بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt
Bab 94
Makna 19
Malaikat Penjaga “Neraka Saqar” & Nubuatan Dalam Surah Al-Rahmān
Mengenai Kemajuan Duniawi Golongan Jin
dan Ins (Penganut Sistem Kapitalisme
dan Sosialisme) serta Kegagalan yang Akan Menimpa Mereka
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian
akhir Bab sebelumnya telah dibahas
mengenai Walid bin Mughirah, seorang
pribadi terkemuka di antara kaum
Quraisy, dan dikenal di antara sesama warga kota dengan gelar-gelar yang sangat terhormat seperti “unik” dan “semerbak ganda
kaum Quraisy,” firman-Nya:
فَاِذَا نُقِرَ
فِی النَّاقُوۡرِ ۙ﴿﴾ فَذٰلِکَ
یَوۡمَئِذٍ یَّوۡمٌ عَسِیۡرٌ ۙ﴿﴾ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ غَیۡرُ یَسِیۡرٍ ﴿﴾ ذَرۡنِیۡ
وَ مَنۡ خَلَقۡتُ وَحِیۡدًا ﴿ۙ﴾ وَّ جَعَلۡتُ
لَہٗ مَالًا مَّمۡدُوۡدًا ﴿ۙ﴾ وَّ بَنِیۡنَ
شُہُوۡدًا ﴿ۙ﴾ وَّ
مَہَّدۡتُّ لَہٗ تَمۡہِیۡدًا ﴿ۙ﴾ ثُمَّ
یَطۡمَعُ اَنۡ اَزِیۡدَ ﴿٭ۙ﴾
Maka apabila nafiri ditiup,
maka hari itu adalah hari yang sulit. Bagi orang-orang kafir tidak mudah. ذَرۡنِیۡ
وَ مَنۡ خَلَقۡتُ وَحِیۡدًا -- Biarkanlah
Aku berurusan dengan orang yang telah Aku ciptakan Sendiri. وَّ جَعَلۡتُ لَہٗ
مَالًا مَّمۡدُوۡدًا -- Dan Aku menjadikan baginya harta
berlimpah-limpah, وَّ بَنِیۡنَ شُہُوۡدًا -- dan anak-anak
yang hadir bersamanya, وَّ
مَہَّدۡتُّ لَہٗ تَمۡہِیۡدًا -- Dan
Aku lapangkan rezeki baginya selapang-lapangnya, ثُمَّ
یَطۡمَعُ اَنۡ اَزِیۡدَ -- kemudian ia ingin sekali supaya Aku menambahnya (Al-Muddatstsīr [74]:9-16).
Benarnya Jawaban Allah Swt. Mengenai Doa
Nabi Ibrahim a.s.
Ia sangat tampan dan terkenal karena sajak-sajaknya yang indah dan karena karya-karya lainnya. la ia memiliki anak 10
sampai 13 orang dan ia kaya-raya, sebagaimana dijelaskan dalam ayat-ayat
selanjutnya: وَّ
بَنِیۡنَ شُہُوۡدًا -- “dan anak-anak
yang hadir bersamanya.”
Ayat ini dapat berarti bahwa anak-anak
Walid bin Mughirah pun berwibawa seperti dia. Mereka pun
ditawari tempat terhormat dalam majlis-majlis yang dihadirinya. Atau, Walid bin
Mughirah itu sangat kaya sehingga
anak-anaknya senantiasa berkumpul bersama dia tanpa perlu ke mana-mana mencari
nafkah.
Jadi, firman Allah Swt.
tentang Walid bin Mughirah: ذَرۡنِیۡ
وَ مَنۡ خَلَقۡتُ وَحِیۡدًا -- Biarkanlah
Aku berurusan dengan orang yang telah Aku ciptakan Sendiri. وَّ جَعَلۡتُ لَہٗ
مَالًا مَّمۡدُوۡدًا -- Dan Aku menjadikan baginya harta berlimpah-limpah, وَّ بَنِیۡنَ شُہُوۡدًا --dan anak-anak
yang hadir bersamanya, وَّ
مَہَّدۡتُّ لَہٗ تَمۡہِیۡدًا -- Dan Aku lapangkan rezeki baginya selapang-lapangnya, ثُمَّ
یَطۡمَعُ اَنۡ اَزِیۡدَ -- kemudian ia ingin sekali supaya Aku menambahnya (Al-Muddatstsīr [74]:12-16),
membuktikan benarnya jawaban Allah
Swt. mengenai doa
Nabi Ibrahim a.s. dalam firman-Nya:
وَ اِذۡ قَالَ اِبۡرٰہٖمُ رَبِّ اجۡعَلۡ ہٰذَا بَلَدًا اٰمِنًا وَّ ارۡزُقۡ اَہۡلَہٗ مِنَ
الثَّمَرٰتِ مَنۡ اٰمَنَ مِنۡہُمۡ بِاللّٰہِ
وَ الۡیَوۡمِ الۡاٰخِرِ ؕ قَالَ وَ
مَنۡ کَفَرَ فَاُمَتِّعُہٗ قَلِیۡلًا ثُمَّ اَضۡطَرُّہٗۤ اِلٰی عَذَابِ
النَّارِ ؕ وَ بِئۡسَ
الۡمَصِیۡرُ ﴿﴾
Dan ingatlah
ketika Ibrahim berkata: “Ya Rabb-ku (Tuhan-ku), jadikanlah tempat ini kota
yang aman وَّ ارۡزُقۡ اَہۡلَہٗ مِنَ الثَّمَرٰتِ مَنۡ اٰمَنَ مِنۡہُمۡ بِاللّٰہِ وَ الۡیَوۡمِ الۡاٰخِرِ -- dan berikanlah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya dari
antara mereka yang beriman kepada
Allah dan Hari Kemudian.”
قَالَ وَ
مَنۡ کَفَرَ فَاُمَتِّعُہٗ قَلِیۡلًا ثُمَّ اَضۡطَرُّہٗۤ اِلٰی عَذَابِ النَّارِ -- Dia berfirman: “Dan orang yang kafir pun maka Aku
akan memberi sedikit kesenangan kepadanya kemudian akan
Aku paksa ia masuk ke dalam azab Api, وَ بِئۡسَ الۡمَصِیۡرُ -- dan itulah seburuk-buruk tempat kembali” (Al-Baqarah [2]:127).
Kehinaan Berantai yang Menimpa Walid bin Mughirah & Tiga Orang Putra Walid bin Mughirah Masuk Islam
Jadi, betapa kisah-kisah dalam Al-Quran bukan kumpulan “dongeng kaum purbakala” sebagaimana tuduhan dusta para penentang Nabi Besar Muhammad saw. (QS.25:5-9),
karena di dalamnya terkandung berbagai petunjuk serta informasi
tentang masa lalu serta yang akan kembali terjadi di masa datang, yakni
sebagai nubuatan (kabar gaib).
Kemudian, dalam rangka menjawab
ayat sebelumnya: ثُمَّ یَطۡمَعُ اَنۡ
اَزِیۡدَ -- “kemudian
ia ingin sekali supaya Aku
menambahnya” ((Al-Muddatstsīr
[74]:16), Allah Swt. selanjutnya berfirman:
کَلَّا ؕ
اِنَّہٗ کَانَ لِاٰیٰتِنَا عَنِیۡدًا ﴿ؕ﴾ سَاُرۡہِقُہٗ صَعُوۡدًا ﴿ؕ﴾ اِنَّہٗ فَکَّرَ
وَ قَدَّرَ ﴿ۙ﴾ فَقُتِلَ کَیۡفَ قَدَّرَ ﴿ۙ﴾ ثُمَّ قُتِلَ
کَیۡفَ قَدَّرَ ﴿ۙ﴾ ثُمَّ نَظَرَ
﴿ۙ﴾ ثُمَّ عَبَسَ وَ
بَسَرَ ﴿ۙ﴾ ثُمَّ
اَدۡبَرَ وَ اسۡتَکۡبَرَ ﴿ۙ﴾ فَقَالَ اِنۡ
ہٰذَاۤ اِلَّا سِحۡرٌ
یُّؤۡثَرُ ﴿ۙ﴾ اِنۡ
ہٰذَاۤ اِلَّا قَوۡلُ الۡبَشَرِ ﴿ؕ﴾
Sekali-kali tidak!
Sesungguhnya dia
selalu menentang Tanda-tanda Kami. Segera
Aku akan menimpakan kepadanya azab
yang terus meningkat. Sesungguhnya
ia memikirkan dan menetapkan. Maka kebinasaan
menyergapnya. Bagaimana ia telah menetapkan.
Kemudian kebinasaan menyergapnya lagi. Bagaimana ia telah menetapkan. ثُمَّ نَظَرَ -- Kemudian
ia memandang, ثُمَّ عَبَسَ وَ
بَسَرَ -- kemudian
ia bermasam muka dan merengut. ثُمَّ اَدۡبَرَ
وَ اسۡتَکۡبَرَ -- Kemudian ia berpaling
dan menyombongkan diri, فَقَالَ اِنۡ ہٰذَاۤ
اِلَّا سِحۡرٌ یُّؤۡثَرُ -- Lalu ia
berkata: “Tidaklah Al-Quran
ini melainkan sihir yang diwariskan,
اِنۡ
ہٰذَاۤ اِلَّا قَوۡلُ الۡبَشَرِ -- “Al-Quran
ini tidak lain melainkan perkataan
manusia.” (Al-Muddatstsīr [74]:17-26).
Kata kallā dipakai untuk menolak permohonan seseorang dan memarahinya karena mengajukan permohonan itu (Lexicon Lane). Isyarat dalam ayat-ayat ini pada khususnya tertuju kepada Walid bin Mughirah. Kehancuran terus
membuntuti langkahnya.
Tiga putranya – Walid bin Walid, Khalid bin Walid yang sangat
terkenal -- dan Hisyam bin Walid -- masuk Islam,
sedang lain-lainnya binasa di hadapan
mata kepala sendiri dalam perang Badar. Ia menderita kerugian berat dalam bidang keuangan
dan akhirnya ia mati dalam kemiskinan
dan kehinaan.
Makna ayat ثُمَّ نَظَرَ – “Kemudian
ia memandang, ثُمَّ عَبَسَ وَ
بَسَرَ -- kemudian
ia bermasam muka dan merengut. ثُمَّ اَدۡبَرَ
وَ اسۡتَکۡبَرَ -- Kemudian ia berpaling
dan menyombongkan diri”, ketika Al-Quran dibacakan kepadanya Walid bin Mughirah mengerutkan dahi dan merengut
saking bencinya, dan berlalu sambil marah-marah
bukan alang kepalang.
Makna 19 Malaikat Penjaga Neraka “Saqar”
Selanjutnya Allah Swt.
berfirman mengenai berbagai akibat buruk yang akan menimpa para penentang pendakwaan Nabi Besar Muhammad saw. dan
kesempurnaan Al-Quran:
سَاُصۡلِیۡہِ
سَقَرَ ﴿﴾ وَ مَاۤ اَدۡرٰىکَ مَا سَقَرُ ﴿ؕ﴾ لَا تُبۡقِیۡ
وَ لَا تَذَرُ ﴿ۚ﴾ لَوَّاحَۃٌ لِّلۡبَشَرِ ﴿ۚۖ﴾ عَلَیۡہَا تِسۡعَۃَ
عَشَرَ ﴿ؕ﴾ وَ مَا جَعَلۡنَاۤ اَصۡحٰبَ
النَّارِ اِلَّا مَلٰٓئِکَۃً ۪ وَّ مَا
جَعَلۡنَا عِدَّتَہُمۡ اِلَّا فِتۡنَۃً
لِّلَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ۙ لِیَسۡتَیۡقِنَ
الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ وَ یَزۡدَادَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِیۡمَانًا وَّ لَا
یَرۡتَابَ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ
وَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ ۙ وَ لِیَقُوۡلَ الَّذِیۡنَ
فِیۡ قُلُوۡبِہِمۡ مَّرَضٌ وَّ الۡکٰفِرُوۡنَ مَاذَاۤ اَرَادَ
اللّٰہُ بِہٰذَا مَثَلًا ؕ
کَذٰلِکَ یُضِلُّ اللّٰہُ مَنۡ یَّشَآءُ وَ
یَہۡدِیۡ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ مَا
یَعۡلَمُ جُنُوۡدَ رَبِّکَ اِلَّا ہُوَ ؕ
وَ مَا ہِیَ اِلَّا ذِکۡرٰی لِلۡبَشَرِ ﴿٪﴾
Segera Aku memasukkannya ke neraka Saqar.
Dan apakah yang engkau ketahui apa Saqar itu? لَا تُبۡقِیۡ وَ لَا
تَذَرُ -- Tidak ada yang dia sisakan dan tidak
ada yang dia tinggalkan. لَوَّاحَۃٌ لِّلۡبَشَرِ -- Api itu menghanguskan kulit manusia. عَلَیۡہَا
تِسۡعَۃَ عَشَرَ -- Di atasnya ada sembilan belas malaikat. وَ مَا جَعَلۡنَاۤ اَصۡحٰبَ
النَّارِ اِلَّا مَلٰٓئِکَۃً -- Dan Kami sekali-kali tidak menjadikan penjaga-penjaga Api melainkan malaikat, وَّ مَا
جَعَلۡنَا عِدَّتَہُمۡ اِلَّا فِتۡنَۃً
لِّلَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا -- dan
Kami sekali-kali tidak menetapkan bilangan mereka melainkan sebagai cobaan bagi orang-orang kafir, لِیَسۡتَیۡقِنَ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا
الۡکِتٰبَ وَ یَزۡدَادَ الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡۤا اِیۡمَانًا -- supaya yakin
orang-orang yang telah diberi Kitab dan bertambah keimanan orang-orang yang beriman, dan tidak ragu-ragu orang-orang yang diberi
Kitab dan orang-orang beriman, وَ لِیَقُوۡلَ الَّذِیۡنَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمۡ
مَّرَضٌ وَّ الۡکٰفِرُوۡنَ -- dan
supaya berkata orang-orang yang dalam
hati mereka ada penyakit dan orang-orang
kafir: مَاذَاۤ اَرَادَ اللّٰہُ
بِہٰذَا مَثَلًا -- “Apakah yang dikehendaki Allah dengan misal
(perumpamaan) semacam ini?” کَذٰلِکَ
یُضِلُّ اللّٰہُ مَنۡ یَّشَآءُ وَ
یَہۡدِیۡ مَنۡ یَّشَآءُ -- Demikianlah Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia
kehendaki. وَ مَا یَعۡلَمُ جُنُوۡدَ رَبِّکَ
اِلَّا ہُوَ ؕ -- Dan sekali-kali tidak ada yang mengetahui lasykar-lasykar Rabb (Tuhan)
engkau selain Dia. وَ مَا ہِیَ اِلَّا ذِکۡرٰی لِلۡبَشَرِ -- Dan
tidaklah Al-Quran itu melainkan
nasihat bagi manusia. (Al-Muddatstsīr
[74]:27-32).
Orang dianugerahi sembilan indra pokok yaitu: tujuh buah indra pengamatan ke luar
(exteroceptive), sebuah penginderaan gerak gerik manusia sendiri
(proprioceptive) mengenai posisi dalam ruang, dan sebuah penginderaan usus
(enteroceptive) yang timbul dari anggota-anggota tubuh bagian dalam bertalian
dengan rasa lapar, haus, dan sebagainya.
Kesemuanya itu disandingkan
dengan sembilan pasangan ruhaninya
bersama dengan indra pengawasan atau pemeliharaan -- yaitu daya
kemauan yang mempengaruhi serta mengawasi segala macam kemampuan dalam fitrat manusia itu -- merupakan kesembilan belas penjaga neraka.
Atau jumlah “sembilan belas” itu
mungkin rahasia Ilahi khusus mengenai para Ahlikitab, yang arti dan kenyataannya akan dibukakan pada saat
yang ditetapkan Allah Swt. Sendiri dan akan menjadikan mereka mengakui kebenaran ajaran Al-Quran dan akan sangat menambah keyakinan iman orang-orang beriman.
Siapakah berani mengaku tahu mengenai semua rahasia
Allah?
Firman Allah Swt. mengenai
Saqar
dalam ayat: سَاُصۡلِیۡہِ سَقَرَ -- Segera Aku memasukkannya ke neraka Saqar.
وَ مَاۤ اَدۡرٰىکَ مَا سَقَرُ -- Dan
apakah yang engkau ketahui apa Saqar
itu? لَا
تُبۡقِیۡ وَ لَا تَذَرُ -- Tidak
ada yang dia sisakan dan tidak ada yang dia tinggalkan. لَوَّاحَۃٌ لِّلۡبَشَرِ -- Api
itu menghanguskan kulit manusia,” pernyataan
Allah Swt. tersebut nampaknya memiliki hubungan dengan peringatan
atau ancaman Allah Swt. kepada bangsa-bangsa
Kristen
yang bermata biru (QS.20:103-104)
dari barat, yang disebut Yajuj (Gog)
dan Majuj (Magog - QS.18:95-102;
QS.21:96-101).
Peringatan Bagi Ya’juj (Gog) dan Ma’juj
(Magog) yakni Golongan Jin dan Ins (Manusia)
Dalam Surah Ar-Rahmān mereka disebut sebagai golongan jin
dan golongan ins, yakni bangsa-bangsa
penganut faham Kapitalisme dan paham
Sosialisme di Akhir Zaman
ini, yang mengingkari nikmat-nikmat
dari Sifat Rahmāniyat (Maha Pemurah) Allah Swt., firman-Nya:
سَنَفۡرُغُ لَکُمۡ
اَیُّہَ الثَّقَلٰنِ ﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ
اٰلَآءِ رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ
﴿﴾ یٰمَعۡشَرَ الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ اِنِ
اسۡتَطَعۡتُمۡ اَنۡ تَنۡفُذُوۡا مِنۡ اَقۡطَارِ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ فَانۡفُذُوۡا
ؕ لَا تَنۡفُذُوۡنَ اِلَّا بِسُلۡطٰنٍ ﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ
اٰلَآءِ رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ
﴿﴾ یُرۡسَلُ عَلَیۡکُمَا شُوَاظٌ مِّنۡ نَّارٍ ۬ۙ وَّ نُحَاسٌ فَلَا تَنۡتَصِرٰنِ ﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ
اٰلَآءِ رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ
﴿﴾ فَاِذَا انۡشَقَّتِ السَّمَآءُ فَکَانَتۡ وَرۡدَۃً کَالدِّہَانِ ﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ
اٰلَآءِ رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ
﴿﴾ فَیَوۡمَئِذٍ لَّا یُسۡـَٔلُ عَنۡ ذَنۡۢبِہٖۤ
اِنۡسٌ وَّ لَا جَآنٌّ ﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ
اٰلَآءِ رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ
﴿﴾ یُعۡرَفُ الۡمُجۡرِمُوۡنَ بِسِیۡمٰہُمۡ فَیُؤۡخَذُ بِالنَّوَاصِیۡ وَ
الۡاَقۡدَامِ ﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ اٰلَآءِ
رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿﴾ ہٰذِہٖ جَہَنَّمُ الَّتِیۡ یُکَذِّبُ بِہَا الۡمُجۡرِمُوۡنَ ﴿ۘ﴾ یَطُوۡفُوۡنَ بَیۡنَہَا وَ بَیۡنَ حَمِیۡمٍ اٰنٍ ﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ
اٰلَآءِ رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ
﴿٪﴾
Segera Kami akan menghadapi kamu, hai dua golongan yang kuat. فَبِاَیِّ اٰلَآءِ
رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ -- Maka nikmat-nikmat Rabb (Tuhan) kamu berdua yang manakah yang kamu berdua dustakan? یٰمَعۡشَرَ الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ اِنِ اسۡتَطَعۡتُمۡ اَنۡ تَنۡفُذُوۡا مِنۡ اَقۡطَارِ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ
فَانۡفُذُوۡا ؕ لَا تَنۡفُذُوۡنَ اِلَّا بِسُلۡطٰنٍ -- Hai golongan jin dan ins (manusia)!
Jika kamu memiliki kekuatan untuk menembus batas-batas seluruh langit dan
bumi maka tembuslah, namun kamu tidak
dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. فَبِاَیِّ اٰلَآءِ رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ
-- Maka nikmat-nikmat
Rabb (Tuhan) kamu berdua
yang manakah yang kamu berdua dustakan? یُرۡسَلُ
عَلَیۡکُمَا شُوَاظٌ مِّنۡ نَّارٍ ۬ۙ وَّ نُحَاسٌ فَلَا تَنۡتَصِرٰنِ
-- Akan dikirimkan kepada kamu berdua nyala api, dan leburan tembaga, lalu kamu
berdua tidak akan dapat menolong diri sendiri. فَبِاَیِّ اٰلَآءِ
رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ -- Maka nikmat-nikmat Rabb (Tuhan) berdua yang manakah yang kamu berdua dustakan? فَاِذَا انۡشَقَّتِ السَّمَآءُ فَکَانَتۡ وَرۡدَۃً کَالدِّہَانِ -- Dan ketika langit terbelah dan menjadi merah bagaikan kulit merah.
فَبِاَیِّ اٰلَآءِ
رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ
-- Maka nikmat-nikmat Rabb (Tuhan) kamu berdua yang manakah yang kamu dustakan? فَیَوۡمَئِذٍ لَّا
یُسۡـَٔلُ عَنۡ ذَنۡۢبِہٖۤ اِنۡسٌ وَّ
لَا جَآنٌّ
-- Pada hari itu tidak akan ditanya
dosa ins (manusia) dan tidak
pula jin. فَبِاَیِّ اٰلَآءِ
رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ
-- Maka nikmat-nikmat
Rabb (Tuhan) kamu berdua yang manakah yang kamu
berdua dustakan? یُعۡرَفُ الۡمُجۡرِمُوۡنَ بِسِیۡمٰہُمۡ فَیُؤۡخَذُ
بِالنَّوَاصِیۡ وَ الۡاَقۡدَامِ
-- Orang-orang berdosa ciri-ciri mereka akan dikenal lalu mereka akan dipegang (diseret) pada
jambul dan kakinya. فَبِاَیِّ اٰلَآءِ
رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ
-- Maka nikmat-nikmat
Rabb (Tuhan) kamu berdua yang manakah yang kamu berdua dustakan? ہٰذِہٖ جَہَنَّمُ الَّتِیۡ یُکَذِّبُ بِہَا الۡمُجۡرِمُوۡنَ -- Inilah Jahannam yang orang-orang
berdosa mendustakannya, یَطُوۡفُوۡنَ بَیۡنَہَا وَ بَیۡنَ حَمِیۡمٍ اٰنٍ -- mereka akan berkeliling-keliling di antara Jahannam itu
dan air panas mendidih. --
فَبِاَیِّ اٰلَآءِ رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ
-- Maka nikmat-nikmat Rabb (Tuhan)
kamu berdua yang manakah yang
kamu berdua dustakan? (Ar-Rahmān [55]:32-46).
Ketakaburan
Besar Golongan
Jin dan Ins & Kegagalan yang Akan Dialaminya
Ats-tsaqalān
dalam ayat سَنَفۡرُغُ لَکُمۡ
اَیُّہَ الثَّقَلٰنِ -- “Segera
Kami akan mengha-dapi kamu, hai dua golongan yang kuat “ berarti: dua jenis barang yang berat (Lexicon Lane), dapat berarti pula
golongan “ins” (manusia) dan “jin”, sebagaimana diperlihatkan oleh seluk-beluk
kalimatnya (konteksnya), atau orang-orang
Arab dan orang-orang bukan Arab,
atau dalam bahasa politik dewasa
ini, “dua blok besar” – Rusia
atau Cina dan sekutu-sekutu mereka di
satu pihak, dan Amerika Serikat
beserta sekutu-sekutunya di pihak lain; atau kata itu dapat diartikan golongan kapitalis (jin) dan golongan buruh (ins).
Dari cara kedua blok besar itu bertingkah laku nampaknya
sewaktu-waktu mereka dapat terlibat dalam sengketa
maut yang akan menghancur-leburkan
seluruh karya manusia yang dilakukan dari abad ke abad untuk mengembangkan seni dan ilmu pengetahuan dapat menyebabkan kehidupan di atas bumi ini nyaris lenyap.
Ayat ini nampaknya mengandung peringatan akan kemungkinan itu, yang
dibuktikan kebenarannya dengan terjadinya 2
kali Perang Dunia.
Ayat
selanjutnya: یٰمَعۡشَرَ الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ
اِنِ اسۡتَطَعۡتُمۡ اَنۡ
تَنۡفُذُوۡا مِنۡ اَقۡطَارِ
السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ فَانۡفُذُوۡا ؕ لَا
تَنۡفُذُوۡنَ اِلَّا بِسُلۡطٰنٍ -- “Hai golongan jin dan ins (manusia)! Jika kamu memiliki kekuatan untuk menembus
batas-batas seluruh langit dan bumi
maka tembuslah, namun kamu tidak dapat menembusnya kecuali
dengan kekuatan” telah diberi
bermacam-macam penafsiran.
Menurut suatu penafsiran,
bahwa para ilmuwan dan para ahli filsafat Non-Muslim – khususnya yang beragama Kristen -- yang membanggakan diri mengenai kemajuan besar yang telah dicapai mereka
dalam bidang pengetahuan duniawi telah diberitahu, bahwa kendati
pun betapa besarnya kemajuan yang
mungkin telah dicapai mereka dalam pengetahuan
dan ilmu, mereka tidak dapat memahami semua hukum
alam yang mengatur alam semesta
ini dengan sepenuhnya. Betapa pun mereka
berusaha, mereka tidak akan berhasil
dalam pencarian mereka, sebab khazanah pengetahuan Allah Swt. yang terkandung
di alam semesta ini tak terhingga
(QS.18:110; QS.31:28; QS.87:1-8).
Menurut penafsiran lain,
ayat 34 Surah Ar-Rahmān ini memperingatkan orang-orang berdosa yang “matanya buta sebelah” yakni
“dajjal” -- si pendusta besar di Akhir Zaman ini -- yakni: “Biarkanlah
mereka memberanikan diri menembus batas-batas langit dan bumi, mereka tidak
akan mampu menentang hukum-hukum Ilahi tanpa mendapat hukuman, dan mereka tidak
akan dapat meloloskan diri dari azab Ilahi.”
Ayat ini dapat juga
mengisyaratkan kepada pembuatan roket-roket,
sputnik-sputnik, dan pesawat ruang angkasa lainnya sebagainya -- yang semuanya mempergunakan kekuatan api -- yang dengan alat-alat (sarana-sarana) tersebut
orang-orang Rusia dan Amerika berusaha mencapai benda-benda langit. Dalam ayat tersebut mereka
diberitahu, bahwa paling-paling mereka hanya akan dapat mencapai beberapa planet terdekat dari bumi, tetapi jagat-jagat raya kepunyaan Allah Swt. yang
sangat luas ini tidak mungkin dapat dijelajahi seluruhnya.
Itulah berbagai makna
ayat: یٰمَعۡشَرَ
الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ اِنِ اسۡتَطَعۡتُمۡ
اَنۡ تَنۡفُذُوۡا مِنۡ اَقۡطَارِ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ
فَانۡفُذُوۡا ؕ لَا تَنۡفُذُوۡنَ اِلَّا بِسُلۡطٰنٍ -- “Hai golongan jin dan ins (manusia)!
Jika kamu memiliki kekuatan untuk menembus batas-batas seluruh langit dan
bumi maka tembuslah, namun kamu
tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan” (Ar-Rahmān [55]:34).
Nubuatan Dalam Surah Al-Lahab
Jadi, kata jin dan ins (manusia)
tersebut merupakan sebutan lain
dari Ats-tsaqalān dalam ayat سَنَفۡرُغُ لَکُمۡ
اَیُّہَ الثَّقَلٰنِ -- “Segera
Kami akan menghadapi kamu, hai dua golongan yang kuat “ berarti: dua jenis barang yang berat (Lexicon Lane), atau “dua tangan
Abu Lahab”, firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
ؕ﴿﴾ تَبَّتۡ یَدَاۤ اَبِیۡ
لَہَبٍ وَّ تَبَّ ؕ﴿﴾ مَاۤ اَغۡنٰی
عَنۡہُ مَالُہٗ وَ مَا
کَسَبَ ؕ﴿﴾ سَیَصۡلٰی نَارًا ذَاتَ لَہَبٍ ۚ﴿ۖ﴾ وَّ
امۡرَاَتُہٗ ؕ حَمَّالَۃَ
الۡحَطَبِ ۚ﴿﴾ فِیۡ جِیۡدِہَا حَبۡلٌ مِّنۡ مَّسَدٍ ٪﴿﴾
Aku baca
dengan nama
Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.
تَبَّتۡ
یَدَاۤ اَبِیۡ لَہَبٍ وَّ
تَبَّ -- Binasalah kedua tangan Abu Lahab
dan binasalah dia! مَاۤ
اَغۡنٰی عَنۡہُ مَالُہٗ وَ مَا
کَسَبَ -- Sekali-kali tidak memberi manfaat kepadanya hartanya dan apa yang dia usahakan. سَیَصۡلٰی نَارًا
ذَاتَ لَہَبٍ
-- Segera ia akan masuk Api yang menyala-nyala. وَّ امۡرَاَتُہٗ ؕ حَمَّالَۃَ الۡحَطَبِ -- Dan juga istrinya pemikul kayu bakar.
فِیۡ جِیۡدِہَا حَبۡلٌ مِّنۡ
مَّسَدٍ -- di leher
istri-nya ada tali yang dipintal (Al-Lahab [111]:1-6).
Abu
Lahab (Bapak Nyala-Api) adalah julukan
yang diberikan kepada ‘Abd-al-’Uzza paman
Nabi Besar Muhammad saw. dan
musuh bebuyutan serta penindas beliau saw. Ia disebut
demikian, karena warna muka dan rambutnya kemerah-merahan, atau juga
karena ia berdarah panas (pemarah).
Surah ini mengingatkan kita kepada suatu peristiwa
ketika Besar Muhammad saw. mula-mula sekali membuka tabligh
Islam setelah diperintahkan Allah Swt. untuk mengumpulkan kaum kerabat beliau saw. (QS.26:215) dan menyampaikan Amanat Ilahi kepada mereka.
Pada suatu
hari Besar Muhammad saw. berdiri di Bukit Shafa dan memanggil
berbagai kabilah Mekkah satu demi satu – kabilah-kabilah Luway, Murah, Kilāb
dan Qushay – dan anggota keluarga-dekat
beliau saw., dan mengatakan kepada mereka bahwa beliau saw. adalah utusan Allah, dan bahwa jika mereka tidak
menerima seruan beliau saw. serta
tidak meninggalkan adat kebiasaan jahat
mereka, hukuman Allah akan menimpa diri mereka.
Belum juga Besar Muhammad saw. mengakhiri uraian (da’wah) beliau saw. tiba-tiba
berdirilah Abu Lahab seraya berkata:
“Binasalah engkau! Untuk inikah engkau
memanggil kami berkumpul?” (Bukhari).
Itulah asbabun- nuzul Surah Al-Lahab.
Namun karena kitab suci Al-Quran bukan merupakan “kumpulan
dongeng kaum purbakala” karena itu berbagai kisah dalam Al-Quran memiliki makna-makna lainnya yang sangat luas dan
dalam serta mengandung berbagai nubuatan
yang akan kembali terulang. Demikian pula hanya dengan Surah Al-Lahab yang artinya “Nyala Api”.
(Bersambung)
Rujukan:
The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 6 Juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar