Selasa, 14 April 2015

Hakikat Tertutupnya "Pintu-pintu Langit" Bagi Orang-orang Takabbur & Hubungan Kedengkian Kepada Rasul Allah dengan Terciptanya Kehidupan "Neraka Jahannam" di Dunia


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt


Bab 28

Hakikat  Tertutupnya “Pintu-pintu Langit” Bagi Orang-orang Takabbur   &    Hubungan  Kedengkian Kepada Rasul Allah     dengan  Terciptanya Kehidupan “Neraka Jahannam” di Dunia   
 
 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dibahas  mengenai  sia-sianya ketakaburan para penentang Rasul Allah   -- yang membanggakan  banyaknya jumlah mereka serta besarnya kekayaan serta kekuatan duniawi mereka  -- itu pulalah makna dialog antara orang-orang yang berada di   Al-A’rāf  dengan para penghuni neraka  dalam firman Allah Swt. berikut ini:
وَ نَادٰۤی اَصۡحٰبُ الۡاَعۡرَافِ رِجَالًا یَّعۡرِفُوۡنَہُمۡ بِسِیۡمٰہُمۡ قَالُوۡا مَاۤ  اَغۡنٰی عَنۡکُمۡ جَمۡعُکُمۡ وَ مَا کُنۡتُمۡ تَسۡتَکۡبِرُوۡنَ ﴿﴾  اَہٰۤؤُلَآءِ  الَّذِیۡنَ  اَقۡسَمۡتُمۡ  لَا  یَنَالُہُمُ اللّٰہُ بِرَحۡمَۃٍ ؕ اُدۡخُلُوا الۡجَنَّۃَ  لَا خَوۡفٌ عَلَیۡکُمۡ  وَ لَاۤ  اَنۡتُمۡ  تَحۡزَنُوۡنَ ﴿﴾
Dan penghuni 'Arāf berseru kepada beberapa orang laki-laki yang dikenal mereka dengan tanda-tanda pada wajahnya  sambil berkata:  مَاۤ  اَغۡنٰی عَنۡکُمۡ جَمۡعُکُمۡ وَ مَا کُنۡتُمۡ تَسۡتَکۡبِرُوۡنَ  -- “Sekali-kali tidak bermanfaat bagi kamu bilangan kamu yang banyak dan tidak pula apa yang kamu sombongkan itu.  اَہٰۤؤُلَآءِ  الَّذِیۡنَ  اَقۡسَمۡتُمۡ  لَا  یَنَالُہُمُ اللّٰہُ بِرَحۡمَۃٍ  --  Apakah mereka yang beriman inikah  orang-orang yang kamu bersumpah bahwa Allah tidak akan menyampaikan rahmat kepada mereka?” Allah berfirman:  اُدۡخُلُوا الۡجَنَّۃَ  لَا خَوۡفٌ عَلَیۡکُمۡ  وَ لَاۤ  اَنۡتُمۡ  تَحۡزَنُوۡنَ --  Masuklah kamu ke dalam surga, tidak ada ketakutan atas  kamu dan tidak pula kamu  akan bersedih.”( Al-A’rāf  [7]:49-50).

Tertutupnya Pintu-pintu Langit Ruhani Bagi Orang-orang Takabbur Kepada Rasul Allah

        Mengenai  siapa sebenarnya orang-orang yang berada di Al-A’rāf perlu dijelaskan,  karena  ada yang berpendapat bahwa mereka itu segolongan manusia yang “nasibnya belum jelas”, apakah akan menjadi penghuni surga ataukah penghuni neraka, firman-Nya:
اِنَّ الَّذِیۡنَ  کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ اسۡتَکۡبَرُوۡا عَنۡہَا لَا تُفَتَّحُ لَہُمۡ  اَبۡوَابُ السَّمَآءِ  وَ لَا یَدۡخُلُوۡنَ الۡجَنَّۃَ حَتّٰی یَلِجَ الۡجَمَلُ فِیۡ سَمِّ الۡخِیَاطِ ؕ وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾  لَہُمۡ مِّنۡ جَہَنَّمَ مِہَادٌ  وَّ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ غَوَاشٍ ؕ وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الظّٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Sesungguhnya  orang-orang yang mendustakan Ayat-ayat Kami dan dengan  takabur berpaling darinya, لَا تُفَتَّحُ لَہُمۡ  اَبۡوَابُ السَّمَآءِ  وَ لَا یَدۡخُلُوۡنَ الۡجَنَّۃَ حَتّٰی یَلِجَ الۡجَمَلُ فِیۡ سَمِّ الۡخِیَاطِ  --  tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit ruhani dan tidak pula mereka akan masuk surga  hingga unta masuk ke lubang jarum,   وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الۡمُجۡرِمِیۡنَ -- dan demikianlah Kami membalas  orang-orang  yang  berdosa. لَہُمۡ مِّنۡ جَہَنَّمَ مِہَادٌ  وَّ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ غَوَاشٍ  --   Bagi mereka ada hamparan   Jahannam sedangkan di atas mereka ada selimut Jahannam,  وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الظّٰلِمِیۡنَ  -- dan demiki-anlah Kami membalas orang-orang yang zalim. (Al-A’rāf [7]:41-42).
          Nabi Besar Muhammad saw. telah bersabda   mengenai pentingnya bersikap merendahkan diri atau tidak  takabbur:
Tiada Allah akan menambah-nambah kepada seorang hamba akan kemaafan kecuali Allah akan menambah-nambah kemuliaan. Dan tiada orang yang merendahkan diri karena Allah, kecuali Allah akan mengangkat derajatnya.”(HR.Imam Muslim,melalui Abu Hurairah r.a.).
Dalam riwayat lain  Nabi Besar Muhammad saw. bersabda:
“Bilamana seorang hamba mau merendahkan dirinya  maka Allah akan mengangkat (derajat)nya sampai ke langit ke tujuh.” ( HR.Imam Baihaqi melalui Ibnu Abbas r.a. )
         Dari semua bentuk ketakabburan, yang paling buruk adalah sikap takabbur kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya sebagaimana yang dilakukan iblis ketika menolak  perintah Allah Swt. untuk “sujud” (patuh-taat) kepada Adam  -- Khalifah-Nya di muka bumi pada zamannya (QS.2:31-40)  --   dan sebagai akibat ketakaburannya tersebut  Allah Swt. telah  mengusir iblis   dari “surga keridhaan” Allah Swt. (QS.7:12-14).
        Dalam firman-Nya tersebut Allah Swt. mengemukakan kerugian besar yang dialami orang-orang yang berlaku takabbur kepada Rasul Allah  serta mendustakan berbagai Tanda-tanda Allah yang dikemukakannya yaitu: لَا تُفَتَّحُ لَہُمۡ  اَبۡوَابُ السَّمَآءِ  وَ لَا یَدۡخُلُوۡنَ الۡجَنَّۃَ حَتّٰی یَلِجَ الۡجَمَلُ فِیۡ سَمِّ الۡخِیَاطِ  --  tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit ruhani dan tidak pula mereka akan masuk surga  hingga unta masuk ke lubang jarum.”   
    Jamal (unta) juga dapat diartikan seutas tali, sebab tali mempunyai persamaan lebih dekat dengan benang yang dimasukkan ke dalam lobang jarum. Adalah mustahil bagi para pengingkar Tanda-tanda Ilahi – yakni yang mendustakan  dan menentang para rasul Allah   -- masuk surga. Lihat Matius 19:24.

Mereka yang Berhamparan Api dan Berselimut Api

 Ketika Allah Swt.  menutup rapat “pintu-pintu langit ruhani” bagi orang-orang yang takabbur kepada Rasul Allah tersebut maka akibat yang pasti  adalah mereka akan tidak akan bisa keluar  dari berbagai bentuk “kobaran api” kemurkaan Allah Swt yang akan muncul dari atas mereka mau pun dari bawah mereka:     وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الۡمُجۡرِمِیۡنَ -- dan demikianlah Kami membalas  orang-orang  yang  berdosa. لَہُمۡ مِّنۡ جَہَنَّمَ مِہَادٌ  وَّ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ غَوَاشٍ  --   Bagi mereka ada hamparan   Jahannam sedangkan di atas mereka ada selimut Jahannam,  وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الظّٰلِمِیۡنَ  -- dan demikianlah Kami membalas orang-orang yang zalim,” sebagaimana yang di Akhir Zaman ini tengah melanda  umat manusia – termasuk  di   kalangan umat beragama   -- firman-Nya:
قُلۡ ہُوَ  الۡقَادِرُ عَلٰۤی  اَنۡ یَّبۡعَثَ عَلَیۡکُمۡ عَذَابًا مِّنۡ فَوۡقِکُمۡ اَوۡ مِنۡ تَحۡتِ اَرۡجُلِکُمۡ اَوۡ یَلۡبِسَکُمۡ شِیَعًا وَّ یُذِیۡقَ بَعۡضَکُمۡ بَاۡسَ بَعۡضٍ ؕ اُنۡظُرۡ کَیۡفَ نُصَرِّفُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّہُمۡ یَفۡقَہُوۡنَ﴿﴾ وَ کَذَّبَ بِہٖ قَوۡمُکَ وَ ہُوَ الۡحَقُّ ؕ قُلۡ لَّسۡتُ عَلَیۡکُمۡ  بِوَکِیۡلٍ ﴿ؕ﴾ لِکُلِّ نَبَاٍ  مُّسۡتَقَرٌّ ۫ وَّ سَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾
Katakanlah: “Dia-lah Yang berkuasa mengirimkan azab kepada kamu dari atas kamu atau dari bawah kaki kamu atau mencampur-baurkan kamu menjadi golongan-golongan yang saling berselisih dan membuat sebagian kamu merasakan keganasan sebagian yang lain.”  Lihatlah bagaimana Kami membentangkan Tanda-tanda supaya mereka mengertiوَ کَذَّبَ بِہٖ قَوۡمُکَ وَ ہُوَ الۡحَقُّ ؕ قُلۡ لَّسۡتُ عَلَیۡکُمۡ  بِوَکِیۡلٍ --  Dan  kaum engkau telah mendustakannya,  padahal itu adalah kebenaran. Katakanlah:  ”Aku sekali-kali bukan  penanggungjawab atas kamu.”  لِکُلِّ نَبَاٍ  مُّسۡتَقَرٌّ ۫ وَّ سَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَ  --  Bagi tiap kabar gaib ada masa yang tertentu,  dan kamu segera akan mengetahui. (Al-An’ām [6]:66-68).
   “Azab dari atas” maknanya: kelaparan, gempa bumi, air bah, taufan, penin-dasan terhadap golongan yang lemah oleh yang kuat, penderitaan mental, dan sebagainya, sedangkan makna  “siksaan dari bawah” berarti: penyakit-penyakit, wabah, pemberontakan orang-orang bawahan, dan sebagainya.
  Kemudian ada hukuman Allah Swt. berupa kekacauan, perpecahan-perpecahan dan perselisihan yang kadang-kadang berakhir dalam perang saudara, seperti yang saat ini melanda kawasan Timur-Tengah.  Hal demikian ini diisyaratkan dalam kata-kata وَّ یُذِیۡقَ بَعۡضَکُمۡ بَاۡسَ بَعۡضٍ – “dan membuat sebagian kamu merasakan keganasan sebagian yang lain.”
 Di sini kata ganti “nya” dalam ayat  وَ کَذَّبَ بِہٖ قَوۡمُکَ وَ ہُوَ الۡحَقُّ ؕ   --  Dan  kaum engkau telah mendustakannya,  padahal itu adalah kebenaran,”   menunjuk kepada: (1) perkara yang sedang dibahas; (2) Al-Quran; (3) azab Ilahi. Jika kita ambil arti yang terakhir, maka kata-kata “padahal itu adalah kebenaran” akan berarti bahwa azab Ilahi  yang dijanjikan pasti akan tiba (terjadi), sebab: لِکُلِّ نَبَاٍ  مُّسۡتَقَرٌّ ۫ وَّ سَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَ  --  Bagi tiap kabar gaib ada masa yang tertentu,  dan kamu segera akan mengetahui”.
  Ayat itu berarti bahwa  Allah Swt.  sesuai dengan hikmah-Nya yang tidak dapat salah itu, telah menentukan satu saat penggenapan setiap kabar gaib. (nubuatan), maka azab yang telah dijanjikan-Nya kepada orang-orang yang menolak kebenaran  -- dan bersikap takabbur kepada Rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan kepada mereka (QS.7:35-37)   --  azab Ilahi tersebut  akan datang juga pada saatnya yang tepat.
         Ketika saat yang dijanjikan  itu tiba – sebagaimana keadaan yang saat ini sedang melanda umumnya umat manusia     di berbagai kawasan dunia, terutama di Timur Tengah  -- sehingga firman Allah Swt. sebelum ini menjadi kenyataan: لَہُمۡ مِّنۡ جَہَنَّمَ مِہَادٌ  وَّ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ غَوَاشٍ  --   bagi mereka ada hamparan   Jahannam sedangkan di atas mereka ada selimut Jahannam,  وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الظّٰلِمِیۡنَ  -- dan demikianlah Kami membalas orang-orang yang zalim. (Al-A’rāf [7]:42).

Mereka yang Menikmati “Kehidupan Surgawi” di Dunia &  Buruknya Kedengkian

      Berbeda atau bertolak-belakang dengan keadaan mereka yang bersikap takabbur kepada Rasul Allah tersebut, selanjutnya Allah Swt.  berfirman mengenai orang-orang yang beriman kepada Rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan:
وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَا نُکَلِّفُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَہَاۤ ۫ اُولٰٓئِکَ اَصۡحٰبُ  الۡجَنَّۃِ ۚ ہُمۡ   فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾  وَ نَزَعۡنَا مَا فِیۡ صُدُوۡرِہِمۡ مِّنۡ غِلٍّ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہِمُ الۡاَنۡہٰرُ ۚ وَ قَالُوا الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ الَّذِیۡ ہَدٰىنَا لِہٰذَا ۟ وَ مَا کُنَّا لِنَہۡتَدِیَ لَوۡ لَاۤ  اَنۡ ہَدٰىنَا اللّٰہُ ۚ لَقَدۡ جَآءَتۡ رُسُلُ رَبِّنَا بِالۡحَقِّ ؕ وَ نُوۡدُوۡۤا اَنۡ تِلۡکُمُ الۡجَنَّۃُ  اُوۡرِثۡتُمُوۡہَا بِمَا کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾
Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh   -- Kami tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya --  mereka inilah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.  وَ نَزَعۡنَا مَا فِیۡ صُدُوۡرِہِمۡ مِّنۡ غِلٍّ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہِمُ الۡاَنۡہٰرُ  --  Dan Kami  mencabut segala dendam  yang ada di dalam dada mereka. تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہِمُ الۡاَنۡہٰرُ   -- di bawah mereka  mengalir sungai-sungai  وَ قَالُوا الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ الَّذِیۡ ہَدٰىنَا لِہٰذَا  -- dan mereka berkata:    ”Segala puji bagi Allah Yang telah menunjuki kami kepada surga ini,  وَ مَا کُنَّا لِنَہۡتَدِیَ لَوۡ لَاۤ  اَنۡ ہَدٰىنَا اللّٰہُ  -- dan kami  sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk seandainya  Allah tidak memberi kami petunjuk.  لَقَدۡ جَآءَتۡ رُسُلُ رَبِّنَا بِالۡحَقِّ  -- Sungguh benar-benar  telah datang rasul-rasul Rabb (Tuhan) kami dengan haq.”  وَ نُوۡدُوۡۤا اَنۡ تِلۡکُمُ الۡجَنَّۃُ  اُوۡرِثۡتُمُوۡہَا بِمَا کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ  -- Dan akan diserukan kepada mereka: “Inilah surga yang diwariskan kepada kamu sebagai ganjaran atas apa yang senantiasa kamu kerjakan.” (Al-A’rāf [7]:43-44).
    Anak kalimat sisipan  لَا نُکَلِّفُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَہَاۤ  --  “Kami tidak membebani sesuatu jiwa di luar kemampuannya”, bertolak belakang dengan paham agama Kristen  -- serta menolaknya dengan tegas   -- yang menyatakan bahwa dosa itu terpendam dalam fitrat manusia sebagai “dosa warisan” dari Adam dan Hawa,  karena itu  upaya menghilangkan dosa itu berada di luar jangkauan kekuasaan (kemampuan) manusia.
 Menurut firman Allah Swt. tersebut, bahwa pada hakikatnya,  kehidupan surgawi dimulai sejak dari dunia ini juga  (QS.55:47),  dan seseorang dikatakan sedang menikmati kehidupan surgawi apabila hatinya bebas dari rasa permusuhan, irihati, dendam-kesumat, dan kegelisahan mental, sebagaimana yang saat ini sedang melanda  umumnya umat manusia, sehingga mengakitkan terjadi konflik berkepanjangan dan membuat  terjadinya “kehidupan neraka jahannam” di dunia ini juga.
  Sikap iri hati atau rasa dengki (kedengkian) yang diperagakan iblis terhadap Adam itu pulalah yang telah membuat iblis diusir dari “kehidupan surgawi” (QS.7:12-15). Kedengkian yang diperagakan Kain terhadap saudaranya, Habil,   yang kemudian membuat Kain  harus menanggung akibat buruknya  (QS.5:28-32). Kedengkian sereta sikap takabbur  yang diperagakan   para pemuka kaum  Bani Israil terhadap para Rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan  mereka itu pulalah sehingga membuat mereka    -- yang sebelumnya sebagai “kaum pilihan Tuhan”   -- menjadi kaum yang dimurkai dan dikutuk Allah Swt. dan Rasul Allah  (QS.1:7;  QS.2:88-91; QS.5:14, 61,  65 & 79-81) dan menjadi “pohon terkutuk” (QS.17:61).

Hakikat Ucapan Nabi Besar Muhammad Saw. Kepada Mayat Abu Jahal dan Kawan-kawannya

 Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai dialog antara penghuni surga dengan penghuni neraka jahannam:
وَ نَادٰۤی  اَصۡحٰبُ الۡجَنَّۃِ اَصۡحٰبَ النَّارِ اَنۡ قَدۡ وَجَدۡنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَہَلۡ وَجَدۡتُّمۡ مَّا وَعَدَ رَبُّکُمۡ حَقًّا ؕ قَالُوۡا نَعَمۡ ۚ فَاَذَّنَ مُؤَذِّنٌۢ بَیۡنَہُمۡ اَنۡ لَّعۡنَۃُ  اللّٰہِ  عَلَی  الظّٰلِمِیۡنَ ﴿ۙ﴾  الَّذِیۡنَ یَصُدُّوۡنَ عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ وَ یَبۡغُوۡنَہَا عِوَجًا ۚ وَ ہُمۡ بِالۡاٰخِرَۃِ کٰفِرُوۡنَ ﴿ۘ﴾
Dan penghuni surga berseru kepada penghuni neraka bahwa:  اَنۡ قَدۡ وَجَدۡنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَہَلۡ وَجَدۡتُّمۡ مَّا وَعَدَ رَبُّکُمۡ حَقًّا  -- “Sungguh kami  telah mendapati apa yang Rabb (Tuhan) kami  janjikan kepada kami itu benar, maka apakah kamu pun  mendapati  apa yang  dijanjikan Tuhan kamu itu benar?” قَالُوۡا نَعَمۡ    -- Mereka berkata: “Ya benar.”  فَاَذَّنَ مُؤَذِّنٌۢ بَیۡنَہُمۡ اَنۡ لَّعۡنَۃُ  اللّٰہِ  عَلَی  الظّٰلِمِیۡنَ  -- Lalu   seorang penyeru di antara mereka berseru:  “Laknat Allah atas orang-orang zalim. الَّذِیۡنَ یَصُدُّوۡنَ عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ وَ یَبۡغُوۡنَہَا عِوَجًا  --    Yaitu orang-orang yang menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan mereka menghendaki jalan itu bengkok, وَ ہُمۡ بِالۡاٰخِرَۃِ کٰفِرُوۡنَ -- dan mereka itu tidak percaya kepada akhirat.” Al-A’rāf [7]:45-46).
          Dialog antara penghuni surga dengan penghuni neraka jahannam dalam ayat tersebut:  وَ نَادٰۤی  اَصۡحٰبُ الۡجَنَّۃِ اَصۡحٰبَ النَّارِ اَنۡ قَدۡ وَجَدۡنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَہَلۡ وَجَدۡتُّمۡ مَّا وَعَدَ رَبُّکُمۡ حَقًّا ؕ قَالُوۡا نَعَمۡ         -- Dan penghuni surga berseru kepada penghuni neraka bahwa:   “Sungguh kami  telah mendapati apa yang Rabb (Tuhan) kami  janjikan kepada kami itu benar, maka apakah kamu pun  mendapati  apa yang  dijanjikan Tuhan kamu itu benar?” قَالُوۡا نَعَمۡ    -- Mereka berkata: “Ya benar.”  
     Dengan demikian jelaslah, bahwa perkataan yang diucapkan Nabi Besar Muhammad saw. kepada mayat Abu Jahal dan  mayat beberapa pemimpin kaum kafir Quraisy    -- yang diseret pada jambul mereka setelah selesai Perang Badar, lalu mayat mereka dilemparkan  secara hina ke dalam sebuah lubang yang sengaja digali  untuk mengubur mereka  --  membukti benarnya firman Allah Swt.  mengenai dialog antara penghuni surga dengan penghuni neraka jahannam tersebut. Beliau saw.  bersabda:
Tidak benarkah apa yang telah dijanjikan Rabb (Tuhan) kamu kepada kamu? Sungguh aku telah menyaksikan kebenaran apa yang telah dijanjikan Rabb-ku (Tuhan-ku) kepadaku” (Bukhari, Kitab al-Maghazi).
         Pertanyaan Nabi Besar Muhammad saw. tersebut adalah sebagai penggenapan nubuatan  dalam firman-Nya berikut ini mengenai kekalahan telak   pasukan kaum Quraisy Mekkah pimpinan Abu Jahal dalam Perang Badar, firman-Nya:
اَمۡ  یَقُوۡلُوۡنَ نَحۡنُ جَمِیۡعٌ مُّنۡتَصِرٌ ﴿﴾  سَیُہۡزَمُ الۡجَمۡعُ وَ  یُوَلُّوۡنَ الدُّبُرَ ﴿﴾  بَلِ السَّاعَۃُ  مَوۡعِدُہُمۡ وَ السَّاعَۃُ اَدۡہٰی  وَ  اَمَرُّ ﴿﴾  اِنَّ  الۡمُجۡرِمِیۡنَ فِیۡ ضَلٰلٍ وَّ سُعُرٍ ﴿ۘ﴾  یَوۡمَ یُسۡحَبُوۡنَ فِی النَّارِ عَلٰی وُجُوۡہِہِمۡ ؕ ذُوۡقُوۡا مَسَّ سَقَرَ ﴿﴾  اِنَّا کُلَّ  شَیۡءٍ  خَلَقۡنٰہُ  بِقَدَرٍ ﴿﴾  وَ مَاۤ  اَمۡرُنَاۤ  اِلَّا وَاحِدَۃٌ  کَلَمۡحٍۭ بِالۡبَصَرِ ﴿﴾  وَ لَقَدۡ  اَہۡلَکۡنَاۤ   اَشۡیَاعَکُمۡ  فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ ﴿﴾
Atau apakah mereka berkata: “Kami golongan yang bersatu  yang pasti menang?”   Tidak demikian,     golongan itu akan segera dikalahkan   dan mereka akan membalikkan punggung mereka, melarikan diri.  Bahkan Saat itu telah dijanjikan kepada mereka, dan Saat itu paling mengerikan dan paling pahit.  Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan dan mengidap penyakit gilaیَوۡمَ یُسۡحَبُوۡنَ فِی النَّارِ عَلٰی وُجُوۡہِہِمۡ ؕ ذُوۡقُوۡا مَسَّ سَقَرَ -- Pada hari ketika mereka akan diseret ke dalam Api bersama pemuka-pemuka mereka, dikatakan:  Rasakanlah sentuhan azab neraka.” اِنَّا کُلَّ  شَیۡءٍ  خَلَقۡنٰہُ  بِقَدَرٍ   -- Sesungguhnya segala sesuatu Kami telah menciptakannya  dengan ukuran.        وَ مَاۤ  اَمۡرُنَاۤ  اِلَّا وَاحِدَۃٌ  کَلَمۡحٍۭ بِالۡبَصَرِ  -- Dan  tidaklah perintah Kami  itu kecuali satu kata seperti  kejapan mata. وَ لَقَدۡ  اَہۡلَکۡنَاۤ   اَشۡیَاعَکُمۡ  فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ --       Dan sungguh  Kami benar-benar telah membinasakan golongan-golongan seperti kamu, lalu adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar [54]:45-52).

Orang-orang yang Menghendaki “Jalan Allah”  Bengkok

     Kekalahan pada Pertempuran Badar sungguh merupakan malapetaka paling dahsyat dan hebat bagi orang-orang Quraisy. Kekuasaan dan kehormatan mereka mengalami pukulan yang meremuk-redamkan. Kebanyakan pemimpin mereka – termasuk Abu Jahal  yang  telah menyeret  secara keji orang-orang yang beriman di lorong-lorong Mekkah  -- terbunuh dan mayat mereka diseret serta dilemparkan ke dalam sebuah lubang. Suatu pembalasan yang setimpal atas perbuatan-perbuatan buruk yang mereka lakukan terhadap  orang-orang beriman.
  Nabi Besar Muhammad saw.  pergi ke tepi lubang itu seraya berkata kepada mayat-mayat itu dengan kata-kata yang menurut riwayat berbunyi:
Tidak benarkah apa yang telah dijanjikan Rabb (Tuhan) kamu kepada kamu? Sungguh aku telah menyaksikan kebenaran apa yang telah dijanjikan Rabb-ku (Tuhan-ku) kepadaku” (Bukhari, Kitab al-Maghazi).
         Pasti   jawaban Abu Jahal dan kawan-kawannya pun  seperti jawaban para penghuni neraka jahannam tersebut, dan yang mendengar   jawaban dari mayat  Abu Jahal dan kawan-kawannya saat itu pasti hanya Nabi Besar Muhammad saw., sebab terjadi dalam peristiwa kasyaf, dan  jawaban Abu Jahal  dan kawan-kawannya pun adalah: قَالُوۡا نَعَمۡ    --  mereka berkata:  “Ya benar.” Selanjutnya Allah Set. berfirman: فَاَذَّنَ مُؤَذِّنٌۢ بَیۡنَہُمۡ اَنۡ لَّعۡنَۃُ  اللّٰہِ  عَلَی  الظّٰلِمِیۡنَ  -- Lalu   seorang penyeru di antara mereka berseru:  “Laknat Allah atas orang-orang zalim. الَّذِیۡنَ یَصُدُّوۡنَ عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ وَ یَبۡغُوۡنَہَا عِوَجًا  --    Yaitu orang-orang yang menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan mereka menghendaki jalan itu bengkok, وَ ہُمۡ بِالۡاٰخِرَۃِ کٰفِرُوۡنَ -- dan mereka itu tidak percaya kepada akhirat.” Al-A’rāf [7]:46).
  Ungkapan   الَّذِیۡنَ یَصُدُّوۡنَ عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ وَ یَبۡغُوۡنَہَا عِوَجًا  --   “ Yaitu orang-orang yang menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan mereka menghendaki jalan itu bengkok,     berarti bahwa orang-orang durhaka berkeinginan merusak agama yang sejati. Mereka tidak hanya jahat terhadap diri mereka sendiri, melainkan juga berusaha membuat orang lain seperti mereka sendiri, dan bahkan berusaha mengubah bentuk dan memalsukan ajaran agama.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 14  April   2015



Tidak ada komentar:

Posting Komentar