بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt
Bab 33
Tenggelamnya “Bahtera-bahtera” Duniawi Buatan Manusia Ketika Ditabrakkan
Kepada “Bahtera Nuh” Akhir
Zaman Buatan Allah Swt.
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian akhir
Bab sebelumnya telah dibahas mengenai buku
“Bahtera
Nuh” karya Pendiri Jemaat Ahmadiyah:
RISALAH
BAHTERA NUH
Taqwiyatul
Iman
(PENGUKUH
KEIMANAN)
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Nahmaduhu wa nushalli ‘alā Rasūlihil- karim wa ‘alā Masihil mau’ud
SUNTIKAN
THA’UN
قُلۡ لَّنۡ یُّصِیۡبَنَاۤ اِلَّا مَا
کَتَبَ اللّٰہُ لَنَا ۚ ہُوَ مَوۡلٰىنَا ۚ وَ عَلَی اللّٰہِ فَلۡیَتَوَکَّلِ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ
“[Katakanlah]:
Tidak akan pernah menimpa musibah kepada kami kecuali apa yang telah ditetapkan
Allah bagi kami. Dia Pelindung kami dan hanya kepada Allah hendaknya
orang-orang mukmin bertawakkal” (At
Taubah, 51).
Patut
bersyukur, bahwa karena rasa kasihan
kepada rakyatnya, dalam rangka usaha membasmi wabah tha’un (pes),
pemerintah Inggris[1] telah merencanakan gerakan suntikan untuk
kedua kalinya. Dan demi kesejahteraan umat Tuhan pemerintah telah memikul sejumlah biaya yang meliputi
beratus-ratus ribu rupees.
Sesungguhnya tiap warganegara yang bijaksana berkewajiban untuk menyambut gerakan
itu dengan rasa terima kasih. Dan
mereka yang berprasangka terhadap gerakan suntikan itu sungguh
amat bodoh dan sebenarnya memusuhi dirinya sendiri. Sebab telah berkali-kali
terbukti di dalam pengalaman, bahwa
pemerintah sangat berhati-hati, tidak mau melancarkan suatu cara pengobatan
yang berbahaya, bahkan pemerintah
selamanya memperkenalkan suatu usaha yang terbukti benar-benar berfaedah,
apabila sudah mengadakan banyak kali eksperimen di dalam usaha-usaha seperti
itu.
Adalah suatu sikap yang jauh dari kewajaran
dan peri kemanusiaan jika orang
mengadakan penilaian terhadap tindakan pemerintah -- yang dengan tulus ikhlas
telah mengeluarkan beratus-ratus ribu
rupees untuk tujuan itu -- sebagai tindakan yang mempunyai latar-belakang tujuan tertentu untuk kepentingan sendiri.
Alangkah malang nasib mereka yang mempunyai sangka-buruk sejauh itu.
Sedikit pun tidak diragukan, bahwa sampai
sekarang upaya setinggi-tingginya dan semaksimal-maksimalnya yang dapat
dilakukan oleh pemerintah di alam
serba kebendaan ini ialah upaya
kebendaan itulah, yakni melancarkan gerakan suntikan. Bagaimana pun tidak
dapat orang ingkari, bahwa upaya itu terbukti bermanfaat. Oleh karena itu wajib
bagi semua warganegara untuk memperhatikan sarana itu dan membantu melepaskan beban pemerintah yang bermaksud
hendak menyelamatkan jiwa rakyat.
Semata-mata
Mentaati Perintah Allah Ta’ala &
Kehebatan Daya
Binasa Wabah Pes
Akan tetapi
dengan segala hormat, kami ingin
mengatakan kepada pemerintah yang baik hati itu, bahwa seandainya tidak ada
rintangan samawi (langit),[2] maka kamilah yang pertama-tama di antara semua
warganegara yang akan minta disuntik. Rintangan samawi (langit)
itu ialah karena Tuhan menghendaki
untuk memperlihatkan suatu Tanda
kasih-sayang dari langit di zaman ini kepada umat manusia. Oleh
karena itu Dia berfirman kepadaku, bahwa Dia akan menyelamatkanku dari
wabah pes beserta semua orang yang tinggal di
dalam dinding tembok rumahku,
yaitu orang-orang yang melupakan diri
dan menyatukan diri dengan diriku seraya patuh dan taat secara
sempurna disertai ketakwaan yang setulus-tulusnya. Dan ini
akan menjadi Tanda Ilahi di zaman mutakhir ini, yang dengannya Dia
memperlihatkan perbedaan di antara suatu kaum dengan kaum yang lain.
Akan tetapi orang yang tidak mematuhi secara
sempurna mereka itu bukan dariku, mereka itu tidak usah dihiraukan. Demikianlah perintah
Ilahi. Oleh sebab itu, bagi diriku
dan bagi semua orang yang tinggal di dalam dinding tembok rumahku
tidak perlu suntikan, karena sebagaimana tadi telah aku terangkan, Tuhan Yang memiliki langit dan bumi,
semenjak dahulu telah menurunkan wahyu kepadaku, bahwa Dia akan menyelamatkan
dari kematian karena wabah
pes, setiap orang yang tinggal di dalam dinding tembok rumahku.
Tetapi dengan syarat, bahwa mereka melepaskan semua kehendak untuk melawan, lalu masuk ke dalam lingkungan
orang-orang yang baiat dengan penuh keikhlasan, ketaatan,
dan kerendahan diri. Lagi dengan syarat bahwa mereka dengan cara
apa pun tidak bersikap takabbur,
melawan, sombong, lalai, congkak, dan tinggi hati di hadapan perintah-perintah Ilahi dan Utusan-Nya
(Rasul-Nya), dan akan bertingkah-laku sesuai dengan ajaran-Nya.
Tuhan berfirman kepadaku bahwa pada
umumnya wabah pes yang menghancur-luluhkan itu
– dan karenanya orang-orang akan mati
terhampar bagaikan anjing, dan
karena derita kesedihan dan kebingungan orang-orang menjadi gila --
tidak akan melanda Qadian.
Lagi pada umumnya semua orang dalam Jemaatku – betapa pun banyak bilangannya –
dibandingkan dengan orang-orang yang menentangku, akan terpelihara dari wabah pes.
Namun demikian, wabah
pes dapat menjangkiti di antara mereka yang tidak
menepati janji mereka dengan sepenuh-penuhnya, atau karena sebab lain
yang tersembunyi tentang mereka, dan hanya Allah yang mengetahui. Akan
tetapi pada akhirnya orang akan mengakui dengan pandangan takjub bahwa -- secara relatif dan komparatif
-- pertolongan Tuhan ada di
samping golongan ini. Dan demikian rupa Dia telah menyelamatkan mereka
itu dengan rahmat-Nya yang istimewa sehingga tidak ada tara bandingannya.
Mengenai hal ini sebagian orang yang bodoh akan tercengang, dan sebagian lagi akan menertawakan, sedangkan sebagian lagi
akan menyebutku orang gila. Sebagian
lagi akan merasa heran bahwa apakah ada Tuhan serupa itu, Yang tanpa
menggunakan sarana-sarana kebendaan pun dapat menurunkan rahmat-Nya?
Keajaiban Kekuasaan Sempurna Allah Ta’ala
& “Bahtera Nuh” Akhir Zaman
Jawabannya ialah, tidak diragukan lagi bahwa Tuhan Yang Maha
Kuasa serupa itu ada. Seandainya
Tuhan serupa itu tidak ada, maka orang-orang yang mempunyai ikatan
silaturahmi (perhubungan khusus) dengan Dia pasti akan binasa di
dalam kehidupan ini. Wujud Yang Maha
Kuasa itu ajaib (menakjubkan),
dan kekuasaan-kekuasaan-Nya yang qudus
pun ajaib pula. Pada satu pihak Dia
membiarkan orang-orang yang menentang
leluasa menggagahi teman-teman-Nya bagaikan terhadap anjing-anjing, sedang pada pihak lain
Dia memperintahkan para malaikat untuk mengkhidmati mereka itu (QS.2:31-36; QS.7:12;
QS.21:104; QS.41:31-33).
Demikian pula apabila kegusaran-Nya
bangkit dan bersimaharajalela di seluruh
dunia, dan kemurkaan-Nya
bergejolak terhadap orang-orang aniaya,
maka mata-Nya memberikan perlindungan
kepada orang-orang-Nya yang tertentu. Jika tidak demikian keadaan-Nya
maka tugas orang-orang suci akan menjadi kacau-balau, dan tidak ada seorang pun yang dapat mengenal-Nya.
Kekuasaan-kekuasaan-Nya tidak terbatas, akan tetapi kekuasaan-kekuasaan tersebut tampak kepada orang-orang menurut kadar
keyakinan mereka masing-masing. Terhadap mereka yang dianugerahi keyakinan
serta kecintaan, dan yang memutuskan
segala hubungan kecuali dengan Dia, dan yang dijauhkan dari
kebiasaan-kebiasaan memanjakan hawa-nafsu mereka, kekuasaan-kekuasaan
tersebut nampak secara luar biasa.
Tuhan berbuat apa yang Dia kehendaki.
Akan tetapi kehendak untuk memperlihatkan kekuasaan-kekuasaan-Nya
secara luar biasa itu, hanya bagi mereka yang mau merobek-robek kebiasaan-kebiasaan mereka demi mementingkan
Dia. Pada zaman ini sangat sedikit orang-orang yang mengenal Dia dan
percaya kepada kekuasaan-Nya yang ajaib itu. Kebalikannya, terdapat
banyak orang yang sama sekali tidak percaya kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa, Yang Suara-Nya didengar oleh segala sesuatu, Yang bagi-Nya tiada
sesuatu yang mustahil.
Hendaknya
diingat, bahwa walaupun tidak berdosa berobat untuk melawan penyakit pes
dan penyakit lainnya, bahkan
tercantum dalam sebuah Hadits, bahwa tidak ada sesuatu penyakit pun
melainkan bagi penyakit tersebut
Tuhan telah menciptakan obatnya. Akan tetapi, aku menganggap diriku berdosa jika aku meragukan Tanda
Tuhan -- apabila melakukan suntikan
-- yang Dia ingin tampakkan kepada kita dengan sejelas-jelasnya di atas muka bumi ini.
Aku
tidak ingin mencemari kehormatan Tanda-tanda-Nya yang benar dan janji-Nya
yang benar dengan mengambil
faedah dari suntikan. Jika aku berbuat demikian niscaya aku patut dituntut karena dosa itu, sebab
aku tidak mempercayai janji Tuhan yang
telah diberikan kepadaku. Dan seandainya demikian maka semestinya aku berterimakasih
kepada sang dokter yang telah menemukan serum suntikan ini, dan
bukan bersyukur kepada Tuhan Yang telah berjanji kepadaku, bahwa
tiap-tiap orang yang tinggal di dalam rumahku akan diselamatkan oleh Dia.”
Ratusan Ribu Ribu Orang Menjadi Korban Wabah Tha’un (Pes)
& Janji
Allah Swt. Mengenai Akan Berdirinya “Khilafat atas jalan Kenabian” di Akhir Zaman
Ketika wabah tha’un (pes) tersebut merebak di wilayah Hindustan sesuai nubuatan Al-Masih Mau’ud a.s.,
telah memakan korban ratusan ribu orang dari berbagai golongan manusia dan umat beragama, sedang orang-orang yang beriman kepada Al-Masih Mau’ud a.s. – yakni para anggota Jemaat Muslim Ahmadiyah --
sangat sedikit yang terkena wabah tha’un
(pes) tersebut, sesuai janji pemeliharaan
dari Allah Swt. kepada beliau melalui
wahyu:
“Inny
uhāfizhu kulla man fid-dār”
“Aku akan
memelihara setiap orang yang berada di dalam rumah engkau”
yakni “rumah ruhani” beliau yang merupakan “Bahtera Nuh” di Akhir Zaman ini.
Jadi, pembentukan Jemaat Muslim Ahmadiyah oleh
Mirza Ghulam Ahmad a.s. pun pada hakikatnya merupakan semacam “Bahtera” seperti “bahtera” yang dibuat oleh Nabi
Nuh a.s. ribuan tahun lalu berdasarkan perintah Allah Swt. (QS.11:37-42), hanya saja ”bahtera” (perahu) yang dibuat oleh Nabi Nuh a.s. terbuat dari papan dan paku
(QS.54:13) sedangkan “Jemaat Muslim
Ahmadiyah” merupakan suatu “organisasi
ruhani” yang misinya adalah untuk
mewujudkan kejayaan Islam yang kedua
kali di Akhir Zaman ini (QS.61:20) melalui pelaksanaan iman dan amal shaleh, sebagaimana
dicontohkan oleh Nabi Besar Muhammad saw. (QS.33:22), bukan dengan cara-cara paksaan dan kekerasan, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ
بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ
لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ
لَوۡ کَرِہَ الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk
dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama,
walaupun orang musyrik tidak menyukai.
(Ash-Shaf
[61]:10).
Ada pun yang dimaksud dengan “bahtera” Nabi Nuh a.s. di Akhir Zaman adalah nizam Khilafat di atas jalan
(manhaj) kenabian, sebagai kelanjutan dari Khilafat kenabian Nabi Besar
Muhammad saw. sebelumnya yang
terputus sampai dengan Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a., akibat ketidak-bersyukuran
sebagian umat Islam di masa itu, terbukti 3 orang Khalifatur- Rasyidin setelah
Khalifah Abu Bakar Shiidq r.s. disyahidkan,
firman-Nya:
وَعَدَ اللّٰہُ
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا مِنۡکُمۡ وَ
عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَیَسۡتَخۡلِفَنَّہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ کَمَا اسۡتَخۡلَفَ
الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ ۪ وَ لَیُمَکِّنَنَّ لَہُمۡ دِیۡنَہُمُ الَّذِی ارۡتَضٰی لَہُمۡ وَ لَیُبَدِّلَنَّہُمۡ
مِّنۡۢ بَعۡدِ خَوۡفِہِمۡ اَمۡنًا ؕ
یَعۡبُدُوۡنَنِیۡ لَا یُشۡرِکُوۡنَ بِیۡ
شَیۡئًا ؕ وَ مَنۡ کَفَرَ بَعۡدَ ذٰلِکَ
فَاُولٰٓئِکَ ہُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ ﴿ ﴾
Allah telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman dan beramal
saleh di antara kamu niscaya
Dia akan menjadikan mereka itu khalifah
di bumi ini sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang yang sebelum mereka khalifah, dan niscaya Dia akan meneguhkan bagi mereka agamanya yang telah Dia ridhai
bagi me-reka, dan niscaya Dia akan meng-ubah keadaan
mereka dengan ke-amanan sesudah ketakutan mereka. یَعۡبُدُوۡنَنِیۡ
لَا یُشۡرِکُوۡنَ بِیۡ شَیۡئًا -- Mereka akan menyembah-Ku dan me-reka
tidak akan mempersekutukan sesuatu dengan-Ku, وَ مَنۡ
کَفَرَ بَعۡدَ ذٰلِکَ فَاُولٰٓئِکَ ہُمُ
الۡفٰسِقُوۡنَ -- dan
barangsiapa ka-fir sesudah itu mereka
itulah orang-orang durhaka (An-Nūr [24[:56).
Khilafat Ahmadiyah
& “Bahtera-bahtera” Duniawi
yang Dibuat Untuk Menabrak “Bahtera” Jemaat Muslim Ahmadiyah
Satu abad lebih “bahtera” Jemaat Muslim
Ahmadiyah yang didirikan oleh Mirza
Ghulam Ahmad a.s. – yakni Al-Masih Mau’ud a.s. --
atas perintah Allah Swt., lalu
kepemimpinan Khilafat Jemaat Muslim Ahmadiyah tersebut secara
berturut-turut dipimpin oleh
para Khalifatul
Masih, saat ini oleh Khalifatul Masih
V, Mirza Masroor Ahmad.
“Bahtera
ruhani” atau Khilafat Ahmadiyah tersebut berlayar
mengarungi perjalanannya di “lautan kehidupan” menghadapi terpaan ombak-ombak
raksasa serta badai penentangan
yang sangat kuat -- seperti yang juga
dialami oleh “bahtera” Nabi Nuh
a.s. ribuan tahun yang lalu dihadang
terjangan ombak-ombak yang menggunung (QS.11:37-43), namun “bahtera”
Jemaat Muslim Ahmadiyah terus
bergerak maju di
bawah “pengawasan dan perlindungan
khusus Allah Swt. melanjutkan pelayarannya menuju terciptanya “bumi baru dan langit baru” (QS.14:49; QS.39:70) atau kejayaan
Islam yang kedua kali di Akhir Zaman
ini (QS.61:10).
Bahkan
sering kali terjadi “bahtera-bahtera” organisasi duniawi yang mengatasnamakan agama mau pun politik buatan manusia -- baik tingkat nasional mau pun internasional, seperti Rabithah ‘Alam Islamy dan lain-lain, yang dalam segala seginya jauh jauh lebih
besar daripada “bahtera” Jemaat
Muslim Ahmadiyah -- dengan sengaja menabrak “bahtera” Jemaat Muslim
Ahmadiyah, namun dalam kenyataannya bukannya “bahtera” Jemaat Muslim Ahmadiyah yang tenggelam
melainkan yang terjadi sebaliknya.
Di Pakistan, berbagai organisasi keagamaan yang mengatasnamakan Islam, seperti golongan Ahrar yang dibentuk Maulana Mau’udi, golongan Jama’at-e-
Islami; golongan Khatm-e-Nubuwwat
dan lain-lain, yang dibentuk khusus
untuk menghancurkan-luluhkan Jemaat
Muslim Ahmadiyah, secara terprogram terus menerus melakukan penghadangan terhadap gerak-laju Jemaat Muslim Ahmadiyah --
sebagaimana yang diancamkan Iblis
kepada Allah Swt. (QS.7:12-19; QS.17:62:66), namun yang terjadi sebaliknya, kehinaan demi kehinaan dari Allah Swt. terus menerus menimpa para pembuat makar buruk tersebut.
Tiga orang
pemimpin pemerintahan Negara Muslim
Pakistan -- yaitu Zulfikar Ali Bhutto, Benazir
Bhutto, dan Presiden Mohmmad Zia-ul
Haq -- secara
zalim menabrakkan negara tersebut
kepada Jemaat Muslim Ahmadiyah
-- melalui ordonansi khusus yang
sangat zalim mengenai Jemaat
Ahmadiyah, ketiganya telah menjadi korban
janji Allah Swt. kepada Rasul-Nya berikut ini:
اِنَّ الَّذِیۡنَ یُحَآدُّوۡنَ
اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی
الۡاَذَلِّیۡنَ ﴿﴾ کَتَبَ اللّٰہُ لَاَغۡلِبَنَّ
اَنَا وَ رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ
اللّٰہَ قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya mereka itu termasuk orang-orang yang sangat hina. Allah
telah menetapkan: “Aku dan
rasul-rasul-Ku pasti
akan menang.” Sesungguhnya Allah
Maha Kuat, Maha Perkasa. (Al-Mujadilah
[58]:21-22). Lihat pula QS.58:6-7.
Ada tersurat nyata pada lembaran-lembaran sejarah bahwa kebenaran senantiasa menang terhadap kepalsuan, firman-Nya lagi:
اَلَمۡ یَعۡلَمُوۡۤا اَنَّہٗ مَنۡ یُّحَادِدِ
اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ فَاَنَّ لَہٗ نَارَ جَہَنَّمَ خَالِدًا فِیۡہَا ؕ ذٰلِکَ الۡخِزۡیُ الۡعَظِیۡمُ ﴿﴾
Apakah mereka tidak mengetahui bahwa sesungguhnya barangsiapa
menentang Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginya Api Jahannam, mereka akan
kekal di dalamnya, itulah kehinaan
yang besar. (At-Taubah [9]:63).
Selanjutnya
Allah Swt. berfirman:
وَ قَدۡ
مَکَرُوۡا مَکۡرَہُمۡ وَ عِنۡدَ اللّٰہِ مَکۡرُہُمۡ ؕ وَ اِنۡ کَانَ مَکۡرُہُمۡ
لِتَزُوۡلَ مِنۡہُ الۡجِبَالُ ﴿﴾ فَلَا تَحۡسَبَنَّ اللّٰہَ مُخۡلِفَ وَعۡدِہٖ رُسُلَہٗ ؕ اِنَّ اللّٰہَ
عَزِیۡزٌ ذُو انۡتِقَامٍ ﴿ؕ﴾
Dan sungguh mereka telah melakukan makar mereka,
tetapi makar mereka ada di sisi Allah,
dan jika
sekali pun makar mereka dapat
memindahkan gunung-gunung. Maka janganlah
engkau sama sekali menyangka bahwa Allah
akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya, sesungguhnya Allah Maha Perkasa, Yang memiliki
pembalasan. (Ibrahim [14]:47-48).
Saat ini “bahtera” Jemaat Muslim Ahmadiyah dengan karunia Allah Swt. telah menyebar lebih
dari 200 negara di seluruh dunia, yang dalam menyebarkan keindahan serta kesempurnaan
ajaran Islam (Al-Quran) dan kesucian akhlak dan ruhani Nabi Besar Muhammad
saw. terkenal dengan motto “Love For All Hatred For None” (Cinta
Untuk Semua Tidak Ada Kebencian Untuk Seorang
pun).
Menunggu Azab Ilahi Turun di Halaman
Rumah
Dalam Surah lainnya Allah Swt. berfirman
kepada Nabi Besar Muhammad saw. mengenai kepastian
pertolongan-Nya kepada beliau saw.:
وَ اِنۡ
کَانُوۡا لَیَقُوۡلُوۡنَ ﴿﴾ۙ لَوۡ اَنَّ عِنۡدَنَا ذِکۡرًا مِّنَ الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿﴾ۙ لَکُنَّا عِبَادَ اللّٰہِ الۡمُخۡلَصِیۡنَ
﴿﴾ فَکَفَرُوۡا بِہٖ فَسَوۡفَ یَعۡلَمُوۡنَ﴿﴾ وَ لَقَدۡ
سَبَقَتۡ کَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الۡمُرۡسَلِیۡنَ ﴿﴾ۚۖ اِنَّہُمۡ لَہُمُ
الۡمَنۡصُوۡرُوۡنَ ﴿﴾۪ وَ اِنَّ جُنۡدَنَا لَہُمُ الۡغٰلِبُوۡنَ ﴿﴾ فَتَوَلَّ عَنۡہُمۡ حَتّٰی حِیۡنٍ ﴿﴾ۙ وَّ اَبۡصِرۡہُمۡ فَسَوۡفَ یُبۡصِرُوۡنَ
﴿﴾ اَفَبِعَذَابِنَا یَسۡتَعۡجِلُوۡنَ ﴿﴾ فَاِذَا نَزَلَ بِسَاحَتِہِمۡ فَسَآءَ صَبَاحُ
الۡمُنۡذَرِیۡنَ ﴿﴾ وَ تَوَلَّ عَنۡہُمۡ حَتّٰی حِیۡنٍ ﴿﴾ۙ وَّ
اَبۡصِرۡ فَسَوۡفَ یُبۡصِرُوۡنَ ﴿﴾ سُبۡحٰنَ رَبِّکَ رَبِّ الۡعِزَّۃِ عَمَّا
یَصِفُوۡنَ ﴿﴾ۚ وَ
سَلٰمٌ عَلَی الۡمُرۡسَلِیۡنَ ﴿﴾ۚ وَ الۡحَمۡدُ
لِلّٰہِ رَبِّ الۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾٪
Dan
sesungguhnya mereka, orang-orang kafir Mekkah, benar-benar akan berkata: “Seandainya
pada kami ada pemberi peringatan seperti kepada orang-orang yang terdahulu, niscaya kami menjadi hamba-hamba Allah yang tulus ikhlas.” Tetapi mereka kafir kepada-Nya maka mereka akan segera mengetahui. وَ لَقَدۡ سَبَقَتۡ کَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الۡمُرۡسَلِیۡنَ -- Dan sungguh benar-benar telah
ditetapkan keputusan Kami untuk hamba-hamba
Kami para rasul, اِنَّہُمۡ لَہُمُ الۡمَنۡصُوۡرُوۡنَ -- sesungguhnya mereka itulah yang akan diberi pertolongan, وَ اِنَّ جُنۡدَنَا لَہُمُ الۡغٰلِبُوۡنَ -- dan
sesungguhnya lasykar Kami itulah yang
akan menang. فَتَوَلَّ عَنۡہُمۡ حَتّٰی حِیۡنٍ -- Maka berpalinglah
engkau dari mereka itu untuk sementara
waktu. وَّ
اَبۡصِرۡ فَسَوۡفَ یُبۡصِرُوۡنَ -- dan lihatlah
mereka maka mereka pun segera akan melihat. اَفَبِعَذَابِنَا یَسۡتَعۡجِلُوۡنَ -- Apakah mereka cepat-cepat meminta azab Kami datang? فَاِذَا نَزَلَ بِسَاحَتِہِمۡ فَسَآءَ صَبَاحُ الۡمُنۡذَرِیۡنَ -- Tetapi apabila azab
itu turun ke halaman mereka فَسَآءَ صَبَاحُ الۡمُنۡذَرِیۡنَ -- maka sangat buruklah pagi
itu bagi orang-orang yang diberi
ingat. وَ تَوَلَّ عَنۡہُمۡ حَتّٰی حِیۡنٍ -- Maka berpalinglah
engkau dari mereka itu untuk sementara
waktu. وَّ
اَبۡصِرۡ فَسَوۡفَ یُبۡصِرُوۡنَ -- Dan lihatlah maka mereka pun akan segera melihat. سُبۡحٰنَ
رَبِّکَ رَبِّ الۡعِزَّۃِ عَمَّا یَصِفُوۡنَ -- Maha
Suci Rabb (Tuhan) engkau, Rabb
(Tuhan) Yang Memiliki Segala Kebesaran
dari apa yang mereka sifatkan. وَ سَلٰمٌ عَلَی
الۡمُرۡسَلِیۡنَ -- Dan sejahteralah atas para rasul! وَ
الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ رَبِّ الۡعٰلَمِیۡنَ -- Dan segala puji bagi Allah, Rabb
(Tuhan) seluruh alam. (Ash-Shaffat
[37]:168-183).
Isyarat ayat
اَفَبِعَذَابِنَا یَسۡتَعۡجِلُوۡنَ -- Apakah mereka cepat-cepat meminta azab Kami datang? فَاِذَا نَزَلَ بِسَاحَتِہِمۡ فَسَآءَ صَبَاحُ الۡمُنۡذَرِیۡنَ -- Tetapi apabila azab
itu turun ke halaman mereka فَسَآءَ صَبَاحُ الۡمُنۡذَرِیۡنَ -- maka sangat buruklah pagi
itu bagi orang-orang yang diberi
ingat,” ini mungkin tertuju kepada jatuhnya
Mekkah, yang sungguh merupakan hari
naas bagi orang-orang Mekkah, ketika pasukan
Muslim dengan kekuatan 10.000
prajurit memasuki tapal-tapal batasnya. Maka lengkaplah siksa dan kehinaan atas diri mereka, sebab segala rencana buruk mereka yang ditujukan melawan Islam sama sekali telah gagal
mutlak dan Islam telah meraih kemenangan gilang-gemilang atas orang-orang ingkar.
Isyarat
ayat وَ
سَلٰمٌ عَلَی الۡمُرۡسَلِیۡنَ -- Dan sejahteralah atas para rasul!” ini agaknya tertuju kepada Nabi
Besar Muhammad saw. yang menampilkan dalam wujud beliau saw. semua nabi dan rasul Allah.
(Bersambung)
Rujukan:
The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran
Anyar, 19 April
2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar