Rabu, 22 Juli 2015

Makna "Kamar-kamar yang Tinggi" dan Surga yang "Di Bawahnya Mangalir Sungai-sungai" & Pentingnya Melaksanakan "Haququllaah"" dan "Haququl- 'Ibaad"

                                                                                                               
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt


Bab 104

Makna “Kamar-kamar  yang Tinggi” Dalam Surga  yang “Di Bawahnya Mengalir Sungai-sungai”  &   Pentingnya  Melaksanakan  Haququllāh dan Haququl ‘Ibād
 
 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam bagian akhir  Bab sebelumnya telah dibahas   mengenai orang-orang yang tidak  bersyukur terhadap pengutusan Nabi  Besar Muhammad saw. dan pewahyuan Al-Quran, berikut firman-Nya kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
 قُلۡ  کَفٰی بِاللّٰہِ  بَیۡنِیۡ وَ بَیۡنَکُمۡ  شَہِیۡدًا ۚ یَعۡلَمُ مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ؕ وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا بِالۡبَاطِلِ وَ کَفَرُوۡا بِاللّٰہِ ۙ اُولٰٓئِکَ  ہُمُ  الۡخٰسِرُوۡنَ ﴿﴾  وَ یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ ؕ وَ لَوۡ لَاۤ اَجَلٌ مُّسَمًّی لَّجَآءَہُمُ  الۡعَذَابُ ؕ وَ لَیَاۡتِیَنَّہُمۡ  بَغۡتَۃً  وَّ  ہُمۡ  لَا  یَشۡعُرُوۡنَ ﴿﴾ یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ ؕ وَ  اِنَّ  جَہَنَّمَ لَمُحِیۡطَۃٌۢ  بِالۡکٰفِرِیۡنَ ﴿ۙ﴾  یَوۡمَ  یَغۡشٰہُمُ  الۡعَذَابُ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ وَ مِنۡ تَحۡتِ اَرۡجُلِہِمۡ وَ یَقُوۡلُ ذُوۡقُوۡا مَا کُنۡتُمۡ  تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾
Katakanlah: ”Cukuplah Allah sebagai saksi  antara aku dan kamu, Dia mengetahui apa pun yang ada di seluruh langit dan bumi. وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا بِالۡبَاطِلِ وَ کَفَرُوۡا بِاللّٰہِ   -- Dan orang-orang yang percaya kepada yang batil dan ingkar kepada Allah,  اُولٰٓئِکَ  ہُمُ  الۡخٰسِرُوۡنَ  -- mereka itulah orang-orang yang rugi.”  وَ یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ ؕ وَ لَوۡ لَاۤ اَجَلٌ مُّسَمًّی لَّجَآءَہُمُ  الۡعَذَابُ  -- Dan  mereka minta kepada engkau menyegerakan azab. Dan seandainya tidak ada waktu yang telah ditetapkan niscaya  azab itu telah datang kepada mereka,  وَ لَیَاۡتِیَنَّہُمۡ  بَغۡتَۃً  وَّ  ہُمۡ  لَا  یَشۡعُرُوۡنَ  -- dan niscaya azab itu akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba sedang mereka tidak menyadarinya. یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ ؕ  -- Mereka minta kepada engkau menyegerakan azabوَ  اِنَّ  جَہَنَّمَ لَمُحِیۡطَۃٌۢ  بِالۡکٰفِرِیۡنَ   -- padahal sesungguhnya  Jahannam akan mengepung orang-orang kafir.  یَوۡمَ  یَغۡشٰہُمُ  الۡعَذَابُ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ وَ مِنۡ تَحۡتِ اَرۡجُلِہِمۡ وَ یَقُوۡلُ ذُوۡقُوۡا مَا کُنۡتُمۡ  تَعۡمَلُوۡنَ  --  Pada hari azab itu akan meliputi mereka dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka, dan Dia akan berfirman: “Rasakanlah apa yang telah kamu kerjakan.” (Al-Ankabūt [29]:53-56).

Azab Ilahi yang “Mengepung”

         Ayat  53  memberi jawaban yang penuh kemesraan terhadap tuntutan jahil dan bathil orang-orang kafir akan suatu tanda azab (lihat ayat sebelumnya). Ayat bertanya ini kepada mereka: Mengapa mereka menuntut tanda azab, bila Allah Swt. Ta’ala sudah memberikan kepada mereka tanda kasih sayang dalam bentuk Al-Quran,   yang dengan mengamalkannya mereka dapat memperoleh kemuliaan dan menjadi bangsa terhormat dan disegani?
       Ayat 54   memberikan jawaban langsung kepada tuntutan orang-orang kafir akan tanda azab dan mengatakan, bahwa daripada memanfaatkan tanda kasih-sayang yang telah diberikan kepada mereka dalam bentuk Al-Quran, orang-orang yang malang nasibnya itu, gigih dalam tuntutan mereka akan hukuman. Maka mereka akan memperoleh tanda itu dan hukuman Ilahi  akan menimpa mereka dengan sekonyong-konyong (tiba-tiba) dan dari segala penjuru serta di luar dugaan mereka.   Akan tetapi mereka harus menunggu waktu yang ditetapkan dan telah ditentukan untuk itu.
       Mengenai ayat: یَوۡمَ  یَغۡشٰہُمُ  الۡعَذَابُ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ وَ مِنۡ تَحۡتِ اَرۡجُلِہِمۡ وَ یَقُوۡلُ ذُوۡقُوۡا مَا کُنۡتُمۡ  تَعۡمَلُوۡنَ  --  Pada hari azab itu akan meliputi mereka dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka, dan Dia akan berfirman: “Rasakanlah apa yang telah kamu kerjakan,” (Al-Ankabūt [29]: 56), senada dengan ayat tersebut dalam Surah lain Allah Swt. berfirman kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
قُلۡ ہُوَ  الۡقَادِرُ عَلٰۤی  اَنۡ یَّبۡعَثَ عَلَیۡکُمۡ عَذَابًا مِّنۡ فَوۡقِکُمۡ اَوۡ مِنۡ تَحۡتِ اَرۡجُلِکُمۡ اَوۡ یَلۡبِسَکُمۡ شِیَعًا وَّ یُذِیۡقَ بَعۡضَکُمۡ بَاۡسَ بَعۡضٍ ؕ اُنۡظُرۡ کَیۡفَ نُصَرِّفُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّہُمۡ یَفۡقَہُوۡنَ ﴿﴾  وَ کَذَّبَ بِہٖ قَوۡمُکَ وَ ہُوَ الۡحَقُّ ؕ قُلۡ لَّسۡتُ عَلَیۡکُمۡ  بِوَکِیۡلٍ ﴿ؕ﴾  لِکُلِّ نَبَاٍ  مُّسۡتَقَرٌّ ۫ وَّ سَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾
Katakanlah: “Dia-lah Yang berkuasa mengirimkan azab kepada kamu dari atasmu atau dari bawah kakimu atau mencampur-baurkan kamu menjadi golongan-golongan yang saling berselisih dan membuat sebagian kamu merasakan keganasan sebagian yang lain.” اُنۡظُرۡ کَیۡفَ نُصَرِّفُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّہُمۡ یَفۡقَہُوۡنَ  --  Lihatlah bagaimana Kami membentangkan Tanda-tanda supaya mereka mengerti. وَ کَذَّبَ بِہٖ قَوۡمُکَ وَ ہُوَ الۡحَقُّ ؕ قُلۡ لَّسۡتُ عَلَیۡکُمۡ  بِوَکِیۡلٍ  --  Tetapi  kaum engkau telah mendustakannya,  padahal itu adalah kebenaranقُلۡ لَّسۡتُ عَلَیۡکُمۡ  بِوَکِیۡلٍ --  Katakanlah:  ”Aku sekali-kali bukan  penanggungjawab atas kamu.”    لِکُلِّ نَبَاٍ  مُّسۡتَقَرٌّ ۫ وَّ سَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَ  --  Bagi tiap kabar gaib ada masa yang tertentu, dan kamu segera akan mengetahui. (Al-An’ām [6]:66-68).
     “Azab dari atas” maknanya: kelaparan, gempa bumi, air bah, taufan, penin-dasan terhadap golongan yang lemah oleh yang kuat, penderitaan mental, dan sebagainya, dan “azab dari bawah” berarti: penyakit-penyakit, wabah, pemberontakan orang-orang bawahan, dan sebagainya.
 Kemudian ada hukuman (azab) berupa kekacauan, perpecahan-perpecahan dan perselisihan yang kadang-kadang berakhir dalam perang saudara, sebagaimana yang saat ini marak terjadi di wilayah Timur Tengah. Hal demikian ini diisyaratkan dalam kata-kata وَّ یُذِیۡقَ بَعۡضَکُمۡ بَاۡسَ بَعۡضٍ – “dan membuat sebagian kamu merasakan keganasan sebagian yang lain.”
  Di sini kata ganti “nya” dalam ayat:  وَ کَذَّبَ بِہٖ قَوۡمُکَ وَ ہُوَ الۡحَقُّ ؕ قُلۡ لَّسۡتُ عَلَیۡکُمۡ  بِوَکِیۡلٍ  --  “tetapi  kaum engkau telah mendustakannya,  padahal itu adalah kebenaran”,   menunjuk kepada (1) perkara yang sedang dibahas; (2) Al-Quran; (3) azab Ilahi. Jika kita ambil arti yang terakhir  maka kata-kata “padahal itu adalah kebenaran” akan berarti bahwa azab yang dijanjikan pasti akan terjadi, yakni dengan tiba-tiba.

Kemustahilan “Unta Masuk Lubang Jarum

  Ayat لِکُلِّ نَبَاٍ  مُّسۡتَقَرٌّ ۫ وَّ سَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَ  --  “bagi tiap kabar gaib ada masa yang tertentu, dan kamu segera akan mengetahui”   berarti bahwa  Allah Swt.  sesuai dengan hikmah-Nya yang tidak dapat salah itu, telah menentukan satu saat penggenapan setiap kabar gaib (nubuatan). Maka azab yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang menolak kebenaran akan datang juga pada saatnya yang tepat.
   Ketika azab Ilahi yang diperingatkan Rasul Allah tersebut benar-benar terjadi secara tiba-tiba, azab Ilahi tersebut benar-benar “mengepung” atau “meliputi” orang-orang yang memperolok-olokan peringatan  Rasul Allah tersebut, sehingga  mereka seakan-akan diselimuti api, baik dari bawah mereka mau pun dari atas mereka, sebagaimana  firman-Nya mengenai penghuni neraka jahannam berikut ini:
 اِنَّ الَّذِیۡنَ  کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ اسۡتَکۡبَرُوۡا عَنۡہَا لَا تُفَتَّحُ لَہُمۡ  اَبۡوَابُ السَّمَآءِ  وَ لَا یَدۡخُلُوۡنَ الۡجَنَّۃَ حَتّٰی یَلِجَ الۡجَمَلُ فِیۡ سَمِّ الۡخِیَاطِ ؕ وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾  لَہُمۡ مِّنۡ جَہَنَّمَ مِہَادٌ  وَّ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ غَوَاشٍ ؕ وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الظّٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Sesungguhnya  orang-orang yang mendustakan Ayat-ayat Kami dan dengan  takabur berpaling darinyatidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit ruhani dan tidak pula mereka akan masuk surga  hingga unta masuk ke lubang jarum, dan demikianlah Kami membalas  orang-orang  yang  berdosa. لَہُمۡ مِّنۡ جَہَنَّمَ مِہَادٌ  وَّ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ غَوَاشٍ  --   Bagi mereka ada hamparan   Jahannam sedangkan di atas mereka ada selimut Jahannam, وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الظّٰلِمِیۡنَ   -- dan demikianlah Kami membalas orang-orang yang zalim (Al-A’rāf [7]:41-42).
   Jamal (unta) juga dapat diartikan seutas tali, sebab tali mempunyai persamaan lebih dekat dengan benang yang dimasukkan ke dalam lobang jarum. Adalah mustahil bagi para pengingkar Tanda-tanda Ilahi masuk surga. Lihat Matius 19:24.
      Di Akhir Zaman ini  orang-orang yang “mata ruhaninya” berfungsi dengan baik akan menyaksikan kebenaran pernyataan Allah Swt. dalam ayat selanjutnya:  لَہُمۡ مِّنۡ جَہَنَّمَ مِہَادٌ  وَّ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ غَوَاشٍ  --   Bagi mereka ada hamparan   Jahannam sedangkan di atas mereka ada selimut Jahannam, وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الظّٰلِمِیۡنَ   -- dan demikianlah Kami membalas orang-orang yang zalim (Al-A’rāf [7]:41-42).
 Jadi, kembali kepada firman-Nya dalam QS.29:53-56,  hukuman yang diisyaratkan dalam ayat sebelumnya adalah hukuman di dunia ini yang dijanjikan kepada orang-orang ingkar, sedangkan hukuman yang termaktub dalam ayat berikut  ini adalah hukuman yang dijanjikan kepada mereka di akhiratیَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ ؕ  -- “Mereka minta kepada engkau menyegerakan azab,   وَ  اِنَّ  جَہَنَّمَ لَمُحِیۡطَۃٌۢ  بِالۡکٰفِرِیۡنَ -- padahal sesungguhnya  Jahannam akan mengepung orang-orang kafir.”

Makna “Kamar di Atas Kamar” Dalam Surga

         Selanjutnya Allah Swt. berfirman kepada  orang-orang yang beriman kepada Rasul Allah dengan tulus-ikhlas sehingga menyebut mereka “hamba-hamba-Nya” :
یٰعِبَادِیَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنَّ  اَرۡضِیۡ وَاسِعَۃٌ   فَاِیَّایَ  فَاعۡبُدُوۡنِ ﴿﴾  کُلُّ نَفۡسٍ ذَآئِقَۃُ  الۡمَوۡتِ ۟ ثُمَّ  اِلَیۡنَا تُرۡجَعُوۡنَ ﴿﴾  وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَنُبَوِّئَنَّہُمۡ مِّنَ الۡجَنَّۃِ غُرَفًا تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا ؕ نِعۡمَ  اَجۡرُ  الۡعٰمِلِیۡنَ ﴿٭ۖ﴾  الَّذِیۡنَ صَبَرُوۡا وَ عَلٰی رَبِّہِمۡ یَتَوَکَّلُوۡنَ ﴿﴾
Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku sangat luas  maka hanya kepada Aku sajalah kamu menyembah. کُلُّ نَفۡسٍ ذَآئِقَۃُ  الۡمَوۡتِ ۟ ثُمَّ  اِلَیۡنَا تُرۡجَعُوۡنَ  --  Tiap-tiap jiwa akan merasakan mati, kemudian kepada Kami-lah kamu akan dikembalikan.    وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ  --  Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh,  لَنُبَوِّئَنَّہُمۡ مِّنَ الۡجَنَّۃِ غُرَفًا تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا -- niscaya Kami akan  menempatkan mereka di surga pada kamar-kamar yang tinggi, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, نِعۡمَ  اَجۡرُ  الۡعٰمِلِیۡنَ  -- sebaik-baik ganjaran bagi orang-orang yang beramal.  الَّذِیۡنَ صَبَرُوۡا وَ عَلٰی رَبِّہِمۡ یَتَوَکَّلُوۡنَ --   Yaitu orang-orang yang sabar, dan  kepada Rabb-nya (Tuhan-nya)  mereka bertawakkal. (Al-Ankabūt [29]:57-60).   
        Dalam firman-Nya tersebut gambaran tentang surga tidak menggunakan jannah (kebun-kebun) melainkan disebut ghurafan (kamar-kamar), sebagaimana juga dalam firman-Nya berikut ini:
لٰکِنِ الَّذِیۡنَ اتَّقَوۡا رَبَّہُمۡ لَہُمۡ غُرَفٌ مِّنۡ فَوۡقِہَا غُرَفٌ مَّبۡنِیَّۃٌ ۙ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ ۬ؕ وَعۡدَ اللّٰہِ ؕ لَا یُخۡلِفُ اللّٰہُ  الۡمِیۡعَادَ ﴿﴾
Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Rabb (Tuhan) mereka, bagi mereka  ada kamar-kamar,  di atasnya  dibangun kamar-kamar yang anggun, di bawahnya mengalir sungai-sungai. Inilah  janji Allah, dan Allah tidak pernah menyalahi janji  (Az-Zumar [39]:21).
        Dalam ayat tersebut penyebutan ghurafa (kamar-kamar) sebagai pengganti jannah (kebun-kebun – QS.2:26) untuk menggambarkan  perbedaan dalam martabat orang-orang beriman di surga yang  menunjukkan bahwa akan ada perbedaan menurut usaha dan amal mereka masing-masing, yang berarti  bahwa kehidupan di akhirat itu bukan suatu kehidupan tanpa kegiatan dan bertopang dagu – sebagaimana  banyak orang yang keliru memahaminya   --  melainkan kehidupan yang diisi dengan kerja yang tiada henti-hentinya dan kemajuan yang berkesinambungan, namun demikian kesulitan dan keletihan  tidak akan menyentuh mereka (QS.15:46-49;  QS.35:33-36; QS.36:56-59; QS.66:9). Firman-Nya lagi:
وَ مَاۤ  اَمۡوَالُکُمۡ وَ لَاۤ  اَوۡلَادُکُمۡ  بِالَّتِیۡ تُقَرِّبُکُمۡ عِنۡدَنَا زُلۡفٰۤی  اِلَّا مَنۡ اٰمَنَ وَ عَمِلَ صَالِحًا ۫ فَاُولٰٓئِکَ لَہُمۡ جَزَآءُ الضِّعۡفِ بِمَا عَمِلُوۡا وَ ہُمۡ فِی الۡغُرُفٰتِ اٰمِنُوۡنَ ﴿﴾
Dan bukan harta kamu dan bukan pula anak-anak kamu yang akan mendekatkan derajat kamu di sisi Kami, melainkan   orang yang beriman dan beramal shalih, maka mereka  itulah baginya  ganjaran yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan,  dan mereka aman di kamar-kamar  yang tinggi  (As-Sabā’ [34]:38).
         Kekuasaan, kekayaan, dan kedudukan duniawi – jika tidak disertai iman dan amal shaleh  -- bukanlah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt., malahan sebaliknya, sarana itulah yang dapat menjauhkan manusia dari Allah Swt. (QS.43:34-360). Keimanan sejati serta amal saleh itulah yang merupakan kekayaan manusia yang hakiki dan yang dapat mendatangkan keselamatan dan ridha Ilahi di dunia dan di akhirat (QS.2:202-203; QS.3:15-18; QS.28:77-79).

Ciri-ciri   ‘Ibādurrahmān  (Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pemurah)

       Dalam firman-Nya berikut ini Allah Swt. menjelaskan secara terinci mengenai ‘ibādurrahmān  (hamba-hamba Tuhan yang Maha Pemurah), yang akan memperoleh “ghurafa” (kamar-kamar) yang tinggi dalam surge, firman-Nya: 
وَ عِبَادُ  الرَّحۡمٰنِ الَّذِیۡنَ  یَمۡشُوۡنَ عَلَی الۡاَرۡضِ ہَوۡنًا وَّ اِذَا خَاطَبَہُمُ الۡجٰہِلُوۡنَ  قَالُوۡا سَلٰمًا ﴿۳﴾  وَ الَّذِیۡنَ یَبِیۡتُوۡنَ لِرَبِّہِمۡ سُجَّدًا وَّ قِیَامًا ﴿﴾  وَ الَّذِیۡنَ یَقُوۡلُوۡنَ رَبَّنَا اصۡرِفۡ عَنَّا عَذَابَ جَہَنَّمَ ٭ۖ اِنَّ عَذَابَہَا کَانَ غَرَامًا ﴿٭ۖ﴾  اِنَّہَا سَآءَتۡ مُسۡتَقَرًّا وَّ  مُقَامًا ﴿﴾  وَ الَّذِیۡنَ  اِذَاۤ  اَنۡفَقُوۡا لَمۡ  یُسۡرِفُوۡا وَ لَمۡ یَقۡتُرُوۡا وَ کَانَ  بَیۡنَ  ذٰلِکَ  قَوَامًا ﴿﴾  وَ الَّذِیۡنَ لَا یَدۡعُوۡنَ مَعَ اللّٰہِ  اِلٰـہًا اٰخَرَ  وَ لَا یَقۡتُلُوۡنَ النَّفۡسَ الَّتِیۡ حَرَّمَ اللّٰہُ  اِلَّا بِالۡحَقِّ وَ لَا یَزۡنُوۡنَ ۚ وَ مَنۡ یَّفۡعَلۡ  ذٰلِکَ  یَلۡقَ  اَثَامًا ﴿ۙ﴾  یُّضٰعَفۡ لَہُ  الۡعَذَابُ یَوۡمَ  الۡقِیٰمَۃِ وَ یَخۡلُدۡ   فِیۡہٖ   مُہَانًا ﴿٭ۖ﴾  اِلَّا مَنۡ تَابَ وَ اٰمَنَ وَ عَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَاُولٰٓئِکَ یُبَدِّلُ اللّٰہُ سَیِّاٰتِہِمۡ  حَسَنٰتٍ ؕ وَ کَانَ  اللّٰہُ  غَفُوۡرًا  رَّحِیۡمًا ﴿﴾  وَ مَنۡ تَابَ وَ عَمِلَ صَالِحًا فَاِنَّہٗ یَتُوۡبُ اِلَی  اللّٰہِ  مَتَابًا ﴿﴾  وَ الَّذِیۡنَ لَا یَشۡہَدُوۡنَ الزُّوۡرَ ۙ وَ اِذَا مَرُّوۡا بِاللَّغۡوِ  مَرُّوۡا کِرَامًا ﴿﴾  وَ الَّذِیۡنَ  اِذَا ذُکِّرُوۡا بِاٰیٰتِ رَبِّہِمۡ لَمۡ یَخِرُّوۡا عَلَیۡہَا صُمًّا وَّ عُمۡیَانًا ﴿﴾  وَ الَّذِیۡنَ یَقُوۡلُوۡنَ   رَبَّنَا ہَبۡ لَنَا مِنۡ اَزۡوَاجِنَا وَ ذُرِّیّٰتِنَا قُرَّۃَ اَعۡیُنٍ وَّ اجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِیۡنَ اِمَامًا ﴿﴾  اُولٰٓئِکَ یُجۡزَوۡنَ الۡغُرۡفَۃَ  بِمَا صَبَرُوۡا وَ یُلَقَّوۡنَ فِیۡہَا تَحِیَّۃً  وَّ  سَلٰمًا ﴿ۙ﴾  خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا ؕ حَسُنَتۡ مُسۡتَقَرًّا وَّ مُقَامًا ﴿﴾  قُلۡ  مَا یَعۡبَؤُا بِکُمۡ  رَبِّیۡ  لَوۡ لَا دُعَآؤُکُمۡ ۚ فَقَدۡ کَذَّبۡتُمۡ  فَسَوۡفَ  یَکُوۡنُ  لِزَامًا ﴿٪﴾
Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pemurah ialah  mereka yang berjalan di muka bumi dengan merendahkan diri, dan  apabila  orang-orang jahil menegurnya mereka mengucapkan: “Selamat sejahtera.”   Dan orang-orang yang melewatkan malam untuk Rabb (Tuhan) mereka dengan bersujud dan  berdiri.   Dan orang-orang yang berkata: “Ya Rabb (Tuhan) kami, jauhkanlah dari kami azab Jahannam, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang besar.”   “Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruknya tempat menetap  dan tempat kediaman.”   Dan mereka  yang apabila menginfakkan harta  tidak  boros dan tidak pula kikir, melainkan mengambil jalan-tengah di antara kedua keadaan itu.   Dan orang-orang yang tidak menyeru  tuhan lain beserta  Allah, dan tidak membunuh jiwa yang telah dilarang oleh Allah, kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak pula berzina, dan barangsiapa berbuat demikian ia akan menemui hukuman dosa.   Akan dilipatgandakan baginya azab pada Hari Kiamat, dan ia akan tinggal kekal di dalamnya terhina,    kecuali mereka yang bertau-bat,   beriman, dan berbuat amal shalih  maka mereka itulah yang Allah akan mengubah keburukan-keburukannya menjadi kebaikan-kebaikan, dan adalah  Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang, Dan barangsiapa yang bertaubat dan beramal shalih maka sesungguhnya ia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang benar.   Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu,  dan  apabila mereka melalui sesuatu hal yang sia-sia, mereka berlalu dengan sikap yang mulia.   Dan orang-orang yang  apabila diperingatkan mengenai  Tanda-tanda Rabb-nya (Tuhannya) mereka tidak akan terjerumus sebagai orang-orang tuli dan buta.  Dan orang-orang yang mengatakan: رَبَّنَا ہَبۡ لَنَا مِنۡ اَزۡوَاجِنَا وَ ذُرِّیّٰتِنَا قُرَّۃَ اَعۡیُنٍ وَّ اجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِیۡنَ اِمَامًا  -- “Ya Rabb (Tuhan) kami, anugerah-kanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami menjadi penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” اُولٰٓئِکَ یُجۡزَوۡنَ الۡغُرۡفَۃَ  بِمَا صَبَرُوۡا وَ یُلَقَّوۡنَ فِیۡہَا تَحِیَّۃً  وَّ  سَلٰمًا   -- Mereka itulah yang akan dianugerahi  kamar-kamar tinggi di surga karena mereka bersabar, dan mereka akan disambut di dalamnya dengan penghormatan dan doa selamat. خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا ؕ حَسُنَتۡ مُسۡتَقَرًّا وَّ مُقَامًا   --  Mereka akan  kekal di dalamnya, itulah sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.   قُلۡ  مَا یَعۡبَؤُا بِکُمۡ  رَبِّیۡ  لَوۡ لَا دُعَآؤُکُمۡ ۚ فَقَدۡ کَذَّبۡتُمۡ  فَسَوۡفَ  یَکُوۡنُ  لِزَامًا  -- Katakanlah: Rabb-ku (Tuhan-ku) tidak akan mempedulikan kamu jika tidak karena doa kamu,  maka sungguh kamu telah mendustakan maka segera   azab  menimpa kamu.” (Al-Furqān [25]: 64-78). 

Kewajiban Memenuhi Haququllāh dan Haququl- ‘Ibād

     Sehubungan pernyataan Allah Swt.  kepada Nabi Besar Muhammad saw. dalam ayat: قُلۡ  مَا یَعۡبَؤُا بِکُمۡ  رَبِّیۡ  لَوۡ لَا دُعَآؤُکُمۡ ۚ فَقَدۡ کَذَّبۡتُمۡ  فَسَوۡفَ  یَکُوۡنُ  لِزَامًا  -- Katakanlah: Rabb-ku (Tuhan-ku) tidak akan mempedulikan kamu jika tidak karena doa kamu,  maka sungguh kamu telah mendustakan maka segera   azab  menimpamu.” (Al-Furqān [25]:78).
    Kalimat  Mā  ‘aba ‘ubihi berarti, “aku tidak peduli, pikirkan, hiraukan atau pandangan baik akan dia, atau aku tidak menganggap dia berarti atau berharga apa pun; atau aku tidak menghargainya” (Lexicon Lane & Al-Mufradat), ayat ini menegaskan  betapa pentingnya manusia melaksanakan ibadah kepada Allah Swt. dengan benar (QS.51:57-59),  baik  berupa pelaksanakan Haququllāh  (pemenuhan hak-hak Allah Swt,)  mau pun   haququl ‘ibād (pemenuhan hak-hak sesama hamba), sebab setiap orang  harus memikul bebannya sendiri ((QS.6:165;  QS.17:16; QS.35:19; QS.53:39),  berikut firman-Nya kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
قُلۡ  اِنَّنِیۡ ہَدٰىنِیۡ رَبِّیۡۤ  اِلٰی صِرَاطٍ مُّسۡتَقِیۡمٍ ۬ۚ دِیۡنًا قِیَمًا مِّلَّۃَ  اِبۡرٰہِیۡمَ حَنِیۡفًا ۚ وَ مَا کَانَ مِنَ الۡمُشۡرِکِیۡنَ ﴿﴾  قُلۡ  اِنَّ صَلَاتِیۡ  وَ نُسُکِیۡ وَ مَحۡیَایَ وَ مَمَاتِیۡ   لِلّٰہِ   رَبِّ  الۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾ۙ  لَا شَرِیۡکَ لَہٗ ۚ وَ بِذٰلِکَ اُمِرۡتُ وَ اَنَا  اَوَّلُ الۡمُسۡلِمِیۡنَ ﴿﴾  قُلۡ اَغَیۡرَ اللّٰہِ اَبۡغِیۡ رَبًّا وَّ ہُوَ رَبُّ کُلِّ شَیۡءٍ ؕ وَ لَا تَکۡسِبُ کُلُّ نَفۡسٍ  اِلَّا عَلَیۡہَا ۚ وَ لَا تَزِرُ وَازِرَۃٌ  وِّزۡرَ  اُخۡرٰی ۚ ثُمَّ اِلٰی رَبِّکُمۡ مَّرۡجِعُکُمۡ فَیُنَبِّئُکُمۡ بِمَا کُنۡتُمۡ  فِیۡہِ  تَخۡتَلِفُوۡنَ ﴿﴾  وَ ہُوَ الَّذِیۡ جَعَلَکُمۡ خَلٰٓئِفَ الۡاَرۡضِ وَ رَفَعَ بَعۡضَکُمۡ فَوۡقَ بَعۡضٍ دَرَجٰتٍ لِّیَبۡلُوَکُمۡ فِیۡ مَاۤ  اٰتٰکُمۡ ؕ اِنَّ رَبَّکَ سَرِیۡعُ  الۡعِقَابِ ۫ۖ وَ  اِنَّہٗ  لَغَفُوۡرٌ  رَّحِیۡمٌ ﴿﴾٪
Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah diberi petunjuk oleh Rabb-ku (Tuhan-ku) kepada jalan lurus, agama yang teguh,  agama Ibrahim yang lurus dan dia bukanlah dari   orang-orang musyrik.”  قُلۡ  اِنَّ صَلَاتِیۡ  وَ نُسُکِیۡ وَ مَحۡیَایَ وَ مَمَاتِیۡ   لِلّٰہِ   رَبِّ  الۡعٰلَمِیۡنَ  --   Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, pengorbanankukehidupanku, dan  kematianku  hanyalah untuk Allah, Rabb (Tuhan) seluruh  alamلَا شَرِیۡکَ لَہٗ ۚ وَ بِذٰلِکَ اُمِرۡتُ وَ اَنَا  اَوَّلُ الۡمُسۡلِمِیۡنَ --   tidak  ada sekutu bagi-Nya, untuk itulah aku diperintahkan,  dan akulah orang pertama  yang berserah diri.”   Katakanlah:  ”Apakah aku akan mencari  Rabb (Tuhan)  yang bukan-Allah, padahal  Dia-lah Rabb (Tuhan) segala sesuatu?” وَ لَا تَکۡسِبُ کُلُّ نَفۡسٍ  اِلَّا عَلَیۡہَا   -- Dan tiada jiwa mengupayakan sesuatu melainkan akan menimpa dirinya,  وَ لَا تَزِرُ وَازِرَۃٌ  وِّزۡرَ  اُخۡرٰی  -- dan  tidak pula seorang pe-mikul beban memikul beban orang lain. ثُمَّ اِلٰی رَبِّکُمۡ مَّرۡجِعُکُمۡ فَیُنَبِّئُکُمۡ بِمَا کُنۡتُمۡ  فِیۡہِ  تَخۡتَلِفُوۡنَ  --   Kemudian kepada Rabb (Tuhan) kamu tempat kembali kamu, maka Dia akan memberitahu kamu apa-apa yang mengenainya kamu berselisih. وَ ہُوَ الَّذِیۡ جَعَلَکُمۡ خَلٰٓئِفَ الۡاَرۡضِ   --   Dan Dia-lah Yang menjadikan kamu penerus-penerus di bumi,  وَ رَفَعَ بَعۡضَکُمۡ فَوۡقَ بَعۡضٍ دَرَجٰتٍ لِّیَبۡلُوَکُمۡ فِیۡ مَاۤ  اٰتٰکُمۡ   -- dan Dia meninggikan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam derajat supaya Dia menguji kamu dengan apa pun yang telah Dia berikan kepadamu. اِنَّ رَبَّکَ سَرِیۡعُ  الۡعِقَابِ ۫ۖ    --  Sesungguhnya  Rabb (Tuhan) engkau sangat cepat dalam menghukum, وَ  اِنَّہٗ  لَغَفُوۡرٌ  رَّحِیۡمٌ  -- dan sesungguhnya Dia benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang (Al-An’ām [6]:162-166).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

***
Pajajaran Anyar,20 Juli  2015      


Tidak ada komentar:

Posting Komentar