بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt
Bab 108
Makna Ajnihah
(Sayap-sayap) Malaikat dan
Perkembangan Kemampuan Makhluk Allah
Swt. & Khazanah
Rezeki Allah Swt. dan Khazanah Ruhani Al-Quran yang Tidak Terbatas
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian
akhir Bab sebelumnya telah dibahas
mengenai jaminan rezeki dari
Allah Swt. terhadap binatang-binatang
di tanah dan di udara sehingga tidak dibiarkan hidup
tanpa jaminan makanan, karena
itu tidaklah masuk akal bahwa manusia —sebagai makhluk
Tuhan yang paling mulia dan merupakan
puncak segala kejadian makhluk -- harus
mati kelaparan. Dalam Surah lain Allah Swt. berfirman:
وَ مَا مِنۡ دَآبَّۃٍ فِی الۡاَرۡضِ
اِلَّا عَلَی اللّٰہِ رِزۡقُہَا وَ یَعۡلَمُ
مُسۡتَقَرَّہَا وَ مُسۡتَوۡدَعَہَا ؕ کُلٌّ
فِیۡ کِتٰبٍ مُّبِیۡنٍ ﴿﴾
Dan sekali-kali tidak
ada seekor binatang merayap pun di bumi,
melainkan Allah-lah yang menanggung
rezekinya. Dan Dia mengetahui tempat tinggalnya yang
sementara dan tempat tinggalnya yang
tetap, semuanya tercatat
dalam Kitab yang nyata (Hūd [11]:7).
Allah Swt. telah menyediakan bagi semua makhluk-Nya,
bahkan Dia telah menyediakan bahan-bahan
kehidupan bagi cacing dan binatang melata yang tinggal di lubang-lubang bumi sekalipun. Akal manusia tak sampai untuk memahami bagaimana dan dari mana cacing dan serangga yang
begitu banyak terdapat di permukaan dan di dalam bumi memperoleh makanannya.
Manusia merasa telah memecahkan rahasia-rahasia alam semesta, tetapi
sebenarnya masih belum mengenal sepenuhnya segala bentuk kehidupan mereka. Tetapi Allah Swt. telah memberikan perbekalan hidup lebih dari cukup kepada semua makhluk itu.
Makna “Tempat Tinggal Sementara” dan “Tempat
Tinggal Tetap”
Makna
ayat وَ یَعۡلَمُ
مُسۡتَقَرَّہَا وَ مُسۡتَوۡدَعَہَا -- “Dan Dia mengetahui
tempat tinggalnya yang sementara dan tempat
tinggalnya yang tetap, کُلٌّ
فِیۡ کِتٰبٍ مُّبِیۡنٍ -- semuanya tercatat dalam Kitab yang nyata,” ayat ini menegaskan bahwa Allah Swt. yang telah menyediakan keperluan jasmani bagi makhluk-Nya yang
paling sederhana itu, pasti tidak
akan mengabaikan untuk memberikan perbekalan
hidup yang sepadan bagi kepentingan
akhlak dan ruhani manusia, yang
merupakan puncak bagi ciptaan-Nya karena telah dijadikan untuk beribadah kepada-Nya (QS.51:57).
Ayat ini bukan hanya menunjuk kepada tempat tinggal sementara dan tempat tinggal abadi tiap-tiap wujud
yang hidup, melainkan menunjuk pula kepada batas
sejauh mana wujud-wujud itu dapat mengembangkan
kemampuan-kemampuannya, misalnya
berubahnya ulat dan rayap
yang melata dan merayap menjadi kupu-kupu dan laron
yang bisa terbang.
Mustaqarr
dan mustauda’ bukan saja berarti tempat permukiman dan tempat tinggal
yang tetap, melainkan juga batas terakhir atau batas yang telah ditetapkan bagi sesuatu benda bertalian dengan waktu
ataupun tempat; waktu yang telah ditetapkan;
akhir perjalanan seseorang (Lexicon
Lane), sehubungan dengan hal tersebut Allah Swt. berfirman mengenai para malaikat:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿﴾
اَلۡحَمۡدُ لِلّٰہِ فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ جَاعِلِ الۡمَلٰٓئِکَۃِ رُسُلًا اُولِیۡۤ اَجۡنِحَۃٍ مَّثۡنٰی وَ ثُلٰثَ وَ رُبٰعَ ؕ
یَزِیۡدُ فِی الۡخَلۡقِ مَا یَشَآءُ ؕ اِنَّ اللّٰہَ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ ﴿﴾ مَا یَفۡتَحِ اللّٰہُ
لِلنَّاسِ مِنۡ رَّحۡمَۃٍ فَلَا مُمۡسِکَ لَہَا ۚ وَ مَا یُمۡسِکۡ ۙ
فَلَا مُرۡسِلَ لَہٗ مِنۡۢ
بَعۡدِہٖ ؕ وَ ہُوَ
الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾
Aku baca dengan nama
Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. اَلۡحَمۡدُ
لِلّٰہِ فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ -- Segala puji milik Allah Yang menciptakan seluruh langit dan
bumi, جَاعِلِ
الۡمَلٰٓئِکَۃِ رُسُلًا اُولِیۡۤ اَجۡنِحَۃٍ مَّثۡنٰی وَ ثُلٰثَ وَ رُبٰعَ -- Yang menjadikan malaikat-malaikat sebagai utusan-utusan yang bersayap dua, tiga dan empat. یَزِیۡدُ فِی
الۡخَلۡقِ مَا یَشَآءُ -- Dia menambahkan pada ciptaan-Nya
apa yang Dia kehendaki, اِنَّ اللّٰہَ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ
قَدِیۡرٌ --
sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu. مَا یَفۡتَحِ اللّٰہُ لِلنَّاسِ مِنۡ رَّحۡمَۃٍ
فَلَا مُمۡسِکَ لَہَا -- Rahmat apa pun yang dibukakan Allah bagi umat manusia maka tidak ada yang dapat menahannya, وَ مَا یُمۡسِکۡ ۙ فَلَا مُرۡسِلَ
لَہٗ مِنۡۢ بَعۡدِہ -- dan apa pun yang ditahan-Nya maka tidak
ada yang dapat melepaskannya sesudah itu, وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ
الۡحَکِیۡمُ -- dan Dia
Maha Perkasa, Maha Bijaksana (Al-Fāthir [35]:1-3).
Makna Ajnihah (Sayap) Para Malaikat & Kemampuan Ruhani Manusia
Kepada malaikat-malaikat
dipercayakan menjaga, mengatur, dan mengawasi segala urusan yang berlaku di
alam jasmani (QS.79:6). Inilah tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepada
mereka. Tugas mereka yang lain dan yang lebih berat yaitu melaksanakan perintah dan kehendak Allāh Swt. kepada rasul-rasul-Nya.
Malaikat-malaikat pembawa wahyu menampakkan serentak dua, tiga, atau empat
sifat Ilahi, dan ada pula malaikat lain, yang bahkan menjelmakan lebih banyak
lagi dari sifat-sifat itu.
Karena ajnihah merupakan lambang
kekuatan dan kemampuan (Lexicon Lane),
ayat ini mengandung arti bahwa malaikat-malaikat
itu memiliki kekuatan dan sifat yang berbeda-beda derajatnya sesuai dengan kepentingan pekerjaan yang dipercayakan
kepada mereka masing-masing.
Sebagian
malaikat dianugerahi kekuatan-kekuatan
dan sifat-sifat yang lebih besar
daripada yang lain. Malaikat Jibril a.s.
adalah penghulu semua malaikat
karena itu pekerjaan mahapenting yakni
menyampaikan wahyu Ilahi
kepada para rasul Allah, diserahkan
kepadanya serta dilaksanakan di bawah asuhan
dan pengawasannya.
Sesudah menyebutkan dalam ayat
sebelumnya bahwa Allah Swt. telah
menciptakan seluruh langit dan bumi, dan telah menyediakan keperluan-keperluan jasmani dan ruhani manusia dengan selengkap-lengkapnya,
ayat yang sedang dibahas mengandung arti bahwa Allah Swt. sekarang sudah menakdirkan melimpahkan rahmat-Nya
atas umat manusia melalui Nabi Besar Muhammad saw. dalam bentuk wahyu Al-Quran, yang dengan
perantaraannya manusia dapat mengembangkan berbagai kemampuannya sampai batas
terakhir yang telah ditetapkan Allah Swt., firman-Nya: مَا یَفۡتَحِ
اللّٰہُ لِلنَّاسِ مِنۡ رَّحۡمَۃٍ
فَلَا مُمۡسِکَ لَہَا ۚ وَ مَا یُمۡسِکۡ ۙ فَلَا مُرۡسِلَ لَہٗ
مِنۡۢ بَعۡدِہٖ ؕ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ
الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾ -- “Rahmat
apa pun yang dibukakan Allah bagi umat manusia maka tidak ada
yang dapat menahannya, dan apa pun
yang ditahan-Nya maka tidak ada yang dapat melepaskannya sesudah
itu, dan Dia Maha Perkasa, Maha
Bijaksana.” (ayat 3).
Jadi, sebagaimana halnya para malaikat
memiliki ajnihah (sayap/kemampuan)
yang berbeda-beda, demikian juga halnya dengan manusia, Allah Swt. Maha Mengetahui sejauh mana manusia dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan jasmani dan ruhaninya, karena Allah Swt. telah menciptakan
insan (manusia) dalam sebaik-baik penciptaan (QS.95:5), semua itu terpulang kepada tekad
dan upaya manusia itu sendiri,
firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا الۡاِنۡسَانُ اِنَّکَ کَادِحٌ اِلٰی رَبِّکَ کَدۡحًا فَمُلٰقِیۡہِ ۚ﴿﴾ فَاَمَّا مَنۡ
اُوۡتِیَ کِتٰبَہٗ بِیَمِیۡنِہٖ ۙ﴿﴾ فَسَوۡفَ یُحَاسَبُ حِسَابًا یَّسِیۡرًا ۙ﴿﴾ وَّ
یَنۡقَلِبُ اِلٰۤی اَہۡلِہٖ مَسۡرُوۡرًا ؕ﴿﴾ وَ اَمَّا مَنۡ اُوۡتِیَ کِتٰبَہٗ
وَرَآءَ ظَہۡرِہٖ ﴿ۙ﴾ فَسَوۡفَ
یَدۡعُوۡا ثُبُوۡرًا ﴿ۙ﴾ وَّ یَصۡلٰی
سَعِیۡرًا ﴿ؕ﴾ اِنَّہٗ کَانَ فِیۡۤ
اَہۡلِہٖ مَسۡرُوۡرًا ﴿ؕ﴾ اِنَّہٗ ظَنَّ اَنۡ
لَّنۡ یَّحُوۡرَ ﴿ۚۛ﴾ بَلٰۤی ۚۛ اِنَّ
رَبَّہٗ کَانَ بِہٖ بَصِیۡرًا ﴿ؕ﴾
Hai insan (manusia),
sesungguhnya engkau bekerja keras
dengan sungguh-sungguh menuju Rabb
(Tuhan) engkau, maka engkau
akan bertemu dengan-Nya. Lalu adapun orang yang diberikan
kitabnya di tangan kanannya, maka ia
segera akan dihisab dengan perhitungan
yang mudah; dan ia
akan kembali kepada keluarganya dengan gembira. Dan adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang punggungnya,
maka ia segera akan memang-gil
kebinasaan, dan
ia akan masuk ke dalam Api yang menyala-nyala. Sesungguhnya ia dahulu bergembira di tengah keluarganya. Sesungguhnya
ia menyangka bahwa ia tidak akan pernah kembali kepada Tuhan-nya. Bahkan,
sesungguhnya Rabb-nya (Tuhan-nya) selalu melihatnya. (Al-Insyiqāq [84]:7-16).
Kesedihan Rasul
Akhir Zaman Mengenai Mereka yang “Mencampakkan”
Al-Quran
Makna ayat
وَ اَمَّا مَنۡ اُوۡتِیَ
کِتٰبَہٗ وَرَآءَ ظَہۡرِہٖ -- “Dan adapun orang yang
diberikan kitabnya dari belakang punggungnya,” mereka yang pernah memperlakukan Al-Quran sebagai sesuatu
yang tercampak, terutama di Akhir Zaman ini, mengenai hal itu Allah Swt. berfirman:
وَ قَالَ الرَّسُوۡلُ یٰرَبِّ اِنَّ قَوۡمِی اتَّخَذُوۡا ہٰذَا الۡقُرۡاٰنَ
مَہۡجُوۡرًا ﴿﴾
Dan Rasul
itu berkata: “Ya Rabb-ku (Tuhan-ku),
sesungguhnya kaumku telah menjadikan
Al-Quran ini sesuatu yang
telah ditinggalkan (Al-Furqān [25]:31).
Ayat
ini dengan sangat tepat sekali dapat dikenakan kepada mereka yang menamakan
diri orang-orang Islam (Muslim)
tetapi telah menyampingkan Al-Quran dan
telah melemparkannya ke belakang.
Barangkali belum pernah terjadi selama 14 abad ini di mana Al-Quran demikian rupa diabaikan
dan dilupakan oleh orang-orang Islam seperti dewasa ini. Mengenai sikap
buruk mereka terhadap Al-Quran itulah Rasul
Akhir Zaman tersebut merasa sedih
(prihatin)
Ada sebuah hadits Nabi Besar Muhammad saw. yang mengatakan: “Satu saat akan datang kepada kaumku, bila tidak ada yang tinggal dari
Islam melainkan namanya dan dari Al-Quran melainkan kata-katanya” (Baihaqi, Syu’ab-ul-iman). Sungguh
masa sekarang-sekarang inilah saat yang dimaksudkan itu.
Kembali
kepada jaminan Allah Swt. kepada orang-orang beriman yang melakukan hijrah dan jihad di jalan Allah Swt. dengan harta dan jiwanya,
firman-Nya:
وَ کَاَیِّنۡ مِّنۡ دَآبَّۃٍ لَّا
تَحۡمِلُ رِزۡقَہَا ٭ۖ اَللّٰہُ
یَرۡزُقُہَا وَ اِیَّاکُمۡ ۫ۖ وَ
ہُوَ السَّمِیۡعُ الۡعَلِیۡمُ ﴿﴾
Dan alangkah
banyaknya hewan-hewan yang tidak
membawa perbekalannya! Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepada
kamu. Dan Dia
Maha Mendengar, Maha
Mengetahui (Al-Ankabūt [29]:57-61).
Selanjutnya Allah
Swt. menjawab keraguan yang timbul dalam hati orang-orang
kafir atau orang-orang munafik yang tidak mau hijrah dan berjihad di
jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, berikut firman-Nya kepada Nabi Besar Muhammad:
وَ لَئِنۡ سَاَلۡتَہُمۡ مَّنۡ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَ
الۡاَرۡضَ وَ سَخَّرَ الشَّمۡسَ وَ الۡقَمَرَ لَیَقُوۡلُنَّ اللّٰہُ ۚ فَاَنّٰی یُؤۡفَکُوۡنَ ﴿﴾ اَللّٰہُ یَبۡسُطُ
الرِّزۡقَ لِمَنۡ یَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِہٖ
وَ یَقۡدِرُ لَہٗ ؕ اِنَّ
اللّٰہَ بِکُلِّ شَیۡءٍ عَلِیۡمٌ ﴿﴾ وَ لَئِنۡ
سَاَلۡتَہُمۡ مَّنۡ نَّزَّلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَاَحۡیَا بِہِ الۡاَرۡضَ مِنۡۢ بَعۡدِ
مَوۡتِہَا لَیَقُوۡلُنَّ اللّٰہُ ؕ قُلِ الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ ؕ بَلۡ اَکۡثَرُہُمۡ
لَا یَعۡقِلُوۡنَ ﴿٪﴾
Dan jika engkau
bertanya kepada mereka: “Siapakah
yang telah menciptakan seluruh langit
dan bumi serta menundukkan
matahari dan bulan?” Niscaya mereka akan berkata, “Allah.” Maka ke manakah mereka dipalingkan? Allah
melapangkan rezeki bagi siapa yang
Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya,
dan menyempitkan baginya,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan
jika engkau bertanya kepada mereka:
“Siapakah yang menurunkan air dari awan lalu dengannya menghidupkan bumi setelah matinya?”
Niscaya mereka akan berkata: “Allah.” Katakanlah: “Segala puji bagi Allah.” Tetapi kebanyakan me-reka tidak mau mengerti (Al-Ankabūt [29]:62-64).
Khazanah
Rezeki Jasmani dan Ruhani Allah Swt. yang Tak Terbatas
Allah
Ta’ala adalah Khāliq (Pencipta) dan Sumber bagi segala kehidupan, dan untuk pemeliharaannya
Dia telah menetapkan semua kekuatan alam
untuk mengkhidmati manusia, sebab
manusia merupakan puncak dari ciptaan
seluruh makhluk-Nya, firman-Nya:
اَلَمۡ
تَرَوۡا اَنَّ اللّٰہَ سَخَّرَ لَکُمۡ مَّا فِی السَّمٰوٰتِ وَ مَا فِی الۡاَرۡضِ
وَ اَسۡبَغَ عَلَیۡکُمۡ نِعَمَہٗ
ظَاہِرَۃً وَّ بَاطِنَۃً ؕ وَ مِنَ
النَّاسِ مَنۡ یُّجَادِلُ فِی اللّٰہِ
بِغَیۡرِ عِلۡمٍ وَّ لَا ہُدًی وَّ لَا کِتٰبٍ مُّنِیۡرٍ ﴿﴾
Apakah kamu tidak melihat bahwasanya Allah telah menundukkan bagi kamu apa yang
ada di seluruh langit dan apa yang
ada di bumi, dan Dia telah
melengkapkan atas kamu nikmat-nikmat-Nya, baik yang nampak atau pun yang tidak
nampak? Dan di antara
manusia ada orang-orang yang berbantah mengenai Allah tanpa pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa Kitab
yang terang (Luqman
[31]:21). Lihat pula QS.45:14.
Kata-kata
ayat وَ اَسۡبَغَ
عَلَیۡکُمۡ نِعَمَہٗ ظَاہِرَۃً وَّ بَاطِنَۃً -- “dan Dia
telah melengkapkan atas kamu nikmat-nikmat-Nya, baik yang nampak
atau pun yang tidak nampak?” itu dapat mengandung arti semua keperluan manusia — baik jasmani maupun ruhaninya, yang bersifat kebendaan
maupun akal-pikiran, baik yang diketahui
maupun yang tidak diketahui, firman-Nya:
وَ اٰتٰىکُمۡ مِّنۡ کُلِّ مَا سَاَلۡتُمُوۡہُ ؕ وَ اِنۡ تَعُدُّوۡا نِعۡمَتَ
اللّٰہِ لَا تُحۡصُوۡہَا ؕ اِنَّ الۡاِنۡسَانَ
لَظَلُوۡمٌ کَفَّارٌ ﴿٪﴾
Dan Dia telah memberikan kepada kamu segala
sesuatu apa yang kamu minta kepada-Nya, dan
jika kamu menghitung nikmat-nikmat Allsh, kamu
tidak akan dapat menghitungnya,
sesungguhnya manusia benar-benar sangat
zalim, sangat tidak bersyukur (Ibrahim [14]:35). Lihat pula
QS.16:19.
Kata-kata “yang kamu minta kepada-Nya”
menunjukkan kepada tuntutan-tuntutan
fitrat manusa yang telah terpenuhi
seluruhnya. Allah Swt. telah menyediakan
bahan yang lengkap untuk memenuhi
segala hasrat dan keinginan fitrat manusia, firman-Nya:
یَسۡـَٔلُہٗ مَنۡ فِی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ؕ کُلَّ یَوۡمٍ ہُوَ
فِیۡ شَاۡنٍ ﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ
اٰلَآءِ رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ
﴿﴾
Kepada-Nya memohon siapa pun yang ada di seluruh langit dan bumi. کُلَّ یَوۡمٍ ہُوَ
فِیۡ شَاۡنٍ
-- Setiap hari Dia menampakkan
sifat-Nya dalam keadaan yang berlainan. Maka
nikmat-nikmat Tuhan kamu berdua yang manakah yang ka-mu berdua dustakan? (Al-Rahmān
[55]:30-31).
Makna “Penampakan-penampakan Baru” Allah Swt.
Makna ayat کُلَّ یَوۡمٍ ہُوَ
فِیۡ شَاۡنٍ
-- “setiap hari Dia menampakkan sifat-Nya dalam
keadaan yang berlainan”, bahwa untuk mempertahankan
hidup dan memenuhi segala
keperluannya, sekalian makhluk bergantung
pada Allah Swt., Yang adalah Sang Pencipta,
Pemberi rezeki, dan Pemelihara mereka. Sifat-sifat Ilahi tidak mengenal batas atau hitungan, dan Sifat-sifat itu menjelmakan diri dalam
berbagai cara di sepanjang masa guna memenuhi tuntutan atau keperluan jasmani dan ruhani manusia yang terus berkembang, firman-Nya:
وَ الۡاَرۡضَ
مَدَدۡنٰہَا وَ اَلۡقَیۡنَا فِیۡہَا رَوَاسِیَ وَ اَنۡۢبَتۡنَا فِیۡہَا مِنۡ کُلِّ
شَیۡءٍ مَّوۡزُوۡنٍ ﴿﴾ وَ جَعَلۡنَا
لَکُمۡ فِیۡہَا مَعَایِشَ وَ مَنۡ
لَّسۡتُمۡ لَہٗ بِرٰزِقِیۡنَ ﴿﴾ وَ اِنۡ مِّنۡ
شَیۡءٍ اِلَّا عِنۡدَنَا خَزَآئِنُہٗ ۫
وَ مَا
نُنَزِّلُہٗۤ اِلَّا بِقَدَرٍ مَّعۡلُوۡمٍ ﴿﴾
Dan bumi Kami telah membentangkannya, di dalamnya Kami telah
menegakkan gunung-gunung yang kokoh dan juga Kami menumbuhkan di dalamnya segala sesuatu dengan perimbangan yang tepat. وَ جَعَلۡنَا
لَکُمۡ فِیۡہَا مَعَایِشَ وَ مَنۡ
لَّسۡتُمۡ لَہٗ بِرٰزِقِیۡنَ -- Dan Kami
telah menjadikan bagi kamu di dalamnya segala
keperluan hidup, dan juga bagi segala makhluk yang kamu tidak memberikan rezeki
kepadanya. وَ اِنۡ مِّنۡ
شَیۡءٍ اِلَّا عِنۡدَنَا خَزَآئِنُہ -- Dan tidak
ada suatu pun benda melainkan pada
Kami ada khazanah-khazanahnya yang tidak terbatas, وَ مَا
نُنَزِّلُہٗۤ اِلَّا بِقَدَرٍ مَّعۡلُوۡمٍ -- dan Kami tidak menurunkannya melainkan dalam ukuran yang tertentu (Al-Hijr [15]:20-22).
Kata-kata dalam ayat 20: wal-ardha
madadnāhā berarti “Kami telah
membentangkan bumi”, atau “Kami telah memperkayanya”. Kedua-dua arti itu dapat
dipakai di sini. Ayat ini mengandung arti bahwa Allah Swt. telah membuat bumi ini sedemikian luasnya, sehingga kendatipun bentuknya bulat,
tetapi manusia tidak merasa tidak enak disebabkan oleh bentuknya yang bulat itu; atau ayat ini berarti bahwa
Allah Swt. telah memperkaya bumi ini dengan bahan-bahan penyubur.
Penyelidikan-penyelidikan ilmu
perbintangan telah menyingkapkan kenyataan, bahwa bumi terus-menerus memperoleh tenaga
dan unsur penyubur baru dari bintang-bintang, yang darinya jatuh ke
atas bumi serbuk-serbuk zat dalam
bentuk meteor-meteor atau debunya yang berguna sekali untuk meningkatkan kesuburan bumi.
Ayat 21 menjelaskan bahwa bumi memerlukan persediaan
air yang banyak untuk menumbuhkan tanaman
yang menghasilkan makanan. Untuk
tujuan ini Allah Swt. telah
menciptakan gunung-gunung yang
gunanya sebagai penampung air, yang
disimpannya dalam bentuk salju dan
berangsur-angsur mencair lalu
disalurkan ke permukaan bumi melalui sungai-sungai.
Khazanah Tak terbatas Setiap benda & Khazanah Ruhani Al-Quran
Makna ayat selanjutnya: وَ اِنۡ مِّنۡ شَیۡءٍ اِلَّا عِنۡدَنَا خَزَآئِنُہٗ ۫ وَ مَا
نُنَزِّلُہٗۤ اِلَّا بِقَدَرٍ مَّعۡلُوۡمٍ -- “Dan tidak
ada suatu pun benda melainkan pada
Kami ada khazanah-khazanahnya yang tidak terbatas, dan Kami
sama sekali tidak menurunkannya melainkan dalam ukuran yang tertentu.” Yakni Allah Swt. memiliki persediaan atau khazanah segala
sesuatu dalam jumlah yang tidak terbatas, tetapi sesuai dengan rahmat-Nya yang tidak berhingga, Dia mengarahkan pikiran atau otak manusia kepada satu benda yang tertentu, hanya bilamana
timbul suatu keperluan yang
sesungguhnya akan benda itu.
Seperti halnya alam semesta kebendaan, demikian pula Al-Quran pun merupakan alam semesta keruhanian, di mana
tersembunyi khazanah-khazanah ilmu
keruhanian tak terhingga, yang dibukakan
Allah Swt. kepada manusia sesuai dengan keperluan
zaman, firman-Nya:
وَ لَوۡ
اَنَّ مَا فِی الۡاَرۡضِ مِنۡ شَجَرَۃٍ
اَقۡلَامٌ وَّ الۡبَحۡرُ
یَمُدُّہٗ مِنۡۢ بَعۡدِہٖ
سَبۡعَۃُ اَبۡحُرٍ مَّا نَفِدَتۡ
کَلِمٰتُ اللّٰہِ ؕ اِنَّ
اللّٰہَ عَزِیۡزٌ حَکِیۡمٌ ﴿﴾
Dan seandainya
pohon-pohon di bumi ini menjadi pena dan laut ditambahkan kepadanya sesudahnya
tujuh laut menjadi tinta, kalimat
Allah sekali-kali tidak akan habis. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa, Maha
Bijaksana. (Luqman [31]:28). Bilangan “7” dan “70” digunakan dalam bahasa
Arab adalah menyatakan jumlah besar,
dan bukan benar-benar “tujuh” dan “tujuh puluh” sebagai angka-angka bilangan
lazim. Firman-Nya lagi:
قُلۡ لَّوۡ
کَانَ الۡبَحۡرُ مِدَادًا لِّکَلِمٰتِ رَبِّیۡ لَنَفِدَ
الۡبَحۡرُ قَبۡلَ اَنۡ تَنۡفَدَ کَلِمٰتُ رَبِّیۡ وَ
لَوۡ جِئۡنَا بِمِثۡلِہٖ مَدَدًا ﴿﴾
Katakanlah:
"'Seandainya lautan menjadi tinta
untuk menuliskan kalimat-kalimat Rabb-ku (Tuhan-ku), niscaya lautan
itu akan habis sebelum kalimat-kalimat
Rabb-ku (Tuhan-ku) habis dituliskan, sekalipun Kami datangkan sebanyak itu lagi sebagai tambahannya (Al-Kahf [18]:110).
Bangsa-bangsa Kristen dari barat membanggakan diri atas penemuan-penemuan dan hasil-hasil mereka yang besar dalam ilmu pengetahuan, dan nampaknya mereka
dikuasai anggapan keliru bahwa mereka telah berhasil mengetahui seluk-beluk rahasia-rahasia
takhliq (penciptaan) itu sendiri. Hal itu hanya pembualan yang sia-sia belaka.
Rahasia-rahasia Allah
Swt, dan ciptaan-Nya berupa alam
semesta dan segala sisinya tidak ada habisnya dan tidak dapat diselami sehingga apa yang
telah mereka temukan sampai sekarang,
dan apa yang nanti akan ditemukan
dengan segala susah-payah, jika dibandingkan dengan rahasia-rahasia Allah Swt. belumlah merupakan setitik pun air dalam samudera,
sebagaimana firman-Nya berikut ini
mengenai kesempurnaan penciptaan tatanan alam
semesta dalam berbagai seginya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾ تَبٰرَکَ الَّذِیۡ بِیَدِہِ
الۡمُلۡکُ ۫ وَ ہُوَ عَلٰی کُلِّ
شَیۡءٍ قَدِیۡرُۨ ۙ﴿﴾ الَّذِیۡ خَلَقَ الۡمَوۡتَ وَ الۡحَیٰوۃَ لِیَبۡلُوَکُمۡ
اَیُّکُمۡ اَحۡسَنُ عَمَلًا ؕ وَ
ہُوَ الۡعَزِیۡزُ الۡغَفُوۡرُ ۙ﴿﴾ الَّذِیۡ خَلَقَ
سَبۡعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًا ؕ مَا تَرٰی فِیۡ خَلۡقِ الرَّحۡمٰنِ
مِنۡ تَفٰوُتٍ ؕ فَارۡجِعِ الۡبَصَرَ ۙ ہَلۡ تَرٰی مِنۡ فُطُوۡرٍ ﴿﴾ ثُمَّ
ارۡجِعِ الۡبَصَرَ
کَرَّتَیۡنِ یَنۡقَلِبۡ اِلَیۡکَ الۡبَصَرُ خَاسِئًا وَّ ہُوَ حَسِیۡرٌ ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. تَبٰرَکَ الَّذِیۡ بِیَدِہِ
الۡمُلۡکُ -- Maha Berbarkat Dia Yang di Tangan-Nya kerajaan وَ ہُوَ
عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرُۨ -- dan Dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu, الَّذِیۡ خَلَقَ الۡمَوۡتَ وَ
الۡحَیٰوۃَ -- Yang menciptakan
kematian dan kehidupan,
لِیَبۡلُوَکُمۡ
اَیُّکُمۡ اَحۡسَنُ عَمَلًا -- supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang terbaik amalnya, وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ الۡغَفُوۡرُ
-- dan Dia
Maha Perkasa, Maha Pengampun, الَّذِیۡ خَلَقَ سَبۡعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًا -- Yang telah menciptakan tujuh tingkat langit dengan serasi. مَا تَرٰی فِیۡ خَلۡقِ الرَّحۡمٰنِ
مِنۡ تَفٰوُتٍ
-- Engkau
tidak akan melihat ketidak selarasan
di dalam ciptaan Tuhan Yang Maha
Pemurah, فَارۡجِعِ الۡبَصَرَ ۙ ہَلۡ تَرٰی مِنۡ فُطُوۡرٍ
-- maka lihatlah ber-ulang-ulang,
apakah engkau melihat sesuatu cacat? ثُمَّ
ارۡجِعِ الۡبَصَرَ
کَرَّتَیۡنِ یَنۡقَلِبۡ اِلَیۡکَ الۡبَصَرُ خَاسِئًا وَّ ہُوَ حَسِیۡ -- Kemudian pandanglah
untuk kedua kali, penglihatan engkau akan kembali kepada
engkau dengan tunduk dan ia
letih. (Al-Mulk [67]:1-5).
(Bersambung)
Rujukan:
The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,26 Juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar