بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt
Bab 64
Penganugerahan
Khazanah Kekayaan Ruhani Al-Quran di Akhir Zaman yang Dibagikan Al-Masih Mau’ud a.s & Nubuatan Akhir yang Tragis Kesuksesan Duniawi Bangsa-bangsa Kristen Barat
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian
akhir Bab sebelumnya telah dibahas
mengenai makna sabda Nabi Besar Muhammad saw. yang menyatakan bahwa Al-Masih Mau’ud a.s. akan membagi-bagikan harta yang melimpah-ruah tetapi orang-orang tidak mau menerimanya, dan juga beliau
akan menghapuskan jizyah (pajak perlindungan) dari kaum Non-Muslim.
Ada pun yang dimaksud dengan “harta
yang dibagi-bagikan” oleh Al-Masih Mau’ud a.s. adalah khazanah ruhani Al-Quran yang dibukakan
Allah Swt. kepada beliau oleh Allah Swt. (QS.3:180; QS.71:27-29) melalui da’wah
lisan dan da’wah tulisan yang
beliau lakukan di Akhir Zaman, tetapi
umumnya umat manusia -- terutama umat Islam -- menolak menerimanya, sehingga kemiskinan akhlak dan ruhani di kalangan mereka semakin memperihatinkan, firman-Nya:
ظَہَرَ
الۡفَسَادُ فِی الۡبَرِّ وَ الۡبَحۡرِ بِمَا کَسَبَتۡ اَیۡدِی النَّاسِ
لِیُذِیۡقَہُمۡ بَعۡضَ الَّذِیۡ عَمِلُوۡا
لَعَلَّہُمۡ یَرۡجِعُوۡنَ ﴿﴾ قُلۡ سِیۡرُوۡا فِی الۡاَرۡضِ فَانۡظُرُوۡا کَیۡفَ
کَانَ عَاقِبَۃُ الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلُ ؕ
کَانَ اَکۡثَرُہُمۡ مُّشۡرِکِیۡنَ ﴿﴾ فَاَقِمۡ وَجۡہَکَ لِلدِّیۡنِ الۡقَیِّمِ مِنۡ قَبۡلِ
اَنۡ یَّاۡتِیَ یَوۡمٌ لَّا مَرَدَّ لَہٗ مِنَ اللّٰہِ یَوۡمَئِذٍ یَّصَّدَّعُوۡنَ ﴿﴾
Kerusakan telah meluas di daratan dan di lautan disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya
dirasakan kepada mereka akibat seba-gian
perbuatan yang mereka lakukan, supaya mereka
kembali dari kedurhakaannya. Katakanlah: ”Berjalanlah di bumi dan lihatlah
bagaimana buruk-nya akibat bagi orang-orang sebelum kamu ini.
Kebanyakan mereka itu orang-orang
musyrik.” فَاَقِمۡ وَجۡہَکَ
لِلدِّیۡنِ الۡقَیِّمِ مِنۡ قَبۡلِ اَنۡ یَّاۡتِیَ یَوۡمٌ لَّا
مَرَدَّ لَہٗ مِنَ اللّٰہِ یَوۡمَئِذٍ
یَّصَّدَّعُوۡنَ -- Maka hadapkanlah wajah engkau kepada agama yang lurus, sebelum datang dari Allāh hari yang tidak dapat
dihindarkan, pada hari itu orang-orang beriman dan kafir akan terpisah.(Ar-Rūm [30]:42-44).
Firman-Nya
lagi:
اَلَمۡ
یَاۡنِ لِلَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَنۡ
تَخۡشَعَ قُلُوۡبُہُمۡ لِذِکۡرِ
اللّٰہِ وَ مَا نَزَلَ مِنَ الۡحَقِّ ۙ وَ
لَا یَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ مِنۡ قَبۡلُ فَطَالَ
عَلَیۡہِمُ الۡاَمَدُ فَقَسَتۡ
قُلُوۡبُہُمۡ ؕ وَ کَثِیۡرٌ مِّنۡہُمۡ
فٰسِقُوۡنَ ﴿﴾ اِعۡلَمُوۡۤا
اَنَّ اللّٰہَ یُحۡیِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ؕ قَدۡ بَیَّنَّا لَکُمُ
الۡاٰیٰتِ لَعَلَّکُمۡ تَعۡقِلُوۡنَ ﴿﴾
Apakah belum sampai waktu bagi orang-orang yang
beriman, bahwa hati mereka tunduk
untuk mengingat Allah dan mengingat
kebenaran yang telah turun kepada
mereka, وَ لَا یَکُوۡنُوۡا
کَالَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ مِنۡ قَبۡلُ
-- dan mereka tidak menjadi seperti orang-orang yang diberi kitab
sebelumnya, فَطَالَ عَلَیۡہِمُ الۡاَمَدُ
فَقَسَتۡ قُلُوۡبُہُمۡ -- maka zaman
kesejahteraan menjadi panjang atas mereka lalu hati
mereka menjadi keras, وَ کَثِیۡرٌ مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ -- dan kebanyakan dari mereka menjadi durhaka? اِعۡلَمُوۡۤا اَنَّ اللّٰہَ یُحۡیِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ
مَوۡتِہَا ؕ قَدۡ بَیَّنَّا لَکُمُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّکُمۡ تَعۡقِلُوۡنَ -- Ketahuilah, bahwasanya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya.
Sungguh Kami telah menjelaskan
Tanda-tanda kepada kamu supaya kamu
mengerti (Al-Hadīd [57]:17-18).
Pembukaan Khazanah
Ruhani Al-Quran yang Baru Kepada Rasul
Allah
Dari Al-Quran diketahui, bahwa hanya
kepada Rasul Allah sajalah Allah
Swt. membukakan khazanah-khazanah ruhani Al-Quran
yang baru atau membukakan rahasia-rahasia gaib-Nya atau mengajarkan khazanah-khazanah baru dari Sifat-sifat–Nya
yang sempurna (Al-Asmā-ul Husna), sebagaimana yang dilakukan-Nya kepada Adam,
Khalifah-Nya -- yang para malaikat
pun tidak mampu menjelaskannya (QS,2:31-35) -- firman-Nya:
عٰلِمُ الۡغَیۡبِ
فَلَا یُظۡہِرُ عَلٰی غَیۡبِہٖۤ اَحَدًا ﴿ۙ﴾ اِلَّا مَنِ ارۡتَضٰی مِنۡ رَّسُوۡلٍ فَاِنَّہٗ
یَسۡلُکُ مِنۡۢ بَیۡنِ یَدَیۡہِ وَ مِنۡ خَلۡفِہٖ رَصَدًا ﴿ۙ﴾ لِّیَعۡلَمَ اَنۡ
قَدۡ اَبۡلَغُوۡا رِسٰلٰتِ
رَبِّہِمۡ وَ اَحَاطَ بِمَا لَدَیۡہِمۡ وَ اَحۡصٰی کُلَّ شَیۡءٍ عَدَدًا ﴿٪﴾
Dia-lah Yang
mengetahui yang gaib, maka Dia tidak menzahirkan rahasia gaib-Nya kepada siapa pun, kecuali kepada Rasul yang Dia ridhai, maka sesungguhnya barisan pengawal berjalan di hadapannya dan di belakangnya, supaya Dia mengetahui bahwa
sungguh mereka telah menyampaikan Amanat-amanat Rabb (Tuhan) mereka, dan
Dia meliputi semua yang ada pada mereka
dan Dia membuat perhitungan mengenai
segala sesuatu. (Al-Jin [72]:27-29).
Ungkapan, “izhhar ‘ala al-ghaib” berarti:
diberi pengetahuan dengan sering dan secara berlimpah-limpah mengenai rahasia gaib bertalian dengan dan
mengenai peristiwa dan kejadian yang sangat penting. Ayat ini merupakan ukuran yang tiada tara bandingannya guna membedakan antara sifat
dan jangkauan rahasia-rahasia gaib
yang dibukakan kepada seorang rasul Allah
dan rahasia-rahasia gaib yang
dibukakan kepada orang-orang beriman
yang bertakwa lainnya.
Perbedaan itu letaknya
pada kenyataan bahwa, kalau rasul-rasul
Allah dianugerahi izhhar ‘ala al-ghaib yakni penguasaan atas yang gaib, maka rahasia-rahasia yang diturunkan kepada orang-orang bertakwa dan orang-orang
suci lainnya tidak menikmati kehormatan
serupa itu.
Tugas Imam Mahdi a.s. Sebagai Hakim yang Adil
Tambahan pula wahyu yang dianugerahkan kepada rasul-rasul Allah, karena ada dalam pemeliharaan-istimewa-Ilahi, keadaannya
aman dari pemutar-balikkan atau pemalsuan oleh jiwa-jiwa yang jahat, sedang rahasia-rahasia
yang dibukakan kepada orang-orang bertakwa
lainnya tidak begitu terpelihara.
Wahyu rasul-rasul Allah itu dijamin keamanannya terhadap pemutarbalikkan atau pemalsuan, sebab para rasul itu membawa tugas dari Allah Swt. yang harus
dipenuhi dan mengemban Amanat Ilahi
yang harus disampaikan oleh mereka. Itulah sebab di Akhir
Zaman ini hanya Rasul Allah sajalah
yang menjadi Imam Mahdi sebagai Hakim yang Adil yang akan memutuskan berbagai perselisihan masalah pemahaman
agama, terutama di kalangan umat
Islam, firman-Nya:
مَا کَانَ اللّٰہُ لِیَذَرَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ عَلٰی
مَاۤ اَنۡتُمۡ عَلَیۡہِ حَتّٰی
یَمِیۡزَ الۡخَبِیۡثَ مِنَ الطَّیِّبِ ؕ
وَ مَا کَانَ اللّٰہُ لِیُطۡلِعَکُمۡ عَلَی الۡغَیۡبِ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ
یَجۡتَبِیۡ مِنۡ رُّسُلِہٖ مَنۡ یَّشَآءُ ۪ فَاٰمِنُوۡا بِاللّٰہِ وَ رُسُلِہٖ ۚ
وَ اِنۡ تُؤۡمِنُوۡا وَ تَتَّقُوۡا
فَلَکُمۡ اَجۡرٌ عَظِیۡمٌ ﴿ ﴾
Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman di dalam keadaan kamu berada di dalamnya hingga
Dia memisahkan yang buruk dari
yang baik. وَ مَا کَانَ
اللّٰہُ لِیُطۡلِعَکُمۡ عَلَی الۡغَیۡبِ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ یَجۡتَبِیۡ مِنۡ
رُّسُلِہٖ مَنۡ یَّشَآءُ ۪ فَاٰمِنُوۡا بِاللّٰہِ وَ رُسُلِہٖ -- Dan Allah sekali-kali
tidak akan memperlihatkan yang gaib kepada kamu, tetapi Allāh memilih di antara rasul-rasul-Nya siapa yang Dia
kehendaki, فَاٰمِنُوۡا
بِاللّٰہِ وَ رُسُلِہٖ ۚ وَ اِنۡ
تُؤۡمِنُوۡا وَ تَتَّقُوۡا فَلَکُمۡ
اَجۡرٌ عَظِیۡمٌ -- karena itu berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagi kamu ganjaran yang besar. (Ali
‘Imran [3]:180).
Kata-kata وَ مَا کَانَ اللّٰہُ لِیُطۡلِعَکُمۡ
عَلَی الۡغَیۡبِ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ یَجۡتَبِیۡ مِنۡ رُّسُلِہٖ مَنۡ یَّشَآءُ --- “Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan yang gaib kepada kamu, tetapi Allāh memilih
di an-tara rasul-rasul-Nya siapa
yang Dia kehendaki,” itu tidaklah berarti bahwa sebagian rasul-rasul terpilih dan sebagian lagi tidak. Kata-kata itu berarti bahwa dari orang-orang yang ditetapkan Allah Swt.
sebagai rasul-rasul-Nya, Dia memilih
yang paling sesuai untuk zaman tertentu, di zaman rasul Allah itu dibangkitkan, termasuk di Akhir Zaman ini, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ
بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ
لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ
لَوۡ کَرِہَ الۡمُشۡرِکُوۡنَ ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk
dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama,
walaupun orang musyrik tidak menyukai. (Ash-Shaf [161]:10).
Kebanyakan ahli
tafsir Al-Quran sepakat bahwa ayat ini kena untuk Al-Masih yang dijanjikan (Al-Masih Mau’ud a.s.),
sebab di zaman beliau semua agama
muncul dan keunggulan Islam di atas semua agama akan menjadi kepastian.
Makna Penghapusan Jizyah dan Makna Melimpah-ruahnya
Harta di Akhir Zaman
Berikut ini beberapa hadits Nabi Besar
Muhammad saw. tentang kedatangan Al-Masih Mau’ud a.s. atau misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
(QS.43:58) -- yang telah disalah-tafsirkan
sebagai kedatangan kedua kali Nabi
Isa Ibnu Maryam Israili a.s. dari langit, yang akan melakukan berbagai
bentuk pemaksaan dan kekerasan secara fisik terhadap golongan non-Muslim:
1.
Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam: “Dan demi jiwaku yang berada di
tangan-Nya, sudah dekat saatnya di mana akan turun pada kalian (‘Isa) Ibnu Maryam Alaihissallam sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti/pajak), dan akan melimpah ruah harta benda, hingga tidak ada seorang pun yang mau menerimanya.” (HR. Al-Bukhari kitab Ahaadiitsul Anbiyaa’
bab Nuzuul ‘Isa Ibni Maryam (no.
3448); Fat-hul Baari (VI/490-494) dan Muslim Kitaabul Iimaan bab Nuzuul ‘Isa Ibni Maryam Haakiman bi Syari’ati Nabiyyinaa Muhammad j
(no.155 (242)), dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu).
Allah Swt. berfirman kepada Nabi Besar
Muhammad saw. mengenai kesuksesan duniawi
bangsa-bangsa Kristen di Akhir Zaman dan keadaan akhir kejayaaan duniawi mereka yang
mengerikan:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِؕ﴿ٜ﴾ اَلۡحَمۡدُ لِلّٰہِ الَّذِیۡۤ اَنۡزَلَ عَلٰی عَبۡدِہِ الۡکِتٰبَ وَ لَمۡ
یَجۡعَلۡ لَّہٗ عِوَجًا ؕ﴿ٜ﴾ قَیِّمًا لِّیُنۡذِرَ بَاۡسًا شَدِیۡدًا مِّنۡ لَّدُنۡہُ وَ یُبَشِّرَ
الۡمُؤۡمِنِیۡنَ الَّذِیۡنَ یَعۡمَلُوۡنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَہُمۡ اَجۡرًا حَسَنًا ۙ﴿﴾ مَّاکِثِیۡنَ فِیۡہِ اَبَدًا ۙ﴿﴾ وَّ یُنۡذِرَ الَّذِیۡنَ قَالُوا
اتَّخَذَ اللّٰہُ وَلَدًا ٭﴿﴾ مَا لَہُمۡ بِہٖ مِنۡ
عِلۡمٍ وَّ لَا لِاٰبَآئِہِمۡ ؕ کَبُرَتۡ
کَلِمَۃً تَخۡرُجُ مِنۡ اَفۡوَاہِہِمۡ ؕ اِنۡ یَّقُوۡلُوۡنَ اِلَّا کَذِبًا ﴿﴾ فَلَعَلَّکَ بَاخِعٌ نَّفۡسَکَ عَلٰۤی اٰثَارِہِمۡ اِنۡ لَّمۡ
یُؤۡمِنُوۡا بِہٰذَا الۡحَدِیۡثِ اَسَفًا ﴿﴾ اِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَی الۡاَرۡضِ زِیۡنَۃً لَّہَا لِنَبۡلُوَہُمۡ اَیُّہُمۡ
اَحۡسَنُ
عَمَلًا ﴿۷﴾ وَ اِنَّا لَجٰعِلُوۡنَ مَا
عَلَیۡہَا صَعِیۡدًا جُرُزًا ؕ﴿﴾
Aku
baca dengan nama Allah Maha Pemurah, Maha
Penyayang. Segala puji bagi Allah Yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Kitab
Al-Quran ini dan Dia
tidak menjadikan padanya kebengkokan. قَیِّمًا لِّیُنۡذِرَ بَاۡسًا شَدِیۡدًا مِّنۡ لَّدُنۡہُ -- Sebagai penjaga untuk memberi
peringatan mengenai siksaan yang dahsyat
dari hadirat-Nya, وَ یُبَشِّرَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ الَّذِیۡنَ یَعۡمَلُوۡنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَہُمۡ اَجۡرًا حَسَنًا -- dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang beriman
yang beramal saleh bahwa
sesungguhnya bagi mereka ada ganjaran yang
baik, مَّاکِثِیۡنَ فِیۡہِ اَبَدًا -- mereka menetap di dalamnya selama-lamanya. وَّ یُنۡذِرَ الَّذِیۡنَ قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰہُ وَلَدًا -- Dan
supaya memperingatkan orang-orang yang berkata: "Allah
mengambil seorang anak laki-laki.
مَا لَہُمۡ بِہٖ مِنۡ عِلۡمٍ وَّ لَا لِاٰبَآئِہِم – Mereka sekali-kali
tidak me-miliki pengetahuan mengenainya, dan tidak pula bapak-bapak mereka memilikinya. کَبُرَتۡ کَلِمَۃً تَخۡرُجُ مِنۡ اَفۡوَاہِہِمۡ -- Sangat
besar keburukan perkataan yang keluar
dari mulut mereka, اِنۡ لَّمۡ یُؤۡمِنُوۡا بِہٰذَا الۡحَدِیۡثِ اَسَفًا -- mereka tidak
mengucapkan kecuali kedustaan. فَلَعَلَّکَ بَاخِعٌ
نَّفۡسَکَ عَلٰۤی اٰثَارِہِمۡ اِنۡ لَّمۡ یُؤۡمِنُوۡا بِہٰذَا الۡحَدِیۡثِ اَسَفًا -- maka sangat
mungkin engkau akan membinasakan
diri engkau karena sangat sedih sekiranya mereka tidak beriman kepada
keterangan ini. اِنَّا جَعَلۡنَا مَا
عَلَی الۡاَرۡضِ زِیۡنَۃً لَّہَا لِنَبۡلُوَہُمۡ اَیُّہُمۡ اَحۡسَنُ عَمَلًا -- Sesungguhnya Kami telah men-jadikan apa yang ada di bumi perhiasan baginya
supaya Kami
menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. وَ اِنَّا لَجٰعِلُوۡنَ مَا عَلَیۡہَا صَعِیۡدًا جُرُزًا -- Dan sesungguhnya Kami niscaya akan menjadikan segala yang ada di
atasnya menjadi tanah-rata yang
tandus.” (Al-Kahf [18]:1-9).
Perumpamaan Pemilik
“Dua Kebun” yang Takabbur dan Kikir
Dalam perumpamaan
berikut ini dua kali kejayaan duniawi
bangsa-bangsa Kristen dari Barat -- yakni Gog
(Ya’juj) dan Magog (Ma’juj) -- digambarkan sebagai pemilik kebun yang kikir,
firman-Nya:
وَ اضۡرِبۡ
لَہُمۡ مَّثَلًا
رَّجُلَیۡنِ
جَعَلۡنَا لِاَحَدِہِمَا
جَنَّتَیۡنِ مِنۡ اَعۡنَابٍ وَّ حَفَفۡنٰہُمَا
بِنَخۡلٍ وَّ جَعَلۡنَا
بَیۡنَہُمَا زَرۡعًا ﴿ؕ﴾ کِلۡتَا الۡجَنَّتَیۡنِ اٰتَتۡ اُکُلَہَا وَ لَمۡ
تَظۡلِمۡ مِّنۡہُ شَیۡئًا ۙ وَّ فَجَّرۡنَا خِلٰلَہُمَا نَہَرًا ﴿ۙ﴾ وَّ کَانَ لَہٗ ثَمَرٌ ۚ فَقَالَ لِصَاحِبِہٖ وَ ہُوَ یُحَاوِرُہٗۤ اَنَا اَکۡثَرُ مِنۡکَ مَالًا وَّ اَعَزُّ نَفَرًا ﴿﴾ وَ دَخَلَ جَنَّتَہٗ وَ ہُوَ
ظَالِمٌ لِّنَفۡسِہٖ ۚ قَالَ مَاۤ اَظُنُّ اَنۡ تَبِیۡدَ
ہٰذِہٖۤ اَبَدًا ﴿ۙ﴾ وَّ مَاۤ اَظُنُّ السَّاعَۃَ قَآئِمَۃً ۙ وَّ لَئِنۡ رُّدِدۡتُّ اِلٰی رَبِّیۡ لَاَجِدَنَّ خَیۡرًا مِّنۡہَا مُنۡقَلَبًا ﴿﴾
Dan
kemukakanlah kepada mereka misal dua orang laki-laki, جَعَلۡنَا لِاَحَدِہِمَا جَنَّتَیۡنِ مِنۡ اَعۡنَابٍ -- Kami menjadikan bagi seorang
di antara keduanya dua kebun anggur, dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon
kurma, dan di antara keduanya itu
Kami menjadikan ladang. کِلۡتَا الۡجَنَّتَیۡنِ اٰتَتۡ اُکُلَہَا وَ لَمۡ تَظۡلِمۡ مِّنۡہُ شَیۡئًا -- Kedua
kebun itu menghasilkan buah-buahnya
dan tidak dikurangi
darinya sedikitpun, وَّ فَجَّرۡنَا خِلٰلَہُمَا نَہَرًا
-- dan di antara keduanya Kami
mengalirkan sebuah sungai, وَّ کَانَ لَہٗ ثَمَرٌ
-- dan
ia senantiasa mempunyai buah yang banyak,
فَقَالَ
لِصَاحِبِہٖ وَ ہُوَ یُحَاوِرُہٗۤ اَنَا اَکۡثَرُ مِنۡکَ مَالًا وَّ اَعَزُّ نَفَرًا -- maka ia
berkata kepada kawannya ketika ia bercakap-cakap dengannya: "Lihatlah, aku lebih banyak dalam harta daripada engkau
dan mempunyai golongan yang lebih kuat.”
وَ دَخَلَ جَنَّتَہٗ وَ ہُوَ ظَالِمٌ لِّنَفۡسِہٖ -- Dan ia memasuki kebunnya dalam keadaan zalim terhadap dirinya. قَالَ مَاۤ اَظُنُّ اَنۡ تَبِیۡدَ ہٰذِہٖۤ اَبَدًا -- la
berkata: "Aku yakin kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya. وَّ مَاۤ اَظُنُّ السَّاعَۃَ قَآئِمَۃً -- Dan
aku sama sekali tidak meyakini bahwa
Saat yang dijanjikan itu akan datang, وَّ لَئِنۡ رُّدِدۡتُّ اِلٰی رَبِّیۡ لَاَجِدَنَّ خَیۡرًا مِّنۡہَا مُنۡقَلَبًا -- dan seandainya aku benar-benar dikembalikan
kepada Rabb-ku (Tuhan-ku) pasti
aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik darinya." (Al-Kahf
[18]:33-37).
Mulai dari ayat 33 diuraikan keadaan dua golongan, ialah umat
Kristen dan umat Islam dengan
satu tamsil "dua orang" itu dipergunakan
sebagai ganti kata "dua golongan",
sedangkan perumpamaan
"dua kebun" menggambarkan dua masa kemajuan duniawi bangsa-bangsa Kristen.
Ayat ini
mengisyaratkan, bahwa dalam sejarah mereka yang timbul tenggelam itu, bangsa-bangsa Kristen dua kali akan
memperoleh kekuasaan besar. Masa
pertama terbit menjelang bangkitnya Islam,
sedang masa yang kedua mulai dengan datangnya abad ke-17 M., ketika bangsa-bangsa Kristen dan Eropa mulai
mencapai kemajuan-kemajuan besar
serta memperoleh kekuasaan dan kehormatan duniawi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan
telah sampai ke puncak kebesarannya
pada abad kesembilan belas, yang dalam Bible
disebut sebagai pelepasan iblis –
yakni satan (setan ) si ular tua atau Gog
(Yajuj) dan Magog (Ma’juj) -- dari pemenjaraannya selama 1000 tahun (Wahyu 20:7-10),
firman-Nya:
وَ حَرٰمٌ
عَلٰی قَرۡیَۃٍ اَہۡلَکۡنٰہَاۤ اَنَّہُمۡ لَا
یَرۡجِعُوۡنَ ﴿﴾ حَتّٰۤی اِذَا
فُتِحَتۡ یَاۡجُوۡجُ وَ مَاۡجُوۡجُ وَ ہُمۡ مِّنۡ
کُلِّ حَدَبٍ یَّنۡسِلُوۡنَ ﴿﴾ وَ اقۡتَرَبَ الۡوَعۡدُ الۡحَقُّ فَاِذَا ہِیَ
شَاخِصَۃٌ اَبۡصَارُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا
ؕ یٰوَیۡلَنَا قَدۡ کُنَّا فِیۡ غَفۡلَۃٍ
مِّنۡ ہٰذَا بَلۡ کُنَّا
ظٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Dan terlarang bagi penduduk suatu negeri yang telah Kami binasakan
bahwa sesungguhnya mereka itu tidak mungkin
kembali. حَتّٰۤی اِذَا فُتِحَتۡ یَاۡجُوۡجُ وَ مَاۡجُوۡجُ وَ
ہُمۡ مِّنۡ کُلِّ
حَدَبٍ یَّنۡسِلُوۡنَ -- Hingga apabila dibukakan pintu pemenjaraan Ya’juj
dan Ma’juj dan mereka turun dengan cepat dari setiap
ketinggian. وَ اقۡتَرَبَ
الۡوَعۡدُ الۡحَقُّ فَاِذَا ہِیَ شَاخِصَۃٌ
اَبۡصَارُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا -- sudah mendekat janji yang benar maka sekonyong-konyong akan terbelalak mata
orang-orang kafir, یٰوَیۡلَنَا قَدۡ
کُنَّا فِیۡ غَفۡلَۃٍ مِّنۡ ہٰذَا بَلۡ کُنَّا ظٰلِمِیۡنَ -- mereka berseru, “Aduhai, celaka kami! Sungguh kami
dalam kelalaian mengenai hal ini, bahkan kami adalah orang yang zalim!”
(Al-Anbiya [21]:96-98).
Jika ayat 97 dibaca bersama-sama dengan ayat
yang mendahuluinya maka maksud ayat ini ialah bahwa hukum alam bekerja demikian rupa, sehingga sekali bila suatu hukum — sesudah mencapai puncak kejayaan dan kemuliaannya — mengalami kebinasaan
dan kehancuran mereka tidak mendapatkan kembali kejayaan
mereka yang hilang itu.
Demikian pula Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) -- yakni bangsa-bangsa Kristen dari barat -- pun dengan kejayaan dan kemuliaan besar dalam kebendaan (duniawi) tidak dapat
mengelakkan diri dari hukum alam.
Mereka akan jatuh dan tidak akan bangkit kembali untuk
selama-lamanya.
Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) atau bangsa-bangsa
Kristen barat telah mencapai segala puncak
kekuasaan politik dan telah menyebar
ke seluruh dunia. Ungkapan Al-Quran berarti, bahwa mereka akan menempati setiap ujung yang membawa keuntungan dan akan menguasai seluruh
dunia. Itulah makna ayat: حَتّٰۤی
اِذَا فُتِحَتۡ یَاۡجُوۡجُ وَ
مَاۡجُوۡجُ وَ ہُمۡ مِّنۡ کُلِّ
حَدَبٍ یَّنۡسِلُوۡنَ -- Hingga apabila dibukakan pintu pemenjaraan Ya’juj
dan Ma’juj dan mereka turun dengan cepat dari setiap
ketinggian.”
Nubuatan Hancurnya Kekuasaan Duniawi Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) yakni Bangsa-bangsa
Kristen Barat
Sedangkan makna ayat selanjutnya: وَ اقۡتَرَبَ الۡوَعۡدُ الۡحَقُّ فَاِذَا
ہِیَ شَاخِصَۃٌ اَبۡصَارُ الَّذِیۡنَ
کَفَرُوۡا -- sudah mendekat janji yang benar maka sekonyong-konyong akan terbelalak mata
orang-orang kafir, یٰوَیۡلَنَا قَدۡ
کُنَّا فِیۡ غَفۡلَۃٍ مِّنۡ ہٰذَا بَلۡ کُنَّا ظٰلِمِیۡنَ -- mereka berseru, “Aduhai, celaka kami! Sungguh kami
dalam kelalaian mengenai hal ini, bahkan kami adalah orang yang zalim!” Yakni kekuasaan Ya’juj
(Gog) dan Ma’juj (Magog) atau bangsa-bangsa Kristen barat akan diikuti
oleh peristiwa-peristiwa yang membawa
bencana di dunia, yang akhirnya akan
menyebabkan kejayaan dan kemenangan
Islam yang kedua kali (QS.61:10), dan menjadi sebab kekuatan-kekuatan kepalsuan dan kebendaan
yang menjelma dalam wujud Ya’juj (Gog)
dan Ma’juj (Magog) itu musnah.
Bila
sesudah kehancuran Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog)
atau bangsa-bangsa Kristen barat
secara mutlak, lalu Islam akan
memperoleh kembali kejayaan dan kemuliaannya seperti sediakala melalui
perjuangan Rasul Akhir Zaman (QS,61:10), mereka yang telah berputus-asa mengenai kebangkitan
kembali mata kepala mereka
sendiri hampir-hampir tidak dapat mempercayainya,
itulah makna kalimat “فَاِذَا ہِیَ شَاخِصَۃٌ اَبۡصَارُ
الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا -- maka
sekonyong-konyong akan terbelalak mata
orang-orang kafir.”
Mengisyaratkan kepada keberhasilan duniawi bangsa-bangsa Kristen dari barat itu pulalah firman-Nya berikut ini:
فَخَلَفَ
مِنۡۢ بَعۡدِہِمۡ خَلۡفٌ وَّرِثُوا الۡکِتٰبَ یَاۡخُذُوۡنَ عَرَضَ ہٰذَا
الۡاَدۡنٰی وَ یَقُوۡلُوۡنَ سَیُغۡفَرُ لَنَا ۚ وَ اِنۡ یَّاۡتِہِمۡ عَرَضٌ
مِّثۡلُہٗ یَاۡخُذُوۡہُ ؕ اَلَمۡ یُؤۡخَذۡ عَلَیۡہِمۡ مِّیۡثَاقُ الۡکِتٰبِ اَنۡ
لَّا یَقُوۡلُوۡا عَلَی اللّٰہِ اِلَّا
الۡحَقَّ وَ دَرَسُوۡا مَا فِیۡہِ ؕ وَ
الدَّارُ الۡاٰخِرَۃُ خَیۡرٌ لِّلَّذِیۡنَ یَتَّقُوۡنَ ؕ اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ ﴿ ﴾
Maka datang menggantikan sesudah mereka,
suatu generasi pengganti
yang mewarisi Kitab Taurat itu,
mereka mengambil harta dunia yang rendah ini dan mereka mengatakan: “Pasti kami akan diampuni.” Dan jika datang kepada mereka harta semacam
itu lagi mereka akan mengambilnya.
Bukankah telah diambil perjanjian
dari mereka dalam Kitab bahwa
mereka tidak akan mengatakan sesuatu
terhadap Allah kecuali yang haq,
dan mereka
telah mempelajari apa
yang tercantum di dalamnya? وَ الدَّارُ الۡاٰخِرَۃُ
خَیۡرٌ لِّلَّذِیۡنَ یَتَّقُوۡنَ ؕ
اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ -- Padahal kampung akhirat itu lebih
baik bagi orang-orang yang bertakwa,
apakah kamu tidak mau mengerti? (Al-Arāf [7]:170).
Peringatan Nabi Besar Muhammad Saw. kepada Umat
Islam
Itulah sebabnya Allah Swt. telah memperingatkan umat Islam melalui Nabi
Besar Muhammad saw. agar mereka jangan terpesona oleh keberhasilan duniawi
bangsa-bangsa Kristen dari barat yakni Gog (Ya’juj) dan Magog
(Ma’juj), sehingga mengikuti gaya
hidup duniawi mereka, firman-Nya:
لَا
یَغُرَّنَّکَ تَقَلُّبُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا فِی الۡبِلَادِ ﴿﴾ؕ مَتَاعٌ قَلِیۡلٌ ۟
ثُمَّ مَاۡوٰىہُمۡ جَہَنَّمُ ؕ وَ بِئۡسَ الۡمِہَادُ ﴿﴾ لٰکِنِ الَّذِیۡنَ اتَّقَوۡا رَبَّہُمۡ لَہُمۡ جَنّٰتٌ
تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا نُزُلًا مِّنۡ عِنۡدِ
اللّٰہِ ؕ وَ مَا عِنۡدَ اللّٰہِ خَیۡرٌ
لِّلۡاَبۡرَارِ ﴿﴾
Janganlah sekali-kali engkau terpedaya oleh lalu-lalang
orang-orang kafir di dalam negeri. Itu adalah sedikit kesenangan sementara kemudian tempat
kediaman mereka adalah Jahannam, dan Jahanam itu tempat yang seburuk-buruknya. Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Rabb-nya (Tuhannya),
bagi mereka ada kebun-kebun yang di bawahnya mengalir sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya, suatu hidangan dari sisi
Allah, dan apa yang ada di sisi Allah
adalah lebih baik bagi orang-orang berbuat
kebajikan. (Ali ‘Imran [3]:197-199).
(Bersambung)
Rujukan:
The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 31 Mei 2015