بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt
Bab 24
Nubuatan “Penyeretan Jambul” Mayat Para Penentang Rasul Allah & Tindakan Keras Malaikat Zabāniyah (Pelaksana
Hukuman) di Masa Nabi Besar Muhammad Saw. dan di Akhir Zaman
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian
akhir Bab sebelumnya telah dibahas
mengenai makna simbolis bagi
kata qamar bulan) pada ayat اِقۡتَرَبَتِ
السَّاعَۃُ وَ انۡشَقَّ الۡقَمَرُ
-- Telah dekat Saat itu dan bulan terbelah” (Al-Qamar [54]:2) ini mengandung arti, bahwa saat kehancuran kekuasaan politik bangsa Arab yang karenanya orang-orang kafir Quraisy telah diperingatkan
dalam QS.53:58 telah tiba, firman-Nya:
فَبِاَیِّ اٰلَآءِ
رَبِّکَ تَتَمَارٰی ﴿﴾ ہٰذَا نَذِیۡرٌ
مِّنَ النُّذُرِ الۡاُوۡلٰی ﴿﴾ اَزِفَتِ
الۡاٰزِفَۃُ ﴿ۚ﴾ لَیۡسَ لَہَا مِنۡ
دُوۡنِ اللّٰہِ کَاشِفَۃٌ ﴿ؕ﴾ اَفَمِنۡ ہٰذَا
الۡحَدِیۡثِ تَعۡجَبُوۡنَ ﴿ۙ﴾ وَ تَضۡحَکُوۡنَ
وَ لَا تَبۡکُوۡنَ ﴿ۙ﴾ وَ اَنۡتُمۡ
سٰمِدُوۡنَ ﴿﴾ فَاسۡجُدُوۡا
لِلّٰہِ وَ اعۡبُدُوۡا ﴿٪ٛ﴾
Maka dari
antara nikmat-nikmat Rabb Tuhan engkau
yang manakah akan engkau ragukan?
Rasul Kami ini adalah pemberi
peringatan dari antara para pemberi peringatan terdahulu. اَزِفَتِ
الۡاٰزِفَۃُ -- Saat pembalasan itu telah kian
mendekat. لَیۡسَ لَہَا مِنۡ
دُوۡنِ اللّٰہِ کَاشِفَۃٌ -- Tidak
ada baginya selain Allah yang dapat mengelakkan. اَفَمِنۡ ہٰذَا الۡحَدِیۡثِ
تَعۡجَبُوۡنَ -- maka apakah kamu heran atas pemberitaan ini? وَ تَضۡحَکُوۡنَ وَ لَا
تَبۡکُوۡنَ -- dan kamu
tertawa dan tidak menangis? وَ اَنۡتُمۡ سٰمِدُوۡنَ -- dan
kamu keheran-heranan? فَاسۡجُدُوۡا
لِلّٰہِ وَ اعۡبُدُوۡا -- Maka bersujudlah
kepada Allah dan beribadahlah kepada-Nya. (An-Najm [53]:56-63).
Azab Ilahi Bertujuan
Untuk “Melembutkan” yang Hati Keras Membatu
Setelah melihat begitu banyak keterangan dan Tanda-tanda yang begitu jelas dan tidak terelakkan yang mendukung kebenaran
pendakwaan Nabi Besar Muhammad saw., ayat ini mengatakan
kepada orang-orang kafir yang degil, dengan kata-kata yang penuh kesedihan bercampur dengan sindiran, berapa lama lagi mereka akan
terus menolak kebenaran dan berkelana di rimba kekafiran?
Berapa lama lagi mereka akan terus menerus menertawakan dan memerolok-olok
Rasul Allah? Apakah mereka menunggu-nunggu saat
Allah Swt. memaksa mereka
menangis seperti yang dialami Fir’aun dan bala tentaranya
ketika tenggelam di laut? Firman-Nya:
وَ
جٰوَزۡنَا بِبَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ
الۡبَحۡرَ فَاَتۡبَعَہُمۡ فِرۡعَوۡنُ وَ جُنُوۡدُہٗ بَغۡیًا وَّ عَدۡوًا ؕ حَتّٰۤی اِذَاۤ اَدۡرَکَہُ الۡغَرَقُ ۙ قَالَ اٰمَنۡتُ
اَنَّہٗ لَاۤ اِلٰہَ اِلَّا الَّذِیۡۤ اٰمَنَتۡ بِہٖ بَنُوۡۤا
اِسۡرَآءِیۡلَ وَ اَنَا مِنَ الۡمُسۡلِمِیۡنَ ﴿﴾ آٰلۡـٰٔنَ وَ قَدۡ عَصَیۡتَ قَبۡلُ وَ کُنۡتَ مِنَ
الۡمُفۡسِدِیۡنَ ﴿﴾ فَالۡیَوۡمَ
نُنَجِّیۡکَ بِبَدَنِکَ لِتَکُوۡنَ لِمَنۡ
خَلۡفَکَ اٰیَۃً ؕ وَ اِنَّ کَثِیۡرًا مِّنَ النَّاسِ عَنۡ اٰیٰتِنَا
لَغٰفِلُوۡنَ ﴿٪﴾
Dan Kami
telah membuat Bani Israil menyeberangi laut, lalu Fir’aun dan lasykar-lasykarnya mengejar mereka secara durhaka dan aniaya, sehingga apabila ia menjelang tenggelam قَالَ اٰمَنۡتُ اَنَّہٗ لَاۤ اِلٰہَ
اِلَّا الَّذِیۡۤ اٰمَنَتۡ بِہٖ بَنُوۡۤا اِسۡرَآءِیۡلَ وَ اَنَا مِنَ
الۡمُسۡلِمِیۡنَ -- ia
berkata: “Aku percaya, sesungguhnya tidak
ada Tuhan kecuali Dia Yang
dipercayai oleh Bani Israil, dan
aku termasuk orang-orang yang berserah
diri kepada-Nya.” آٰلۡـٰٔنَ وَ قَدۡ عَصَیۡتَ قَبۡلُ وَ
کُنۡتَ مِنَ الۡمُفۡسِدِیۡنَ -- ”Apa, sekarang baru beriman!? Padahal engkau telah membangkang sebelum
ini, dan engkau termasuk orang-orang yang
berbuat kerusakan. فَالۡیَوۡمَ
نُنَجِّیۡکَ بِبَدَنِکَ لِتَکُوۡنَ لِمَنۡ
خَلۡفَکَ اٰیَۃً -- “Maka pada
hari ini Kami akan menyelamatkan engkau hanya badan
engkau, supaya engkau menjadi suatu
Tanda bagi orang-orang
sesudah engkau, وَ اِنَّ کَثِیۡرًا
مِّنَ النَّاسِ عَنۡ اٰیٰتِنَا لَغٰفِلُوۡنَ -- dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia benar-benar
lengah terhadap Tanda-tanda Kami.”
(Yunus
[10]:91-93).
Kepastian Hancurnya Ketakabburan Orang-orang Kafir
Kembali kepada Surah An-Najm,
kata āzifah dalam
ayat اَزِفَتِ الۡاٰزِفَۃُ
-- “Saat pembalasan itu telah kian
mendekat” (An-Najm [53]:58) berarti:
Saat Pembalasan; kiamat; kejadian yang dekat; kematian (Lexicon Lane). Surah An-Najm -- yang pada ayat 1 sampai ayat 19
mengisyaratkan peristiwa mi’raj (kenaikan
ruhani) Nabi Besar Muhammad saw. -- diturunkan
awal sekali dalam masa risalat Nabi
Besar Muhammad saw. pada tahun ke-5 Nabawi ketika di tengah ejekan, ancaman dan penganiayaan,
dan nasib Islam terkatung-katung.
Pada saat itulah kabar gaib itu disampaikan mengenai penggulingan kekuasaan Quraisy dalam Surah ini, dengan tekanan-tekanan kata lebih kuat lagi
dalam firman-Nya berikut ini kepada
orang-orang kafir Quraisy:
وَ لَقَدۡ جَآءَ اٰلَ
فِرۡعَوۡنَ النُّذُرُ ﴿ۚ﴾ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا کُلِّہَا فَاَخَذۡنٰہُمۡ اَخۡذَ عَزِیۡزٍ مُّقۡتَدِرٍ ﴿﴾ اَکُفَّارُکُمۡ خَیۡرٌ مِّنۡ اُولٰٓئِکُمۡ اَمۡ
لَکُمۡ بَرَآءَۃٌ فِی الزُّبُرِ ﴿ۚ﴾ اَمۡ
یَقُوۡلُوۡنَ نَحۡنُ جَمِیۡعٌ مُّنۡتَصِرٌ ﴿﴾ سَیُہۡزَمُ الۡجَمۡعُ وَ یُوَلُّوۡنَ الدُّبُرَ ﴿﴾ بَلِ السَّاعَۃُ
مَوۡعِدُہُمۡ وَ السَّاعَۃُ اَدۡہٰی
وَ اَمَرُّ ﴿﴾
Dan sungguh
para pemberi peringatan benar-benar
telah datang kepada kaum Fir’aun. کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا کُلِّہَا فَاَخَذۡنٰہُمۡ اَخۡذَ عَزِیۡزٍ مُّقۡتَدِرٍ
-- Mereka mendustakan Tanda-tanda Kami semuanya, maka Kami menyergap mereka dengan
sergapan Dzat Yang Maha Perkasa, Maha Kuasa. اَکُفَّارُکُمۡ خَیۡرٌ مِّنۡ اُولٰٓئِکُمۡ
اَمۡ لَکُمۡ بَرَآءَۃٌ فِی الزُّبُرِ
-- Apakah orang-orang kafir kamu
lebih baik daripada orang-orang
sebelum kamu? اَمۡ یَقُوۡلُوۡنَ نَحۡنُ جَمِیۡعٌ
مُّنۡتَصِرٌ -- Atau adakah bagi kamu jaminan kebebasan dari azab di dalam kitab-kitab terdahulu?
اَمۡ یَقُوۡلُوۡنَ نَحۡنُ جَمِیۡعٌ
مُّنۡتَصِرٌ -- Atau apakah mereka berkata: “Kami golongan yang bersatu yang pasti
menang?” سَیُہۡزَمُ الۡجَمۡعُ وَ
یُوَلُّوۡنَ الدُّبُرَ -- Tidak
demikian, golongan itu segera akan dikalahkan dan mereka
akan membalikkan punggung mereka melarikan
diri. بَلِ
السَّاعَۃُ مَوۡعِدُہُمۡ وَ السَّاعَۃُ
اَدۡہٰی وَ اَمَرُّ
-- Bahkan Saat itu telah dijanjikan
kepada mereka, dan Saat itu paling
mengerikan dan paling pahit. (Al-Qamar
[54]:44-47).
Fir’aun adalah seorang raja perkasa. Ia menganggap dirinya
sebagai “tuhan mahaluhur orang-orang Bani
Israil” (QS.79:25). Maka kekuasaan
Tuhan Yang Maha Kuasa hakiki, Tuhan
Pemilik Musa dan Harun,
dihadapkan kepada tuhan ciptaan mereka
sendiri, yang telah dibinasakan
sama sekali. Itulah makna ayat کَذَّبُوۡا
بِاٰیٰتِنَا کُلِّہَا فَاَخَذۡنٰہُمۡ
اَخۡذَ عَزِیۡزٍ مُّقۡتَدِرٍ -- “Mereka mendustakan Tanda-tanda Kami semuanya,
maka Kami menyergap mereka dengan sergapan Dzat Yang Maha Perkasa, Maha Kuasa.”
Kekalahan Tragis Golongan Kafir Quraisy Dalam Perang
Badar
Ayat selanjutnya
mengulangi peringatan yang
ditujukan kepada orang-orang Quraisy
musyrik dalam bentuk lain: اَکُفَّارُکُمۡ خَیۡرٌ مِّنۡ اُولٰٓئِکُمۡ
اَمۡ لَکُمۡ بَرَآءَۃٌ فِی الزُّبُرِ
-- “Apakah orang-orang kafir kamu lebih baik
daripada orang-orang sebelum kamu?” Yakni “Adakah
kamu bagaimana jua pun lebih baik,” demikian ayat ini menanyakan kepada
mereka: “daripada mereka yang menolak
Nabi Nuh a.s., Nabi Hud a.s., Nabi Luth a.s., atau Nabi Musa a.s.? اَمۡ
یَقُوۡلُوۡنَ نَحۡنُ جَمِیۡعٌ مُّنۡتَصِرٌ
-- Atau adakah bagi kamu jaminan kebebasan
dari azab di dalam
kitab-kitab terdahulu?” yakni “Sudahkah kamu menerima janji Ilahi, yang
tercantum dalam Kitab-kitab suci bahwa
kamu tidak akan dihukum atas penolakanmu terhadap Nabi Besar Muhammad saw.?”
Nubuatan tegas yang terkandung di dalam
ayat ini pastilah berkenaan dengan kekalahan
remuk-redam yang diderita balatentara
Mekkah di dalam Pertempuran Badar: سَیُہۡزَمُ الۡجَمۡعُ وَ یُوَلُّوۡنَ الدُّبُرَ -- “Tidak demikian, golongan itu
segera akan dikalahkan dan mereka
akan membalikkan punggung mereka melarikan
diri.” Pengalaman dalam Perang Badar itu demikian berat menekan
orang-orang Muslim, sehingga ketika
pertempuran mulai berkobar Nabi Besar Muhammad saw. berdoa
kepada Allah Swt. dengan memelas dan
dengan kepedihan hati yang sangat, di
dalam kemah yang dipasang orang untuk beliau saw.guna maksud itu, dengan kata-kata yang
tidak luput dari kenangan:
“Ya Allah, kumohon dengan kerendahan hati kepada Engkau
agar sudi memenuhi janji Engkau. Andaikata jemaat sekecil ini hancur-lebur,
niscayalah Engkau tidak akan disembah lagi di atas dunia ini” (Bukhari).
Seusai
berdoa Nabi Besar Muhammad saw. keluar dari kemah dan sambil menghadap
ke medan pertempuran beliau membaca ayat ini: سَیُہۡزَمُ الۡجَمۡعُ وَ یُوَلُّوۡنَ الدُّبُر -- “Golongan
itu segera akan dikalahkan dan akan membalikkan punggung mereka, melarikan diri.”
Mengenai peristiwa kekalahan tragis yang
dialami oleh pasukan kafir Quraisy
pimpinan Abu Jahal dan kawan-kawannya
yang jumlahnya tiga kali lipat
daripada pasukan Muslim yang sangat sederhana, selanjutnya Allah Swt.
berfirman: . بَلِ السَّاعَۃُ مَوۡعِدُہُمۡ وَ السَّاعَۃُ اَدۡہٰی وَ
اَمَرُّ -- Bahkan Saat itu telah dijanjikan kepada mereka, dan Saat itu paling mengerikan dan paling
pahit. (Al-Qamar [54]: 44-47).
Mayat Abu Jahal
dan Kawan-kawannya Diseret Pada Jambulnya
Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai
kehinaan yang menimpa Abu Jahal dan kawan-kawannya dalam perang Badar tersebut:
اِنَّ الۡمُجۡرِمِیۡنَ فِیۡ ضَلٰلٍ وَّ سُعُرٍ ﴿ۘ﴾ یَوۡمَ یُسۡحَبُوۡنَ
فِی النَّارِ عَلٰی وُجُوۡہِہِمۡ ؕ ذُوۡقُوۡا مَسَّ سَقَرَ ﴿﴾ اِنَّا کُلَّ
شَیۡءٍ خَلَقۡنٰہُ بِقَدَرٍ ﴿﴾ وَ مَاۤ اَمۡرُنَاۤ
اِلَّا وَاحِدَۃٌ کَلَمۡحٍۭ
بِالۡبَصَرِ ﴿﴾ وَ لَقَدۡ
اَہۡلَکۡنَاۤ اَشۡیَاعَکُمۡ فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ ﴿﴾
Sesungguhnya
orang-orang yang berdosa berada
dalam kesesatan dan mengidap penyakit gila. یَوۡمَ یُسۡحَبُوۡنَ فِی النَّارِ عَلٰی
وُجُوۡہِہِمۡ -- Pada hari
ketika mereka akan diseret ke dalam Api bersama pemuka-pemuka mereka, dikatakan: ذُوۡقُوۡا مَسَّ سَقَرَ -- “Rasakanlah
sentuhan azab neraka.” Sesungguhnya segala sesuatu Kami telah menciptakannya
dengan qadar (ukuran). وَ مَاۤ اَمۡرُنَاۤ
اِلَّا وَاحِدَۃٌ کَلَمۡحٍۭ
بِالۡبَصَرِ -- Dan sekali-kali tidak ada perintah Kami
kecuali satu kata seperti
kejapan mata. وَ لَقَدۡ اَہۡلَکۡنَاۤ
اَشۡیَاعَکُمۡ فَہَلۡ مِنۡ
مُّدَّکِرٍ -- Dan
sungguh Kami benar-benar
telah membinasakan golongan-golongan seperti kamu, lalu adakah orang yang mengambil pelajaran?
(Al-Qamar
[54]:48-2).
Kekalahan pada Pertempuran Badar sungguh merupakan malapetaka paling dahsyat dan hebat bagi orang-orang kafir Quraisy. Kekuasaan dan kehormatan mereka mengalami
pukulan yang meremuk-redamkan. Kebanyakan pemimpin
mereka terbunuh -- termasuk Abu Jahal -- dan mayat mereka diseret dan dilemparkan ke
dalam sebuah lubang.
Diriwayatkan Nabi Besar Muhammad saw. pergi
ke tepi lubang itu seraya berkata
kepada mayat-mayat itu dengan
kata-kata yang menurut riwayat berbunyi: “Tidak
benarkah apa yang telah dijanjikan Rabb (Tuhan) kamu kepada kamu? Sungguh aku telah menyaksikan kebenaran apa
yang telah dijanjikan Tuhan-ku kepadaku”
(Bukhari, Kitab al-Maghazi). Tiap-tiap kata dalam kabar gaib itu telah menjadi kenyataan.
Dengan demikian menjadi genap (sempurna) pulalah nubuatan Allah Swt. dalam Surah Al-Alaq berikut ini mengenai penyeretan
mayat-mayat
para pemimpin kafir Quraisy pimpinan Abu Jahal tersebut:
اَرَءَیۡتَ
الَّذِیۡ یَنۡہٰی ۙ﴿﴾ عَبۡدًا اِذَا
صَلّٰی ﴿ؕ﴾ اَرَءَیۡتَ اِنۡ کَانَ عَلَی الۡہُدٰۤی ﴿ۙ﴾ اَوۡ
اَمَرَ بِالتَّقۡوٰی ﴿ؕ﴾ اَرَءَیۡتَ اِنۡ کَذَّبَ وَ تَوَلّٰی ﴿ؕ﴾ اَلَمۡ یَعۡلَمۡ بِاَنَّ اللّٰہَ یَرٰی
﴿ؕ﴾ کَلَّا لَئِنۡ لَّمۡ یَنۡتَہِ ۬ۙ لَنَسۡفَعًۢا بِالنَّاصِیَۃِ ﴿ۙ﴾ نَاصِیَۃٍ کَاذِبَۃٍ خَاطِئَۃٍ ﴿ۚ﴾ فَلۡیَدۡعُ نَادِیَہٗ ﴿ۙ﴾ سَنَدۡعُ
الزَّبَانِیَۃَ ﴿ۙ﴾ کَلَّا ؕ لَا
تُطِعۡہُ وَ اسۡجُدۡ وَ اقۡتَرِبۡ ﴿٪ٛ﴾
Apakah engkau melihat orang yang melarang,
عَبۡدًا اِذَا صَلّٰی -- Seorang hamba
Kami ketika ia shalat? Bagaimanakah pendapat engkau jika (hamba) mengikuti
petunjuk, atau ia
menyuruh bertakwa. Bagaimanakah pendapat eng-kau jika ia mendustakan dan berpaling? Apakah ia
tidak mengetahui, bahwa sesungguhnya Allah melihat? کَلَّا لَئِنۡ لَّمۡ یَنۡتَہِ ۬ۙ لَنَسۡفَعًۢا بِالنَّاصِیَۃِ -- Sekali-kali tidak! Jika ia tidak berhenti niscaya Kami akan menarik dia pada jambulnya, نَاصِیَۃٍ کَاذِبَۃٍ خَاطِئَۃٍ
-- jambul orang yang mendustakan lagi berdosa.
فَلۡیَدۡعُ نَادِیَہٗ -- Maka hendaklah
ia memanggil teman-temannya, سَنَدۡعُ
الزَّبَانِیَۃَ -- Kami pun segera
akan memanggil para malaikat Zabāniyah (pelaksana hukuman). کَلَّا ؕ لَا تُطِعۡہُ وَ اسۡجُدۡ وَ
اقۡتَرِبۡ -- Sekali-kali
tidak! Janganlah engkau taat kepadanya, melainkan bersujudlah dan mendekatlah
kepada Allah. (Al-A’laq [96]:10-20).
Nubuatan Tindakan “Melarang
Shalat” di Akhir Zaman & Hukuman
yang Setimpal Bagi Abu Jahal dan
Kawan-kawannya
Kata ‘abdan (hamba) dalam ayat اَرَءَیۡتَ الَّذِیۡ یَنۡہٰی -- Apakah engkau melihat
orang yang melarang, عَبۡدًا اِذَا صَلّٰی -- seorang hamba Kami ketika ia shalat?” ditujukan kepada setiap orang Islam yang melakukan ibadah kepada Allah Swt. – baik di masa Nabi Besar Muhammad saw. ketika berada di Mekkah, mau pun pada masa pengutusan beliau saw. kedua
kali di Akhir Zaman ini dalam wujud Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah (QS.63:3-5; QS.85:1-11) -- tetapi ayat tersebut terutama mengisyaratkan kepada
Nabi Besar Muhammad saw. sebab beliau
saw. merupakan ‘abdullah (hamba
Allah) yang hakiki.
Ayat-ayat 10-18 meskipun biasanya dikenakan
kepada setiap orang kafir yang sombong lagi keras hati, tetapi oleh sebagian ahli tafsir dianggap tertuju kepada Abu Jahal, pemimpin suku
Quraisy Mekkah. Ia senantiasa ada di garis
depan dalam menjengkelkan, melawan, dan menganiaya
Nabi Besar Muhammad saw. serta
orang-orang Islam (Muslim).
Beberapa budak
yang telah memeluk Islam -- di antaranya Bilal r.a. -- atas perintah Abu Jahal telah diseret pada jambul
mereka di lorong-lorong Mekkah. Kemudian sesudah kekalahan tragis di Badar mayat
sebagian pemimpin suku Quraisy -- termasuk Abu
Jahal di antara mereka -- diseret-seret
pada jambulnya dan dilemparkan ke dalam sebuah lubang yang telah digali khusus untuk tujuan itu.
Tindakan yang demikian itu merupakan hukuman Allah Swt. yang setimpal atas perlakuan zalim mereka selama bertahun-tahun terhadap
orang-orang
Islam yang tidak berdaya di Mekkah,
sebagaimana firman-Nya: کَلَّا لَئِنۡ لَّمۡ یَنۡتَہِ ۬ۙ
لَنَسۡفَعًۢا بِالنَّاصِیَۃِ --
Sekali-kali tidak! Jika ia tidak
berhenti niscaya Kami akan menarik dia pada jambulnya, نَاصِیَۃٍ کَاذِبَۃٍ خَاطِئَۃٍ -- jambul orang yang mendustakan lagi berdosa.”
Selanjutnya Allah Swt. berfirman: فَلۡیَدۡعُ
نَادِیَہٗ --
Maka hendaklah ia memanggil
teman-temannya, سَنَدۡعُ الزَّبَانِیَۃَ -- Kami pun segera akan memanggil para malaikat Zabāniyah
(pelaksana hukuman). کَلَّا ؕ لَا
تُطِعۡہُ وَ اسۡجُدۡ وَ اقۡتَرِبۡ -- Sekali-kali tidak! Janganlah engkau taat
kepadanya, melainkan bersujudlah
dan mendekatlah kepada Allah.”
Zabaniyah
berarti: perwira-perwira angkatan
bersenjata atau pembesar kepo-lisian;
para malaikat atau penjaga neraka; malaikat-malaikat pelaksana hukuman
(Lexicon Lane). Di Akhir
Zaman ini para malaikat Zabaniyah
(pelaksanaan hukuman) tersebut kembali melakukan perintah Allah Swt. terhadap para pelaku “pembuat parit api” yang terus menerus melakukan kezaliman terhadap orang-orang yang beriman
kepada Rasul Akhir Zaman, firman-Nya:
بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿﴾ وَ
السَّمَآءِ ذَاتِ الۡبُرُوۡجِ ۙ﴿﴾ وَ الۡیَوۡمِ الۡمَوۡعُوۡدِ ۙ﴿﴾ وَ شَاہِدٍ وَّ مَشۡہُوۡدٍ ؕ﴿﴾ قُتِلَ اَصۡحٰبُ الۡاُخۡدُوۡدِ ۙ﴿﴾ النَّارِ ذَاتِ الۡوَقُوۡدِ ۙ﴿﴾ اِذۡ ہُمۡ عَلَیۡہَا قُعُوۡدٌ ۙ﴿﴾ وَّ ہُمۡ عَلٰی مَا یَفۡعَلُوۡنَ بِالۡمُؤۡمِنِیۡنَ
شُہُوۡدٌ ؕ﴿﴾ وَ مَا نَقَمُوۡا مِنۡہُمۡ اِلَّاۤ اَنۡ یُّؤۡمِنُوۡا بِاللّٰہِ الۡعَزِیۡزِ الۡحَمِیۡدِ ۙ﴿﴾ الَّذِیۡ لَہٗ مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ؕ وَ
اللّٰہُ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ شَہِیۡدٌ ؕ﴿﴾ اِنَّ
الَّذِیۡنَ فَتَنُوا الۡمُؤۡمِنِیۡنَ وَ الۡمُؤۡمِنٰتِ ثُمَّ لَمۡ یَتُوۡبُوۡا فَلَہُمۡ عَذَابُ جَہَنَّمَ
وَ لَہُمۡ عَذَابُ الۡحَرِیۡقِ ﴿ؕ﴾ اِنَّ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ
لَہُمۡ جَنّٰتٌ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ ۬ؕؑ ذٰلِکَ
الۡفَوۡزُ الۡکَبِیۡرُ ﴿ؕ ﴾
Aku baca
dengan nama
Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.
وَ
السَّمَآءِ ذَاتِ الۡبُرُوۡجِ -- Demi langit
yang memiliki gugusan-gugusan bintang, وَ الۡیَوۡمِ الۡمَوۡعُوۡدِ -- dan demi Hari yang dijanjikan, وَ شَاہِدٍ وَّ مَشۡہُوۡدٍ -- dan demi saksi dan yang disaksikan. قُتِلَ اَصۡحٰبُ
الۡاُخۡدُوۡدِ -- Binasalah para pemilik parit, النَّارِ ذَاتِ
الۡوَقُوۡدِ -- yaitu Api yang dinyalakan dengan bahan bakar, اِذۡ ہُمۡ عَلَیۡہَا
قُعُوۡدٌ -- ketika mereka duduk di sekitarnya, وَّ ہُمۡ عَلٰی مَا
یَفۡعَلُوۡنَ بِالۡمُؤۡمِنِیۡنَ شُہُوۡدٌ -- dan mereka
menjadi saksi atas apa yang
dilakukan mereka terhadap orang-orang
beriman. وَ مَا نَقَمُوۡا
مِنۡہُمۡ اِلَّاۤ اَنۡ یُّؤۡمِنُوۡا بِاللّٰہِ الۡعَزِیۡزِ الۡحَمِیۡدِ ۙ
-- Dan mereka sekali-kali tidak menaruh dendam
terhadap mereka itu melainkan hanya karena mereka beriman kepada Allah Yang
Maha Perkasa, Maha Terpuji, الَّذِیۡ لَہٗ مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ -- Yang kepunyaan-Nya kerajaan seluruh langit
dan bumi, وَ اللّٰہُ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ شَہِیۡدٌ -- dan Allah
menjadi Saksi atas segala sesuatu.
اِنَّ
الَّذِیۡنَ فَتَنُوا الۡمُؤۡمِنِیۡنَ وَ الۡمُؤۡمِنٰتِ ثُمَّ لَمۡ یَتُوۡبُوۡا فَلَہُمۡ عَذَابُ جَہَنَّمَ
وَ لَہُمۡ عَذَابُ الۡحَرِیۡقِ
-- Sesungguhnya orang-orang yang menyiksa orang-orang
beriman laki-laki dan perempuan kemudian mereka
tidak bertaubat, maka bagi mereka
azab Jahannam dan bagi mereka azab
yang membakar. اِنَّ الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَہُمۡ جَنّٰتٌ تَجۡرِیۡ مِنۡ
تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ ۬ؕؑ ذٰلِکَ الۡفَوۡزُ
الۡکَبِیۡرُ -- Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal saleh bagi mereka ada kebun-kebun yang di ba-wahnya mengalir
sungai-sungai, yang demikian itu
merupakan keberhasilan besar (Al-Burūj
[85]:1-12).
(Bersambung)
Rujukan:
The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 10 April 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar