Perbedaan itu letaknya pada kenyataan bahwa, kalau rasul-rasul Allah dianugerahi izhhar ‘ala al-ghaib yakni penguasaan atas yang gaib, maka rahasia-rahasia yang diturunkan kepada orang-orang bertakwa dan orang-orang suci lainnya tidak menikmati kehormatan serupa itu.

Tugas Imam Mahdi a.s.  Sebagai Hakim yang Adil

   Tambahan pula wahyu yang dianugerahkan kepada rasul-rasul Allah, karena ada dalam pemeliharaan-istimewa-Ilahi, keadaannya aman dari pemutar-balikkan atau pemalsuan oleh jiwa-jiwa yang jahat, sedang rahasia-rahasia yang dibukakan kepada orang-orang bertakwa lainnya tidak begitu terpelihara.
 Wahyu rasul-rasul Allah itu dijamin keamanannya terhadap pemutarbalikkan atau pemalsuan, sebab para rasul itu membawa tugas dari Allah Swt. yang harus dipenuhi dan mengemban Amanat Ilahi yang harus disampaikan oleh mereka. Itulah sebab  di Akhir Zaman ini hanya Rasul Allah  sajalah  yang menjadi Imam Mahdi  sebagai Hakim yang Adil yang akan memutuskan berbagai perselisihan masalah pemahaman agama, terutama di kalangan umat Islam, firman-Nya: 
مَا  کَانَ اللّٰہُ لِیَذَرَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ عَلٰی مَاۤ  اَنۡتُمۡ عَلَیۡہِ حَتّٰی یَمِیۡزَ  الۡخَبِیۡثَ مِنَ الطَّیِّبِ ؕ وَ مَا کَانَ اللّٰہُ لِیُطۡلِعَکُمۡ عَلَی الۡغَیۡبِ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ یَجۡتَبِیۡ مِنۡ رُّسُلِہٖ مَنۡ یَّشَآءُ ۪ فَاٰمِنُوۡا بِاللّٰہِ وَ رُسُلِہٖ ۚ وَ  اِنۡ تُؤۡمِنُوۡا وَ تَتَّقُوۡا فَلَکُمۡ  اَجۡرٌ  عَظِیۡمٌ ﴿ ﴾
Allah sekali-kali tidak akan  membiarkan orang-orang yang beriman di dalam keadaan kamu berada di dalamnya   hingga  Dia memisahkan yang buruk dari yang baik.  وَ مَا کَانَ اللّٰہُ لِیُطۡلِعَکُمۡ عَلَی الۡغَیۡبِ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ یَجۡتَبِیۡ مِنۡ رُّسُلِہٖ مَنۡ یَّشَآءُ ۪ فَاٰمِنُوۡا بِاللّٰہِ وَ رُسُلِہٖ -- Dan Allah sekali-kali tidak akan  memperlihatkan  yang gaib kepada kamu, tetapi Allāh memilih  di antara rasul-rasul-Nya siapa yang Dia kehendaki,  فَاٰمِنُوۡا بِاللّٰہِ وَ رُسُلِہٖ ۚ وَ  اِنۡ تُؤۡمِنُوۡا وَ تَتَّقُوۡا فَلَکُمۡ  اَجۡرٌ  عَظِیۡمٌ  -- karena itu berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagi kamu ganjaran yang besar. (Ali ‘Imran [3]:180).
       Kata-kata وَ مَا کَانَ اللّٰہُ لِیُطۡلِعَکُمۡ عَلَی الۡغَیۡبِ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ یَجۡتَبِیۡ مِنۡ رُّسُلِہٖ مَنۡ یَّشَآءُ   --- “Dan Allah sekali-kali tidak akan  memperlihatkan  yang gaib kepada kamu, tetapi Allāh memilih  di an-tara rasul-rasul-Nya siapa yang Dia kehendaki,” itu tidaklah berarti bahwa sebagian rasul-rasul terpilih dan sebagian lagi tidak. Kata-kata itu berarti bahwa dari orang-orang yang ditetapkan Allah Swt.    sebagai rasul-rasul-Nya, Dia memilih yang paling sesuai untuk zaman tertentu, di zaman rasul Allah itu dibangkitkan, termasuk di Akhir Zaman ini, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ  الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ ٪﴿﴾
 Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama,  walaupun orang musyrik tidak menyukai. (Ash-Shaf [161]:10).
   Kebanyakan ahli tafsir Al-Quran sepakat bahwa ayat ini kena untuk Al-Masih yang dijanjikan (Al-Masih Mau’ud a.s.), sebab di zaman beliau semua agama muncul dan keunggulan Islam di atas semua agama akan menjadi kepastian.

Makna Penghapusan Jizyah  dan Makna Melimpah-ruahnya Harta di Akhir Zaman

       Berikut ini beberapa hadits Nabi Besar Muhammad saw.  tentang kedatangan Al-Masih Mau’ud a.s. atau misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58) -- yang telah disalah-tafsirkan sebagai kedatangan kedua kali Nabi Isa Ibnu Maryam Israili a.s. dari langit, yang akan melakukan berbagai bentuk pemaksaan dan kekerasan secara fisik  terhadap golongan non-Muslim:
      1. Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam: “Dan demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sudah dekat saatnya di mana akan turun pada kalian (‘Isa) Ibnu Maryam Alaihissallam sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti/pajak), dan akan melimpah ruah harta benda, hingga tidak ada seorang pun yang mau menerimanya.”  (HR. Al-Bukhari kitab Ahaadiitsul Anbiyaa’ bab Nuzuul ‘Isa Ibni Maryam (no. 3448); Fat-hul Baari (VI/490-494) dan Muslim Kitaabul Iimaan bab Nuzuul ‘Isa Ibni Maryam Haakiman bi Syari’ati Nabiyyinaa Muhammad j (no.155 (242)), dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu).
         Allah Swt. berfirman kepada Nabi Besar Muhammad saw. mengenai kesuksesan duniawi bangsa-bangsa Kristen di Akhir Zaman dan keadaan akhir kejayaaan duniawi mereka yang mengerikan:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِؕ﴿ٜ﴾  اَلۡحَمۡدُ لِلّٰہِ الَّذِیۡۤ  اَنۡزَلَ عَلٰی عَبۡدِہِ الۡکِتٰبَ  وَ لَمۡ  یَجۡعَلۡ  لَّہٗ عِوَجًا ؕ﴿ٜ﴾ قَیِّمًا  لِّیُنۡذِرَ بَاۡسًا شَدِیۡدًا مِّنۡ لَّدُنۡہُ وَ یُبَشِّرَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ الَّذِیۡنَ یَعۡمَلُوۡنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ  لَہُمۡ  اَجۡرًا حَسَنًا ۙ﴿﴾  مَّاکِثِیۡنَ فِیۡہِ اَبَدًا ۙ﴿﴾  وَّ یُنۡذِرَ الَّذِیۡنَ قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰہُ وَلَدًا ٭﴿﴾  مَا لَہُمۡ بِہٖ مِنۡ عِلۡمٍ وَّ لَا لِاٰبَآئِہِمۡ ؕ کَبُرَتۡ کَلِمَۃً  تَخۡرُجُ مِنۡ اَفۡوَاہِہِمۡ ؕ اِنۡ یَّقُوۡلُوۡنَ  اِلَّا کَذِبًا ﴿﴾  فَلَعَلَّکَ بَاخِعٌ نَّفۡسَکَ عَلٰۤی اٰثَارِہِمۡ  اِنۡ لَّمۡ  یُؤۡمِنُوۡا بِہٰذَا  الۡحَدِیۡثِ  اَسَفًا ﴿﴾  اِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَی الۡاَرۡضِ زِیۡنَۃً  لَّہَا لِنَبۡلُوَہُمۡ  اَیُّہُمۡ   اَحۡسَنُ  عَمَلًا ﴿۷﴾  وَ اِنَّا لَجٰعِلُوۡنَ مَا عَلَیۡہَا صَعِیۡدًا جُرُزًا  ؕ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah Maha Pemurah, Maha Penyayang.  Segala puji bagi Allah  Yang  telah menurunkan kepada hamba-Nya Kitab Al-Quran ini dan   Dia  tidak menjadikan padanya ke­bengkokan. قَیِّمًا  لِّیُنۡذِرَ بَاۡسًا شَدِیۡدًا مِّنۡ لَّدُنۡہُ --  Sebagai penjaga untuk memberi peringatan mengenai  siksaan yang dahsyat dari hadirat-Nya, وَ یُبَشِّرَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ الَّذِیۡنَ یَعۡمَلُوۡنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ  لَہُمۡ  اَجۡرًا حَسَنًا -- dan memberikan kabar gembira  kepada orang-orang  beriman  yang beramal saleh bahwa sesungguhnya bagi mereka ada ganjaran yang baik, مَّاکِثِیۡنَ فِیۡہِ اَبَدًا -- mereka menetap di dalamnya selama-lamanya. وَّ یُنۡذِرَ الَّذِیۡنَ قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰہُ وَلَدًا  --  Dan supaya memperingat­kan orang-orang  yang berkata: "Allah  mengambil seorang  anak laki-laki. مَا لَہُمۡ بِہٖ مِنۡ عِلۡمٍ وَّ لَا لِاٰبَآئِہِم    Mereka   sekali-kali tidak me-miliki pengetahuan mengenainya, dan tidak pula bapak-bapak mereka memilikinya.  کَبُرَتۡ کَلِمَۃً  تَخۡرُجُ مِنۡ اَفۡوَاہِہِمۡ  --   Sangat besar keburukan perkataan yang keluar dari mulut mereka,  اِنۡ لَّمۡ  یُؤۡمِنُوۡا بِہٰذَا  الۡحَدِیۡثِ  اَسَفًا  --  mereka tidak mengucapkan kecuali kedustaan. فَلَعَلَّکَ بَاخِعٌ نَّفۡسَکَ عَلٰۤی اٰثَارِہِمۡ  اِنۡ لَّمۡ  یُؤۡمِنُوۡا بِہٰذَا  الۡحَدِیۡثِ  اَسَفًا   --    maka sangat mungkin engkau akan  membinasakan diri engkau  karena sangat sedih  sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini.    اِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَی الۡاَرۡضِ زِیۡنَۃً  لَّہَا لِنَبۡلُوَہُمۡ  اَیُّہُمۡ   اَحۡسَنُ  عَمَلًا    -- Sesungguhnya Kami telah men-jadikan apa yang ada di bumi per­hiasan  baginya   supaya  Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. وَ اِنَّا لَجٰعِلُوۡنَ مَا عَلَیۡہَا صَعِیۡدًا جُرُزًا   --    Dan sesungguhnya Kami niscaya akan menjadikan segala yang ada di atasnya menjadi tanah-rata yang tandus.” (Al-Kahf [18]:1-9).

Perumpamaan Pemilik “Dua Kebun” yang Takabbur dan Kikir

       Dalam perumpamaan berikut ini dua kali kejayaan duniawi bangsa-bangsa Kristen dari Barat  -- yakni Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj)   -- digambarkan sebagai pemilik kebun yang kikir, firman-Nya:   
وَ اضۡرِبۡ لَہُمۡ مَّثَلًا رَّجُلَیۡنِ جَعَلۡنَا لِاَحَدِہِمَا جَنَّتَیۡنِ مِنۡ اَعۡنَابٍ وَّ حَفَفۡنٰہُمَا بِنَخۡلٍ وَّ جَعَلۡنَا بَیۡنَہُمَا زَرۡعًا ﴿ؕ﴾  کِلۡتَا الۡجَنَّتَیۡنِ اٰتَتۡ اُکُلَہَا وَ لَمۡ تَظۡلِمۡ مِّنۡہُ  شَیۡئًا ۙ وَّ  فَجَّرۡنَا خِلٰلَہُمَا نَہَرًا ﴿ۙ﴾  وَّ کَانَ لَہٗ  ثَمَرٌ ۚ فَقَالَ لِصَاحِبِہٖ وَ ہُوَ یُحَاوِرُہٗۤ  اَنَا  اَکۡثَرُ  مِنۡکَ مَالًا وَّ اَعَزُّ   نَفَرًا ﴿﴾  وَ دَخَلَ جَنَّتَہٗ  وَ ہُوَ ظَالِمٌ  لِّنَفۡسِہٖ ۚ قَالَ مَاۤ   اَظُنُّ  اَنۡ  تَبِیۡدَ  ہٰذِہٖۤ   اَبَدًا ﴿ۙ﴾  وَّ مَاۤ  اَظُنُّ السَّاعَۃَ قَآئِمَۃً ۙ وَّ لَئِنۡ رُّدِدۡتُّ اِلٰی رَبِّیۡ  لَاَجِدَنَّ خَیۡرًا مِّنۡہَا مُنۡقَلَبًا ﴿﴾ 
Dan kemukakanlah  kepada mereka misal dua orang laki-laki, جَعَلۡنَا لِاَحَدِہِمَا جَنَّتَیۡنِ مِنۡ اَعۡنَابٍ  -- Kami menjadikan bagi seorang di  antara keduanya dua kebun anggur, dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma, dan di antara keduanya itu Kami menjadikan ladang.   کِلۡتَا الۡجَنَّتَیۡنِ اٰتَتۡ اُکُلَہَا وَ لَمۡ تَظۡلِمۡ مِّنۡہُ  شَیۡئًا  -- Kedua kebun itu meng­hasilkan buah-buahnya dan tidak  dikurangi  darinya sedikitpun,  وَّ  فَجَّرۡنَا خِلٰلَہُمَا نَہَرًا  -- dan di antara keduanya Kami mengalirkan sebuah sungai, وَّ کَانَ لَہٗ  ثَمَرٌ  --    dan ia senantiasa mempunyai buah yang banyak, فَقَالَ لِصَاحِبِہٖ وَ ہُوَ یُحَاوِرُہٗۤ  اَنَا  اَکۡثَرُ  مِنۡکَ مَالًا وَّ اَعَزُّ   نَفَرًا  -- maka ia berkata kepada kawannya  ketika ia bercakap-cakap dengannya: "Lihatlah, aku lebih banyak dalam harta daripada  engkau dan mempunyai golongan yang lebih  kuat.”  وَ دَخَلَ جَنَّتَہٗ  وَ ہُوَ ظَالِمٌ  لِّنَفۡسِہٖ   --  Dan ia memasuki kebunnya dalam keadaan zalim terhadap diri­nya. قَالَ مَاۤ   اَظُنُّ  اَنۡ  تَبِیۡدَ  ہٰذِہٖۤ   اَبَدًا -- la berkata: "Aku yakin  kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya.  وَّ مَاۤ  اَظُنُّ السَّاعَۃَ قَآئِمَۃً --   Dan aku sama sekali tidak meyakini bahwa Saat yang dijanjikan itu akan datang,  وَّ لَئِنۡ رُّدِدۡتُّ اِلٰی رَبِّیۡ  لَاَجِدَنَّ خَیۡرًا مِّنۡہَا مُنۡقَلَبًا  -- dan seandainya aku benar-benar dikembalikan kepada Rabb-ku (Tuhan-ku)  pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik darinya." (Al-Kahf [18]:33-37).
  Mulai dari ayat 33  diuraikan keadaan dua golongan, ialah umat Kristen dan umat Islam dengan satu tamsil  "dua orang" itu dipergunakan sebagai ganti kata "dua golongan", sedangkan   perumpamaan  "dua kebun" menggambarkan dua masa kemajuan  duniawi bangsa-bangsa Kristen.
  Ayat ini mengisyaratkan, bahwa dalam sejarah mereka yang timbul tenggelam itu, bangsa-bangsa Kristen dua kali akan memperoleh kekuasaan besar. Masa pertama terbit menjelang bangkitnya Islam, sedang masa yang kedua mulai dengan datangnya abad ke-17 M., ketika bangsa-bangsa Kristen dan Eropa mulai mencapai kemajuan­-kemajuan besar serta memperoleh kekuasaan dan kehormatan duniawi  yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan telah sampai ke puncak kebesarannya pada abad kesembilan belas, yang dalam Bible disebut sebagai pelepasan iblis – yakni  satan (setan ) si ular tua  atau Gog (Yajuj) dan Magog (Ma’juj) -- dari pemenjaraannya selama 1000 tahun (Wahyu 20:7-10), firman-Nya:
وَ حَرٰمٌ عَلٰی قَرۡیَۃٍ  اَہۡلَکۡنٰہَاۤ  اَنَّہُمۡ لَا  یَرۡجِعُوۡنَ ﴿﴾  حَتّٰۤی  اِذَا  فُتِحَتۡ یَاۡجُوۡجُ وَ مَاۡجُوۡجُ وَ ہُمۡ  مِّنۡ  کُلِّ  حَدَبٍ  یَّنۡسِلُوۡنَ ﴿﴾  وَ اقۡتَرَبَ الۡوَعۡدُ الۡحَقُّ فَاِذَا ہِیَ شَاخِصَۃٌ  اَبۡصَارُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ یٰوَیۡلَنَا قَدۡ کُنَّا فِیۡ غَفۡلَۃٍ  مِّنۡ  ہٰذَا بَلۡ کُنَّا ظٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Dan terlarang bagi penduduk suatu negeri yang telah Kami binasakan bahwa sesungguhnya mereka itu tidak mungkin kembali. حَتّٰۤی  اِذَا  فُتِحَتۡ یَاۡجُوۡجُ وَ مَاۡجُوۡجُ وَ ہُمۡ  مِّنۡ  کُلِّ  حَدَبٍ  یَّنۡسِلُوۡنَ  --   Hingga apabila dibukakan pintu pemenjaraan  Ya’juj dan Ma’juj dan mereka turun dengan cepat dari setiap ketinggian.    وَ اقۡتَرَبَ الۡوَعۡدُ الۡحَقُّ فَاِذَا ہِیَ شَاخِصَۃٌ  اَبۡصَارُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا  --   sudah mendekat  janji yang benar maka sekonyong-konyong akan terbelalak   mata orang-orang   kafir, یٰوَیۡلَنَا قَدۡ کُنَّا فِیۡ غَفۡلَۃٍ  مِّنۡ  ہٰذَا بَلۡ کُنَّا ظٰلِمِیۡنَ  -- mereka  berseru, “Aduhai, celaka kami! Sungguh kami dalam kelalaian mengenai hal ini, bahkan kami adalah orang yang zalim!”  (Al-Anbiya [21]:96-98).
       Jika ayat 97 dibaca bersama-sama dengan ayat yang mendahuluinya maka maksud ayat ini ialah bahwa hukum alam bekerja demikian rupa, sehingga sekali bila suatu hukum — sesudah mencapai puncak kejayaan dan kemuliaannya — mengalami kebinasaan dan kehancuran mereka tidak mendapatkan kembali kejayaan mereka yang hilang itu.
       Demikian pula Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog)  -- yakni bangsa-bangsa Kristen dari barat   -- pun dengan kejayaan dan kemuliaan besar dalam kebendaan (duniawi) tidak dapat mengelakkan diri dari hukum alam. Mereka akan jatuh dan tidak akan bangkit kembali untuk selama-lamanya.
      Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) atau bangsa-bangsa Kristen barat telah mencapai segala puncak kekuasaan politik dan telah menyebar ke seluruh dunia. Ungkapan Al-Quran berarti, bahwa mereka akan menempati setiap ujung yang membawa keuntungan dan akan menguasai seluruh dunia. Itulah makna ayat: حَتّٰۤی  اِذَا  فُتِحَتۡ یَاۡجُوۡجُ وَ مَاۡجُوۡجُ وَ ہُمۡ  مِّنۡ  کُلِّ  حَدَبٍ  یَّنۡسِلُوۡنَ  --   Hingga apabila dibukakan pintu pemenjaraan  Ya’juj dan Ma’juj dan mereka turun dengan cepat dari setiap ketinggian.”   

Nubuatan Hancurnya Kekuasaan Duniawi   Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog)  yakni  Bangsa-bangsa Kristen Barat

         Sedangkan makna ayat selanjutnya:  وَ اقۡتَرَبَ الۡوَعۡدُ الۡحَقُّ فَاِذَا ہِیَ شَاخِصَۃٌ  اَبۡصَارُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا  --  sudah mendekat  janji yang benar maka sekonyong-konyong akan terbelalak   mata orang-orang   kafir, یٰوَیۡلَنَا قَدۡ کُنَّا فِیۡ غَفۡلَۃٍ  مِّنۡ  ہٰذَا بَلۡ کُنَّا ظٰلِمِیۡنَ  -- mereka  berseru, “Aduhai, celaka kami! Sungguh kami dalam kelalaian mengenai hal ini, bahkan kami adalah orang yang zalim!”  Yakni kekuasaan  Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) atau bangsa-bangsa Kristen barat akan diikuti oleh peristiwa-peristiwa yang membawa bencana di dunia, yang akhirnya akan menyebabkan kejayaan  dan kemenangan Islam yang kedua kali (QS.61:10), dan menjadi sebab kekuatan-kekuatan kepalsuan dan kebendaan yang menjelma dalam wujud Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) itu musnah.
        Bila sesudah kehancuran  Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) atau bangsa-bangsa Kristen barat secara mutlak, lalu Islam akan memperoleh kembali kejayaan dan kemuliaannya seperti sediakala melalui perjuangan Rasul Akhir Zaman (QS,61:10), mereka yang telah berputus-asa mengenai kebangkitan kembali mata kepala mereka sendiri hampir-hampir tidak dapat mempercayainya,  itulah makna kalimat “فَاِذَا ہِیَ شَاخِصَۃٌ  اَبۡصَارُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا  -- maka sekonyong-konyong akan terbelalak   mata orang-orang   kafir.
       Mengisyaratkan kepada keberhasilan duniawi bangsa-bangsa Kristen dari barat itu pulalah firman-Nya berikut ini:
فَخَلَفَ مِنۡۢ بَعۡدِہِمۡ خَلۡفٌ وَّرِثُوا الۡکِتٰبَ یَاۡخُذُوۡنَ عَرَضَ ہٰذَا الۡاَدۡنٰی وَ یَقُوۡلُوۡنَ سَیُغۡفَرُ لَنَا ۚ وَ اِنۡ یَّاۡتِہِمۡ عَرَضٌ مِّثۡلُہٗ یَاۡخُذُوۡہُ ؕ اَلَمۡ یُؤۡخَذۡ عَلَیۡہِمۡ مِّیۡثَاقُ الۡکِتٰبِ اَنۡ لَّا یَقُوۡلُوۡا عَلَی اللّٰہِ  اِلَّا الۡحَقَّ وَ دَرَسُوۡا مَا فِیۡہِ  ؕ وَ الدَّارُ  الۡاٰخِرَۃُ  خَیۡرٌ لِّلَّذِیۡنَ  یَتَّقُوۡنَ ؕ اَفَلَا  تَعۡقِلُوۡنَ ﴿ ﴾
Maka datang menggantikan sesudah mereka, suatu generasi  pengganti  yang mewarisi Kitab Taurat  itu, mereka mengambil harta dunia  yang rendah ini dan mereka mengatakan: “Pasti kami akan diampuni.” Dan jika datang kepada mereka harta semacam itu lagi mereka akan mengambilnya. Bukankah telah diambil perjanjian dari mereka dalam Kitab bahwa mereka tidak akan mengatakan sesuatu terhadap Allah kecuali yang haq, dan  mereka telah mempelajari  apa yang tercantum di dalamnya?  وَ الدَّارُ  الۡاٰخِرَۃُ  خَیۡرٌ لِّلَّذِیۡنَ  یَتَّقُوۡنَ ؕ اَفَلَا  تَعۡقِلُوۡنَ --  Padahal  kampung  akhirat itu   lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, apakah kamu tidak mau mengerti?  (Al-Arāf [7]:170).

Peringatan Nabi Besar Muhammad Saw. kepada Umat Islam

         Itulah sebabnya Allah Swt. telah  memperingatkan umat Islam melalui Nabi Besar Muhammad saw. agar mereka jangan terpesona oleh keberhasilan duniawi bangsa-bangsa Kristen dari barat yakni Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj), sehingga  mengikuti gaya hidup duniawi  mereka,  firman-Nya:
لَا یَغُرَّنَّکَ تَقَلُّبُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا فِی الۡبِلَادِ  ﴿﴾ؕ مَتَاعٌ قَلِیۡلٌ ۟ ثُمَّ مَاۡوٰىہُمۡ جَہَنَّمُ ؕ وَ بِئۡسَ الۡمِہَادُ ﴿﴾  لٰکِنِ الَّذِیۡنَ اتَّقَوۡا رَبَّہُمۡ لَہُمۡ جَنّٰتٌ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا نُزُلًا مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰہِ ؕ وَ مَا عِنۡدَ اللّٰہِ خَیۡرٌ  لِّلۡاَبۡرَارِ ﴿﴾
Janganlah sekali-kali engkau terpedaya  oleh lalu-lalang orang-orang kafir di dalam negeri. Itu adalah sedikit kesenangan  sementara  kemudian tempat kediaman mereka adalah Jahannam, dan Jahanam itu tempat yang seburuk-buruknya.   Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Rabb-nya (Tuhannya), bagi mereka ada kebun-kebun yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal  di dalamnya, suatu hidangan  dari sisi Allah, dan apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang berbuat kebajikan. (Ali ‘Imran [3]:197-199).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 31 Mei    2015