Sabtu, 11 April 2015

Makna "Peniupan Nafiri" Pada "Hari Kiamat" & Genapnya Nubuatan Bible Mengenai Peristiwa "Fatah Mekkah" (Penaklukan Mekkah)






بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt


Bab 26

Makna “Peniupan Nafiri” Pada “Hari Kiamat & Genapnya Nubuatan   Bible Mengenai Peristiwa Fatah Mekkah (Penaklukan Mekkah)
 
 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dibahas  mengenai berbagai bentuk azab Ilahi  yang terjadi di Akhir Zaman ini Allah Swt. terus menampakkan kemurkaan-Nya  di berbagai wilayah dunia – termasuk di wilayah Timur Tengah   -- maka dapat disimpulkan dengan pasti bahwa umumnya umat manusia, khususnya umat beragama, di Akhir Zaman ini  tidak bersyukur dan tidak beriman  kepada Allah Swt. yang telah mengutus Rasul Akhir Zaman yang kedatangannya telah dijanjikan kepada semua umat beragama mereka dengan nama yang berbeda-beda, firman-Nya:
مَا یَفۡعَلُ اللّٰہُ بِعَذَابِکُمۡ  اِنۡ شَکَرۡتُمۡ وَ اٰمَنۡتُمۡ ؕ وَ کَانَ اللّٰہُ شَاکِرًا عَلِیۡمًا ﴿﴾
Mengapa Allah akan mengazab kamu jika kamu bersyukur dan beriman? Dan  Allah  benar-benar Maha Menghargai,  Maha Mengetahui. (An-Nisa [4]:148).
Firman-Nya lagi:
وَ اِذۡ  تَاَذَّنَ  رَبُّکُمۡ  لَئِنۡ شَکَرۡتُمۡ لَاَزِیۡدَنَّکُمۡ  وَ لَئِنۡ کَفَرۡتُمۡ  اِنَّ عَذَابِیۡ لَشَدِیۡدٌ ﴿ ﴾
Dan ingatlah ketika Rabb (Tuhan) kamu mengumumkan:   لَئِنۡ شَکَرۡتُمۡ لَاَزِیۡدَنَّکُم --   ”Jika kamu benar-benar bersyukur  niscaya  akan Ku-limpahkan lebih banyak karunia kepadamu,  وَ لَئِنۡ کَفَرۡتُمۡ  اِنَّ عَذَابِیۡ لَشَدِیۡدٌ  -- tetapi jika kamu benar-benar tidak bersyukur  sesungguhnya azab-Ku sungguh sangat  keras.” (Ibrahim [14]:8).

Genapnya   Azab Ilahi yang Diperingatkan Rasul Allah

  Pendek kata, penyeretan  mayat Abu  Jahal dan para pemimpin kaum kafir Quraisy pada “jambul” mereka  seusai Perang Badar yang dikemukakan dalam Surah Al-‘Alaq   sesuai dengan firman Allah Swt. dalam  Surah Al-Qamar yang sedang dibahas, firman-Nya:
اَمۡ  یَقُوۡلُوۡنَ نَحۡنُ جَمِیۡعٌ مُّنۡتَصِرٌ ﴿﴾  سَیُہۡزَمُ الۡجَمۡعُ وَ  یُوَلُّوۡنَ الدُّبُرَ ﴿﴾  بَلِ السَّاعَۃُ  مَوۡعِدُہُمۡ وَ السَّاعَۃُ اَدۡہٰی  وَ  اَمَرُّ ﴿﴾  اِنَّ  الۡمُجۡرِمِیۡنَ فِیۡ ضَلٰلٍ وَّ سُعُرٍ ﴿ۘ﴾  یَوۡمَ یُسۡحَبُوۡنَ فِی النَّارِ عَلٰی وُجُوۡہِہِمۡ ؕ ذُوۡقُوۡا مَسَّ سَقَرَ ﴿﴾  اِنَّا کُلَّ  شَیۡءٍ  خَلَقۡنٰہُ  بِقَدَرٍ ﴿﴾  وَ مَاۤ  اَمۡرُنَاۤ  اِلَّا وَاحِدَۃٌ  کَلَمۡحٍۭ بِالۡبَصَرِ ﴿﴾  وَ لَقَدۡ  اَہۡلَکۡنَاۤ   اَشۡیَاعَکُمۡ  فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ ﴿﴾
Atau apakah mereka berkata: “Kami golongan yang bersatu  yang pasti menang?”  Tidak demikian,     golongan itu akan segera dikalahkan   dan mereka akan membalikkan punggung mereka, melarikan diri.  Bahkan Saat itu telah dijanjikan kepada mereka, dan Saat itu paling mengerikan dan paling pahit.  Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan dan mengidap penyakit gila.  یَوۡمَ یُسۡحَبُوۡنَ فِی النَّارِ عَلٰی وُجُوۡہِہِمۡ ؕ ذُوۡقُوۡا مَسَّ سَقَرَ -- Pada hari ketika mereka akan diseret ke dalam Api bersama pemuka-pemuka mereka, dikatakan:  Rasakanlah sentuhan azab neraka.” اِنَّا کُلَّ  شَیۡءٍ  خَلَقۡنٰہُ  بِقَدَرٍ   -- Sesungguhnya segala sesuatu Kami telah menciptakannya  dengan ukuran.        وَ مَاۤ  اَمۡرُنَاۤ  اِلَّا وَاحِدَۃٌ  کَلَمۡحٍۭ بِالۡبَصَرِ  -- Dan  tidaklah perintah Kami  itu kecuali satu kata seperti  kejapan mata. وَ لَقَدۡ  اَہۡلَکۡنَاۤ   اَشۡیَاعَکُمۡ  فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ --       Dan sungguh  Kami benar-benar telah membinasakan golongan-golongan seperti kamu, lalu adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar [54]:45-52).
     Kekalahan pada Pertempuran Badar sungguh merupakan malapetaka paling dahsyat dan hebat bagi orang-orang Quraisy. Kekuasaan dan kehormatan mereka mengalami pukulan yang meremuk-redamkan. Kebanyakan pemimpin mereka – termasuk Abu Jahal  yang  telah menyeret  secara keji orang-orang yang beriman di lorong-lorong Mekkah  -- terbunuh dan mayat mereka diseret serta dilemparkan ke dalam sebuah lubang. Suatu pembalasan yang setimpal atas perbuatan-perbuatan buruk yang mereka lakukan terhadap  orang-orang beriman.
  Nabi Besar Muhammad saw.  pergi ke tepi lubang itu seraya berkata kepada mayat-mayat itu dengan kata-kata yang menurut riwayat berbunyi:
Tidak benarkah apa yang telah dijanjikan Rabb (Tuhan) kamu kepada kamu? Sungguh aku telah menyaksikan kebenaran apa yang telah dijanjikan Rabb-ku (Tuhan-ku) kepadaku” (Bukhari, Kitab al-Maghazi).
        Tiap-tiap kata dalam kabar gaib  yang tercantum dalam Surah Al-Qamar itu telah menjadi kenyataan: اِنَّا کُلَّ  شَیۡءٍ  خَلَقۡنٰہُ  بِقَدَرٍ   -- Sesungguhnya segala sesuatu Kami telah menciptakannya  dengan qadar (ukuran).   وَ مَاۤ  اَمۡرُنَاۤ  اِلَّا وَاحِدَۃٌ  کَلَمۡحٍۭ بِالۡبَصَرِ  -- Dan  tidaklah perintah Kami  itu kecuali satu kata seperti  kejapan mata. وَ لَقَدۡ  اَہۡلَکۡنَاۤ   اَشۡیَاعَکُمۡ  فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ --      Dan sungguh  Kami benar-benar telah membinasakan golongan-golongan seperti kamu, lalu adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar [54]:50-52).
      Ada qadar atau ukuran yang telah ditetapkan untuk segala sesuatu. Segala sesuatu mempunyai waktu dan tempat tertentu, termasuk terjadinya  azab Ilahi yang dijanjikan Allah Swt. melalui Rasul-Nya.  Kekalahan orang-orang Mekkah pada Pertempuran Badar datang bagaikan halilintar di siang bolong; begitu tiba-tiba dan cepat  serta begitu lengkap dan melingkupi, sehingga  Kejayaan Kedar telah lenyap, seakan-akan hanya dalam sekejap mata:   وَ مَاۤ  اَمۡرُنَاۤ  اِلَّا وَاحِدَۃٌ  کَلَمۡحٍۭ بِالۡبَصَرِ  -- Dan  tidaklah perintah Kami  itu kecuali satu kata seperti  kejapan mata. وَ لَقَدۡ  اَہۡلَکۡنَاۤ   اَشۡیَاعَکُمۡ  فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ --  Dan sungguh  Kami benar-benar telah membinasakan golongan-golongan seperti kamu, lalu adakah orang yang mengambil pelajaran?” 
   Selanjutnya Allah Swt. berfirman:
وَ کُلُّ شَیۡءٍ  فَعَلُوۡہُ  فِی  الزُّبُرِ ﴿﴾ وَ کُلُّ صَغِیۡرٍ  وَّ کَبِیۡرٍ  مُّسۡتَطَرٌ ﴿﴾ اِنَّ الۡمُتَّقِیۡنَ فِیۡ جَنّٰتٍ وَّ نَہَرٍ ﴿ۙ﴾  فِیۡ مَقۡعَدِ صِدۡقٍ عِنۡدَ مَلِیۡکٍ مُّقۡتَدِرٍ ﴿٪﴾
Dan segala sesuatu yang mereka telah lakukan tercantum dalam Kitab-kitab. Dan segala perkara kecil dan besar telah dicatat. اِنَّ الۡمُتَّقِیۡنَ فِیۡ جَنّٰتٍ وَّ نَہَرٍ  --  Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam kebun-kebun dan sungai-sungai.    فِیۡ مَقۡعَدِ صِدۡقٍ عِنۡدَ مَلِیۡکٍ مُّقۡتَدِرٍ   -- Dalam tempat tinggal yang   mulia di sisi Raja Yang Maha Kuasa. (Al-Qamar [54]: 53-56).
   Perbuatan manusia sekecil-kecilnya pun, yang baik ataupun yang buruk, semua membawa akibat yang pasti  menurut hukum sebab dan akibat, serta bekasnya yang tidak terhapuskan akan tetap lestari dan akan diminta pertanggungjawaban  oleh Allah Swt., bahkan mulai di dalam kehidupan dunia juga (QS.101:7-12).
 Kata nahar  sehubungan dengan kata anhār (sungai-sungai) dalam  ayat  اِنَّ الۡمُتَّقِیۡنَ فِیۡ جَنّٰتٍ وَّ نَہَرٍ  --  Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam kebun-kebun dan sungai-sungai di samping arti yang diberikan dalam teks berarti pula: kemewahan, cahaya, berlimpah-ruah dll (Aqrab-al-Mawarid).

Kisah Kaum-kaum Purbakala Bukan Dongeng Melainkan Nubuatan  yang Akan Berulang Kali terjadi

   Kembali kepada masalah “gerhana bulan” total yang berwarna “merah darah” pada tgl 4 April 2015  yang dibahas dalam  Bab  23, sehubungan dengan mukjizat Nabi Besar Muhammad saw.  berupa  peristiwa “terbelahnya   bulan”, firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿﴾  اِقۡتَرَبَتِ السَّاعَۃُ  وَ انۡشَقَّ  الۡقَمَرُ ﴿﴾  وَ اِنۡ یَّرَوۡا اٰیَۃً  یُّعۡرِضُوۡا وَ یَقُوۡلُوۡا سِحۡرٌ مُّسۡتَمِرٌّ ﴿﴾  وَ کَذَّبُوۡا وَ اتَّبَعُوۡۤا اَہۡوَآءَہُمۡ وَ کُلُّ اَمۡرٍ مُّسۡتَقِرٌّ ﴿﴾ 
Aku baca  dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.  اِقۡتَرَبَتِ السَّاعَۃُ  وَ انۡشَقَّ  الۡقَمَرُ   -- Telah dekat  Saat itu dan bulan terbelah.  وَ اِنۡ یَّرَوۡا اٰیَۃً  یُّعۡرِضُوۡا وَ یَقُوۡلُوۡا سِحۡرٌ مُّسۡتَمِرٌّ  --  Dan jika mereka melihat suatu Tanda, mereka berpaling dan berkata, “Sihir yang selalu berulang.” وَ کَذَّبُوۡا وَ اتَّبَعُوۡۤا اَہۡوَآءَہُمۡ وَ کُلُّ اَمۡرٍ مُّسۡتَقِرٌّ      --  dan  mereka mendustakan kebenaran dan mengikuti hawa nafsu mereka dan setiap perkara ada ketetapan waktunya  (Al-Qamar [54]:1-4).
    Kata Saat dalam ayat اِقۡتَرَبَتِ السَّاعَۃُ  وَ انۡشَقَّ  الۡقَمَرُ   -- telah dekat  Saat itu dan bulan terbelah, hal ini mungkin mengisyaratkan kepada pertempuran Badar, yang di dalam pertempuran itu hampir semua kepala dan pemimpin kabilah Quraisy  pimpinan Abu  Jahal terbunuh dan dasar kehancuran-mutlak kekuatan mereka telah diletakkan.
     Dengan demikian ayat ini merupakan nubuatan hebat, yang telah menjadi genap dengan sangat ajaib  kira-kira 8 atau 9 tahun sesudah nubuatan itu diumumkan. Teristimewa pula, menurut beberapa penulis, ungkapan bahasa Arab “insyaqqa al-qamaru,” berarti  urusan itu telah menjadi nampak kentara”. Dalam arti ini ayat ini agaknya bermaksud, bahwa saat kehancuran kekuasaan kaum Quraisy telah tiba, dan kemudian akan menjadi nampak nyata, bahwa  Nabi Besar Muhammad saw. .  seorang nabi Allah sejati.      
  Kehancuran kekuatan politik kaum Quraisy telah ditakdirkan oleh Allah Swt.  dan takdir Ilahi pasti terjadi. Itulah makna ayat وَ کَذَّبُوۡا وَ اتَّبَعُوۡۤا اَہۡوَآءَہُمۡ وَ کُلُّ اَمۡرٍ مُّسۡتَقِرٌّ      --  dan  mereka mendustakan kebenaran dan mengikuti hawa nafsu mereka dan setiap perkara ada ketetapan waktunya.“ 
   Selanjutnya Allah Swt. menyatakan bahwa kisah-kisah kaum purbakala dalam Al-Quran yang kemudian  dihancurkan oleh azab Ilahi akibat  mendustakan para Rasul Allah bukanlah sekedar dongeng melainkan merupakan nubuatan-nubuatan yang akan terjadi lagi  pada waktunya yang ditentukan, firman-Nya: 
وَ لَقَدۡ جَآءَہُمۡ  مِّنَ الۡاَنۡۢبَآءِ مَا فِیۡہِ مُزۡدَجَرٌ ۙ﴿﴾  حِکۡمَۃٌۢ  بَالِغَۃٌ  فَمَا تُغۡنِ النُّذُرُ ۙ﴿﴾  فَتَوَلَّ عَنۡہُمۡ ۘ یَوۡمَ یَدۡعُ الدَّاعِ  اِلٰی شَیۡءٍ  نُّکُرٍ ۙ﴿﴾  خُشَّعًا اَبۡصَارُہُمۡ یَخۡرُجُوۡنَ مِنَ الۡاَجۡدَاثِ  کَاَنَّہُمۡ  جَرَادٌ   مُّنۡتَشِرٌ ۙ﴿﴾  مُّہۡطِعِیۡنَ  اِلَی الدَّاعِ ؕ یَقُوۡلُ الۡکٰفِرُوۡنَ ہٰذَا یَوۡمٌ  عَسِرٌ ﴿﴾
Dan sungguh benar-benar telah datang kepada mereka berita-berita yang di dalamnya ada peringatan, حِکۡمَۃٌۢ  بَالِغَۃٌ  فَمَا تُغۡنِ النُّذُرُ -- Hikmah yang sempurna, tetapi  para pemberi peringatan itu sekali-kali tidak berfaedah bagi mereka.  فَتَوَلَّ عَنۡہُمۡ ۘ یَوۡمَ یَدۡعُ الدَّاعِ  اِلٰی شَیۡءٍ  نُّکُرٍ  -- maka berpalinglah engkau dari mereka pada hari ketika Sang Penyeru akan memanggil mereka kepada sesuatu yang tidak  menyenangkan,  خُشَّعًا اَبۡصَارُہُمۡ یَخۡرُجُوۡنَ مِنَ الۡاَجۡدَاثِ  -- Sambil pandangan mereka menunduk, mereka akan keluar dari kuburan mereka,  کَاَنَّہُمۡ  جَرَادٌ   مُّنۡتَشِرٌ    -- mereka itu seperti belalang yang bertebaran, مُّہۡطِعِیۡنَ  اِلَی الدَّاعِ   --     bergegas-gegas menuju Sang Penyeru itu.  یَقُوۡلُ الۡکٰفِرُوۡنَ ہٰذَا یَوۡمٌ  عَسِرٌ  -- Orang-orang kafir itu akan berkata: “Inilah hari yang sangat sulit.”  (Al-Qamar [54]:5-9).

Makna  Peniupan Nafiri (Terompet)” & Makna Keluar dari  Kuburan Mereka

   “Kuburan” dalam ayat   فَتَوَلَّ عَنۡہُمۡ ۘ یَوۡمَ یَدۡعُ الدَّاعِ  اِلٰی شَیۡءٍ  نُّکُرٍ  -- maka berpalinglah engkau dari mereka pada hari ketika Sang Penyeru akan memanggil mereka kepada sesuatu yang tidak  menyenangkan,  خُشَّعًا اَبۡصَارُہُمۡ یَخۡرُجُوۡنَ مِنَ الۡاَجۡدَاثِ  -- sambil pandangan mereka menunduk, mereka akan keluar dari kuburan mereka,    mengandung arti rumah orang-orang kafir.
    Pada beberapa tempat dalam Al-Quran orang-orang kafir telah ditamsilkan (diumpamakan) sebagai orang-orang mati, sebab wujud mereka sama sekali hampa dari kehidupan ruhani (QS.27:81; QS.35:23), firman-Nya:
وَ نُفِخَ فِی الصُّوۡرِ فَاِذَا ہُمۡ مِّنَ الۡاَجۡدَاثِ  اِلٰی  رَبِّہِمۡ  یَنۡسِلُوۡنَ ﴿﴾  قَالُوۡا یٰوَیۡلَنَا مَنۡۢ بَعَثَنَا مِنۡ مَّرۡقَدِنَا ٜۘؐ ہٰذَا  مَا  وَعَدَ  الرَّحۡمٰنُ وَ صَدَقَ الۡمُرۡسَلُوۡنَ ﴿﴾  اِنۡ کَانَتۡ  اِلَّا صَیۡحَۃً وَّاحِدَۃً  فَاِذَا ہُمۡ جَمِیۡعٌ  لَّدَیۡنَا  مُحۡضَرُوۡنَ ﴿﴾  فَالۡیَوۡمَ لَا تُظۡلَمُ نَفۡسٌ شَیۡئًا وَّ لَا تُجۡزَوۡنَ  اِلَّا مَا کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾
Dan nafiri akan ditiup  maka tiba-tiba mereka akan segera keluar dari kuburan kepada  Rabb (Tuhan) mereka.  قَالُوۡا یٰوَیۡلَنَا مَنۡۢ بَعَثَنَا مِنۡ مَّرۡقَدِنَا  --  Mereka akan berkata: ”Aduh  celakalah kami! Siapakah yang telah membangkitkan kami dari tempat tidur kami?” ہٰذَا  مَا  وَعَدَ  الرَّحۡمٰنُ وَ صَدَقَ الۡمُرۡسَلُوۡنَ --  Inilah apa yang telah dijanjikan Tuhan Yang Maha Pemurah, dan benarlah  rasul-rasul itu.   Itu tidak lain hanya satu ledakan  maka tiba-tiba mereka itu semua akan dihadirkan di hadapan   Kami.   Maka pada hari itu tidak ada satu jiwa pun akan dizalimi sedikit pun, dan kamu tidak akan dibalas melainkan apa yang telah kamu kerjakan. (Yā Sīn [36]:52-55).
       Kata-kata, “sangkakala akan ditiup,” di samping yang dimaksud ialah peniupan terompet pada Hari Pembalasan, dapat pula berarti kedatangan seorang mushlih rabbani (rasul Allah), yang karena    bunyi terompet yang ditiupnya – yakni seruannya --  mereka yang secara ruhani telah mati itu bangkit dari kuburan (keadaan kematian ruhani) mereka,  dan segera mendengarkan dan menerima panggilan Ilahi, firman-Nya:
رَبَّنَاۤ اِنَّنَا سَمِعۡنَا مُنَادِیًا یُّنَادِیۡ لِلۡاِیۡمَانِ اَنۡ اٰمِنُوۡا بِرَبِّکُمۡ  فَاٰمَنَّا ٭ۖ رَبَّنَا فَاغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوۡبَنَا وَ کَفِّرۡ عَنَّا سَیِّاٰتِنَا وَ تَوَفَّنَا مَعَ  الۡاَبۡرَارِ ﴿ ﴾ۚ
“Wahai  Rabb (Tuhan) kami, sesungguhnya kami telah mendengar seorang Penyeru menyeru kami kepada  keimanan seraya berkata:  "Berimanlah kamu kepada Rabb (Tuhan) kamu" maka kami telah beriman. Wahai Rabb (Tuhan) kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami,  hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami bersama  orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Āli ‘Imran [3]:194).
         Bila pada Hari Kiamat orang-orang akan dibangkitkan dan kepada orang-orang kafir akan dihadapkan perbuatan-perbuatan jahat mereka, dan azab akan mengancam mereka, mereka akan dicekam rasa putus-asa dan akan menjerit dalam kegemparan: قَالُوۡا یٰوَیۡلَنَا مَنۡۢ بَعَثَنَا مِنۡ مَّرۡقَدِنَا  --  Mereka akan berkata: ”Aduh  celakalah kami! Siapakah yang telah membangkitkan kami dari tempat tidur kami?”  
        Tetapi untuk melanjutkan kiasan ayat sebelum ini, ayat ini berpaling kepada orang-orang yang pada saat seorang nabi Allah datang tetapi mereka  tidak mau mendengar seruan Ilahi dan lebih menyukai tetap tinggal dalam keadaan mati ruhani itu.
     Setelah mendengar seruan Ilahi  yang dikumandangkan Rasul Allah tersebut  mereka berkata penuh kemarahan: “Mengapakah orang harus mengganggu jalan hidup kami yang tenang, dan menimbulkan keributan dan kegelisahan di antara kami dengan mengajak kami mengikuti dia dan menganut cara hidup baru?!”

Genapnya Nubuatan Dalam Bible & Ketakaburan “Golongan Persekutuan” (Al-Ahzab)

         Kembali kepada Surah  Al-Qamar sebelumnya, maka ayat selanjutnya: کَاَنَّہُمۡ  جَرَادٌ   مُّنۡتَشِرٌ    -- mereka itu seperti belalang yang bertebaran, مُّہۡطِعِیۡنَ  اِلَی الدَّاعِ   --  bergegas-gegas menuju Sang Penyeru itu.  یَقُوۡلُ الۡکٰفِرُوۡنَ ہٰذَا یَوۡمٌ  عَسِرٌ  -- Orang-orang kafir itu akan berkata: “Inilah hari yang sangat sulit.
       Ayat  ini dan dua ayat sebelumnya memberikan gambaran jelas mengenai kekalutan, kebingungan dan kehilangan akal yang hebat di dalam kalangan kaum Quraisy, ketika sang Penyeru dari Allah – yakni Nabi Besar Muhammad sa. (QS.33:46-47)  – yang hanya beberapa tahun sebelumnya pernah diusir oleh mereka dari kota Mekkah dan telah disayembarakan dengan iming-iming hadiah besar akan diberikan kepada siapa yang dapat menangkapnya hidup atau mati (QS.9:31), tiba-tiba  dalam peristiwa Fatah Mekkah  beliau saw.  nampak kepada mereka benar-benar telah berada di ambang pintu ibukota mereka diiringi dengan 10.000 orang pengikut beliau saw..
  Dengan demikian genap pulalah nubuatan dalam Bible mengenai peristiwa Fatah Mekkah tersebut:
He shined forth from mount Paran and he came with ten thousands of saints” (Deut. 33:2).
Artinya:
Ia  nampak dengan gemerlapan cahayanya dari gunung Paran dan ia datang dengan sepuluh ribu orang kudus” (Ulangan 33:2).
Selengkapnya nubuatan Nabi Musa a.s. dalam Bible tersebut berbunyi:
“Tuhan datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir,  Ia  nampak dengan gemerlapan cahayanya dari gunung Paran dan ia datang dengan sepuluh ribu orang kudus…” (Ulangan 33:2).
        Kembali kepada  firman Allah Swt. di awal Bab ini mengenai ketakaburan para penentang Rasul Allah karena melihat besarnya jumlah persekutuan mereka dan kuatnya persenjataan mereka:  اَمۡ  یَقُوۡلُوۡنَ نَحۡنُ جَمِیۡعٌ مُّنۡتَصِرٌ  -- “Atau apakah mereka berkata: “Kami golongan yang bersatu  yang pasti menang?”  Firman-Nya:  
اَمۡ  یَقُوۡلُوۡنَ نَحۡنُ جَمِیۡعٌ مُّنۡتَصِرٌ ﴿﴾  سَیُہۡزَمُ الۡجَمۡعُ وَ  یُوَلُّوۡنَ الدُّبُرَ ﴿﴾  بَلِ السَّاعَۃُ  مَوۡعِدُہُمۡ وَ السَّاعَۃُ اَدۡہٰی  وَ  اَمَرُّ ﴿﴾  اِنَّ  الۡمُجۡرِمِیۡنَ فِیۡ ضَلٰلٍ وَّ سُعُرٍ ﴿ۘ﴾  یَوۡمَ یُسۡحَبُوۡنَ فِی النَّارِ عَلٰی وُجُوۡہِہِمۡ ؕ ذُوۡقُوۡا مَسَّ سَقَرَ ﴿﴾  اِنَّا کُلَّ  شَیۡءٍ  خَلَقۡنٰہُ  بِقَدَرٍ ﴿﴾  وَ مَاۤ  اَمۡرُنَاۤ  اِلَّا وَاحِدَۃٌ  کَلَمۡحٍۭ بِالۡبَصَرِ ﴿﴾  وَ لَقَدۡ  اَہۡلَکۡنَاۤ   اَشۡیَاعَکُمۡ  فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ ﴿﴾
Atau apakah mereka berkata: “Kami golongan yang bersatu  yang pasti menang?”  Tidak demikian,     golongan itu akan segera dikalahkan   dan mereka akan membalikkan punggung mereka, melarikan diri.  Bahkan Saat itu telah dijanjikan kepada mereka, dan Saat itu paling mengerikan dan paling pahit. Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan dan mengidap penyakit gila.  یَوۡمَ یُسۡحَبُوۡنَ فِی النَّارِ عَلٰی وُجُوۡہِہِمۡ ؕ ذُوۡقُوۡا مَسَّ سَقَرَ -- Pada hari ketika mereka akan diseret ke dalam Api bersama pemuka-pemuka mereka, dikatakan:  Rasakanlah sentuhan azab neraka.” اِنَّا کُلَّ  شَیۡءٍ  خَلَقۡنٰہُ  بِقَدَرٍ   -- Sesungguhnya segala sesuatu Kami telah menciptakannya  dengan ukuran.        وَ مَاۤ  اَمۡرُنَاۤ  اِلَّا وَاحِدَۃٌ  کَلَمۡحٍۭ بِالۡبَصَرِ  -- Dan  tidaklah perintah Kami  itu kecuali satu kata seperti  kejapan mata. وَ لَقَدۡ  اَہۡلَکۡنَاۤ   اَشۡیَاعَکُمۡ  فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ --       Dan sungguh  Kami benar-benar telah membinasakan golongan-golongan seperti kamu, lalu adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar [54]:45-52).

Ketakaburan dan Kezaliman Fir’aun Kepada Bani Israil

        Tetapi dengan tegas dijawab sendiri oleh Allah Swt. dalam ayat selanjutnya: سَیُہۡزَمُ الۡجَمۡعُ وَ  یُوَلُّوۡنَ الدُّبُرَ  -- “Tidak demikian,  golongan itu akan segera dikalahkan   dan mereka akan membalikkan punggung mereka, melarikan diri.” بَلِ السَّاعَۃُ  مَوۡعِدُہُمۡ وَ السَّاعَۃُ اَدۡہٰی  وَ  اَمَرُّ  -- “Bahkan Saat itu telah dijanjikan kepada mereka, dan Saat itu paling mengerikan dan paling pahit.”
          Ketakaburan yang sama juga diperagakan oleh Fir’aun terhadap Nabi Musa a.s.,  ketika ia mengetahui Nabi Musa a.s.  pada malam hari telah  membawa pergi Bani Israil keluar dari Mesir, firman-Nya:
وَ اَوۡحَیۡنَاۤ   اِلٰی مُوۡسٰۤی اَنۡ اَسۡرِ بِعِبَادِیۡۤ  اِنَّکُمۡ  مُّتَّبَعُوۡنَ ﴿﴾  فَاَرۡسَلَ فِرۡعَوۡنُ فِی الۡمَدَآئِنِ  حٰشِرِیۡنَ ﴿ۚ﴾  اِنَّ  ہٰۤؤُلَآءِ   لَشِرۡ  ذِمَۃٌ  قَلِیۡلُوۡنَ ﴿ۙ﴾  وَ  اِنَّہُمۡ  لَنَا  لَغَآئِظُوۡنَ ﴿ۙ﴾  وَ  اِنَّا  لَجَمِیۡعٌ  حٰذِرُوۡنَ ﴿ؕ﴾
Dan Kami mewahyukan kepada Musa: اَنۡ اَسۡرِ بِعِبَادِیۡۤ  اِنَّکُمۡ  مُّتَّبَعُوۡنَ  --  “Bawalah hamba-hamba-Ku pada waktu malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar.”   فَاَرۡسَلَ فِرۡعَوۡنُ فِی الۡمَدَآئِنِ  حٰشِرِیۡنَ   --  Dan Fir’aun mengirimkan penyeru-penyeru ke kota-kota untuk mengumpulkan,  اِنَّ  ہٰۤؤُلَآءِ   لَشِرۡ  ذِمَۃٌ  قَلِیۡلُوۡنَ --  “Sesungguhnya mereka itu hanyalah segolongan kecil, وَ  اِنَّہُمۡ  لَنَا  لَغَآئِظُوۡنَ  --  tetapi sesungguhnya mereka  benar-benar telah menimbulkan kemarahan pada kita.“ وَ  اِنَّا  لَجَمِیۡعٌ  حٰذِرُوۡنَ  -- Sedangkan sesungguhnya kita  benar-benar  golongan besar yang selalu  bersiaga. (Asy-Syua’rā [26]:53-57).
         Kemunculan seorang nabi (rasul) Allah di tengah-tengah suatu kaum merupakan jaminan yang pasti mengenai masa depan mereka yang besar dan cemerlang, jika mereka mau menerima amanat beliau dan mengikutinya. Nabi atau rasul Allah itu memberikan kepada mereka suatu kehidupan baru, dan menciptakan di dalam diri mereka suatu harapan dan keyakinan baru, yang mengubah seluruh pandangan hidup mereka sebelumnya yang keliru.
      Sesudah Nabi Musa a.s.  datang, Fir’aun pasti akan merasakan adanya perubahan besar di kalangan orang-orang Bani Israil dan hal itu pasti menggelisahkannya, firman-Nya kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
نَتۡلُوۡا عَلَیۡکَ مِنۡ نَّبَاِ مُوۡسٰی وَ فِرۡعَوۡنَ بِالۡحَقِّ  لِقَوۡمٍ  یُّؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾  اِنَّ فِرۡعَوۡنَ عَلَا فِی الۡاَرۡضِ وَ جَعَلَ اَہۡلَہَا شِیَعًا یَّسۡتَضۡعِفُ طَآئِفَۃً  مِّنۡہُمۡ یُذَبِّحُ اَبۡنَآءَہُمۡ وَ یَسۡتَحۡیٖ نِسَآءَہُمۡ ؕ اِنَّہٗ  کَانَ مِنَ الۡمُفۡسِدِیۡنَ ﴿﴾  وَ نُرِیۡدُ اَنۡ نَّمُنَّ عَلَی الَّذِیۡنَ اسۡتُضۡعِفُوۡا فِی الۡاَرۡضِ وَ نَجۡعَلَہُمۡ اَئِمَّۃً  وَّ  نَجۡعَلَہُمُ  الۡوٰرِثِیۡنَ ۙ﴿﴾  وَ نُمَکِّنَ لَہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ وَ نُرِیَ فِرۡعَوۡنَ وَ ہَامٰنَ وَ جُنُوۡدَہُمَا مِنۡہُمۡ مَّا  کَانُوۡا  یَحۡذَرُوۡنَ ﴿﴾
Kami membacakan kepada engkau berita mengenai  Musa dan Fir’aun dengan benar untuk kaum yang beriman.   Sesungguhnya Fir’aun berlaku sombong di bumi dan ia menjadikan  penduduknya  bergolongan-golongan, ia berusaha melemahkan segolongan dari mereka  dengan  menyembelih anak-anak laki-laki mereka, dan membiarkan hidup perempuan-perempuan mereka, sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.  وَ نُرِیۡدُ اَنۡ نَّمُنَّ عَلَی الَّذِیۡنَ اسۡتُضۡعِفُوۡا فِی الۡاَرۡضِ وَ نَجۡعَلَہُمۡ اَئِمَّۃً  وَّ  نَجۡعَلَہُمُ  الۡوٰرِثِیۡنَ   --  Dan Kami   hendak memberi-kan karunia kepada orang-orang yang dianggap lemah di bumi  dan menjadikan mereka pemimpin-pemimpin dan menjadikan mereka ahli waris karunia-karunia Kami.  وَ نُمَکِّنَ لَہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ وَ نُرِیَ فِرۡعَوۡنَ وَ ہَامٰنَ وَ جُنُوۡدَہُمَا مِنۡہُمۡ مَّا  کَانُوۡا  یَحۡذَرُوۡنَ  --  Dan Kami  mapankan mereka di bumi  dan Kami  perlihatkan kepada Fir’aun serta Haman dan  lasykar keduanya  apa yang mereka khawatirkan dari mereka itu. (Al-Qashash [28]:4-7).

Datangnya  Saat “Penghakiman” Allah Swt.  di Dunia

         Ketika upaya merendahkan derajat orang-orang Bani Israil di Mesir itu mencapai titik yang serendah-rendahnya, dan kezaliman Firaun dan bangsanya kian meluapluap, dan Allah Swt.   sesuai dengan hikmah-Nya yang tidak mungkin keliru  memutuskan bahwa penindas-penindas itu harus dihukum dan mereka yang diperbudak dibebaskan, maka Dia mengutus Nabi Musa a.s..
        Sehubungan dengan hal tersebut gejala yang terjadi di masa tiap-tiap utusan Allah, menampakkan perwujudan sepenuhnya dan seindah-indahnya di masa kenabian Nabi Besar Muhammad saw. yang merupakan misal Nabi Musa a.s. (QS.46:11).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 12  April   2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar