بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt
Bab 105
Peringatan dan Nubuatan Untuk Umat
Islam & Pentingnya Beriman Kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya, serta Melakukan Hijrah
dan Berjihad di Jalan Allah dengan Harta
dan Jiwa
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian
akhir Bab sebelumnya telah dibahas mengenai kewajiban orang-orang
yang beribadah kepada Allah
Swt. untuk memenuhi haququllāh dan haququl- ‘Ibād atau melaksanakan hablun- minallaah (hubungan dengan Allah) dan hablun- minannās (hubungan dengan sesama manusia), sesuai dengan
pernyataan Allah Swt. kepada Nabi Besar
Muhammad saw. dalam ayat: قُلۡ مَا
یَعۡبَؤُا بِکُمۡ رَبِّیۡ لَوۡ لَا دُعَآؤُکُمۡ ۚ فَقَدۡ
کَذَّبۡتُمۡ فَسَوۡفَ یَکُوۡنُ
لِزَامًا --
Katakanlah: “Rabb-ku
(Tuhan-ku) tidak akan mempedulikan kamu
jika tidak karena doa kamu, maka sungguh kamu telah mendustakan maka segera azab menimpamu.”
(Al-Furqān
[25]:78), sebab sesuai dengan penegasan-Nya
tersebut Allah Swt. telah berfiman:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡا لِمَ تَقُوۡلُوۡنَ مَا لَا تَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾ کَبُرَ
مَقۡتًا عِنۡدَ اللّٰہِ اَنۡ
تَقُوۡلُوۡا مَا لَا تَفۡعَلُوۡنَ
﴿﴾
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang kamu tidak kerjakan? Adalah sesuatu
yang paling dibenci di sisi Allah bahwa kamu me-ngatakan apa yang tidak kamu kerjakan (Ash-Shāf [61]:3-4).
Perbuatan seorang Muslim hendaknya sesuai dengan pernyataan-pernyataannya.
Bicara sombong dan kosong membawa seseorang tidak keruan kemana yang dituju, dan ikrar-ikrar lidah tanpa disertai perbuatan-perbuatan nyata adalah berbau kemunafikan dan ketidaktulusan.
Peringatan dan Nubuatan Untuk Umat Islam
Sebelumnya juga peringatan yang sama sebelumnya juga telah dikemukakan Allah
Swt. kepada Bani Israil, dengan demikian firman-Nya tersebut bukan hanya
sekedar berupa peringatan belaka
kepada umat Islam tetapi juga sebagai nubuatan (kabar gaib) bahwa umat
Islam pun akan melakukan hal buruk yang
sama dengan Bani Israil atau golongan
Ahli-Kitab, firman-Nya:
یٰبَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ اذۡکُرُوۡا نِعۡمَتِیَ الَّتِیۡۤ
اَنۡعَمۡتُ عَلَیۡکُمۡ وَ اَوۡفُوۡا بِعَہۡدِیۡۤ اُوۡفِ بِعَہۡدِکُمۡ ۚ وَ اِیَّایَ
فَارۡہَبُوۡنِ ﴿﴾ وَ اٰمِنُوۡا بِمَاۤ اَنۡزَلۡتُ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَکُمۡ وَ
لَا تَکُوۡنُوۡۤا اَوَّلَ کَافِرٍۭ بِہٖ ۪ وَ لَا تَشۡتَرُوۡا بِاٰیٰتِیۡ ثَمَنًا
قَلِیۡلًا ۫ وَّ
اِیَّایَ فَاتَّقُوۡنِ ﴿﴾ وَ لَا تَلۡبِسُوا الۡحَقَّ بِالۡبَاطِلِ وَ تَکۡتُمُوا
الۡحَقَّ وَ اَنۡتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾ وَ اَقِیۡمُوا الصَّلٰوۃَ وَ اٰتُوا
الزَّکٰوۃَ وَ ارۡکَعُوۡا مَعَ الرّٰکِعِیۡنَ ﴿﴾ اَتَاۡمُرُوۡنَ النَّاسَ بِالۡبِرِّ وَ
تَنۡسَوۡنَ اَنۡفُسَکُمۡ وَ اَنۡتُمۡ تَتۡلُوۡنَ الۡکِتٰبَ ؕ اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ
﴿﴾ وَ اسۡتَعِیۡنُوۡا بِالصَّبۡرِ وَ الصَّلٰوۃِ ؕ وَ اِنَّہَا
لَکَبِیۡرَۃٌ اِلَّا عَلَی الۡخٰشِعِیۡنَ ﴿ۙ﴾ الَّذِیۡنَ یَظُنُّوۡنَ اَنَّہُمۡ
مُّلٰقُوۡا رَبِّہِمۡ وَ اَنَّہُمۡ
اِلَیۡہِ رٰجِعُوۡنَ ﴿٪﴾
Hai Bani Israil, ingatlah nikmat-Ku
yang telah Aku anugerahkan kepada kamu dan penuhilah
janji kamu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi pula janji-Ku
kepadamu dan hanya
Akulah yang harus kamu takuti. وَ اٰمِنُوۡا بِمَاۤ
اَنۡزَلۡتُ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَکُمۡ وَ لَا تَکُوۡنُوۡۤا اَوَّلَ کَافِرٍۭ بِہٖ -- Dan berimanlah
kamu kepada apa yang telah Aku
turunkan meng-genapi apa yang ada
padamu, dan janganlah kamu menjadi
orang-orang yang
pertama-tama kafir terhadapnya, وَ لَا تَشۡتَرُوۡا بِاٰیٰتِیۡ ثَمَنًا
قَلِیۡلًا ۫ وَّ اِیَّایَ فَاتَّقُوۡنِ -- dan janganlah
kamu menjual Ayat-ayat-Ku dengan harga murah dan hanya kepada Aku-lah kamu bertakwa. وَ لَا تَلۡبِسُوا الۡحَقَّ بِالۡبَاطِلِ
وَ تَکۡتُمُوا الۡحَقَّ وَ اَنۡتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ -- Dan janganlah
kamu mencampuradukkan
yang haq dengan yang batil, dan jangan
pula kamu menyembunyikan yang haq
itu padahal kamu mengetahui. وَ اَقِیۡمُوا
الصَّلٰوۃَ وَ اٰتُوا الزَّکٰوۃَ وَ ارۡکَعُوۡا مَعَ الرّٰکِعِیۡنَ -- Dan dirikanlah
shalat, dan bayarlah zakat, dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk. اَتَاۡمُرُوۡنَ النَّاسَ بِالۡبِرِّ وَ
تَنۡسَوۡنَ اَنۡفُسَکُمۡ وَ اَنۡتُمۡ تَتۡلُوۡنَ الۡکِتٰبَ ؕ اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ -- Apakah kamu menyuruh orang lain berbuat kebajikan sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Kitab itu maka apakah kamu tidak berpikir? وَ اسۡتَعِیۡنُوۡا
بِالصَّبۡرِ وَ الصَّلٰوۃِ -- Dan mohonlah
pertolongan kepada Allah dengan
sabar dan shalat, وَ اِنَّہَا لَکَبِیۡرَۃٌ اِلَّا عَلَی الۡخٰشِعِیۡنَ -- dan sesungguhnya hal itu benar-benar sangat berat kecuali bagi orang-orang yang berendah diri, الَّذِیۡنَ
یَظُنُّوۡنَ اَنَّہُمۡ مُّلٰقُوۡا رَبِّہِمۡ وَ اَنَّہُمۡ اِلَیۡہِ رٰجِعُوۡنَ -- yaitu orang-orang yang yakin
bahwasanya mereka akan bertemu dengan Rabb-nya (Tuhan-nya)
dan bahwa kepada-Nya-lah
mereka akan kembali (Al-Baqarah
[2]:41-47).
Pentingnya Melaksanakan Iman dan Amal
Shaleh Dalam Beribadah Kepada
Allah Swt.
Kalimat Mā
‘aba ‘ubihi berarti, “aku tidak peduli, pikirkan, hiraukan atau
pandangan baik akan dia, atau aku tidak menganggap dia berarti atau berharga
apa pun; atau aku tidak menghargainya” (Lexicon
Lane & Al-Mufradat),
ayat ini menegaskan betapa pentingnya
manusia melaksanakan ibadah kepada
Allah Swt. dengan benar (QS.51:57-59),
baik berupa pelaksanakan Haququllāh (pemenuhan hak-hak Allah Swt,) mau pun
haququl ‘ibād (pemenuhan
hak-hak sesama hamba), sebab setiap orang harus memikul
bebannya sendiri (QS.6:165; QS.17:16; QS.35:19; QS.53:39), berikut firman-Nya kepada Nabi Besar Muhammad
saw.:
قُلۡ اِنَّنِیۡ ہَدٰىنِیۡ رَبِّیۡۤ اِلٰی صِرَاطٍ مُّسۡتَقِیۡمٍ ۬ۚ دِیۡنًا
قِیَمًا مِّلَّۃَ اِبۡرٰہِیۡمَ حَنِیۡفًا
ۚ وَ مَا کَانَ مِنَ الۡمُشۡرِکِیۡنَ ﴿﴾ قُلۡ اِنَّ
صَلَاتِیۡ وَ نُسُکِیۡ وَ مَحۡیَایَ وَ
مَمَاتِیۡ لِلّٰہِ رَبِّ
الۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾ۙ لَا شَرِیۡکَ لَہٗ ۚ
وَ بِذٰلِکَ اُمِرۡتُ وَ اَنَا اَوَّلُ
الۡمُسۡلِمِیۡنَ ﴿﴾ قُلۡ اَغَیۡرَ
اللّٰہِ اَبۡغِیۡ رَبًّا وَّ ہُوَ رَبُّ کُلِّ شَیۡءٍ ؕ وَ لَا تَکۡسِبُ کُلُّ
نَفۡسٍ اِلَّا عَلَیۡہَا ۚ وَ لَا تَزِرُ
وَازِرَۃٌ وِّزۡرَ اُخۡرٰی ۚ ثُمَّ اِلٰی رَبِّکُمۡ مَّرۡجِعُکُمۡ
فَیُنَبِّئُکُمۡ بِمَا کُنۡتُمۡ فِیۡہِ تَخۡتَلِفُوۡنَ ﴿﴾ وَ ہُوَ الَّذِیۡ جَعَلَکُمۡ خَلٰٓئِفَ
الۡاَرۡضِ وَ رَفَعَ بَعۡضَکُمۡ فَوۡقَ بَعۡضٍ دَرَجٰتٍ لِّیَبۡلُوَکُمۡ فِیۡ
مَاۤ اٰتٰکُمۡ ؕ اِنَّ رَبَّکَ
سَرِیۡعُ الۡعِقَابِ ۫ۖ وَ اِنَّہٗ
لَغَفُوۡرٌ رَّحِیۡمٌ ﴿﴾٪
Katakanlah:
“Sesungguhnya aku telah diberi petunjuk
oleh Rabb-ku (Tuhan-ku) kepada jalan
lurus, agama yang teguh, agama Ibrahim yang lurus dan dia bukanlah dari orang-orang musyrik.” قُلۡ اِنَّ صَلَاتِیۡ وَ نُسُکِیۡ وَ مَحۡیَایَ وَ مَمَاتِیۡ لِلّٰہِ
رَبِّ الۡعٰلَمِیۡنَ -- Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, pengorbananku, kehidupanku,
dan kematianku
hanyalah untuk Allah, Rabb (Tuhan) seluruh alam;
لَا شَرِیۡکَ لَہٗ ۚ وَ بِذٰلِکَ اُمِرۡتُ وَ اَنَا اَوَّلُ الۡمُسۡلِمِیۡنَ -- tidak
ada sekutu bagi-Nya, untuk itulah aku diperintahkan, dan akulah orang pertama yang berserah diri.” Katakanlah: ”Apakah aku akan mencari Rabb (Tuhan) yang bukan-Allah,
padahal Dia-lah Rabb (Tuhan) segala sesuatu?” وَ لَا تَکۡسِبُ
کُلُّ نَفۡسٍ اِلَّا عَلَیۡہَا -- Dan tiada
jiwa mengupayakan sesuatu melainkan akan menimpa dirinya, وَ لَا تَزِرُ
وَازِرَۃٌ وِّزۡرَ اُخۡرٰی -- dan tidak
pula seorang pe-mikul beban memikul beban orang lain. ثُمَّ اِلٰی
رَبِّکُمۡ مَّرۡجِعُکُمۡ فَیُنَبِّئُکُمۡ بِمَا کُنۡتُمۡ فِیۡہِ
تَخۡتَلِفُوۡنَ -- Kemudian kepada Rabb (Tuhan) kamu tempat
kembali kamu, maka Dia akan
memberitahu kamu apa-apa yang mengenainya kamu berselisih. وَ ہُوَ الَّذِیۡ جَعَلَکُمۡ خَلٰٓئِفَ الۡاَرۡضِ -- Dan Dia-lah Yang menjadikan kamu
penerus-penerus di bumi, وَ رَفَعَ
بَعۡضَکُمۡ فَوۡقَ بَعۡضٍ دَرَجٰتٍ لِّیَبۡلُوَکُمۡ فِیۡ مَاۤ اٰتٰکُمۡ -- dan Dia
meninggikan sebagian kamu dari sebagian
yang lain dalam derajat dsupaya Dia menguji kamu dengan apa pun yang telah Dia berikan kepadamu. اِنَّ رَبَّکَ
سَرِیۡعُ الۡعِقَابِ ۫ۖ -- Sesungguhnya Rabb
(Tuhan) engkau sangat cepat dalam
menghukum, وَ اِنَّہٗ لَغَفُوۡرٌ
رَّحِیۡمٌ -- dan sesungguhnya Dia benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang (Al-An’ām [6]:162-166).
‘ibādur- Rahmān (hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pemurah)
Apa yang difahami dan diamalkan
oleh Nabi Besar Muhammad saw. itulah yang diamalkan
pula oleh ‘ibādur- Rahmān
(hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pemurah), sehingga mereka -- sesuai dengan tinggi-rendahnya
kualitas keimanan dan amal shaleh mereka – akan menempati ghurāfa (kamar-kamar yang tinggi) dalam surga, firman-Nya:
وَ
عِبَادُ الرَّحۡمٰنِ الَّذِیۡنَ یَمۡشُوۡنَ عَلَی الۡاَرۡضِ ہَوۡنًا وَّ اِذَا
خَاطَبَہُمُ الۡجٰہِلُوۡنَ قَالُوۡا
سَلٰمًا ﴿۳﴾ وَ الَّذِیۡنَ یَبِیۡتُوۡنَ لِرَبِّہِمۡ سُجَّدًا وَّ
قِیَامًا ﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ یَقُوۡلُوۡنَ رَبَّنَا اصۡرِفۡ عَنَّا
عَذَابَ جَہَنَّمَ ٭ۖ اِنَّ عَذَابَہَا کَانَ غَرَامًا ﴿٭ۖ﴾ اِنَّہَا سَآءَتۡ مُسۡتَقَرًّا وَّ مُقَامًا ﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ اِذَاۤ
اَنۡفَقُوۡا لَمۡ یُسۡرِفُوۡا وَ
لَمۡ یَقۡتُرُوۡا وَ کَانَ بَیۡنَ ذٰلِکَ
قَوَامًا ﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ لَا
یَدۡعُوۡنَ مَعَ اللّٰہِ اِلٰـہًا
اٰخَرَ وَ لَا یَقۡتُلُوۡنَ النَّفۡسَ
الَّتِیۡ حَرَّمَ اللّٰہُ اِلَّا
بِالۡحَقِّ وَ لَا یَزۡنُوۡنَ ۚ وَ مَنۡ یَّفۡعَلۡ ذٰلِکَ
یَلۡقَ اَثَامًا ﴿ۙ﴾ یُّضٰعَفۡ لَہُ
الۡعَذَابُ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ وَ
یَخۡلُدۡ فِیۡہٖ مُہَانًا ﴿٭ۖ﴾ اِلَّا مَنۡ تَابَ وَ اٰمَنَ وَ عَمِلَ عَمَلًا
صَالِحًا فَاُولٰٓئِکَ یُبَدِّلُ اللّٰہُ سَیِّاٰتِہِمۡ حَسَنٰتٍ ؕ وَ کَانَ اللّٰہُ
غَفُوۡرًا رَّحِیۡمًا ﴿﴾ وَ مَنۡ تَابَ وَ عَمِلَ صَالِحًا فَاِنَّہٗ یَتُوۡبُ
اِلَی اللّٰہِ مَتَابًا ﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ لَا یَشۡہَدُوۡنَ الزُّوۡرَ ۙ وَ اِذَا
مَرُّوۡا بِاللَّغۡوِ مَرُّوۡا کِرَامًا
﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ
اِذَا ذُکِّرُوۡا بِاٰیٰتِ رَبِّہِمۡ لَمۡ یَخِرُّوۡا عَلَیۡہَا صُمًّا وَّ
عُمۡیَانًا ﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ یَقُوۡلُوۡنَ رَبَّنَا ہَبۡ لَنَا مِنۡ اَزۡوَاجِنَا وَ
ذُرِّیّٰتِنَا قُرَّۃَ اَعۡیُنٍ وَّ اجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِیۡنَ اِمَامًا
﴿﴾ اُولٰٓئِکَ یُجۡزَوۡنَ
الۡغُرۡفَۃَ بِمَا صَبَرُوۡا وَ
یُلَقَّوۡنَ فِیۡہَا تَحِیَّۃً وَّ سَلٰمًا ﴿ۙ﴾ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا ؕ حَسُنَتۡ مُسۡتَقَرًّا وَّ
مُقَامًا ﴿﴾ قُلۡ مَا
یَعۡبَؤُا بِکُمۡ رَبِّیۡ لَوۡ لَا دُعَآؤُکُمۡ ۚ فَقَدۡ
کَذَّبۡتُمۡ فَسَوۡفَ یَکُوۡنُ
لِزَامًا ﴿٪﴾
Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pemurah
ialah الَّذِیۡنَ یَمۡشُوۡنَ عَلَی الۡاَرۡضِ ہَوۡنًا -- mereka yang berjalan di muka bumi dengan
merendahkan diri, وَّ اِذَا خَاطَبَہُمُ الۡجٰہِلُوۡنَ
قَالُوۡا سَلٰمًا -- dan
apabila orang-orang
jahil menegurnya mereka mengucapkan: “Selamat
sejahtera.” وَ الَّذِیۡنَ یَبِیۡتُوۡنَ لِرَبِّہِمۡ سُجَّدًا وَّ قِیَامًا -- Dan orang-orang yang melewatkan malam untuk Rabb (Tuhan) mereka dengan
bersujud dan berdiri. وَ الَّذِیۡنَ یَقُوۡلُوۡنَ
رَبَّنَا اصۡرِفۡ عَنَّا عَذَابَ جَہَنَّمَ -- Dan orang-orang yang berkata: “Ya Rabb (Tuhan) kami, jauhkanlah dari kami azab Jahannam, اِنَّ عَذَابَہَا کَانَ غَرَامًا -- sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang besar. اِنَّہَا سَآءَتۡ مُسۡتَقَرًّا وَّ
مُقَامًا -- Sesungguhnya
Jahannam itu seburuk-buruknya
tempat menetap dan tempat kediaman.” وَ الَّذِیۡنَ اِذَاۤ اَنۡفَقُوۡا لَمۡ یُسۡرِفُوۡا وَ لَمۡ یَقۡتُرُوۡا وَ کَانَ بَیۡنَ
ذٰلِکَ قَوَامًا -- Dan mereka
yang apabila menginfakkan harta tidak boros dan tidak pula kikir, melainkan mengambil jalan-tengah di antara kedua keadaan itu. وَ الَّذِیۡنَ لَا یَدۡعُوۡنَ مَعَ اللّٰہِ
اِلٰـہًا اٰخَرَ -- Dan orang-orang yang tidak menyeru tuhan lain beserta Allah,
وَ لَا
یَقۡتُلُوۡنَ النَّفۡسَ الَّتِیۡ حَرَّمَ اللّٰہُ
اِلَّا بِالۡحَقِّ وَ لَا یَزۡنُوۡنَ -- dan tidak membunuh jiwa yang telah dilarang
oleh Allah, kecuali dengan alasan
yang benar, dan tidak pula berzina,
وَ مَنۡ یَّفۡعَلۡ
ذٰلِکَ یَلۡقَ اَثَامًا -- dan barangsiapa berbuat demikian ia akan
menemui hukuman dosa. یُّضٰعَفۡ
لَہُ الۡعَذَابُ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ وَ یَخۡلُدۡ فِیۡہٖ
مُہَانًا -- Akan dilipatgandakan
baginya azab pada Hari Kiamat, dan ia
akan tinggal kekal di dalamnya terhina, اِلَّا مَنۡ
تَابَ وَ اٰمَنَ وَ عَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَاُولٰٓئِکَ یُبَدِّلُ اللّٰہُ
سَیِّاٰتِہِمۡ حَسَنٰتٍ -- kecuali mereka
yang bertaubat, beriman, dan berbuat amal shalih maka mereka
itulah yang Allah akan mengubah keburukan-keburukannya menjadi kebaikan-kebaikan, وَ کَانَ اللّٰہُ غَفُوۡرًا
رَّحِیۡمًا -- dan adalah Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang. وَ مَنۡ
تَابَ وَ عَمِلَ صَالِحًا فَاِنَّہٗ یَتُوۡبُ اِلَی اللّٰہِ
مَتَابًا -- Dan barangsiapa yang bertaubat dan beramal
shalih maka sesungguhnya ia
bertaubat kepada Allah dengan taubat
yang benar. وَ الَّذِیۡنَ لَا یَشۡہَدُوۡنَ
الزُّوۡرَ ۙ -- Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, وَ اِذَا
مَرُّوۡا بِاللَّغۡوِ مَرُّوۡا کِرَامًا -- dan apabila mereka melalui sesuatu hal yang sia-sia, mereka berlalu dengan sikap yang mulia. وَ الَّذِیۡنَ اِذَا ذُکِّرُوۡا
بِاٰیٰتِ رَبِّہِمۡ لَمۡ یَخِرُّوۡا عَلَیۡہَا صُمًّا وَّ عُمۡیَانًا -- Dan
orang-orang yang apabila diperingatkan mengenai
Tanda-tanda Rabb-nya (Tuhannya) mereka tidak akan terjerumus sebagai orang-orang tuli dan buta. وَ الَّذِیۡنَ یَقُوۡلُوۡنَ
رَبَّنَا ہَبۡ لَنَا مِنۡ اَزۡوَاجِنَا وَ ذُرِّیّٰتِنَا قُرَّۃَ اَعۡیُنٍ وَّ اجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِیۡنَ اِمَامًا -- Dan orang-orang yang mengatakan: “Ya Rabb
(Tuhan) kami, anugerah-kanlah kepada
kami istri-istri kami dan keturunan
kami menjadi penyejuk mata kami,
dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa.” اُولٰٓئِکَ یُجۡزَوۡنَ
الۡغُرۡفَۃَ بِمَا صَبَرُوۡا وَ
یُلَقَّوۡنَ فِیۡہَا تَحِیَّۃً وَّ سَلٰمًا -- Mereka itulah yang akan dianugerahi kamar-kamar
tinggi di surga karena mereka
bersabar, dan mereka akan disambut
di dalamnya dengan penghormatan
dan doa selamat. خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا
ؕ حَسُنَتۡ مُسۡتَقَرًّا وَّ مُقَامًا --
Mereka akan kekal di dalamnya, itulah sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. قُلۡ
مَا یَعۡبَؤُا بِکُمۡ رَبِّیۡ لَوۡ لَا دُعَآؤُکُمۡ ۚ فَقَدۡ
کَذَّبۡتُمۡ فَسَوۡفَ یَکُوۡنُ
لِزَامًا -- Katakanlah: “Rabb-ku (Tuhan-ku) tidak
akan mempedulikan kamu jika tidak
karena doa kamu, maka
sungguh kamu telah mendustakan maka segera
azab menimpa kamu.” (Al-Furqān
[25]: 64-78).
Pentingnya Beriman, Hijrah dan Berjihad di Jalan Allah & Hizbullāh
(Golongan Allah) Hakiki
Kembali kepada firman Allah Swt. dalam Surah Al-Ankabūt yang sedang dibahas:
یٰعِبَادِیَ
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنَّ اَرۡضِیۡ
وَاسِعَۃٌ فَاِیَّایَ فَاعۡبُدُوۡنِ ﴿﴾ کُلُّ نَفۡسٍ ذَآئِقَۃُ الۡمَوۡتِ ۟ ثُمَّ اِلَیۡنَا تُرۡجَعُوۡنَ ﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ
لَنُبَوِّئَنَّہُمۡ مِّنَ الۡجَنَّۃِ غُرَفًا تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ
خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا ؕ نِعۡمَ اَجۡرُ الۡعٰمِلِیۡنَ ﴿٭ۖ﴾ الَّذِیۡنَ صَبَرُوۡا وَ عَلٰی رَبِّہِمۡ
یَتَوَکَّلُوۡنَ ﴿﴾
Hai hamba-hamba-Ku yang beriman,
sesungguhnya bumi-Ku sangat luas maka hanya
kepada Aku sajalah kamu menyembah. کُلُّ نَفۡسٍ ذَآئِقَۃُ الۡمَوۡتِ ۟ ثُمَّ اِلَیۡنَا تُرۡجَعُوۡنَ -- Tiap-tiap jiwa akan merasakan mati, kemudian kepada Kami-lah kamu akan dikembalikan. وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا
الصّٰلِحٰتِ --
Dan orang-orang yang beriman
dan beramal saleh, لَنُبَوِّئَنَّہُمۡ مِّنَ الۡجَنَّۃِ
غُرَفًا تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا -- niscaya Kami
akan menempatkan mereka di surga pada
kamar-kamar yang tinggi, yang
di bawahnya mengalir sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya, نِعۡمَ
اَجۡرُ الۡعٰمِلِیۡنَ -- sebaik-baik ganjaran
bagi orang-orang yang beramal.
الَّذِیۡنَ صَبَرُوۡا وَ عَلٰی رَبِّہِمۡ یَتَوَکَّلُوۡنَ -- Yaitu orang-orang yang sabar, dan
kepada Rabb-nya
(Tuhan-nya) mereka bertawakkal (Al-Ankabūt
[29]:57-60).
Pernyataan Allah Swt. dalam ayat: یٰعِبَادِیَ
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنَّ اَرۡضِیۡ
وَاسِعَۃٌ فَاِیَّایَ فَاعۡبُدُوۡنِ -- “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku
sangat luas maka hanya kepada Aku sajalah kamu menyembah“ (ayat 57).
memiliki hubungan yang khusus
dengan ayat selanjutnya: کُلُّ نَفۡسٍ ذَآئِقَۃُ الۡمَوۡتِ
۟ ثُمَّ اِلَیۡنَا تُرۡجَعُوۡنَ -- “Tiap-tiap jiwa akan merasakan mati, kemudian
kepada Kami-lah kamu akan dikembalikan”
(ayat 58).
Kedua ayat tersebut erat hubungannya dengan
pentingnya melakukan hijrah di jalan Allah Swt., sebagaimana halnya
yang dilakukan oleh para sahabat Nabi
Besar Muhammad saw. yang hijrah dari
Mekkah ke Madinah mengikuti Nabi
Besar Muhammad saw.. Mereka meninggalkan semua yang mereka cintai di Mekkah, semata-mata demi mengutamakan kecintaan mereka kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya, sebagai bukti
nyata bahwa mereka itu benar-benar berpegang-teguh
pada Tauhid Ilahi secara murni,
yang merupakan misi utama
pengutusan para Rasul Allah, terutama
Nabi Besar Muhammad saw.
(QS.98:1-9), sehingga Allah Swt.
menyebut mereka Hizbullāh (golongan
Allah), firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا مَنۡ یَّرۡتَدَّ مِنۡکُمۡ عَنۡ دِیۡنِہٖ فَسَوۡفَ یَاۡتِی
اللّٰہُ بِقَوۡمٍ یُّحِبُّہُمۡ وَ یُحِبُّوۡنَہٗۤ ۙ اَذِلَّۃٍ عَلَی
الۡمُؤۡمِنِیۡنَ اَعِزَّۃٍ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ ۫ یُجَاہِدُوۡنَ فِیۡ سَبِیۡلِ
اللّٰہِ وَ لَا یَخَافُوۡنَ لَوۡمَۃَ
لَآئِمٍ ؕ ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ وَاسِعٌ
عَلِیۡمٌ ﴿ ﴾ اِنَّمَا
وَلِیُّکُمُ اللّٰہُ وَ رَسُوۡلُہٗ وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا الَّذِیۡنَ
یُقِیۡمُوۡنَ الصَّلٰوۃَ وَ یُؤۡتُوۡنَ
الزَّکٰوۃَ وَ ہُمۡ رٰکِعُوۡنَ ﴿ ﴾ وَ مَنۡ یَّتَوَلَّ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ وَ
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا فَاِنَّ حِزۡبَ اللّٰہِ ہُمُ الۡغٰلِبُوۡنَ ﴿٪ ﴾
Hai
orang-orang yang beriman, barangsiapa di
antara kamu murtad dari agamanya maka Allah
segera akan mendatangkan suatu kaum, Dia
akan mencintai mereka dan mereka pun
akan mencintai-Nya, mereka akan bersikap
lemah-lembut terhadap orang-orang
beriman dan keras terhadap orang-orang kafir. Mereka akan berjuang di jalan Allah dan tidak
takut akan celaan seorang pencela. ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ
مَنۡ یَّشَآءُ -- Itulah karunia Allah, Dia memberikannya kepada
siapa yang Dia kehendaki وَ اللّٰہُ وَاسِعٌ عَلِیۡمٌ -- dan Allah
Maha Luas karunia-Nya, Maha
Mengetahui. Sesungguhnya Pelindung kamu adalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang
beriman yang senantiasa mendirikan
shalat dan membayar zakat dan mereka
taat kepada Allah. وَ مَنۡ یَّتَوَلَّ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا -- Dan barangsiapa
menjadikan Allah, Rasul-Nya dan mereka yang beriman sebagai pelindung,
فَاِنَّ حِزۡبَ اللّٰہِ ہُمُ الۡغٰلِبُوۡنَ -- maka sesungguhnya jamaat
Allah pasti menang (Al-Māidah
[5]:55-57).
Ciri-ciri Lain Hizbullāh (Golongan Allah) Hakiki & Mendahulukan Sesama Muslim
Mengenai ciri-ciri Hizbullāh (Jemaat Allah) yang hakiki
tersebut dalam Surah lain Allah Swt. berfirman kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
لَا تَجِدُ
قَوۡمًا یُّؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ الۡیَوۡمِ الۡاٰخِرِ یُوَآدُّوۡنَ مَنۡ حَآدَّ اللّٰہَ وَ
رَسُوۡلَہٗ وَ لَوۡ کَانُوۡۤا اٰبَآءَہُمۡ
اَوۡ اَبۡنَآءَہُمۡ اَوۡ اِخۡوَانَہُمۡ
اَوۡ عَشِیۡرَتَہُمۡ ؕ اُولٰٓئِکَ
کَتَبَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمُ الۡاِیۡمَانَ وَ اَیَّدَہُمۡ بِرُوۡحٍ مِّنۡہُ ؕ وَ یُدۡخِلُہُمۡ جَنّٰتٍ
تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ خٰلِدِیۡنَ
فِیۡہَا ؕ رَضِیَ اللّٰہُ عَنۡہُمۡ
وَ رَضُوۡا عَنۡہُ ؕ اُولٰٓئِکَ حِزۡبُ اللّٰہِ ؕ اَلَاۤ اِنَّ حِزۡبَ اللّٰہِ ہُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ ﴿٪﴾
Engkau tidak akan
mendapatkan suatu kaum yang menyatakan
beriman kepada Allah dan Hari Akhir tetapi mereka
mencintai orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, walau
pun mereka itu bapak-bapak mereka atau anak-anak mereka atau saudara-saudara mereka ataupun keluarga mereka. اُولٰٓئِکَ کَتَبَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمُ الۡاِیۡمَانَ وَ
اَیَّدَہُمۡ بِرُوۡحٍ مِّنۡہُ -- Mereka itulah orang-orang yang di dalam hati mereka Dia telah menanamkan iman dan
Dia telah meneguhkan mereka dengan ilham
dari Dia sendiri, وَ یُدۡخِلُہُمۡ جَنّٰتٍ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ
خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا
-- dan Dia akan memasukkan mereka
ke dalam kebun-kebun yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.
Mereka kekal di dalamnya.
رَضِیَ اللّٰہُ عَنۡہُمۡ وَ رَضُوۡا
عَنۡہُ
-- Allah
ridha kepada mereka dan mereka ridha
kepada-Nya. اُولٰٓئِکَ حِزۡبُ
اللّٰہِ -- Itulah golongan Allah. اَلَاۤ اِنَّ حِزۡبَ اللّٰہِ ہُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ -- Ketahuilah,
sesungguhnya golongan Allah itulah orang-orang
yang berhasil (Al-Mujadalah [58]:23). Lihat
pula QS.9:23.
Sudah nyata bahwa tidak mungkin terdapat persahabatan
atau perhubungan cinta sejati atau sungguh-sungguh di antara orang-orang beriman dengan
orang-orang kafir, sebab cita-cita, pendirian-pendirian, dan kepercayaan
agama dari kedua golongan itu bertentangan
satu sama lain.
Dan karena kesamaan dan perhubungan kepentingan itu merupakan syarat mutlak bagi perhubungan yang sungguh-sungguh
erat menjadi tidak ada, maka orang-orang beriman diminta jangan mempunyai persahabatan yang erat lagi mesra
dengan orang-orang kafir. Hal ini berlaku pula dalam masalah pernikahan
(QS.2:222).
Kesamaan Iman Harus Mengatasi Kepentingan
Duniawi Lainnya
Ikatan agama mengatasi
segala perhubungan lainnya, malahan
mengatasi pertalian darah yang amat
dekat sekalipun. Ayat ini nampaknya merupakan seruan umum. Tetapi secara khusus
seruan itu tertuju kepada orang-orang
kafir yang ada dalam berperang dengan
kaum Muslim, atau yang secara aktif selalu melakukan penentangan dan menyebarkan berbagai fitnah terhadap Nabi Besar
Muhammad saw. dan Al-Quran,
firman-Nya:
لَا
یَتَّخِذِ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ الۡکٰفِرِیۡنَ اَوۡلِیَآءَ مِنۡ دُوۡنِ
الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ۚ وَ مَنۡ یَّفۡعَلۡ ذٰلِکَ فَلَیۡسَ مِنَ اللّٰہِ فِیۡ شَیۡءٍ اِلَّاۤ اَنۡ تَتَّقُوۡا مِنۡہُمۡ تُقٰىۃً ؕ وَ
یُحَذِّرُکُمُ اللّٰہُ نَفۡسَہٗ ؕ وَ اِلَی اللّٰہِ الۡمَصِیۡرُ ﴿﴾
Janganlah orang-orang beriman mengambil
orang-orang kafir menjadi sahabat dengan mengenyampingkan orang-orang beriman, dan barangsiapa berbuat demikian maka sekali-kali tidak ada hubungannya dengan Allah sedikit pun,
kecuali bila kamu menjaga diri dari
mereka dengan suatu penjagaan yang sebaik-baiknya.
Dan Allah
memperingatkan kamu terhadap hukuman-Nya, dan kamu akan kembali kepada Allah (Âli ‘Imran [3]:29). Lihat pula QS.4:145; QS.9:23).
Dengan diperolehnya kekuatan politik oleh Islam, seperti dijanjikan Allah Swt. dalam ayat-ayat
sebelumnya (QS.3:27-28), bagi negara
Islam mengadakan persekutuan-persekutuan
politik itu menjadi sangat perlu.
Ayat yang sedang dibahas ini berisikan pedoman
asasi bahwa tidak ada negara Islam
boleh mengadakan perjanjian atau persekutuan dengan negara bukan-Islam yang sama sekali akan merugikan, atau mempunyai kepentingan
yang bertentangan dengan
kepentingan-kepentingan negara-negara
Islam lainnya.
Kepentingan-kepentingan Islam
harus berada di atas kepentingan-kepentingan
lainnya. Itulah makna ayat: لَا یَتَّخِذِ
الۡمُؤۡمِنُوۡنَ الۡکٰفِرِیۡنَ اَوۡلِیَآءَ مِنۡ دُوۡنِ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ -- “Janganlah orang-orang beriman mengambil orang-orang kafir menjadi sahabat dengan
mengenyampingkan orang-orang beriman,
وَ مَنۡ یَّفۡعَلۡ ذٰلِکَ فَلَیۡسَ مِنَ
اللّٰہِ فِیۡ شَیۡءٍ -- dan barangsiapa berbuat demikian maka sekali-kali tidak ada hubungannya dengan
Allah sedikit pun.”
(Bersambung)
Rujukan:
The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 22 Juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar