Jumat, 10 April 2015

Peringatan Allah Swt. Kepada Para Pembuat "Parit Api" yang "Bahan Bakarnya" Berbagai Macam Fitnah Keji Terhadap Rasul Allah dan Para Pengikutnya






بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt


Bab 25

Peringatan Allah Swt.  Kepada  Para Pembuat “Parit Api” yang “Bahan Bakarnya” Berbagai Macam Fitnah Keji Terhadap Rasul Allah dan Para Pengikutnya
 
 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dibahas  mengenai tindakan  penyeretan mayat Abu Jahal dan para pemimpin kafir Quraisy lainnya  pada jambulnya setelah mereka mengalami kekalahan tragis dalam Perang Badar, yang demikian itu merupakan hukuman Allah Swt. yang setimpal atas perlakuan  zalim  mereka selama bertahun-tahun   terhadap  orang-orang Islam yang tidak berdaya  di Mekkah, sebagaimana firman-Nya: کَلَّا لَئِنۡ لَّمۡ یَنۡتَہِ ۬ۙ  لَنَسۡفَعًۢا بِالنَّاصِیَۃِ  --    Sekali-kali tidak! Jika ia tidak berhenti  niscaya Kami akan menyeret dia pada jambulnya,  نَاصِیَۃٍ کَاذِبَۃٍ خَاطِئَۃٍ   --  jambul orang yang mendustakan lagi  berdosa.”  (Al-A’laq [96]:16-17).
        Selanjutnya Allah Swt. berfirman: فَلۡیَدۡعُ نَادِیَہٗ    --  Maka hendaklah ia memanggil teman-temannya,   سَنَدۡعُ  الزَّبَانِیَۃَ --  Kami pun segera  akan memanggil para malaikat Zabāniyah (pelaksana hukuman).  کَلَّا ؕ لَا تُطِعۡہُ وَ اسۡجُدۡ وَ اقۡتَرِبۡ  -- Sekali-kali tidak! Janganlah engkau taat kepadanya, melainkan bersujudlah dan mendekatlah kepada Allah.” (Al-A’laq [96]:18-20).
   Zabaniyah berarti: perwira-perwira angkatan bersenjata atau pembesar kepo-lisian; para malaikat atau penjaga neraka; malaikat-malaikat pelaksana hukuman (Lexicon Lane).
   
Rangkaian Kedatangan Para Mujaddid  Di kalangan Umat Islam & Para Pembuat “Parit Api” yang Dinyalakan Berbagai “Fitnah 

      Selain di masa Nabi Besar Muhammad saw., di Akhir  Zaman ini pun – di masa kedatangan kedua kali Nabi  besar Muhammad saw. secara ruhani  (QS.62:3-5) -- para malaikat Zabāniyah (pelaksanaan hukuman) tersebut kembali melakukan perintah Allah Swt. terhadap para pelaku “pembuat parit api” yang terus menerus melakukan kezaliman terhadap orang-orang yang beriman kepada Rasul Akhir Zaman, firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿﴾  وَ السَّمَآءِ  ذَاتِ الۡبُرُوۡجِ ۙ﴿﴾  وَ الۡیَوۡمِ الۡمَوۡعُوۡدِ ۙ﴿﴾   وَ شَاہِدٍ وَّ مَشۡہُوۡدٍ ؕ﴿﴾   قُتِلَ اَصۡحٰبُ الۡاُخۡدُوۡدِ ۙ﴿﴾   النَّارِ ذَاتِ الۡوَقُوۡدِ ۙ﴿﴾   اِذۡ ہُمۡ عَلَیۡہَا قُعُوۡدٌ ۙ﴿﴾  وَّ ہُمۡ عَلٰی مَا یَفۡعَلُوۡنَ بِالۡمُؤۡمِنِیۡنَ شُہُوۡدٌ  ؕ﴿﴾  وَ مَا نَقَمُوۡا مِنۡہُمۡ  اِلَّاۤ  اَنۡ یُّؤۡمِنُوۡا بِاللّٰہِ الۡعَزِیۡزِ  الۡحَمِیۡدِ ۙ﴿﴾   الَّذِیۡ لَہٗ  مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ؕ وَ اللّٰہُ  عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ شَہِیۡدٌ ؕ﴿﴾  اِنَّ  الَّذِیۡنَ فَتَنُوا الۡمُؤۡمِنِیۡنَ وَ الۡمُؤۡمِنٰتِ ثُمَّ  لَمۡ یَتُوۡبُوۡا فَلَہُمۡ عَذَابُ جَہَنَّمَ وَ لَہُمۡ عَذَابُ الۡحَرِیۡقِ ﴿ؕ﴾   اِنَّ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَہُمۡ جَنّٰتٌ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ ۬ؕؑ ذٰلِکَ الۡفَوۡزُ الۡکَبِیۡرُ ﴿ؕ ﴾ 
Aku baca  dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. وَ السَّمَآءِ  ذَاتِ الۡبُرُوۡجِ   --   Demi langit yang memiliki  gugusan-gugusan bintang,  وَ الۡیَوۡمِ الۡمَوۡعُوۡدِ  -- dan demi Hari yang dijanjikan,  وَ شَاہِدٍ وَّ مَشۡہُوۡدٍ   -- dan demi saksi  dan yang disaksikan. قُتِلَ اَصۡحٰبُ الۡاُخۡدُوۡدِ  -- Binasalah para pemilik parit,     النَّارِ ذَاتِ الۡوَقُوۡدِ     -- yaitu Api yang dinyalakan dengan bahan bakar,     اِذۡ ہُمۡ عَلَیۡہَا قُعُوۡدٌ -- ketika mereka duduk  di sekitarnya, وَّ ہُمۡ عَلٰی مَا یَفۡعَلُوۡنَ بِالۡمُؤۡمِنِیۡنَ شُہُوۡدٌ    --   dan mereka menjadi saksi atas apa yang dilakukan mereka terhadap orang-orang beriman.  وَ مَا نَقَمُوۡا مِنۡہُمۡ  اِلَّاۤ  اَنۡ یُّؤۡمِنُوۡا بِاللّٰہِ الۡعَزِیۡزِ  الۡحَمِیۡدِ ۙ  --  Dan mereka sekali-kali tidak menaruh dendam terhadap mereka itu melainkan hanya karena mereka beriman kepada Allah  Yang Maha Perkasa, Maha Terpuji,     الَّذِیۡ لَہٗ  مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ  --  Yang kepunyaan-Nya kerajaan seluruh langit dan bumi,  وَ اللّٰہُ  عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ شَہِیۡدٌ  -- dan Allah menjadi Saksi atas segala sesuatu.  اِنَّ  الَّذِیۡنَ فَتَنُوا الۡمُؤۡمِنِیۡنَ وَ الۡمُؤۡمِنٰتِ ثُمَّ  لَمۡ یَتُوۡبُوۡا فَلَہُمۡ عَذَابُ جَہَنَّمَ وَ لَہُمۡ عَذَابُ الۡحَرِیۡقِ  --  Sesungguhnya orang-orang yang menyiksa orang-orang beriman laki-laki dan  perempuan  kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab yang membakar.  اِنَّ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَہُمۡ جَنّٰتٌ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ ۬ؕؑ ذٰلِکَ الۡفَوۡزُ الۡکَبِیۡرُ  --  Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh bagi mereka ada kebun-kebun yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, yang demikian itu merupakan keberhasilan besar  (Al-Burūj [85]:1-12).
     Makna ayat   وَ السَّمَآءِ  ذَاتِ الۡبُرُوۡجِ   --   Demi langit yang memiliki  gugusan-gugusan bintang” mengisyaratkan kepada kedatangan para  Mujaddid  atau 12  gugusan bintang di cakrawala ruhani Islam, yang akan membuat cahaya Islam berkilauan terus sesudah matahari ruhani terbenam, yaitu  sesudah 3 abad Islam (umat Islam) paling baik sebagai “umat terbaik” (QS.2:144; QS.3:111) berlalu, sehingga membawa akibat tersebarnya kegelapan ruhani di seluruh dunia (QS.32:6). Para Mujaddid itu yang datang di setiap pemulaan abad tersebut akan memberikan kesaksian mengenai kebesaran Islam, kebenaran Al-Quran dan kebenaran Nabi Besar Muhammad saw.

Hari yang Dijanjikan  Adalah “Hari Penghakiman” Allah Swt. di Dunia
  
    Makna ayat وَ الۡیَوۡمِ الۡمَوۡعُوۡدِ --  “dan demi Hari yang dijanjikan” itu dapat berarti hari ketika Mujaddid abad ke-14    -- yang juga sebagai Imam Mahdi a.s. dan  Al-Masih Mau’ud a.s.  --    akan dibangkitkan untuk mendatangkan kebangkitan kembali Islam  yang kedua kali (QS.61:10).
   Pada hakikatnya banyak hari   semacam itu dalam sejarah Islam yang dapat disebut “Hari yang dijanjikan”, seperti hari Pertempuran Badar, hari ketika Pertempuran Khandak berkesudahan dengan kejayaan besar Nabi Besar Muhammad saw. dan hari jatuhnya Mekkah.
  Tetapi “Hari yang dijanjikan” yang paripurna itu ialah masa kebangkitan kedua-kali  Nabi Besar Muhammad saw. secara ruhani   dalam pribadi wakil beliau saw. pada abad ke-14 Hijrah (QS.62:3-5) dalam wujud Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah, yaitu Mirza Ghulam Ahmad a.s., ketika agama Islam akan memperoleh kehidupan baru  setelah mengalami masa kemunduran selama 1000 tahun (QS.32:6), dan akan menang atas semua agama lainnya (QS.61:10).
   Hari yang dijanjikan” itu dapat pula berarti  hari ketika orang-orang bertakwa akan merasakan kelezatan nikmat pertemuan dengan Tuhan mereka (Allah Swt.) dalam kehidupannya di duniua ini ketika berhasil meraih derajat ruhani Nafs-al-Muthmainnah (jiwa yang tentram -- QS.89:28-31).
    Makna ayat selanjutnya:  وَ شَاہِدٍ وَّ مَشۡہُوۡدٍ   -- “dan demi saksi  dan yang disaksikan.”   Tiap Mushlih rabbani  yakni para Rasul Allah adalah syāhid, yaitu yang  memberi kesaksian, disebabkan beliau merupakan seorang saksi hidup mengenai  eksistensi (adanya) Allah Swt., sebagai Wujud yang senantiasa berkomunikasi dengan hamba-hamba pilihannya (QS.42:52-54).
    Demikian pula para nabi Allah pun adalah masyhud (yang diberi kesaksian) sebab Allah Swt.   memberi kesaksian akan kebenarannya dengan memperlihatkan Tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat di tangannya. Tetapi di sini, seperti nampak dari teks, syahid adalah  Al-Masih Mau’ud a.s.  dan masyhūd adalah  Nabi Besar Muhammad saw.  (QS.62:3-5).
   Dengan demikian ayat  وَ شَاہِدٍ وَّ مَشۡہُوۡدٍ   -- “dan demi saksi  dan yang disaksikan.”   mengandung arti bahwa Al-Masih Mau’ud a.s.   akan memberi kesaksian akan kebenaran  Nabi Besar Muhammmad saw.    dengan uraian-uraian, tabligh-tabligh, dan tulisan-tulisan beliau dan dengan Tanda-tanda yang akan ditampakkan Allah Swt.   di tangan beliau, sehingga membungkam mulut orang-orang yang melontarkan berbagai fitnah keji berkenaan dengan kesucian beliau saw. dan kesempurnaan  agama Islam (Al-Quran) dari kalangan non Muslim (QS.9:32-33; QS.61:10).
     Al-Masih Mau’ud a.s. pun akan memberikan kesaksian pula dalam arti bahwa dalam wujud beliau nubuatan yang disampaikan Nabi Besar Muhammad saw. sendiri telah memberi kesaksian akan kebenaran pendakwaan beliau sebagai Rasul Akhir Zaman (QS.61:10) atau misal Nabi Isa Ibnu Maryam (QS.43:58) yang dibangkitkan dari kalangan umat Islam. Dengan demikian  Nabi Besar Muhammad saw.  dan Al-Masih Mau’ud a.s. itu bersama-sama merupakan syāhid dan masyhūd (saksi dan yang diberi kesaksian  - QS.85:4; QS.11:18); QS.46:11; QS.61:7).

“Kobaran Api” Penentangan Terhadap Rasul Allah yang “Bahan Bakarnya” Fitnah-fitnah Keji

     Menurut sebagian ahli tafsir Al-Quran, ayat  قُتِلَ اَصۡحٰبُ الۡاُخۡدُوۡدِ  -- Binasalah para pemilik parit,”  ini dianggap menunjuk kepada pembakaran sampai mati beberapa orang Kristen oleh raja Yahudi, Dzu Nawas, dari Yaman. Menurut sebagian lain, ayat ini mengisyaratkan kepada peristiwa pelemparan beberapa pemimpin Bani Israil ke dalam tanur-tanur (tungku-tungku) yang sedang menyala-nyala, dilakukan oleh Raja Nebukadnezar dari Babil (Daniel. 3:19-22).
     Ayat ini lebih tepat dapat ditujukan kepada musuh-musuh kebenaran yang di masa setiap Mushlih rabbani (nabi Allah), mereka menentang keras dan menganiaya orang-orang yang beriman kepada Rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan tersebut (QS.7:35-37; QS.36:31-33).
     Ayat ini tidaklah dimaksudkan di sini untuk menunjuk kepada suatu kejadian di masa lampau yang kebenarannya meragukan. Dalam Surah Al-Burūj ayat ke-3 Allah Swt. bersumpah dengan “Hari yang dijanjikan”. Dalam ayat ini dan dalam beberapa ayat berikutnya, nampaknya diisyaratkan bahwa para pengikut Al-Masih Mau’ud a.s. di Akhir Zaman  ini yang harus  menghadapi kesulitan-kesulitan berat pada hari besar itu, akibat berbagai perbuatan zalim  para penentang Rasul Akhir Zaman.
   Akibat berbagai fitnah keji yang dilontarkan para penentang Rasul Akhir Zaman tersebut  maka orang-orang yang beriman kepada beliau – yakni para anggota Jemaat Muslim Ahmadiyah   -- terpaksa harus  menghadapi pembakaran  kobaran api  dalam   “parit api” yang dinyalakan oleh “bahan bakar” berupa fitnah-fitnah keji yang semuanya dusta    -- serta membiarkannya tetap bernyala dengan siraman-siraman “bahan bakar fitnah-fitnah keji  -- firman-Nya:  قُتِلَ اَصۡحٰبُ الۡاُخۡدُوۡدِ  -- Binasalah para pemilik parit,  النَّارِ ذَاتِ الۡوَقُوۡدِ     -- yaitu Api yang dinyalakan dengan bahan bakar,    اِذۡ ہُمۡ عَلَیۡہَا قُعُوۡدٌ -- ketika mereka duduk  di sekitarnya, وَّ ہُمۡ عَلٰی مَا یَفۡعَلُوۡنَ بِالۡمُؤۡمِنِیۡنَ شُہُوۡدٌ    --   dan mereka menjadi saksi atas apa yang dilakukan mereka terhadap orang-orang beriman.  وَ مَا نَقَمُوۡا مِنۡہُمۡ  اِلَّاۤ  اَنۡ یُّؤۡمِنُوۡا بِاللّٰہِ الۡعَزِیۡزِ  الۡحَمِیۡدِ ۙ  --  Dan mereka sekali-kali tidak menaruh dendam terhadap mereka itu melainkan hanya karena mereka beriman kepada Allah  Yang Maha Perkasa, Maha Terpuji,     الَّذِیۡ لَہٗ  مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ  --  Yang kepunyaan-Nya kerajaan seluruh langit dan bumi,  وَ اللّٰہُ  عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ شَہِیۡدٌ  -- dan Allah menjadi Saksi atas segala sesuatu. (Al-Burūj [85:5-10).
     Musuh-musuh kebenaran yang dibawa Rasul Allah tersebut mengetahui dalam lubuk hati mereka bahwa perlawanan dari pihak mereka itu kejam dan tidak dapat dibenarkan dan bahwa korban sasaran penganiayaan mereka itu tidak berdosa.
   Satu-satunya  dosa besar” mereka  -- menurut para penentang Rasul Allah tersebut  -- adalah karena mereka beriman kepada Tauhid Ilahi  hakiki yang diajarkan Rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan kepada mereka:  وَ مَا نَقَمُوۡا مِنۡہُمۡ  اِلَّاۤ  اَنۡ یُّؤۡمِنُوۡا بِاللّٰہِ الۡعَزِیۡزِ  الۡحَمِیۡدِ ۙ  --  Dan mereka sekali-kali tidak menaruh dendam terhadap mereka itu melainkan hanya karena mereka beriman kepada Allah  Yang Maha Perkasa, Maha Terpuji,   الَّذِیۡ لَہٗ  مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ  --  Yang kepunyaan-Nya kerajaan seluruh langit dan bumi,  وَ اللّٰہُ  عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ شَہِیۡدٌ  -- dan Allah menjadi Saksi atas segala sesuatu.”  
    Ayat-ayat tersebut penuh dengan perasaan pilu hati yang amat sangat. Ayat ini menanyakan bahwa kebenaran keimanan kepada Allah Swt. itu seakan-akan merupakan perbuatan yang sangat jahat, sehingga para penganutnya harus diperlakukan sekejam itu?  Contohnya adalah berbagai bentuk perbuatan zalim yang sampai saat ini terjadi di Pakistan yang mendakwakan sebagai Negara  Islam terhadap  para anggota Jemaat Muslim  Ahmadiyah.

Kehinaan  yang Akan Menimpa  Para Penentang Rasul Allah

    Tetapi  dalam ayat selanjutnya Allah Swt.  memperingatkan mereka,  jika  para pembuat “parit kobaran api fitnah” tersebut tidak juga mau berhenti dari kezaliman yang mereka lakukan selama ini, maka kesudahan  tragis mereka dinubuatkan dalam ayat selanjutnya, firman-Nya: 
اِنَّ بَطۡشَ رَبِّکَ لَشَدِیۡدٌ ﴿ؕ﴾   اِنَّہٗ  ہُوَ  یُبۡدِئُ وَ یُعِیۡدُ ﴿ۚ﴾   وَ ہُوَ الۡغَفُوۡرُ الۡوَدُوۡدُ ﴿ۙ﴾   ذُو الۡعَرۡشِ الۡمَجِیۡدُ ﴿ۙ﴾   فَعَّالٌ لِّمَا یُرِیۡدُ ﴿ؕ﴾ ہَلۡ  اَتٰىکَ حَدِیۡثُ الۡجُنُوۡدِ ﴿ۙ﴾  فِرۡعَوۡنَ وَ ثَمُوۡدَ ﴿ؕ﴾  بَلِ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا فِیۡ تَکۡذِیۡبٍ ﴿ۙ﴾ وَّ اللّٰہُ  مِنۡ  وَّرَآئِہِمۡ  مُّحِیۡطٌ ﴿ۚ﴾   بَلۡ ہُوَ  قُرۡاٰنٌ  مَّجِیۡدٌ ﴿ۙ﴾  فِیۡ  لَوۡحٍ مَّحۡفُوۡظٍ ﴿٪﴾
Sesungguhnya  cengkraman Rabb (Tuhan) engkau sangat keras.   Sesungguhnya  Dia-lah  Yang memulai penciptaan dan mengulanginya. Dan Dia Maha Pengampun, Maha Pencinta. Pemilik ‘Arasy, Yang Maha Mulia,  Yang melakukan apa yang Dia kehendaki. ہَلۡ  اَتٰىکَ حَدِیۡثُ الۡجُنُوۡدِ  --  Apakah telah datang kepada engkau cerita lasykar-lasykar? فِرۡعَوۡنَ وَ ثَمُوۡدَ  --  Yaitu lasykar Fir’aun dan Tsamud.  بَلِ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا فِیۡ تَکۡذِیۡبٍ  --  Bahkan orang-orang  kafir selalu mendustakan azab Ilahi, وَّ اللّٰہُ  مِنۡ  وَّرَآئِہِمۡ  مُّحِیۡطٌ  --   Padahal Allah mengepung mereka   dari belakang mereka.  بَلۡ ہُوَ  قُرۡاٰنٌ  مَّجِیۡدٌ -- Bahkan yang didustakan ia adalah Al-Quran yang sangat mulia,   فِیۡ  لَوۡحٍ مَّحۡفُوۡظٍ --        Yang tersimpan  dalam  papan yang terjaga. (Al-Burūj [85]:13-23). 
  Allah  menghukum orang-orang yang berlaku zalim terhadap orang-orang beriman di dunia dan juga di akhirat sebagaimana yang ditimpakan kepada kaum-kaum purbakala yang mendustakan dan berbuat zalim kepada para Rasul Allah yang diutus kepada mereka,  mulai dari zaman Nabi Adam a.s. sampai dengan zaman Nabi Besar Muhammad saw.  Sunnatullah yang tercantum dalam Al-Quran tersebut tetap berlaku di Akhir Zaman ini juga .

Makna “Lauhil-Mahfud”

   Ayat   بَلۡ ہُوَ  قُرۡاٰنٌ  مَّجِیۡدٌ – “bahkan yang didustakan ia adalah Al-Quran yang sangat mulia,   فِیۡ  لَوۡحٍ مَّحۡفُوۡظٍ --          yang tersimpan  dalam  papan yang terjaga   mengandung suatu nubuatan yang bernadakan tantangan,  bahwa Al-Quran dijaga Allah Swt. terhadap segala macam campur tangan dan upaya pemutarbalikkan oleh manusia (QS.15:10).
     Demikian juga  dan Sunnatullah tentang azab Ilahi pun tetap terjaga keberlakuannya dalam Al-Quran bagi orang-orang tidak bersyukur kepada Allah Swt. berupa pendustaan dan penentangan terhadap Rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan (QS.7:35-37),  firman-Nya: 
مَا یَفۡعَلُ اللّٰہُ بِعَذَابِکُمۡ  اِنۡ شَکَرۡتُمۡ وَ اٰمَنۡتُمۡ ؕ وَ کَانَ اللّٰہُ شَاکِرًا عَلِیۡمًا ﴿﴾
Mengapa Allah akan mengazab kamu jika kamu bersyukur dan beriman? Dan  Allah  benar-benar Maha Menghargai,  Maha Mengetahui. (An-Nisa [4]:148).
        Syukur dari pihak  Allah Swt.   terwujud dalam pemberian ampun kepada hamba-hamba-Nya atau memujinya atau memandangnya dengan rasa puas, menghargai atau mengaruniai, dan seterusnya tentu saja membalas atau mengganjar amal-amalnya (Lexicon Lane).
      Tetapi jika dalam kenyataannya yang terjadi di Akhir Zaman ini Allah Swt. terus menampakkan kemurkaan-Nya  di berbagai wilayah dunia – termasuk di wilayah Timur Tengah   -- maka dapat disimpulkan dengan pasti bahwa umumnya umat manusia, khususnya umat beragama, di Akhir Zaman ini  tidak bersyukur dan tidak beriman  kepada Allah Swt. yang telah mengutus Rasul Akhir Zaman yang kedatangannya telah dijanjikan kepada semua umat beragama mereka dengan nama yang berbeda-beda, firman-Nya:
وَ اِذۡ  تَاَذَّنَ  رَبُّکُمۡ  لَئِنۡ شَکَرۡتُمۡ لَاَزِیۡدَنَّکُمۡ  وَ لَئِنۡ کَفَرۡتُمۡ  اِنَّ عَذَابِیۡ لَشَدِیۡدٌ ﴿ ﴾
Dan ingatlah ketika Rabb (Tuhan) kamu mengumumkan:   لَئِنۡ شَکَرۡتُمۡ لَاَزِیۡدَنَّکُم --   ”Jika kamu benar-benar bersyukur  niscaya  akan Ku-limpahkan lebih banyak karunia kepadamu,  وَ لَئِنۡ کَفَرۡتُمۡ  اِنَّ عَذَابِیۡ لَشَدِیۡدٌ  -- tetapi jika kamu benar-benar tidak bersyukur  sesungguhnya azab-Ku sungguh sangat  keras.” (Ibrahim [14]:8).
    Pendek kata, penyeretan  mayat Abu  Jahal dan para pemimpin kaum kafir Quraisy pada “jambul” mereka  seusai Perang Badar yang dikemukakan dalam Surah Al-‘Alaq   sesuai dengan firman Allah Swt. dalam  Surah Al-Qamar yang sedang dibahas, firman-Nya:
اَمۡ  یَقُوۡلُوۡنَ نَحۡنُ جَمِیۡعٌ مُّنۡتَصِرٌ ﴿﴾  سَیُہۡزَمُ الۡجَمۡعُ وَ  یُوَلُّوۡنَ الدُّبُرَ ﴿﴾  بَلِ السَّاعَۃُ  مَوۡعِدُہُمۡ وَ السَّاعَۃُ اَدۡہٰی  وَ  اَمَرُّ ﴿﴾  اِنَّ  الۡمُجۡرِمِیۡنَ فِیۡ ضَلٰلٍ وَّ سُعُرٍ ﴿ۘ﴾  یَوۡمَ یُسۡحَبُوۡنَ فِی النَّارِ عَلٰی وُجُوۡہِہِمۡ ؕ ذُوۡقُوۡا مَسَّ سَقَرَ ﴿﴾  اِنَّا کُلَّ  شَیۡءٍ  خَلَقۡنٰہُ  بِقَدَرٍ ﴿﴾  وَ مَاۤ  اَمۡرُنَاۤ  اِلَّا وَاحِدَۃٌ  کَلَمۡحٍۭ بِالۡبَصَرِ ﴿﴾  وَ لَقَدۡ  اَہۡلَکۡنَاۤ   اَشۡیَاعَکُمۡ  فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ ﴿﴾
Atau apakah mereka berkata: “Kami golongan yang bersatu  yang pasti menang?”  Tidak demikian,     golongan itu akan segera dikalahkan   dan mereka akan membalikkan punggung mereka, melarikan diri.  Bahkan Saat itu telah dijanjikan kepada mereka, dan Saat itu paling mengerikan dan paling pahit. Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan dan mengidap penyakit gila.  یَوۡمَ یُسۡحَبُوۡنَ فِی النَّارِ عَلٰی وُجُوۡہِہِمۡ ؕ ذُوۡقُوۡا مَسَّ سَقَرَ -- Pada hari ketika mereka akan diseret ke dalam Api bersama pemuka-pemuka mereka, dikatakan: Rasakanlah sentuhan azab neraka.” اِنَّا کُلَّ  شَیۡءٍ  خَلَقۡنٰہُ  بِقَدَرٍ   -- Sesungguhnya segala sesuatu Kami telah menciptakannya  dengan ukuran.        وَ مَاۤ  اَمۡرُنَاۤ  اِلَّا وَاحِدَۃٌ  کَلَمۡحٍۭ بِالۡبَصَرِ  -- Dan  tidaklah perintah Kami  itu kecuali satu kata seperti  kejapan mata. وَ لَقَدۡ  اَہۡلَکۡنَاۤ   اَشۡیَاعَکُمۡ  فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ --  Dan sungguh  Kami benar-benar telah membinasakan golongan-golongan seperti kamu, lalu adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar [54]:45-52).
   Kekalahan pada Pertempuran Badar sungguh merupakan malapetaka paling dahsyat dan hebat bagi orang-orang Quraisy. Kekuasaan dan kehormatan mereka mengalami pukulan yang meremuk-redamkan. Kebanyakan pemimpin mereka – termasuk Abu Jahal  yang  telah menyeret  secara keji orang-orang yang beriman di lorong-lorong Mekkah  -- terbunuh dan mayat mereka diseret serta dilemparkan ke dalam sebuah lubang. Suatu pembalasan yang setimpal atas perbuatan-perbuatan buruk yang mereka lakukan terhadap  orang-orang beriman.
    Nabi Besar Muhammad saw.  pergi ke tepi lubang itu seraya berkata kepada mayat-mayat itu dengan kata-kata yang menurut riwayat berbunyi:
Tidak benarkah apa yang telah dijanjikan Rabb (Tuhan) kamu kepada kamu? Sungguh aku telah menyaksikan kebenaran apa yang telah dijanjikan Rabb-ku (Tuhan-ku) kepadaku” (Bukhari, Kitab al-Maghazi).
Tiap-tiap kata dalam kabar gaib itu telah menjadi kenyataan.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 11  April   2015


Pajajaran Anyar, 11  April   2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar