بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt
Bab 26
Makna “Peniupan
Nafiri” Pada “Hari Kiamat” & Genapnya Nubuatan Bible Mengenai Peristiwa Fatah Mekkah (Penaklukan Mekkah)
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian
akhir Bab sebelumnya telah dibahas
mengenai berbagai bentuk azab
Ilahi yang terjadi di Akhir Zaman
ini Allah Swt. terus menampakkan kemurkaan-Nya
di berbagai wilayah dunia – termasuk
di wilayah Timur Tengah -- maka dapat disimpulkan dengan pasti bahwa
umumnya umat manusia, khususnya umat
beragama, di Akhir Zaman ini tidak bersyukur dan tidak
beriman kepada Allah Swt. yang telah mengutus Rasul
Akhir Zaman yang kedatangannya
telah dijanjikan kepada semua umat beragama mereka dengan nama yang berbeda-beda, firman-Nya:
مَا یَفۡعَلُ
اللّٰہُ بِعَذَابِکُمۡ اِنۡ شَکَرۡتُمۡ وَ
اٰمَنۡتُمۡ ؕ وَ کَانَ اللّٰہُ شَاکِرًا عَلِیۡمًا ﴿﴾
Mengapa Allah akan mengazab kamu jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah
benar-benar Maha Menghargai, Maha
Mengetahui. (An-Nisa [4]:148).
Firman-Nya
lagi:
وَ اِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّکُمۡ
لَئِنۡ شَکَرۡتُمۡ لَاَزِیۡدَنَّکُمۡ
وَ لَئِنۡ کَفَرۡتُمۡ اِنَّ
عَذَابِیۡ لَشَدِیۡدٌ ﴿ ﴾
Dan
ingatlah ketika Rabb (Tuhan)
kamu mengumumkan: لَئِنۡ شَکَرۡتُمۡ
لَاَزِیۡدَنَّکُم -- ”Jika kamu benar-benar bersyukur niscaya
akan Ku-limpahkan lebih banyak
karunia kepadamu, وَ لَئِنۡ
کَفَرۡتُمۡ اِنَّ عَذَابِیۡ لَشَدِیۡدٌ -- tetapi jika kamu benar-benar tidak bersyukur sesungguhnya azab-Ku sungguh sangat keras.”
(Ibrahim
[14]:8).
Genapnya Azab
Ilahi yang Diperingatkan Rasul
Allah
Pendek kata, penyeretan mayat Abu Jahal dan para pemimpin kaum kafir Quraisy pada “jambul” mereka seusai Perang Badar yang dikemukakan dalam
Surah Al-‘Alaq sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Surah Al-Qamar
yang sedang dibahas, firman-Nya:
اَمۡ یَقُوۡلُوۡنَ نَحۡنُ جَمِیۡعٌ مُّنۡتَصِرٌ ﴿﴾ سَیُہۡزَمُ الۡجَمۡعُ وَ یُوَلُّوۡنَ الدُّبُرَ ﴿﴾ بَلِ السَّاعَۃُ
مَوۡعِدُہُمۡ وَ السَّاعَۃُ اَدۡہٰی
وَ اَمَرُّ ﴿﴾ اِنَّ
الۡمُجۡرِمِیۡنَ فِیۡ ضَلٰلٍ وَّ سُعُرٍ ﴿ۘ﴾ یَوۡمَ یُسۡحَبُوۡنَ فِی النَّارِ عَلٰی وُجُوۡہِہِمۡ
ؕ ذُوۡقُوۡا مَسَّ سَقَرَ ﴿﴾ اِنَّا کُلَّ شَیۡءٍ
خَلَقۡنٰہُ بِقَدَرٍ ﴿﴾ وَ مَاۤ
اَمۡرُنَاۤ اِلَّا وَاحِدَۃٌ کَلَمۡحٍۭ بِالۡبَصَرِ ﴿﴾ وَ لَقَدۡ
اَہۡلَکۡنَاۤ اَشۡیَاعَکُمۡ فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ ﴿﴾
Atau apakah
mereka berkata: “Kami golongan yang
bersatu yang pasti menang?” Tidak demikian, golongan
itu akan segera dikalahkan dan mereka
akan membalikkan punggung mereka, melarikan diri. Bahkan Saat
itu telah dijanjikan kepada mereka, dan Saat itu paling mengerikan dan paling pahit. Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan dan mengidap penyakit gila. یَوۡمَ یُسۡحَبُوۡنَ فِی النَّارِ عَلٰی
وُجُوۡہِہِمۡ ؕ ذُوۡقُوۡا مَسَّ سَقَرَ -- Pada hari ketika mereka akan diseret ke dalam Api bersama pemuka-pemuka mereka, dikatakan: “Rasakanlah
sentuhan azab neraka.” اِنَّا کُلَّ
شَیۡءٍ خَلَقۡنٰہُ بِقَدَرٍ
-- Sesungguhnya segala sesuatu
Kami telah menciptakannya dengan
ukuran. وَ مَاۤ
اَمۡرُنَاۤ اِلَّا وَاحِدَۃٌ کَلَمۡحٍۭ بِالۡبَصَرِ
-- Dan tidaklah perintah Kami itu kecuali
satu kata seperti kejapan mata. وَ لَقَدۡ اَہۡلَکۡنَاۤ
اَشۡیَاعَکُمۡ فَہَلۡ مِنۡ
مُّدَّکِرٍ -- Dan sungguh Kami benar-benar telah membinasakan
golongan-golongan seperti kamu, lalu adakah
orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar [54]:45-52).
Kekalahan
pada Pertempuran Badar sungguh
merupakan malapetaka paling dahsyat dan
hebat bagi orang-orang Quraisy. Kekuasaan dan kehormatan mereka mengalami pukulan yang meremuk-redamkan.
Kebanyakan pemimpin mereka – termasuk
Abu Jahal yang
telah menyeret secara keji orang-orang yang beriman di lorong-lorong Mekkah -- terbunuh
dan mayat mereka diseret serta dilemparkan ke dalam sebuah lubang. Suatu pembalasan yang setimpal atas perbuatan-perbuatan
buruk yang mereka lakukan terhadap orang-orang beriman.
Nabi Besar Muhammad saw. pergi
ke tepi lubang itu seraya berkata
kepada mayat-mayat itu dengan
kata-kata yang menurut riwayat berbunyi:
“Tidak benarkah apa yang telah dijanjikan Rabb (Tuhan) kamu kepada kamu?
Sungguh aku telah menyaksikan kebenaran
apa yang telah dijanjikan Rabb-ku (Tuhan-ku)
kepadaku” (Bukhari,
Kitab al-Maghazi).
Tiap-tiap kata dalam kabar gaib yang tercantum dalam Surah Al-Qamar itu telah menjadi kenyataan: اِنَّا کُلَّ شَیۡءٍ
خَلَقۡنٰہُ بِقَدَرٍ -- Sesungguhnya segala sesuatu Kami telah menciptakannya dengan qadar (ukuran). وَ مَاۤ اَمۡرُنَاۤ
اِلَّا وَاحِدَۃٌ کَلَمۡحٍۭ
بِالۡبَصَرِ -- Dan tidaklah
perintah Kami itu kecuali satu kata seperti kejapan mata. وَ لَقَدۡ اَہۡلَکۡنَاۤ
اَشۡیَاعَکُمۡ فَہَلۡ مِنۡ
مُّدَّکِرٍ -- Dan sungguh Kami benar-benar telah membinasakan
golongan-golongan seperti kamu, lalu adakah
orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar [54]:50-52).
Ada qadar atau ukuran yang telah ditetapkan
untuk segala sesuatu. Segala sesuatu mempunyai waktu dan tempat tertentu,
termasuk terjadinya azab Ilahi yang dijanjikan
Allah Swt. melalui Rasul-Nya. Kekalahan orang-orang Mekkah pada Pertempuran Badar datang bagaikan halilintar di siang bolong; begitu tiba-tiba dan cepat serta begitu lengkap dan melingkupi, sehingga Kejayaan Kedar telah lenyap, seakan-akan hanya dalam sekejap
mata: وَ مَاۤ اَمۡرُنَاۤ
اِلَّا وَاحِدَۃٌ کَلَمۡحٍۭ
بِالۡبَصَرِ -- Dan tidaklah
perintah Kami itu kecuali satu kata seperti kejapan mata. وَ لَقَدۡ اَہۡلَکۡنَاۤ
اَشۡیَاعَکُمۡ فَہَلۡ مِنۡ
مُّدَّکِرٍ -- Dan sungguh Kami benar-benar telah membinasakan
golongan-golongan seperti kamu, lalu adakah
orang yang mengambil pelajaran?”
Selanjutnya Allah Swt. berfirman:
وَ کُلُّ
شَیۡءٍ فَعَلُوۡہُ فِی
الزُّبُرِ ﴿﴾ وَ کُلُّ صَغِیۡرٍ
وَّ کَبِیۡرٍ مُّسۡتَطَرٌ ﴿﴾ اِنَّ
الۡمُتَّقِیۡنَ فِیۡ جَنّٰتٍ وَّ نَہَرٍ ﴿ۙ﴾ فِیۡ مَقۡعَدِ صِدۡقٍ عِنۡدَ مَلِیۡکٍ مُّقۡتَدِرٍ ﴿٪﴾
Dan segala sesuatu yang mereka telah lakukan
tercantum dalam Kitab-kitab.
Dan segala perkara kecil dan besar telah dicatat. اِنَّ الۡمُتَّقِیۡنَ فِیۡ جَنّٰتٍ وَّ نَہَرٍ
-- Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada
dalam kebun-kebun dan sungai-sungai. فِیۡ مَقۡعَدِ صِدۡقٍ عِنۡدَ مَلِیۡکٍ
مُّقۡتَدِرٍ -- Dalam tempat tinggal
yang mulia di sisi Raja Yang Maha Kuasa. (Al-Qamar [54]: 53-56).
Perbuatan manusia sekecil-kecilnya pun, yang
baik ataupun yang buruk, semua membawa akibat
yang pasti menurut hukum
sebab dan akibat, serta bekasnya yang tidak terhapuskan akan tetap lestari dan akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah Swt., bahkan mulai di dalam kehidupan dunia juga (QS.101:7-12).
Kata nahar sehubungan dengan kata anhār
(sungai-sungai) dalam ayat اِنَّ
الۡمُتَّقِیۡنَ فِیۡ جَنّٰتٍ وَّ نَہَرٍ
-- “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam kebun-kebun dan sungai-sungai” di samping arti yang diberikan dalam teks berarti pula: kemewahan, cahaya, berlimpah-ruah
dll (Aqrab-al-Mawarid).
Kisah Kaum-kaum Purbakala
Bukan Dongeng Melainkan Nubuatan yang Akan Berulang Kali terjadi
Kembali kepada masalah “gerhana
bulan” total yang berwarna “merah
darah” pada tgl 4 April 2015 yang
dibahas dalam Bab 23, sehubungan dengan mukjizat Nabi Besar
Muhammad saw. berupa peristiwa “terbelahnya bulan”, firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
﴿﴾ اِقۡتَرَبَتِ السَّاعَۃُ وَ انۡشَقَّ
الۡقَمَرُ ﴿﴾ وَ اِنۡ یَّرَوۡا
اٰیَۃً یُّعۡرِضُوۡا وَ یَقُوۡلُوۡا
سِحۡرٌ مُّسۡتَمِرٌّ ﴿﴾ وَ کَذَّبُوۡا وَ
اتَّبَعُوۡۤا اَہۡوَآءَہُمۡ وَ کُلُّ اَمۡرٍ مُّسۡتَقِرٌّ ﴿﴾
Aku
baca dengan
nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. اِقۡتَرَبَتِ السَّاعَۃُ وَ انۡشَقَّ
الۡقَمَرُ -- Telah dekat Saat
itu dan bulan terbelah. وَ اِنۡ یَّرَوۡا اٰیَۃً یُّعۡرِضُوۡا وَ یَقُوۡلُوۡا سِحۡرٌ
مُّسۡتَمِرٌّ -- Dan jika
mereka melihat suatu Tanda, mereka berpaling
dan berkata, “Sihir yang selalu berulang.”
وَ
کَذَّبُوۡا وَ اتَّبَعُوۡۤا اَہۡوَآءَہُمۡ وَ کُلُّ اَمۡرٍ مُّسۡتَقِرٌّ -- dan mereka
mendustakan kebenaran dan mengikuti hawa nafsu mereka dan setiap perkara ada ketetapan waktunya (Al-Qamar
[54]:1-4).
Kata Saat dalam ayat اِقۡتَرَبَتِ
السَّاعَۃُ وَ انۡشَقَّ الۡقَمَرُ -- telah
dekat Saat itu dan
bulan terbelah,” hal ini
mungkin mengisyaratkan kepada pertempuran
Badar, yang di dalam pertempuran
itu hampir semua kepala dan pemimpin kabilah Quraisy pimpinan Abu Jahal terbunuh dan dasar kehancuran-mutlak kekuatan mereka telah
diletakkan.
Dengan demikian ayat
ini merupakan nubuatan hebat, yang
telah menjadi genap dengan sangat ajaib kira-kira 8 atau 9 tahun sesudah nubuatan itu diumumkan. Teristimewa
pula, menurut beberapa penulis, ungkapan bahasa Arab “insyaqqa al-qamaru,”
berarti “urusan itu telah menjadi nampak kentara”. Dalam arti ini ayat ini
agaknya bermaksud, bahwa saat kehancuran
kekuasaan kaum Quraisy telah tiba,
dan kemudian akan menjadi nampak nyata, bahwa Nabi Besar Muhammad saw. . seorang nabi Allah sejati.
Kehancuran kekuatan
politik kaum Quraisy telah ditakdirkan
oleh Allah Swt. dan takdir Ilahi pasti terjadi. Itulah makna
ayat وَ کَذَّبُوۡا وَ اتَّبَعُوۡۤا اَہۡوَآءَہُمۡ وَ
کُلُّ اَمۡرٍ مُّسۡتَقِرٌّ -- dan mereka
mendustakan kebenaran dan mengikuti hawa nafsu mereka dan setiap perkara ada ketetapan waktunya.“
Selanjutnya Allah Swt. menyatakan bahwa kisah-kisah kaum purbakala dalam
Al-Quran yang kemudian dihancurkan oleh
azab Ilahi akibat mendustakan para Rasul
Allah bukanlah sekedar dongeng
melainkan merupakan nubuatan-nubuatan
yang akan terjadi lagi pada waktunya
yang ditentukan, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ جَآءَہُمۡ مِّنَ الۡاَنۡۢبَآءِ مَا فِیۡہِ مُزۡدَجَرٌ
ۙ﴿﴾ حِکۡمَۃٌۢ
بَالِغَۃٌ فَمَا تُغۡنِ النُّذُرُ
ۙ﴿﴾ فَتَوَلَّ عَنۡہُمۡ ۘ یَوۡمَ یَدۡعُ الدَّاعِ اِلٰی شَیۡءٍ
نُّکُرٍ ۙ﴿﴾ خُشَّعًا
اَبۡصَارُہُمۡ یَخۡرُجُوۡنَ مِنَ الۡاَجۡدَاثِ
کَاَنَّہُمۡ جَرَادٌ مُّنۡتَشِرٌ ۙ﴿﴾ مُّہۡطِعِیۡنَ
اِلَی الدَّاعِ ؕ یَقُوۡلُ الۡکٰفِرُوۡنَ ہٰذَا یَوۡمٌ عَسِرٌ ﴿﴾
Dan
sungguh benar-benar telah datang kepada mereka berita-berita yang di dalamnya ada peringatan, حِکۡمَۃٌۢ بَالِغَۃٌ
فَمَا تُغۡنِ النُّذُرُ -- Hikmah yang sempurna, tetapi para pemberi peringatan itu sekali-kali tidak berfaedah bagi mereka. فَتَوَلَّ عَنۡہُمۡ ۘ یَوۡمَ یَدۡعُ
الدَّاعِ اِلٰی شَیۡءٍ نُّکُرٍ
-- maka berpalinglah engkau dari
mereka pada hari ketika Sang Penyeru akan memanggil mereka kepada
sesuatu yang tidak menyenangkan, خُشَّعًا اَبۡصَارُہُمۡ یَخۡرُجُوۡنَ مِنَ
الۡاَجۡدَاثِ -- Sambil pandangan mereka menunduk, mereka akan keluar dari kuburan mereka, کَاَنَّہُمۡ جَرَادٌ
مُّنۡتَشِرٌ -- mereka itu seperti belalang yang bertebaran, مُّہۡطِعِیۡنَ اِلَی الدَّاعِ
-- bergegas-gegas
menuju Sang Penyeru itu. یَقُوۡلُ الۡکٰفِرُوۡنَ ہٰذَا یَوۡمٌ عَسِرٌ
-- Orang-orang kafir itu akan
berkata: “Inilah hari yang sangat sulit.”
(Al-Qamar [54]:5-9).
Makna “Peniupan
Nafiri (Terompet)” & Makna Keluar
dari “Kuburan” Mereka
“Kuburan” dalam ayat فَتَوَلَّ
عَنۡہُمۡ ۘ یَوۡمَ یَدۡعُ الدَّاعِ اِلٰی
شَیۡءٍ نُّکُرٍ
-- maka berpalinglah engkau dari mereka pada hari ketika Sang Penyeru akan memanggil mereka kepada sesuatu yang tidak menyenangkan, خُشَّعًا اَبۡصَارُہُمۡ یَخۡرُجُوۡنَ مِنَ
الۡاَجۡدَاثِ -- sambil pandangan mereka menunduk, mereka akan keluar dari kuburan mereka,” mengandung arti rumah orang-orang kafir.
Pada beberapa tempat dalam Al-Quran orang-orang kafir telah ditamsilkan (diumpamakan) sebagai orang-orang mati, sebab wujud mereka sama sekali hampa dari kehidupan ruhani (QS.27:81; QS.35:23), firman-Nya:
وَ نُفِخَ
فِی الصُّوۡرِ فَاِذَا ہُمۡ مِّنَ الۡاَجۡدَاثِ
اِلٰی رَبِّہِمۡ یَنۡسِلُوۡنَ ﴿﴾ قَالُوۡا یٰوَیۡلَنَا مَنۡۢ بَعَثَنَا مِنۡ
مَّرۡقَدِنَا ٜۘؐ ہٰذَا مَا
وَعَدَ الرَّحۡمٰنُ وَ صَدَقَ
الۡمُرۡسَلُوۡنَ ﴿﴾ اِنۡ کَانَتۡ اِلَّا صَیۡحَۃً وَّاحِدَۃً فَاِذَا ہُمۡ جَمِیۡعٌ لَّدَیۡنَا
مُحۡضَرُوۡنَ ﴿﴾ فَالۡیَوۡمَ لَا
تُظۡلَمُ نَفۡسٌ شَیۡئًا وَّ لَا تُجۡزَوۡنَ
اِلَّا مَا کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾
Dan nafiri akan ditiup maka tiba-tiba
mereka akan segera keluar dari kuburan kepada Rabb
(Tuhan) mereka. قَالُوۡا
یٰوَیۡلَنَا مَنۡۢ بَعَثَنَا مِنۡ مَّرۡقَدِنَا -- Mereka
akan berkata: ”Aduh celakalah kami! Siapakah yang telah
membangkitkan kami dari tempat tidur kami?” ہٰذَا مَا وَعَدَ
الرَّحۡمٰنُ وَ صَدَقَ الۡمُرۡسَلُوۡنَ -- Inilah apa yang telah dijanjikan Tuhan Yang Maha Pemurah, dan benarlah
rasul-rasul itu. Itu tidak lain hanya satu ledakan maka
tiba-tiba mereka itu semua akan
dihadirkan di hadapan Kami. Maka pada hari itu tidak ada satu jiwa pun akan dizalimi sedikit pun,
dan kamu tidak akan dibalas
melainkan apa yang telah kamu kerjakan.
(Yā
Sīn [36]:52-55).
Kata-kata, “sangkakala
akan ditiup,” di samping yang dimaksud ialah peniupan terompet pada Hari
Pembalasan, dapat pula berarti kedatangan seorang mushlih rabbani (rasul Allah), yang karena bunyi
terompet yang ditiupnya – yakni seruannya -- mereka yang secara ruhani telah mati
itu bangkit dari kuburan (keadaan kematian ruhani) mereka, dan segera mendengarkan
dan menerima panggilan Ilahi,
firman-Nya:
رَبَّنَاۤ
اِنَّنَا سَمِعۡنَا مُنَادِیًا یُّنَادِیۡ لِلۡاِیۡمَانِ اَنۡ اٰمِنُوۡا
بِرَبِّکُمۡ فَاٰمَنَّا ٭ۖ رَبَّنَا
فَاغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوۡبَنَا وَ کَفِّرۡ عَنَّا سَیِّاٰتِنَا وَ تَوَفَّنَا مَعَ الۡاَبۡرَارِ ﴿ ﴾ۚ
“Wahai Rabb
(Tuhan) kami, sesungguhnya kami telah
mendengar seorang Penyeru menyeru kami kepada keimanan seraya berkata: "Berimanlah
kamu kepada Rabb (Tuhan) kamu" maka kami telah beriman. Wahai Rabb
(Tuhan) kami, ampunilah bagi kami
dosa-dosa kami, hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan
kami, dan wafatkanlah kami
bersama orang-orang yang berbuat
kebajikan.” (Āli ‘Imran [3]:194).
Bila
pada Hari Kiamat orang-orang akan dibangkitkan dan kepada orang-orang kafir akan dihadapkan perbuatan-perbuatan jahat mereka, dan azab akan mengancam mereka, mereka akan
dicekam rasa putus-asa dan akan
menjerit dalam kegemparan: قَالُوۡا یٰوَیۡلَنَا مَنۡۢ بَعَثَنَا مِنۡ
مَّرۡقَدِنَا
-- Mereka akan berkata: ”Aduh
celakalah kami! Siapakah yang telah membangkitkan kami dari tempat tidur
kami?”
Tetapi untuk melanjutkan kiasan ayat sebelum ini, ayat ini berpaling kepada orang-orang yang
pada saat seorang nabi Allah datang
tetapi mereka tidak mau mendengar seruan Ilahi dan lebih menyukai tetap tinggal dalam keadaan mati ruhani itu.
Setelah mendengar seruan Ilahi yang dikumandangkan Rasul Allah tersebut mereka berkata
penuh kemarahan: “Mengapakah orang harus mengganggu jalan hidup kami yang tenang, dan menimbulkan keributan dan kegelisahan di antara kami dengan mengajak kami mengikuti dia
dan menganut cara hidup baru?!”
Genapnya Nubuatan Dalam
Bible & Ketakaburan “Golongan
Persekutuan” (Al-Ahzab)
Kembali kepada Surah Al-Qamar
sebelumnya, maka ayat selanjutnya: کَاَنَّہُمۡ جَرَادٌ
مُّنۡتَشِرٌ -- mereka itu seperti belalang yang bertebaran, مُّہۡطِعِیۡنَ اِلَی الدَّاعِ
-- bergegas-gegas
menuju Sang Penyeru itu. یَقُوۡلُ الۡکٰفِرُوۡنَ ہٰذَا یَوۡمٌ عَسِرٌ
-- Orang-orang kafir itu akan
berkata: “Inilah hari yang sangat sulit.”
Ayat ini dan dua ayat sebelumnya
memberikan gambaran jelas mengenai kekalutan, kebingungan dan kehilangan
akal yang hebat di dalam kalangan kaum
Quraisy, ketika sang Penyeru dari Allah – yakni Nabi Besar Muhammad sa.
(QS.33:46-47) – yang hanya beberapa tahun sebelumnya pernah diusir oleh mereka dari kota Mekkah dan
telah disayembarakan dengan
iming-iming hadiah besar akan
diberikan kepada siapa yang dapat menangkapnya
hidup atau mati (QS.9:31), tiba-tiba dalam peristiwa Fatah Mekkah beliau saw. nampak kepada mereka benar-benar telah berada di ambang pintu ibukota mereka diiringi
dengan 10.000 orang pengikut beliau saw..
Dengan demikian genap pulalah nubuatan
dalam Bible mengenai peristiwa Fatah Mekkah tersebut:
“He shined forth from mount Paran and he came with ten thousands of
saints” (Deut. 33:2).
Artinya:
“Ia nampak dengan gemerlapan cahayanya dari
gunung Paran dan ia datang dengan sepuluh ribu orang kudus” (Ulangan
33:2).
Selengkapnya nubuatan Nabi Musa a.s. dalam Bible tersebut berbunyi:
“Tuhan datang dari Sinai dan terbit kepada
mereka dari Seir, Ia nampak dengan gemerlapan
cahayanya dari gunung Paran dan ia datang dengan sepuluh ribu orang kudus…”
(Ulangan
33:2).
Kembali
kepada firman Allah Swt. di awal Bab ini
mengenai ketakaburan para penentang
Rasul Allah karena melihat besarnya
jumlah persekutuan mereka dan kuatnya persenjataan mereka: اَمۡ
یَقُوۡلُوۡنَ نَحۡنُ جَمِیۡعٌ مُّنۡتَصِرٌ
-- “Atau apakah mereka berkata: “Kami
golongan yang bersatu yang pasti menang?” Firman-Nya:
اَمۡ یَقُوۡلُوۡنَ نَحۡنُ جَمِیۡعٌ مُّنۡتَصِرٌ ﴿﴾ سَیُہۡزَمُ الۡجَمۡعُ وَ یُوَلُّوۡنَ الدُّبُرَ ﴿﴾ بَلِ السَّاعَۃُ
مَوۡعِدُہُمۡ وَ السَّاعَۃُ اَدۡہٰی
وَ اَمَرُّ ﴿﴾ اِنَّ
الۡمُجۡرِمِیۡنَ فِیۡ ضَلٰلٍ وَّ سُعُرٍ ﴿ۘ﴾ یَوۡمَ یُسۡحَبُوۡنَ فِی النَّارِ عَلٰی وُجُوۡہِہِمۡ
ؕ ذُوۡقُوۡا مَسَّ سَقَرَ ﴿﴾ اِنَّا کُلَّ شَیۡءٍ
خَلَقۡنٰہُ بِقَدَرٍ ﴿﴾ وَ مَاۤ
اَمۡرُنَاۤ اِلَّا وَاحِدَۃٌ کَلَمۡحٍۭ بِالۡبَصَرِ ﴿﴾ وَ لَقَدۡ
اَہۡلَکۡنَاۤ اَشۡیَاعَکُمۡ فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ ﴿﴾
Atau apakah
mereka berkata: “Kami golongan yang
bersatu yang pasti menang?” Tidak demikian, golongan
itu akan segera dikalahkan dan mereka
akan membalikkan punggung mereka, melarikan diri. Bahkan Saat
itu telah dijanjikan kepada mereka, dan Saat itu paling mengerikan dan paling pahit. Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan dan mengidap penyakit gila. یَوۡمَ یُسۡحَبُوۡنَ فِی النَّارِ عَلٰی
وُجُوۡہِہِمۡ ؕ ذُوۡقُوۡا مَسَّ سَقَرَ -- Pada hari ketika mereka akan diseret ke dalam Api bersama pemuka-pemuka mereka, dikatakan: “Rasakanlah
sentuhan azab neraka.” اِنَّا کُلَّ
شَیۡءٍ خَلَقۡنٰہُ بِقَدَرٍ
-- Sesungguhnya segala sesuatu
Kami telah menciptakannya dengan
ukuran. وَ مَاۤ
اَمۡرُنَاۤ اِلَّا وَاحِدَۃٌ کَلَمۡحٍۭ بِالۡبَصَرِ
-- Dan tidaklah perintah Kami itu kecuali
satu kata seperti kejapan mata. وَ لَقَدۡ اَہۡلَکۡنَاۤ
اَشۡیَاعَکُمۡ فَہَلۡ مِنۡ
مُّدَّکِرٍ -- Dan sungguh Kami benar-benar telah membinasakan
golongan-golongan seperti kamu, lalu adakah
orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar [54]:45-52).
Ketakaburan dan Kezaliman Fir’aun Kepada Bani Israil
Tetapi dengan tegas dijawab sendiri oleh Allah Swt. dalam ayat selanjutnya: سَیُہۡزَمُ
الۡجَمۡعُ وَ یُوَلُّوۡنَ الدُّبُرَ -- “Tidak demikian, golongan itu akan segera dikalahkan dan mereka
akan membalikkan punggung mereka, melarikan diri.” بَلِ
السَّاعَۃُ مَوۡعِدُہُمۡ وَ السَّاعَۃُ
اَدۡہٰی وَ اَمَرُّ
-- “Bahkan Saat itu telah dijanjikan
kepada mereka, dan Saat itu paling
mengerikan dan paling pahit.”
Ketakaburan
yang sama juga diperagakan oleh Fir’aun
terhadap Nabi Musa a.s., ketika ia
mengetahui Nabi Musa a.s. pada malam
hari telah membawa pergi Bani Israil keluar dari Mesir,
firman-Nya:
وَ
اَوۡحَیۡنَاۤ اِلٰی مُوۡسٰۤی اَنۡ اَسۡرِ
بِعِبَادِیۡۤ اِنَّکُمۡ مُّتَّبَعُوۡنَ ﴿﴾ فَاَرۡسَلَ فِرۡعَوۡنُ فِی الۡمَدَآئِنِ حٰشِرِیۡنَ ﴿ۚ﴾ اِنَّ
ہٰۤؤُلَآءِ لَشِرۡ ذِمَۃٌ
قَلِیۡلُوۡنَ ﴿ۙ﴾ وَ اِنَّہُمۡ
لَنَا لَغَآئِظُوۡنَ ﴿ۙ﴾ وَ
اِنَّا لَجَمِیۡعٌ حٰذِرُوۡنَ ﴿ؕ﴾
Dan Kami mewahyukan kepada Musa: اَنۡ اَسۡرِ
بِعِبَادِیۡۤ اِنَّکُمۡ مُّتَّبَعُوۡنَ -- “Bawalah
hamba-hamba-Ku pada waktu malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar.” فَاَرۡسَلَ فِرۡعَوۡنُ فِی
الۡمَدَآئِنِ حٰشِرِیۡنَ -- Dan Fir’aun
mengirimkan penyeru-penyeru ke kota-kota untuk mengumpulkan, اِنَّ ہٰۤؤُلَآءِ
لَشِرۡ ذِمَۃٌ قَلِیۡلُوۡنَ -- “Sesungguhnya mereka itu hanyalah segolongan kecil, وَ اِنَّہُمۡ
لَنَا لَغَآئِظُوۡنَ -- tetapi
sesungguhnya mereka benar-benar telah menimbulkan kemarahan pada
kita.“ وَ اِنَّا لَجَمِیۡعٌ
حٰذِرُوۡنَ -- Sedangkan sesungguhnya kita benar-benar
golongan besar yang selalu bersiaga. (Asy-Syua’rā [26]:53-57).
Kemunculan seorang nabi (rasul) Allah di
tengah-tengah suatu kaum merupakan jaminan yang pasti mengenai masa depan mereka yang besar dan cemerlang, jika mereka mau menerima
amanat beliau dan mengikutinya.
Nabi atau rasul Allah itu memberikan
kepada mereka suatu kehidupan baru,
dan menciptakan di dalam diri mereka
suatu harapan dan keyakinan baru, yang mengubah seluruh pandangan hidup mereka sebelumnya yang keliru.
Sesudah Nabi Musa a.s. datang, Fir’aun pasti akan merasakan adanya perubahan besar di kalangan orang-orang Bani Israil dan hal itu pasti menggelisahkannya,
firman-Nya kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
نَتۡلُوۡا
عَلَیۡکَ مِنۡ نَّبَاِ مُوۡسٰی وَ فِرۡعَوۡنَ بِالۡحَقِّ لِقَوۡمٍ
یُّؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾ اِنَّ فِرۡعَوۡنَ
عَلَا فِی الۡاَرۡضِ وَ جَعَلَ اَہۡلَہَا شِیَعًا یَّسۡتَضۡعِفُ طَآئِفَۃً مِّنۡہُمۡ یُذَبِّحُ اَبۡنَآءَہُمۡ وَ
یَسۡتَحۡیٖ نِسَآءَہُمۡ ؕ اِنَّہٗ کَانَ
مِنَ الۡمُفۡسِدِیۡنَ ﴿﴾ وَ نُرِیۡدُ اَنۡ
نَّمُنَّ عَلَی الَّذِیۡنَ اسۡتُضۡعِفُوۡا فِی الۡاَرۡضِ وَ نَجۡعَلَہُمۡ
اَئِمَّۃً وَّ نَجۡعَلَہُمُ
الۡوٰرِثِیۡنَ ۙ﴿﴾ وَ نُمَکِّنَ لَہُمۡ
فِی الۡاَرۡضِ وَ نُرِیَ فِرۡعَوۡنَ وَ ہَامٰنَ وَ جُنُوۡدَہُمَا مِنۡہُمۡ
مَّا کَانُوۡا یَحۡذَرُوۡنَ ﴿﴾
Kami membacakan kepada engkau
berita mengenai Musa
dan Fir’aun dengan benar untuk kaum yang beriman. Sesungguhnya Fir’aun berlaku sombong di bumi dan ia
menjadikan penduduknya bergolongan-golongan, ia berusaha melemahkan segolongan dari mereka dengan
menyembelih anak-anak
laki-laki mereka, dan membiarkan
hidup perempuan-perempuan mereka, sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. وَ نُرِیۡدُ اَنۡ نَّمُنَّ عَلَی
الَّذِیۡنَ اسۡتُضۡعِفُوۡا فِی الۡاَرۡضِ وَ نَجۡعَلَہُمۡ اَئِمَّۃً وَّ
نَجۡعَلَہُمُ الۡوٰرِثِیۡنَ -- Dan Kami hendak memberi-kan karunia kepada
orang-orang yang dianggap lemah di bumi
dan menjadikan mereka
pemimpin-pemimpin dan menjadikan
mereka ahli waris karunia-karunia Kami. وَ نُمَکِّنَ لَہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ وَ
نُرِیَ فِرۡعَوۡنَ وَ ہَامٰنَ وَ جُنُوۡدَہُمَا مِنۡہُمۡ مَّا کَانُوۡا
یَحۡذَرُوۡنَ
-- Dan Kami mapankan mereka di bumi
dan Kami perlihatkan kepada Fir’aun
serta Haman dan lasykar
keduanya apa yang mereka khawatirkan dari mereka itu. (Al-Qashash
[28]:4-7).
Datangnya Saat “Penghakiman” Allah
Swt. di Dunia
Ketika upaya merendahkan derajat orang-orang Bani Israil di Mesir itu mencapai titik
yang serendah-rendahnya, dan kezaliman Firaun dan bangsanya kian
meluapluap, dan Allah Swt. sesuai dengan hikmah-Nya yang tidak mungkin keliru memutuskan
bahwa penindas-penindas itu harus dihukum dan mereka yang diperbudak dibebaskan, maka Dia mengutus Nabi Musa a.s..
Sehubungan dengan hal tersebut gejala
yang terjadi di masa tiap-tiap utusan Allah,
menampakkan perwujudan sepenuhnya dan
seindah-indahnya di masa kenabian Nabi Besar Muhammad saw. yang
merupakan misal Nabi Musa a.s.
(QS.46:11).
(Bersambung)
Rujukan:
The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 12 April 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar