Selasa, 14 April 2015

Pihak yang Menertawakan dan Menghina Rasul Akhir Zaman dan Para pengikutnya Menjadi Pihak yang Ditertawakan dan Dihinakan Allah Swt. & Hakikat "Doa Buruk" Nabi Nuh a.s. Terhadap Kaumnya yang Zalim






بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ



Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt


Bab 29

Pihak  yang Menertawakan dan Menghina Rasul Akhir Zaman dan Para Pengikutnya Menjadi Pihak  yang Ditertawakan dan Dihinakan Allah Swt. &  Hakikat “Doa Buruk” Nabi Nuh  a.s.  Terhadap Kaumnya yang Zalim  
 
 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dibahas  mengenai  nubuat   kekalahan telak   pasukan kaum kafir Quraisy Mekkah pimpinan Abu Jahal dalam Perang Badar, firman-Nya:
اَمۡ  یَقُوۡلُوۡنَ نَحۡنُ جَمِیۡعٌ مُّنۡتَصِرٌ ﴿﴾  سَیُہۡزَمُ الۡجَمۡعُ وَ  یُوَلُّوۡنَ الدُّبُرَ ﴿﴾  بَلِ السَّاعَۃُ  مَوۡعِدُہُمۡ وَ السَّاعَۃُ اَدۡہٰی  وَ  اَمَرُّ ﴿﴾  اِنَّ  الۡمُجۡرِمِیۡنَ فِیۡ ضَلٰلٍ وَّ سُعُرٍ ﴿ۘ﴾  یَوۡمَ یُسۡحَبُوۡنَ فِی النَّارِ عَلٰی وُجُوۡہِہِمۡ ؕ ذُوۡقُوۡا مَسَّ سَقَرَ ﴿﴾  اِنَّا کُلَّ  شَیۡءٍ  خَلَقۡنٰہُ  بِقَدَرٍ ﴿﴾  وَ مَاۤ  اَمۡرُنَاۤ  اِلَّا وَاحِدَۃٌ  کَلَمۡحٍۭ بِالۡبَصَرِ ﴿﴾  وَ لَقَدۡ  اَہۡلَکۡنَاۤ   اَشۡیَاعَکُمۡ  فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ ﴿﴾
Atau apakah mereka berkata: “Kami golongan yang bersatu  yang pasti menang?”   Tidak demikian,     golongan itu akan segera dikalahkan   dan mereka akan membalikkan punggung mereka, melarikan diri.  Bahkan Saat itu telah dijanjikan kepada mereka, dan Saat itu paling mengerikan dan paling pahit.  Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan dan mengidap penyakit gila.  یَوۡمَ یُسۡحَبُوۡنَ فِی النَّارِ عَلٰی وُجُوۡہِہِمۡ ؕ ذُوۡقُوۡا مَسَّ سَقَرَ -- Pada hari ketika mereka akan diseret ke dalam Api bersama pemuka-pemuka mereka, dikatakan:  Rasakanlah sentuhan azab neraka.” اِنَّا کُلَّ  شَیۡءٍ  خَلَقۡنٰہُ  بِقَدَرٍ   -- Sesungguhnya segala sesuatu Kami telah menciptakannya  dengan ukuran.        وَ مَاۤ  اَمۡرُنَاۤ  اِلَّا وَاحِدَۃٌ  کَلَمۡحٍۭ بِالۡبَصَرِ  -- Dan  tidaklah perintah Kami  itu kecuali satu kata seperti  kejapan mata. وَ لَقَدۡ  اَہۡلَکۡنَاۤ   اَشۡیَاعَکُمۡ  فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ --       Dan sungguh  Kami benar-benar telah membinasakan golongan-golongan seperti kamu, lalu adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar [54]:45-52).

Pertanyaan Nabi Besar Muhammad Saw. Kepada Mayat Abu Jahal dan Kawan-kawannya &  Orang-orang yang Menghendaki “Jalan Allah  Bengkok

     Kekalahan pada Pertempuran Badar sungguh merupakan malapetaka paling dahsyat dan hebat bagi orang-orang Quraisy, karena kekuasaan dan kehormatan mereka mengalami pukulan yang meremuk-redamkan. Kebanyakan pemimpin mereka – termasuk Abu Jahal  yang  telah menyeret  secara keji orang-orang yang beriman di lorong-lorong Mekkah  -- terbunuh dan mayat mereka diseret serta dilemparkan ke dalam sebuah lubang.
    Suatu pembalasan yang setimpal atas perbuatan-perbuatan buruk yang mereka lakukan terhadap  orang-orang beriman. Diriwayatkan bahwa   Nabi Besar Muhammad saw.  pergi ke tepi lubang itu seraya berkata kepada mayat-mayat itu dengan kata-kata:
Tidak benarkah apa yang telah dijanjikan Rabb (Tuhan) kamu kepada kamu? Sungguh aku telah menyaksikan kebenaran apa yang telah dijanjikan Rabb-ku (Tuhan-ku) kepadaku” (Bukhari, Kitab al-Maghazi).
        Pasti   jawaban Abu Jahal dan kawan-kawannya pun  sama seperti jawaban para penghuni neraka jahannam  yang ditanya oleh para penghuni surga. Firman-Nya:
وَ نَادٰۤی  اَصۡحٰبُ الۡجَنَّۃِ اَصۡحٰبَ النَّارِ اَنۡ قَدۡ وَجَدۡنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَہَلۡ وَجَدۡتُّمۡ مَّا وَعَدَ رَبُّکُمۡ حَقًّا ؕ قَالُوۡا نَعَمۡ ۚ فَاَذَّنَ مُؤَذِّنٌۢ بَیۡنَہُمۡ اَنۡ لَّعۡنَۃُ  اللّٰہِ  عَلَی  الظّٰلِمِیۡنَ ﴿ۙ﴾  الَّذِیۡنَ یَصُدُّوۡنَ عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ وَ یَبۡغُوۡنَہَا عِوَجًا ۚ وَ ہُمۡ بِالۡاٰخِرَۃِ کٰفِرُوۡنَ ﴿ۘ﴾
Dan penghuni surga berseru kepada penghuni neraka bahwa:  اَنۡ قَدۡ وَجَدۡنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَہَلۡ وَجَدۡتُّمۡ مَّا وَعَدَ رَبُّکُمۡ حَقًّا  -- “Sungguh kami  telah mendapati apa yang Rabb (Tuhan) kami  janjikan kepada kami itu benar, maka apakah kamu pun  mendapati  apa yang  dijanjikan Tuhan kamu itu benar?” قَالُوۡا نَعَمۡ    -- Mereka berkata: “Ya benar.”    (Al-A’rāf [7]:45).  
           Pasti jawaban dari mayat Abu Jahal dan kawan-kawannya pun sama dengan jawaban para penghuni neraka yaitu:  قَالُوۡا نَعَمۡ    -- Mereka berkata: “Ya benar.”  Dan  jawaban dari mayat  Abu Jahal dan kawan-kawannya saat itu pasti hanya Nabi Besar Muhammad saw., sebab terjadi dalam peristiwa kasyaf.
       Selanjutnya Allah Swt. berfirman: فَاَذَّنَ مُؤَذِّنٌۢ بَیۡنَہُمۡ اَنۡ لَّعۡنَۃُ  اللّٰہِ  عَلَی  الظّٰلِمِیۡنَ  -- Lalu   seorang penyeru di antara mereka berseru:  Laknat Allah atas orang-orang zalim. الَّذِیۡنَ یَصُدُّوۡنَ عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ وَ یَبۡغُوۡنَہَا عِوَجًا  --    Yaitu orang-orang yang menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan mereka menghendaki jalan itu bengkok, وَ ہُمۡ بِالۡاٰخِرَۃِ کٰفِرُوۡنَ -- dan mereka itu tidak percaya kepada akhirat.” Al-A’rāf [7]:46).
  Ungkapan   الَّذِیۡنَ یَصُدُّوۡنَ عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ وَ یَبۡغُوۡنَہَا عِوَجًا  --    Yaitu orang-orang yang menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan mereka menghendaki jalan itu bengkok,     berarti bahwa orang-orang durhaka berkeinginan merusak agama yang sejati. Mereka tidak hanya jahat terhadap diri mereka sendiri, melainkan juga berusaha membuat orang lain seperti mereka sendiri, dan bahkan berusaha mengubah bentuk dan memalsukan ajaran agama.

 Pernyataan  Para Penghuni Al-A’rāf (Para Rasul Allah)

   Penghuni-penghuni "Tempat-tempat Ketinggian" (A’rāf) itu, yakni nabi-nabi, akan berseru kepada orang-orang   tertentu – yakni para pemimpin kekafiran  -- dari antara orang-orang (kaum) yang kepada mereka itu para  rasul Allah itu telah diutus, dan beliau-beliau akan mengenal mereka dari ciri-ciri khas mereka, serta akan berkata kepada mereka bahwa orang-orang kafir itu sekarang pasti menyadari kesudahan mereka yang menyedihkan  sebagai akibat perlawanan mereka terhadap para nabi Allah tersebut.
    Itulah makna ucapan  para   penghuni ‘Araf yakni para rasul Allah dalam ayat: مَاۤ  اَغۡنٰی عَنۡکُمۡ جَمۡعُکُمۡ وَ مَا کُنۡتُمۡ تَسۡتَکۡبِرُوۡنَ  -- “Sekali-kali tidak bermanfaat bagi kamu bilangan kamu yang banyak dan tidak pula apa yang kamu sombongkan itu,”  sebagaimana firman-Nya sebelum ini mengenai ketakaburan Fir’aun:
وَ اَوۡحَیۡنَاۤ   اِلٰی مُوۡسٰۤی اَنۡ اَسۡرِ بِعِبَادِیۡۤ  اِنَّکُمۡ  مُّتَّبَعُوۡنَ ﴿﴾  فَاَرۡسَلَ فِرۡعَوۡنُ فِی الۡمَدَآئِنِ  حٰشِرِیۡنَ ﴿ۚ﴾  اِنَّ  ہٰۤؤُلَآءِ   لَشِرۡ  ذِمَۃٌ  قَلِیۡلُوۡنَ ﴿ۙ﴾  وَ  اِنَّہُمۡ  لَنَا  لَغَآئِظُوۡنَ ﴿ۙ﴾  وَ  اِنَّا  لَجَمِیۡعٌ  حٰذِرُوۡنَ ﴿ؕ﴾
Dan Kami mewahyukan kepada Musa: اَنۡ اَسۡرِ بِعِبَادِیۡۤ  اِنَّکُمۡ  مُّتَّبَعُوۡنَ  --  “Bawalah hamba-hamba-Ku pada waktu malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar.”   فَاَرۡسَلَ فِرۡعَوۡنُ فِی الۡمَدَآئِنِ  حٰشِرِیۡنَ   --  Dan Fir’aun mengirimkan penyeru-penyeru ke kota-kota untuk mengumpulkan,  اِنَّ  ہٰۤؤُلَآءِ   لَشِرۡ  ذِمَۃٌ  قَلِیۡلُوۡنَ --  “Sesungguhnya mereka itu hanyalah segolongan kecil, وَ  اِنَّہُمۡ  لَنَا  لَغَآئِظُوۡنَ  --  tetapi sesungguhnya mereka  benar-benar telah menimbulkan kemarahan pada kita.“ وَ  اِنَّا  لَجَمِیۡعٌ  حٰذِرُوۡنَ  -- Sedangkan sesungguhnya kita  benar-benar  golongan besar yang selalu  bersiaga. (Asy-Syua’rā [26]:53-57). 
  Jadi, yang dimaksud dalam kata-kata “orang-orang ini”  dalam dialog selanjutnya antara  penghuni ‘Arāf dengan para pemimpin kekafiran tersebut: اَہٰۤؤُلَآءِ  الَّذِیۡنَ  اَقۡسَمۡتُمۡ  لَا  یَنَالُہُمُ اللّٰہُ بِرَحۡمَۃٍ  --  apakah  orang-orang  yang beriman inikah  orang-orang yang kamu bersumpah bahwa Allah tidak akan menyampaikan rahmat kepada mereka?”  ( Al-A’rāf  [7]:49), mereka itu adalah calon penghuni surga.
   Yakni, para nabi Allah akan menyapa penghuni-penghuni neraka dan mengatakan kepada mereka agar menoleh kepada calon penghuni surga — yakni orang-orang beriman yang pernah diperolok-olokkan dan dipandang rendah oleh mereka itu di dunia — lalu akan bertanya kepada mereka: اَہٰۤؤُلَآءِ  الَّذِیۡنَ  اَقۡسَمۡتُمۡ  لَا  یَنَالُہُمُ اللّٰہُ بِرَحۡمَۃٍ    --  “Orang-orang inikah yang mengenai mereka kamu bersumpah bahwa Allah tidak akan menyampaikan rahmat kepada mereka?” Allah berfirman:  اُدۡخُلُوا الۡجَنَّۃَ  لَا خَوۡفٌ عَلَیۡکُمۡ  وَ لَاۤ  اَنۡتُمۡ  تَحۡزَنُوۡنَ --  Masuklah kamu ke dalam surga, tidak ada ketakutan atas  kamu dan tidak pula kamu  akan bersedih”( Al-A’rāf  [7]:49-50).
    Mengisyaratkan kepada penghinaan orang-orang kafir  terhadap para Rasul Allah dan  para pengikutnya itu pulalah firman-Nya berikut ini mengenai para pemuka kaum Nabi Nuh a.s.:
فَقَالَ الۡمَلَاُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡ قَوۡمِہٖ مَا نَرٰىکَ اِلَّا بَشَرًا مِّثۡلَنَا وَ مَا نَرٰىکَ اتَّبَعَکَ اِلَّا الَّذِیۡنَ ہُمۡ اَرَاذِلُنَا بَادِیَ الرَّاۡیِ ۚ وَ مَا نَرٰی لَکُمۡ  عَلَیۡنَا مِنۡ فَضۡلٍۭ  بَلۡ  نَظُنُّکُمۡ  کٰذِبِیۡنَ ﴿﴾  قَالَ یٰقَوۡمِ اَرَءَیۡتُمۡ اِنۡ کُنۡتُ عَلٰی بَیِّنَۃٍ مِّنۡ رَّبِّیۡ  وَ اٰتٰىنِیۡ رَحۡمَۃً مِّنۡ عِنۡدِہٖ فَعُمِّیَتۡ عَلَیۡکُمۡ ؕ اَنُلۡزِمُکُمُوۡہَا وَ اَنۡتُمۡ لَہَا کٰرِہُوۡنَ ﴿﴾  وَ یٰقَوۡمِ لَاۤ  اَسۡئَلُکُمۡ عَلَیۡہِ مَالًا ؕ اِنۡ  اَجۡرِیَ   اِلَّا عَلَی اللّٰہِ     وَ مَاۤ  اَنَا بِطَارِدِ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا ؕ اِنَّہُمۡ مُّلٰقُوۡا  رَبِّہِمۡ  وَ لٰکِنِّیۡۤ  اَرٰىکُمۡ قَوۡمًا تَجۡہَلُوۡنَ ﴿﴾  وَ یٰقَوۡمِ مَنۡ یَّنۡصُرُنِیۡ مِنَ اللّٰہِ  اِنۡ طَرَدۡتُّہُمۡ ؕ اَفَلَا   تَذَکَّرُوۡنَ ﴿﴾  وَ لَاۤ   اَقُوۡلُ  لَکُمۡ  عِنۡدِیۡ خَزَآئِنُ اللّٰہِ وَ لَاۤ  اَعۡلَمُ  الۡغَیۡبَ وَ لَاۤ  اَقُوۡلُ  اِنِّیۡ مَلَکٌ وَّ لَاۤ  اَقُوۡلُ لِلَّذِیۡنَ تَزۡدَرِیۡۤ اَعۡیُنُکُمۡ  لَنۡ  یُّؤۡتِیَہُمُ  اللّٰہُ خَیۡرًا ؕ اَللّٰہُ  اَعۡلَمُ  بِمَا فِیۡۤ  اَنۡفُسِہِمۡ ۚۖ اِنِّیۡۤ  اِذًا لَّمِنَ  الظّٰلِمِیۡنَ ﴿﴾ 
Maka  pemuka-pemuka yang kafir dari kalangan kaumnya berkata: “Kami sama sekali tidak memandang engkau melainkan seorang manusia seperti kami, dan kami sama sekali tidak melihat mereka yang mengikuti engkau melainkan orang-orang yang keadaan lahirnya paling hina di antara kami. Dan tidak kami lihat pada kamu suatu pun kelebihan atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah pendusta.”  قَالَ یٰقَوۡمِ اَرَءَیۡتُمۡ اِنۡ کُنۡتُ عَلٰی بَیِّنَۃٍ مِّنۡ رَّبِّیۡ  وَ اٰتٰىنِیۡ رَحۡمَۃً مِّنۡ عِنۡدِہٖ فَعُمِّیَتۡ عَلَیۡکُمۡ  --  Ia (Nuh) berkata: “Hai kaumku, bagaimana pandangan kamu, jika aku berdiri atas suatu Tanda yang nyata dari Rabb-ku (Tuhan-ku), dan Dia telah menganugerahkan  kepadaku rahmat dari sisi-Nya tetapi itu tetap saja tidak jelas bagi kamu?  اَنُلۡزِمُکُمُوۡہَا وَ اَنۡتُمۡ لَہَا کٰرِہُوۡنَ  -- Apakah  kami akan memaksakannya  kepada kamu, sedangkan  kamu tidak menyukainya?     Dan hai kaumku, aku tidak meminta   harta kepada kamu sebagai balasannya, ganjaranku hanyalah  pada Allah.   وَ مَاۤ  اَنَا بِطَارِدِ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا ؕ اِنَّہُمۡ مُّلٰقُوۡا  رَبِّہِمۡ  وَ لٰکِنِّیۡۤ  اَرٰىکُمۡ قَوۡمًا تَجۡہَلُوۡنَ  -- Dan  aku sama sekali tidak akan mengusir orang yang telah beriman, sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Rabb-nya (Tuhannya), tetapi tetapi aku memandang kamu sebagai suatu kaum yang berbuat kejahilan. وَ یٰقَوۡمِ مَنۡ یَّنۡصُرُنِیۡ مِنَ اللّٰہِ  اِنۡ طَرَدۡتُّہُمۡ  --    Dan hai kaumku, siapakah yang dapat menolongku dari hukuman Allah jika aku mengusir mereka?  اَفَلَا   تَذَکَّرُوۡنَ  -- Apakah kamu tidak  mau mengambil pelajaran?  وَ لَاۤ   اَقُوۡلُ  لَکُمۡ  عِنۡدِیۡ خَزَآئِنُ اللّٰہِ  --   Dan  tidak pula aku berkata kepada kamu: “Padaku ada khazanah dari Allah,” وَ لَاۤ  اَعۡلَمُ  الۡغَیۡبَ وَ لَاۤ  اَقُوۡلُ  اِنِّیۡ مَلَکٌ  -- tidak pula aku mengetahui yang gaib dan tidak pula aku mengatakan: “Sesungguhnya aku malaikat.” وَّ لَاۤ  اَقُوۡلُ لِلَّذِیۡنَ تَزۡدَرِیۡۤ اَعۡیُنُکُمۡ  لَنۡ  یُّؤۡتِیَہُمُ  اللّٰہُ خَیۡرًا  -- Dan tidak pula aku mengatakan mengenai orang-orang yang dipandang hina oleh mata kamu:  لَنۡ  یُّؤۡتِیَہُمُ  اللّٰہُ خَیۡرًا -- “Allah tidak akan pernah memberikan kebaikan apa pun kepada mereka.” اَللّٰہُ  اَعۡلَمُ  بِمَا فِیۡۤ  اَنۡفُسِہِمۡ ۚۖ اِنِّیۡۤ  اِذًا لَّمِنَ  الظّٰلِمِیۡنَ --  Allah lebih mengetahui yang ada dalam diri mereka, sesungguhnya jika demikian niscaya aku termasuk orang-orang yang zalim.” (Hūd [11]:28-32).

Pihak yang Menertawakan Akan Menjadi  Pihak yang Ditertawakan

      Penghinaan  para penentang Rasul Allah terhadap Rasul Allah dan para pengikutnya  tersebut  di alam akhirat posisinya akan berubah, yakni pihak yang menertawakan akan menjadi pihak yang ditertawakan,  mengenai hal itu Allah Swt. berrfirman:
اِنَّ  الَّذِیۡنَ اَجۡرَمُوۡا کَانُوۡا مِنَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا یَضۡحَکُوۡنَ ﴿۫ۖ﴾  وَ اِذَا  مَرُّوۡا بِہِمۡ یَتَغَامَزُوۡنَ ﴿۫ۖ﴾  وَ اِذَا  انۡقَلَبُوۡۤا  اِلٰۤی  اَہۡلِہِمُ  انۡقَلَبُوۡا فَکِہِیۡنَ ﴿۫ۖ﴾  وَ اِذَا رَاَوۡہُمۡ قَالُوۡۤا اِنَّ ہٰۤؤُلَآءِ لَضَآلُّوۡنَ ﴿ۙ﴾  وَ  مَاۤ  اُرۡسِلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  حٰفِظِیۡنَ ﴿ؕ﴾  فَالۡیَوۡمَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا مِنَ الۡکُفَّارِ یَضۡحَکُوۡنَ ﴿ۙ﴾   عَلَی الۡاَرَآئِکِ ۙ یَنۡظُرُوۡنَ ﴿ؕ﴾  ہَلۡ  ثُوِّبَ الۡکُفَّارُ  مَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿٪﴾
Sesungguhnya orang-orang berdosa biasa menertawakan   orang-orang yang beriman.   Dan apabila mereka lewat di dekat mereka itu, mereka saling mengedipkan mata Dan  apabila  mereka kembali kepada sanak-saudara mereka, mereka kembali dengan gembira. وَ اِذَا رَاَوۡہُمۡ قَالُوۡۤا اِنَّ ہٰۤؤُلَآءِ لَضَآلُّوۡنَ   --   Dan apabila mereka melihat mereka itu, mereka berkata,   “Sesungguhnya, mereka itu pasti sesat!”  وَ  مَاۤ  اُرۡسِلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  حٰفِظِیۡنَ  --  Dan mereka tidak diutus kepada mereka itu sebagai penjaga. فَالۡیَوۡمَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا مِنَ الۡکُفَّارِ یَضۡحَکُوۡنَ    -- Maka pada hari itu orang-orang mukmin terhadap orang-orang kafir akan menertawakan,  عَلَی الۡاَرَآئِکِ ۙ یَنۡظُرُوۡنَ  --  mereka duduk di atas dipan-dipan   sambil  memandang.  ہَلۡ  ثُوِّبَ الۡکُفَّارُ  مَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ  --    Bukankah orang-orang kafir  diganjar untuk apa yang senantiasa mereka kerjakan? (Al-Muthaffifīn [83]:30-37).
  Orang-orang kafir biasa dengan diam-diam menertawakan nubuatan-nubuatan mengenai penyebaran serta kemenangan Islam secara cepat, yang dikumandangkan pada saat ketika Islam sedang berjuang mati-matian mempertahankan wujudnya sendiri.
  Kata-kata    عَلَی الۡاَرَآئِکِ ۙ یَنۡظُرُوۡنَ  --  mereka duduk di atas dipan-dipan   sambil  memandang  berarti : (1) sambil duduk di atas singgasana kemuliaan, orang beriman akan menyaksikan nasib sedih yang akan menimpa orang-orang kafir sombong. (2) sambil duduk di atas singgasana kekuasaan mereka akan berlaku adil terhadap orang banyak, (3) mereka akan menaruh perhatian layak terhadap keperluan orang lain, itu pula arti kata nazhara (Lexicon Lane).
    Berikut adalah firman-Nya mengenai  para pemimpin kekafiran  kaum Nabi Nuh a.s.   ketika mereka  menertawakan Nabi Nuh a.s. yang atas perintah Allah Swt. sedang membuat bahtera (perahu), firman-Nya:
وَ اُوۡحِیَ  اِلٰی نُوۡحٍ اَنَّہٗ  لَنۡ یُّؤۡمِنَ مِنۡ قَوۡمِکَ اِلَّا مَنۡ قَدۡ اٰمَنَ فَلَا تَبۡتَئِسۡ بِمَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ﴿ۚۖ﴾  وَ اصۡنَعِ الۡفُلۡکَ بِاَعۡیُنِنَا وَ وَحۡیِنَا وَ لَا تُخَاطِبۡنِیۡ فِی الَّذِیۡنَ ظَلَمُوۡا ۚ اِنَّہُمۡ مُّغۡرَقُوۡنَ ﴿﴾  وَ یَصۡنَعُ الۡفُلۡکَ ۟ وَ کُلَّمَا مَرَّ عَلَیۡہِ مَلَاٌ مِّنۡ قَوۡمِہٖ  سَخِرُوۡا مِنۡہُ ؕ قَالَ  اِنۡ تَسۡخَرُوۡا مِنَّا فَاِنَّا نَسۡخَرُ  مِنۡکُمۡ کَمَا  تَسۡخَرُوۡنَ ﴿ؕ﴾  فَسَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَ ۙ مَنۡ یَّاۡتِیۡہِ عَذَابٌ یُّخۡزِیۡہِ  وَ یَحِلُّ  عَلَیۡہِ  عَذَابٌ  مُّقِیۡمٌ ﴿﴾
Dan telah diwahyukan kepada Nuh: “Sungguhnya tidak akan pernah beriman seorang pun dari kaum engkau selain orang yang telah beriman sebelumnya maka janganlah engkau bersedih mengenai apa yang senantiasa mereka kerjakan.  وَ اصۡنَعِ الۡفُلۡکَ بِاَعۡیُنِنَا وَ وَحۡیِنَا   -- “Dan   buatlah bahtera itu di hadapan pengawasan mata  Kami dan  sesuai dengan wahyu Kami. وَ لَا تُخَاطِبۡنِیۡ فِی الَّذِیۡنَ ظَلَمُوۡا ۚ اِنَّہُمۡ مُّغۡرَقُوۡنَ  -- dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku mengenai orang yang zalim, sesungguhnya mereka itu  akan ditenggelamkan.” وَ یَصۡنَعُ الۡفُلۡکَ ۟ وَ کُلَّمَا مَرَّ عَلَیۡہِ مَلَاٌ مِّنۡ قَوۡمِہٖ  سَخِرُوۡا مِنۡہُ --  Dan ia mulai membuat bahtera itu, dan setiap kali pemuka-pemuka kaumnya sedang melewatinya, mereka itu menertawakannya. قَالَ  اِنۡ تَسۡخَرُوۡا مِنَّا فَاِنَّا نَسۡخَرُ  مِنۡکُمۡ کَمَا  تَسۡخَرُوۡنَ  -- Ia, Nuh, berkata:  “Jika kini kamu mentertawakan kami  maka saat itu akan datang ketika kami pun akan mentertawakan kamu, seperti kamu mentertawakan kami. فَسَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَ ۙ مَنۡ یَّاۡتِیۡہِ عَذَابٌ یُّخۡزِیۡہِ  وَ یَحِلُّ  عَلَیۡہِ  عَذَابٌ  مُّقِیۡمٌ --   Maka segera kamu  akan mengetahui siapa yang kepadanya akan datang azab yang akan menistakannya, dan kepada siapa akan menimpa azab yang tetap.” (Hūd [11]:37-40).

Hakikat “Doa Buruk  Nabi Nuh a.s. Kepada Allah Swt. Mengenai Kaumnya yang Degil dan Zalim

          Doa Nabi Nuh a.s. yang disinggung dalam QS.71:27-28 mengenai permohonan agar Allah Swt. mengazab kaum beliau yang kafir dan zalim  agaknya telah diucapkan sesudah ayat ini diwahyukan. Menurut ayat yang sedang dibahas, Nabi Nuh a.s.  telah diberi kabar tentang putusan Allah Swt.   bahwa selanjutnya tidak seorang pun dari antara kaumnya akan beriman kepada beliau.
        Jadi doa beliau (QS.71:27-28) itu tidak lain selain tunduk kepada kehendak dan putusan Allah Swt.   Apa yang dimaksud dengan doa Nabi Nuh a.s. itu ialah  bahwa semoga Allah Swt.   melaksanakan apa yang diputuskan-Nya mengenai kehancuran kaum beliau, firman-Nya:
وَ قَالَ نُوۡحٌ رَّبِّ لَا تَذَرۡ عَلَی الۡاَرۡضِ مِنَ  الۡکٰفِرِیۡنَ دَیَّارًا ﴿﴾  اِنَّکَ اِنۡ تَذَرۡہُمۡ یُضِلُّوۡا عِبَادَکَ وَ لَا یَلِدُوۡۤا  اِلَّا  فَاجِرًا کَفَّارًا ﴿﴾  رَبِّ اغۡفِرۡ لِیۡ  وَ لِوَالِدَیَّ  وَ لِمَنۡ دَخَلَ بَیۡتِیَ  مُؤۡمِنًا وَّ لِلۡمُؤۡمِنِیۡنَ وَ الۡمُؤۡمِنٰتِ ؕ وَ لَا تَزِدِ الظّٰلِمِیۡنَ  اِلَّا تَبَارًا ﴿٪﴾
Dan Nuh berkata: “Hai Rabb-ku (Tuhan-ku), janganlah Engkau membiarkan di atas bumi penghuni dari kalangan orang-orang kafir.   Sesungguhnya jika Engkau membiarkan mereka, mereka akan menyesatkan hamba-hamba Engkau dan mereka tidak akan melahirkan kecuali orang-orang berdosa lagi kafir.  Hai   Rabb-ku (Tuhan-ku), ampunilah aku serta ibu-bapakku, dan   yang memasuki rumahku sebagai orang beriman, serta orang-orang beriman laki-laki dan perempuan. Dan Engkau tidak menambahkan kepada orang-orang  zalim kecuali kebinasaan.” (Al-Jin [71]:27-29).
  Para Nabi  Allah sarat dengan nilai-nilai kebajikan manusiawi. Doa Nabi Nuh a.s. menunjukkan bahwa perlawanan kaumnya terhadap beliau tentu berlangsung sangat lama, gigih, dan tidak kunjung berkurang, dan bahwa segala usaha beliau membawa kaum beliau kepada jalan lurus telah kandas dan gagal serta tidak ada kemungkinan yang tinggal untuk penambahan lebih lanjut jumlah pengikut Nabi Nuh a.s. yang kecil itu,.
 Selain itu para penentang Nabi Nuh a.s. telah melampaui batas-batas yang wajar dalam menentang dan menganiaya beliau dengan para pengikut beliau, dan dalam berkecimpung di dalam perbuatan-perbuatan jahat. Keadaan telah begitu jauh sehingga seorang yang begitu berpembawaan kasih-sayang seperti Nabi Nuh a.s.  terpaksa mendoa buruk untuk kaum beliau.  Demikian pula halnya dengan Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. telah mengutuk orang-orang kafir dari kalangan Bani Israil (QS.5:79-8i).

Nabi Besar Muhammad Saw. “Rahmat Bagi Seluruh Alam

Dalam keadaan yang sama sikap Nabi Besar Muhammad saw.   terhadap para penentang beliau saw. menunjukkan perbedaan yang sangat mencolok. Dalam pertempuran Uhud, ketika dua buah gigi beliau saw. patah dan beliau saw. terluka parah serta darah beliau saw. mengucur dengan derasnya, kata-kata yang keluar dari mulut beliau hanyalah:
Betapa suatu kaum akan memperoleh keselamatan, sedang mereka telah melukai nabi mereka dan melumuri mukanya dengan darah, karena kesalahan yang tidak lain selain ia telah mengajak mereka kepada Tuhan. Ya, Tuhan-ku, ampunilah kiranya kaumku ini, sebab mereka tidak mengetahui apa yang mereka perbuat” (Zurqani dan Hisyam).
        Dengan demikian bahwa Nabi Besar Muhammad saw.  adalah Rasul Allah sebagai “rahmat bagi seluruh alam” (QS.21:108) terbukti kebenarannya, firman-Nya:
لَقَدۡ جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌ مِّنۡ اَنۡفُسِکُمۡ عَزِیۡزٌ عَلَیۡہِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِیۡصٌ عَلَیۡکُمۡ بِالۡمُؤۡمِنِیۡنَ رَءُوۡفٌ رَّحِیۡمٌ ﴿﴾  فَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَقُلۡ حَسۡبِیَ اللّٰہُ ۫٭ۖ لَاۤ  اِلٰہَ  اِلَّا ہُوَ ؕ عَلَیۡہِ  تَوَکَّلۡتُ وَ ہُوَ رَبُّ الۡعَرۡشِ  الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾٪
Sungguh benar-benar  telah datang kepada kamu seorang Rasul dari antara kamu sendiri, berat terasa olehnya apa yang menyusahkan kamu, ia sangat mendambakan kesejahteraan bagimu dan terhadap orang-orang beriman  ia sangat berbelas kasih lagi penyayang.  Tetapi jika  mereka berpaling  maka katakanlah: “Cukuplah   Allah bagiku, tidak ada Tuhan kecuali Dia, kepada-Nya-lah aku bertawakkal, dan Dia-lah Pemilik 'Arasy yang agung. (At-Taubah [9]:128-129).
       Ayat ini boleh dikenakan kepada orang-orang beriman  maupun kepada orang-orang kafir, tetapi terutama kepada orang-orang beriman, bagian permulaannya mengenai orang-orang kafir dan bagian terakhir mengenai orang-orang beriman. 
     Kepada orang-orang kafir nampaknya ayat ini mengatakan:  Nabi Besar Muhammad saw.  merasa sedih melihat kamu mendapat kesusahan, yaitu sekalipun kamu mendatangkan kepadanya segala macam keaniayaan dan kesusahan, namun hatinya begitu sarat dengan rasa kasih-sayang kepada umat manusia, sehingga tidak ada tindakan yang datang dari pihak kamu dapat mem-buatnya menjadi keras hati terhadap kamu dan membuat ia menginginkan keburukan bagimu. Ia begitu penuh kasih-sayang dan belas kasihan terhadap kamu, sehingga ia tidak tega hati melihat kamu menyimpang dari jalan kebenaran hingga mendatangkan kesusahan kepadamu.”
       Kepada orang-orang beriman  ayat ini berkata: “Nabi Besar Muhammad saw. penuh dengan kecintaan, kasih-sayang, dan rahmat bagi kamu, yaitu ia dengan riang dan gembira ikut dengan kamu dalam menanggung kesedihan dan kesengsaraan kamu. Lagi pula, seperti seorang ayah yang penuh dengan kecintaan ia memperlakukan kamu, dengan sangat murah hati dan kasih-sayang.”

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 15  April   2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar