بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt
Bab 104
Makna “Kamar-kamar yang Tinggi” Dalam Surga yang “Di Bawahnya Mengalir Sungai-sungai” &
Pentingnya Melaksanakan Haququllāh
dan Haququl ‘Ibād
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian
akhir Bab sebelumnya telah dibahas mengenai orang-orang yang tidak bersyukur terhadap pengutusan Nabi Besar Muhammad saw. dan pewahyuan Al-Quran,
berikut firman-Nya kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
قُلۡ
کَفٰی بِاللّٰہِ بَیۡنِیۡ وَ
بَیۡنَکُمۡ شَہِیۡدًا ۚ یَعۡلَمُ مَا فِی
السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ؕ وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا بِالۡبَاطِلِ وَ کَفَرُوۡا
بِاللّٰہِ ۙ اُولٰٓئِکَ ہُمُ الۡخٰسِرُوۡنَ ﴿﴾ وَ یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ ؕ وَ لَوۡ لَاۤ
اَجَلٌ مُّسَمًّی لَّجَآءَہُمُ
الۡعَذَابُ ؕ وَ لَیَاۡتِیَنَّہُمۡ
بَغۡتَۃً وَّ ہُمۡ
لَا یَشۡعُرُوۡنَ ﴿﴾ یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ
بِالۡعَذَابِ ؕ وَ اِنَّ جَہَنَّمَ لَمُحِیۡطَۃٌۢ بِالۡکٰفِرِیۡنَ ﴿ۙ﴾ یَوۡمَ
یَغۡشٰہُمُ الۡعَذَابُ مِنۡ
فَوۡقِہِمۡ وَ مِنۡ تَحۡتِ اَرۡجُلِہِمۡ وَ یَقُوۡلُ ذُوۡقُوۡا مَا کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾
Katakanlah: ”Cukuplah Allah sebagai saksi antara aku
dan kamu, Dia mengetahui apa pun yang ada di seluruh langit dan bumi.
وَ
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا بِالۡبَاطِلِ وَ کَفَرُوۡا بِاللّٰہِ -- Dan orang-orang
yang percaya kepada yang batil dan ingkar
kepada Allah, اُولٰٓئِکَ ہُمُ
الۡخٰسِرُوۡنَ -- mereka itulah orang-orang yang rugi.” وَ
یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ ؕ وَ لَوۡ لَاۤ اَجَلٌ مُّسَمًّی لَّجَآءَہُمُ الۡعَذَابُ -- Dan mereka
minta kepada engkau menyegerakan
azab. Dan seandainya tidak ada waktu
yang telah ditetapkan niscaya azab itu telah datang kepada mereka, وَ لَیَاۡتِیَنَّہُمۡ بَغۡتَۃً
وَّ ہُمۡ لَا
یَشۡعُرُوۡنَ -- dan
niscaya azab itu akan datang kepada mereka dengan
tiba-tiba sedang mereka tidak
menyadarinya. یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ ؕ -- Mereka minta kepada engkau menyegerakan azab, وَ
اِنَّ جَہَنَّمَ
لَمُحِیۡطَۃٌۢ بِالۡکٰفِرِیۡنَ -- padahal sesungguhnya Jahannam akan mengepung orang-orang
kafir. یَوۡمَ یَغۡشٰہُمُ
الۡعَذَابُ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ وَ مِنۡ تَحۡتِ اَرۡجُلِہِمۡ وَ یَقُوۡلُ
ذُوۡقُوۡا مَا کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ -- Pada hari azab itu akan meliputi mereka dari atas mereka dan dari bawah
kaki mereka, dan Dia akan berfirman: “Rasakanlah apa yang telah
kamu kerjakan.” (Al-Ankabūt [29]:53-56).
Azab Ilahi yang “Mengepung”
Ayat 53 memberi jawaban
yang penuh kemesraan terhadap tuntutan jahil dan bathil
orang-orang kafir akan suatu tanda azab
(lihat ayat sebelumnya). Ayat bertanya ini kepada mereka: Mengapa mereka
menuntut tanda azab, bila Allah Swt.
Ta’ala sudah memberikan kepada mereka tanda
kasih sayang dalam bentuk Al-Quran, yang dengan mengamalkannya mereka dapat memperoleh kemuliaan dan menjadi bangsa
terhormat dan disegani?
Ayat 54
memberikan jawaban langsung kepada tuntutan
orang-orang kafir akan tanda azab
dan mengatakan, bahwa daripada memanfaatkan
tanda kasih-sayang yang telah diberikan kepada mereka dalam bentuk Al-Quran, orang-orang yang malang nasibnya itu, gigih dalam tuntutan mereka akan hukuman.
Maka mereka akan memperoleh tanda itu
dan hukuman Ilahi akan menimpa mereka dengan sekonyong-konyong (tiba-tiba) dan dari segala penjuru serta di luar dugaan mereka. Akan tetapi mereka harus menunggu waktu yang ditetapkan dan telah ditentukan
untuk itu.
Mengenai ayat: یَوۡمَ یَغۡشٰہُمُ
الۡعَذَابُ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ وَ مِنۡ تَحۡتِ اَرۡجُلِہِمۡ وَ یَقُوۡلُ
ذُوۡقُوۡا مَا کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ -- Pada hari azab itu akan meliputi mereka dari atas mereka dan dari bawah
kaki mereka, dan Dia akan berfirman: “Rasakanlah apa yang telah
kamu kerjakan,” (Al-Ankabūt [29]: 56), senada dengan
ayat tersebut dalam Surah lain Allah Swt. berfirman kepada Nabi Besar Muhammad
saw.:
قُلۡ
ہُوَ الۡقَادِرُ عَلٰۤی اَنۡ یَّبۡعَثَ عَلَیۡکُمۡ عَذَابًا مِّنۡ
فَوۡقِکُمۡ اَوۡ مِنۡ تَحۡتِ اَرۡجُلِکُمۡ اَوۡ یَلۡبِسَکُمۡ شِیَعًا وَّ یُذِیۡقَ
بَعۡضَکُمۡ بَاۡسَ بَعۡضٍ ؕ اُنۡظُرۡ کَیۡفَ نُصَرِّفُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّہُمۡ
یَفۡقَہُوۡنَ ﴿﴾ وَ کَذَّبَ بِہٖ قَوۡمُکَ وَ ہُوَ الۡحَقُّ ؕ قُلۡ
لَّسۡتُ عَلَیۡکُمۡ بِوَکِیۡلٍ ﴿ؕ﴾ لِکُلِّ نَبَاٍ
مُّسۡتَقَرٌّ ۫ وَّ سَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾
Katakanlah:
“Dia-lah Yang berkuasa mengirimkan azab
kepada kamu dari atasmu atau dari
bawah kakimu atau mencampur-baurkan
kamu menjadi golongan-golongan yang saling berselisih dan membuat sebagian kamu merasakan keganasan
sebagian yang lain.” اُنۡظُرۡ کَیۡفَ نُصَرِّفُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّہُمۡ یَفۡقَہُوۡنَ -- Lihatlah
bagaimana Kami membentangkan Tanda-tanda
supaya mereka mengerti. وَ کَذَّبَ بِہٖ
قَوۡمُکَ وَ ہُوَ الۡحَقُّ ؕ قُلۡ لَّسۡتُ عَلَیۡکُمۡ بِوَکِیۡلٍ -- Tetapi
kaum engkau telah mendustakannya, padahal itu
adalah kebenaran. قُلۡ لَّسۡتُ
عَلَیۡکُمۡ بِوَکِیۡلٍ -- Katakanlah: ”Aku sekali-kali bukan
penanggungjawab atas kamu.” لِکُلِّ نَبَاٍ مُّسۡتَقَرٌّ ۫ وَّ سَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَ -- Bagi tiap
kabar gaib ada masa yang tertentu,
dan kamu segera akan mengetahui.
(Al-An’ām [6]:66-68).
“Azab
dari atas” maknanya: kelaparan, gempa bumi, air bah, taufan, penin-dasan
terhadap golongan yang lemah oleh yang kuat, penderitaan mental, dan
sebagainya, dan “azab dari bawah”
berarti: penyakit-penyakit, wabah, pemberontakan orang-orang bawahan, dan
sebagainya.
Kemudian ada hukuman (azab) berupa kekacauan,
perpecahan-perpecahan dan perselisihan yang kadang-kadang berakhir
dalam perang saudara, sebagaimana
yang saat ini marak terjadi di wilayah Timur
Tengah. Hal demikian ini diisyaratkan dalam kata-kata وَّ یُذِیۡقَ
بَعۡضَکُمۡ بَاۡسَ بَعۡضٍ – “dan membuat sebagian kamu merasakan keganasan sebagian yang lain.”
Di sini kata ganti “nya” dalam
ayat: وَ کَذَّبَ بِہٖ قَوۡمُکَ وَ ہُوَ
الۡحَقُّ ؕ قُلۡ لَّسۡتُ عَلَیۡکُمۡ
بِوَکِیۡلٍ -- “tetapi
kaum engkau telah mendustakannya, padahal itu
adalah kebenaran”, menunjuk kepada
(1) perkara yang sedang dibahas; (2) Al-Quran; (3) azab Ilahi. Jika kita ambil
arti yang terakhir maka kata-kata “padahal
itu adalah kebenaran” akan berarti bahwa azab yang dijanjikan pasti akan terjadi,
yakni dengan tiba-tiba.
Kemustahilan “Unta Masuk Lubang Jarum”
Ayat لِکُلِّ نَبَاٍ مُّسۡتَقَرٌّ ۫ وَّ سَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَ -- “bagi tiap
kabar gaib ada masa yang tertentu,
dan kamu segera akan mengetahui” berarti bahwa
Allah Swt. sesuai
dengan hikmah-Nya yang tidak dapat
salah itu, telah menentukan satu saat
penggenapan setiap kabar gaib (nubuatan). Maka azab yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang menolak kebenaran akan datang juga pada saatnya yang tepat.
Ketika azab
Ilahi yang diperingatkan Rasul Allah
tersebut benar-benar terjadi secara tiba-tiba, azab Ilahi tersebut benar-benar “mengepung” atau “meliputi”
orang-orang yang memperolok-olokan
peringatan Rasul Allah tersebut, sehingga mereka seakan-akan diselimuti api, baik dari bawah
mereka mau pun dari atas mereka, sebagaimana firman-Nya mengenai penghuni neraka jahannam berikut ini:
اِنَّ
الَّذِیۡنَ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ
اسۡتَکۡبَرُوۡا عَنۡہَا لَا تُفَتَّحُ لَہُمۡ
اَبۡوَابُ السَّمَآءِ وَ لَا
یَدۡخُلُوۡنَ الۡجَنَّۃَ حَتّٰی یَلِجَ الۡجَمَلُ فِیۡ سَمِّ الۡخِیَاطِ ؕ وَ
کَذٰلِکَ نَجۡزِی الۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾ لَہُمۡ مِّنۡ جَہَنَّمَ مِہَادٌ وَّ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ غَوَاشٍ ؕ وَ کَذٰلِکَ
نَجۡزِی الظّٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Sesungguhnya
orang-orang yang mendustakan Ayat-ayat Kami dan dengan
takabur berpaling darinya, tidak akan dibukakan bagi mereka
pintu-pintu langit ruhani dan tidak
pula mereka akan masuk surga hingga unta masuk ke lubang jarum, dan
demikianlah Kami membalas orang-orang
yang berdosa. لَہُمۡ مِّنۡ
جَہَنَّمَ مِہَادٌ وَّ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ
غَوَاشٍ -- Bagi mereka ada hamparan Jahannam
sedangkan di atas mereka ada selimut
Jahannam, وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الظّٰلِمِیۡنَ -- dan demikianlah Kami membalas orang-orang yang zalim (Al-A’rāf
[7]:41-42).
Jamal (unta) juga dapat
diartikan seutas tali, sebab tali mempunyai persamaan lebih dekat dengan benang
yang dimasukkan ke dalam lobang jarum. Adalah mustahil bagi para pengingkar
Tanda-tanda Ilahi masuk surga. Lihat Matius 19:24.
Di Akhir
Zaman ini orang-orang yang “mata ruhaninya” berfungsi dengan baik
akan menyaksikan kebenaran pernyataan
Allah Swt. dalam ayat selanjutnya: لَہُمۡ مِّنۡ
جَہَنَّمَ مِہَادٌ وَّ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ
غَوَاشٍ -- Bagi mereka ada hamparan Jahannam
sedangkan di atas mereka ada selimut
Jahannam, وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الظّٰلِمِیۡنَ -- dan demikianlah Kami membalas orang-orang yang zalim (Al-A’rāf
[7]:41-42).
Jadi, kembali kepada firman-Nya dalam
QS.29:53-56, hukuman yang diisyaratkan dalam ayat sebelumnya adalah hukuman di dunia ini yang dijanjikan kepada orang-orang ingkar, sedangkan hukuman
yang termaktub dalam ayat berikut ini adalah
hukuman yang dijanjikan kepada mereka di akhirat: یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ ؕ -- “Mereka minta kepada engkau menyegerakan
azab, وَ اِنَّ
جَہَنَّمَ لَمُحِیۡطَۃٌۢ
بِالۡکٰفِرِیۡنَ -- padahal sesungguhnya Jahannam akan mengepung orang-orang
kafir.”
Makna “Kamar di Atas Kamar”
Dalam Surga
Selanjutnya Allah Swt. berfirman kepada orang-orang yang beriman kepada Rasul Allah
dengan tulus-ikhlas sehingga menyebut
mereka “hamba-hamba-Nya” :
یٰعِبَادِیَ
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنَّ اَرۡضِیۡ
وَاسِعَۃٌ فَاِیَّایَ فَاعۡبُدُوۡنِ ﴿﴾ کُلُّ نَفۡسٍ ذَآئِقَۃُ الۡمَوۡتِ ۟ ثُمَّ اِلَیۡنَا تُرۡجَعُوۡنَ ﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ
لَنُبَوِّئَنَّہُمۡ مِّنَ الۡجَنَّۃِ غُرَفًا تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ
خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا ؕ نِعۡمَ اَجۡرُ الۡعٰمِلِیۡنَ ﴿٭ۖ﴾ الَّذِیۡنَ صَبَرُوۡا وَ عَلٰی رَبِّہِمۡ
یَتَوَکَّلُوۡنَ ﴿﴾
Hai hamba-hamba-Ku yang beriman,
sesungguhnya bumi-Ku sangat luas maka hanya
kepada Aku sajalah kamu menyembah. کُلُّ نَفۡسٍ ذَآئِقَۃُ الۡمَوۡتِ ۟ ثُمَّ اِلَیۡنَا تُرۡجَعُوۡنَ -- Tiap-tiap jiwa akan merasakan mati, kemudian kepada Kami-lah kamu akan dikembalikan. وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ -- Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, لَنُبَوِّئَنَّہُمۡ مِّنَ الۡجَنَّۃِ
غُرَفًا تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا -- niscaya Kami
akan menempatkan mereka di surga pada
kamar-kamar yang tinggi, yang
di bawahnya mengalir sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya, نِعۡمَ
اَجۡرُ الۡعٰمِلِیۡنَ -- sebaik-baik ganjaran
bagi orang-orang yang beramal.
الَّذِیۡنَ صَبَرُوۡا وَ عَلٰی رَبِّہِمۡ یَتَوَکَّلُوۡنَ -- Yaitu orang-orang yang sabar, dan
kepada Rabb-nya (Tuhan-nya) mereka bertawakkal.
(Al-Ankabūt
[29]:57-60).
Dalam firman-Nya tersebut gambaran
tentang surga tidak menggunakan jannah (kebun-kebun) melainkan disebut ghurafan (kamar-kamar), sebagaimana juga
dalam firman-Nya berikut ini:
لٰکِنِ
الَّذِیۡنَ اتَّقَوۡا رَبَّہُمۡ لَہُمۡ غُرَفٌ مِّنۡ فَوۡقِہَا غُرَفٌ
مَّبۡنِیَّۃٌ ۙ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ ۬ؕ وَعۡدَ اللّٰہِ ؕ لَا
یُخۡلِفُ اللّٰہُ الۡمِیۡعَادَ ﴿﴾
Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Rabb (Tuhan) mereka, bagi mereka ada
kamar-kamar, di
atasnya dibangun kamar-kamar yang anggun, di bawahnya mengalir sungai-sungai. Inilah
janji Allah, dan Allah tidak pernah menyalahi janji (Az-Zumar
[39]:21).
Dalam ayat tersebut
penyebutan ghurafa (kamar-kamar)
sebagai pengganti jannah (kebun-kebun
– QS.2:26) untuk menggambarkan perbedaan dalam martabat orang-orang beriman
di surga yang menunjukkan bahwa akan ada perbedaan menurut usaha dan amal mereka
masing-masing, yang berarti bahwa kehidupan di akhirat itu bukan suatu kehidupan tanpa kegiatan dan bertopang dagu – sebagaimana banyak orang yang keliru memahaminya -- melainkan kehidupan
yang diisi dengan kerja yang tiada henti-hentinya dan kemajuan yang berkesinambungan, namun demikian kesulitan dan keletihan tidak akan menyentuh mereka (QS.15:46-49; QS.35:33-36; QS.36:56-59; QS.66:9).
Firman-Nya lagi:
وَ
مَاۤ اَمۡوَالُکُمۡ وَ لَاۤ اَوۡلَادُکُمۡ
بِالَّتِیۡ تُقَرِّبُکُمۡ عِنۡدَنَا زُلۡفٰۤی اِلَّا مَنۡ اٰمَنَ وَ عَمِلَ صَالِحًا ۫
فَاُولٰٓئِکَ لَہُمۡ جَزَآءُ الضِّعۡفِ بِمَا عَمِلُوۡا وَ ہُمۡ فِی الۡغُرُفٰتِ
اٰمِنُوۡنَ ﴿﴾
Dan bukan harta kamu dan bukan pula anak-anak kamu yang akan mendekatkan derajat kamu di sisi Kami,
melainkan orang
yang beriman dan beramal shalih,
maka mereka itulah baginya ganjaran
yang berlipat ganda disebabkan apa
yang telah mereka kerjakan, dan
mereka aman di kamar-kamar yang tinggi (As-Sabā’ [34]:38).
Kekuasaan, kekayaan, dan kedudukan duniawi –
jika tidak disertai iman dan amal shaleh -- bukanlah sarana untuk mendekatkan diri
kepada Allah Swt., malahan sebaliknya, sarana
itulah yang dapat menjauhkan manusia
dari Allah Swt. (QS.43:34-360). Keimanan
sejati serta amal saleh itulah
yang merupakan kekayaan manusia yang hakiki dan yang dapat mendatangkan keselamatan dan ridha Ilahi di dunia dan
di akhirat (QS.2:202-203; QS.3:15-18;
QS.28:77-79).
Ciri-ciri ‘Ibādurrahmān (Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pemurah)
Dalam firman-Nya berikut ini Allah Swt. menjelaskan secara terinci
mengenai ‘ibādurrahmān (hamba-hamba Tuhan yang Maha Pemurah), yang
akan memperoleh “ghurafa”
(kamar-kamar) yang tinggi dalam
surge, firman-Nya:
وَ
عِبَادُ الرَّحۡمٰنِ الَّذِیۡنَ یَمۡشُوۡنَ عَلَی الۡاَرۡضِ ہَوۡنًا وَّ اِذَا
خَاطَبَہُمُ الۡجٰہِلُوۡنَ قَالُوۡا
سَلٰمًا ﴿۳﴾ وَ الَّذِیۡنَ یَبِیۡتُوۡنَ لِرَبِّہِمۡ سُجَّدًا وَّ
قِیَامًا ﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ یَقُوۡلُوۡنَ رَبَّنَا اصۡرِفۡ عَنَّا
عَذَابَ جَہَنَّمَ ٭ۖ اِنَّ عَذَابَہَا کَانَ غَرَامًا ﴿٭ۖ﴾ اِنَّہَا سَآءَتۡ مُسۡتَقَرًّا وَّ مُقَامًا ﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ
اِذَاۤ اَنۡفَقُوۡا لَمۡ یُسۡرِفُوۡا وَ لَمۡ یَقۡتُرُوۡا وَ کَانَ بَیۡنَ
ذٰلِکَ قَوَامًا ﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ لَا یَدۡعُوۡنَ مَعَ اللّٰہِ اِلٰـہًا اٰخَرَ وَ لَا یَقۡتُلُوۡنَ النَّفۡسَ الَّتِیۡ
حَرَّمَ اللّٰہُ اِلَّا بِالۡحَقِّ وَ لَا
یَزۡنُوۡنَ ۚ وَ مَنۡ یَّفۡعَلۡ
ذٰلِکَ یَلۡقَ اَثَامًا ﴿ۙ﴾ یُّضٰعَفۡ لَہُ
الۡعَذَابُ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ وَ
یَخۡلُدۡ فِیۡہٖ مُہَانًا ﴿٭ۖ﴾ اِلَّا مَنۡ تَابَ وَ اٰمَنَ وَ عَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا
فَاُولٰٓئِکَ یُبَدِّلُ اللّٰہُ سَیِّاٰتِہِمۡ
حَسَنٰتٍ ؕ وَ کَانَ اللّٰہُ غَفُوۡرًا
رَّحِیۡمًا ﴿﴾ وَ مَنۡ تَابَ وَ
عَمِلَ صَالِحًا فَاِنَّہٗ یَتُوۡبُ اِلَی
اللّٰہِ مَتَابًا ﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ لَا یَشۡہَدُوۡنَ الزُّوۡرَ ۙ وَ اِذَا
مَرُّوۡا بِاللَّغۡوِ مَرُّوۡا کِرَامًا
﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ
اِذَا ذُکِّرُوۡا بِاٰیٰتِ رَبِّہِمۡ لَمۡ یَخِرُّوۡا عَلَیۡہَا صُمًّا وَّ
عُمۡیَانًا ﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ یَقُوۡلُوۡنَ رَبَّنَا ہَبۡ لَنَا مِنۡ اَزۡوَاجِنَا وَ
ذُرِّیّٰتِنَا قُرَّۃَ اَعۡیُنٍ وَّ اجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِیۡنَ اِمَامًا ﴿﴾ اُولٰٓئِکَ یُجۡزَوۡنَ الۡغُرۡفَۃَ بِمَا صَبَرُوۡا وَ یُلَقَّوۡنَ فِیۡہَا
تَحِیَّۃً وَّ سَلٰمًا ﴿ۙ﴾ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا ؕ حَسُنَتۡ مُسۡتَقَرًّا وَّ
مُقَامًا ﴿﴾ قُلۡ مَا
یَعۡبَؤُا بِکُمۡ رَبِّیۡ لَوۡ لَا دُعَآؤُکُمۡ ۚ فَقَدۡ کَذَّبۡتُمۡ فَسَوۡفَ
یَکُوۡنُ لِزَامًا ﴿٪﴾
Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pemurah
ialah mereka yang berjalan di muka bumi dengan
merendahkan diri, dan apabila orang-orang
jahil menegurnya mereka mengucapkan: “Selamat
sejahtera.” Dan orang-orang yang melewatkan malam untuk Rabb (Tuhan) mereka dengan
bersujud dan berdiri. Dan orang-orang
yang berkata: “Ya Rabb (Tuhan) kami,
jauhkanlah dari kami azab Jahannam,
sesungguhnya azabnya itu adalah
kebinasaan yang besar.” “Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruknya tempat menetap dan tempat
kediaman.” Dan mereka
yang apabila menginfakkan harta tidak boros dan tidak pula kikir, melainkan mengambil jalan-tengah di antara kedua keadaan itu. Dan orang-orang yang tidak menyeru tuhan lain beserta Allah,
dan tidak membunuh jiwa yang telah
dilarang oleh Allah, kecuali dengan alasan
yang benar, dan tidak pula berzina,
dan barangsiapa berbuat demikian ia akan menemui hukuman dosa. Akan dilipatgandakan baginya azab pada Hari Kiamat, dan ia akan tinggal kekal di dalamnya terhina,
kecuali mereka yang bertau-bat, beriman, dan berbuat amal shalih maka mereka
itulah yang Allah akan mengubah keburukan-keburukannya menjadi kebaikan-kebaikan, dan adalah Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang, Dan barangsiapa yang bertaubat dan beramal
shalih maka sesungguhnya ia
bertaubat kepada Allah dengan taubat
yang benar. Dan orang-orang
yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan apabila mereka melalui sesuatu hal yang sia-sia, mereka berlalu dengan sikap yang mulia. Dan
orang-orang yang apabila diperingatkan mengenai
Tanda-tanda Rabb-nya (Tuhannya) mereka tidak akan terjerumus sebagai orang-orang tuli dan buta. Dan orang-orang yang mengatakan: رَبَّنَا ہَبۡ لَنَا
مِنۡ اَزۡوَاجِنَا وَ ذُرِّیّٰتِنَا قُرَّۃَ اَعۡیُنٍ وَّ
اجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِیۡنَ اِمَامًا -- “Ya Rabb
(Tuhan) kami, anugerah-kanlah kepada
kami istri-istri kami dan keturunan
kami menjadi penyejuk mata kami,
dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa.” اُولٰٓئِکَ یُجۡزَوۡنَ الۡغُرۡفَۃَ بِمَا صَبَرُوۡا وَ یُلَقَّوۡنَ فِیۡہَا
تَحِیَّۃً وَّ سَلٰمًا -- Mereka itulah yang akan dianugerahi kamar-kamar
tinggi di surga karena mereka
bersabar, dan mereka akan disambut
di dalamnya dengan penghormatan
dan doa selamat. خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا ؕ
حَسُنَتۡ مُسۡتَقَرًّا وَّ مُقَامًا --
Mereka akan kekal di dalamnya, itulah sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. قُلۡ مَا یَعۡبَؤُا بِکُمۡ رَبِّیۡ
لَوۡ لَا دُعَآؤُکُمۡ ۚ فَقَدۡ کَذَّبۡتُمۡ فَسَوۡفَ
یَکُوۡنُ لِزَامًا -- Katakanlah: “Rabb-ku (Tuhan-ku) tidak akan mempedulikan kamu jika tidak karena doa kamu, maka sungguh kamu telah mendustakan maka segera azab menimpa
kamu.” (Al-Furqān [25]: 64-78).
Kewajiban Memenuhi Haququllāh dan Haququl- ‘Ibād
Sehubungan pernyataan Allah
Swt. kepada Nabi Besar Muhammad saw.
dalam ayat: قُلۡ مَا یَعۡبَؤُا بِکُمۡ رَبِّیۡ
لَوۡ لَا دُعَآؤُکُمۡ ۚ فَقَدۡ کَذَّبۡتُمۡ فَسَوۡفَ
یَکُوۡنُ لِزَامًا -- Katakanlah: “Rabb-ku (Tuhan-ku) tidak akan mempedulikan kamu jika tidak karena doa kamu, maka sungguh kamu telah mendustakan maka segera azab menimpamu.”
(Al-Furqān
[25]:78).
Kalimat
Mā ‘aba ‘ubihi berarti,
“aku tidak peduli, pikirkan, hiraukan atau pandangan baik akan dia, atau aku
tidak menganggap dia berarti atau berharga apa pun; atau aku tidak
menghargainya” (Lexicon Lane
& Al-Mufradat), ayat ini
menegaskan betapa pentingnya manusia melaksanakan ibadah kepada Allah Swt. dengan benar
(QS.51:57-59), baik berupa pelaksanakan Haququllāh (pemenuhan
hak-hak Allah Swt,) mau pun haququl
‘ibād (pemenuhan hak-hak sesama hamba), sebab setiap orang harus memikul bebannya sendiri
((QS.6:165; QS.17:16; QS.35:19;
QS.53:39), berikut firman-Nya kepada
Nabi Besar Muhammad saw.:
قُلۡ اِنَّنِیۡ ہَدٰىنِیۡ رَبِّیۡۤ اِلٰی صِرَاطٍ مُّسۡتَقِیۡمٍ ۬ۚ دِیۡنًا
قِیَمًا مِّلَّۃَ اِبۡرٰہِیۡمَ حَنِیۡفًا
ۚ وَ مَا کَانَ مِنَ الۡمُشۡرِکِیۡنَ ﴿﴾ قُلۡ اِنَّ
صَلَاتِیۡ وَ نُسُکِیۡ وَ مَحۡیَایَ وَ
مَمَاتِیۡ لِلّٰہِ رَبِّ
الۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾ۙ لَا شَرِیۡکَ لَہٗ ۚ
وَ بِذٰلِکَ اُمِرۡتُ وَ اَنَا اَوَّلُ
الۡمُسۡلِمِیۡنَ ﴿﴾ قُلۡ اَغَیۡرَ
اللّٰہِ اَبۡغِیۡ رَبًّا وَّ ہُوَ رَبُّ کُلِّ شَیۡءٍ ؕ وَ لَا تَکۡسِبُ کُلُّ
نَفۡسٍ اِلَّا عَلَیۡہَا ۚ وَ لَا تَزِرُ
وَازِرَۃٌ وِّزۡرَ اُخۡرٰی ۚ ثُمَّ اِلٰی رَبِّکُمۡ مَّرۡجِعُکُمۡ
فَیُنَبِّئُکُمۡ بِمَا کُنۡتُمۡ
فِیۡہِ تَخۡتَلِفُوۡنَ ﴿﴾ وَ ہُوَ الَّذِیۡ جَعَلَکُمۡ خَلٰٓئِفَ
الۡاَرۡضِ وَ رَفَعَ بَعۡضَکُمۡ فَوۡقَ بَعۡضٍ دَرَجٰتٍ لِّیَبۡلُوَکُمۡ فِیۡ
مَاۤ اٰتٰکُمۡ ؕ اِنَّ رَبَّکَ
سَرِیۡعُ الۡعِقَابِ ۫ۖ وَ اِنَّہٗ
لَغَفُوۡرٌ رَّحِیۡمٌ ﴿﴾٪
Katakanlah:
“Sesungguhnya aku telah diberi petunjuk
oleh Rabb-ku (Tuhan-ku) kepada jalan
lurus, agama yang teguh, agama Ibrahim yang lurus dan dia bukanlah dari orang-orang musyrik.” قُلۡ اِنَّ صَلَاتِیۡ وَ نُسُکِیۡ وَ مَحۡیَایَ وَ مَمَاتِیۡ لِلّٰہِ
رَبِّ الۡعٰلَمِیۡنَ -- Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, pengorbananku, kehidupanku,
dan kematianku
hanyalah untuk Allah, Rabb (Tuhan) seluruh alam;
لَا شَرِیۡکَ لَہٗ ۚ وَ بِذٰلِکَ اُمِرۡتُ وَ اَنَا اَوَّلُ الۡمُسۡلِمِیۡنَ -- tidak ada sekutu bagi-Nya, untuk itulah aku diperintahkan, dan akulah
orang pertama yang berserah diri.” Katakanlah: ”Apakah aku akan mencari Rabb
(Tuhan) yang bukan-Allah, padahal Dia-lah Rabb (Tuhan) segala sesuatu?” وَ لَا تَکۡسِبُ
کُلُّ نَفۡسٍ اِلَّا عَلَیۡہَا -- Dan tiada
jiwa mengupayakan sesuatu melainkan akan menimpa dirinya, وَ لَا تَزِرُ
وَازِرَۃٌ وِّزۡرَ اُخۡرٰی -- dan tidak
pula seorang pe-mikul beban memikul beban orang lain. ثُمَّ اِلٰی
رَبِّکُمۡ مَّرۡجِعُکُمۡ فَیُنَبِّئُکُمۡ بِمَا کُنۡتُمۡ فِیۡہِ
تَخۡتَلِفُوۡنَ -- Kemudian kepada Rabb (Tuhan) kamu tempat kembali kamu, maka Dia
akan memberitahu kamu apa-apa yang mengenainya kamu berselisih. وَ ہُوَ الَّذِیۡ جَعَلَکُمۡ خَلٰٓئِفَ الۡاَرۡضِ -- Dan Dia-lah Yang menjadikan kamu
penerus-penerus di bumi, وَ رَفَعَ
بَعۡضَکُمۡ فَوۡقَ بَعۡضٍ دَرَجٰتٍ لِّیَبۡلُوَکُمۡ فِیۡ مَاۤ اٰتٰکُمۡ -- dan Dia
meninggikan sebagian kamu dari sebagian
yang lain dalam derajat supaya Dia menguji kamu dengan apa pun yang telah Dia berikan kepadamu. اِنَّ رَبَّکَ
سَرِیۡعُ الۡعِقَابِ ۫ۖ -- Sesungguhnya Rabb
(Tuhan) engkau sangat cepat dalam
menghukum, وَ اِنَّہٗ لَغَفُوۡرٌ
رَّحِیۡمٌ -- dan sesungguhnya Dia benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang (Al-An’ām [6]:162-166).
(Bersambung)
Rujukan:
The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,20 Juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar