بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt
Bab 95
Nubuatan Dalam Surah Al-Lahab dan Surah Al-Humazah Mengenai Penyebab Timbulnya Ketegangan Internasional yang Berujung Meletusnya
Rangkaian Perang Dunia
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian
akhir Bab sebelumnya telah dibahas
mengenai berbagai makna ayat: یٰمَعۡشَرَ الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ
اِنِ اسۡتَطَعۡتُمۡ اَنۡ
تَنۡفُذُوۡا مِنۡ اَقۡطَارِ
السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ فَانۡفُذُوۡا ؕ لَا
تَنۡفُذُوۡنَ اِلَّا بِسُلۡطٰنٍ -- “Hai golongan jin dan ins (manusia)! Jika kamu memiliki kekuatan untuk menembus
batas-batas seluruh langit dan bumi
maka tembuslah, namun kamu tidak dapat menembusnya kecuali
dengan kekuatan” (Ar-Rahmān
[55]:34).
Jadi, kata jin dan ins (manusia)
tersebut merupakan sebutan lain
dari Ats-tsaqalān dalam ayat سَنَفۡرُغُ لَکُمۡ
اَیُّہَ الثَّقَلٰنِ -- “Segera
Kami akan menghadapi kamu, hai dua golongan yang kuat “ berarti: dua jenis barang yang berat (Lexicon Lane), atau “dua tangan
Abu Lahab”, firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
ؕ﴿﴾ تَبَّتۡ یَدَاۤ اَبِیۡ
لَہَبٍ وَّ تَبَّ ؕ﴿﴾ مَاۤ اَغۡنٰی
عَنۡہُ مَالُہٗ وَ مَا
کَسَبَ ؕ﴿﴾ سَیَصۡلٰی نَارًا ذَاتَ لَہَبٍ ۚ﴿ۖ﴾ وَّ
امۡرَاَتُہٗ ؕ حَمَّالَۃَ
الۡحَطَبِ ۚ﴿﴾ فِیۡ جِیۡدِہَا حَبۡلٌ مِّنۡ مَّسَدٍ ٪﴿﴾
Aku baca
dengan nama
Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.
تَبَّتۡ
یَدَاۤ اَبِیۡ لَہَبٍ وَّ
تَبَّ -- Binasalah kedua tangan Abu Lahab
dan binasalah dia! مَاۤ
اَغۡنٰی عَنۡہُ مَالُہٗ وَ مَا
کَسَبَ -- Sekali-kali tidak memberi manfaat kepadanya hartanya dan apa yang dia usahakan. سَیَصۡلٰی نَارًا
ذَاتَ لَہَبٍ
-- Segera ia akan masuk Api yang menyala-nyala. وَّ امۡرَاَتُہٗ ؕ حَمَّالَۃَ الۡحَطَبِ
-- Dan juga istrinya pemikul kayu bakar. فِیۡ
جِیۡدِہَا حَبۡلٌ مِّنۡ مَّسَدٍ -- di
leher istri-nya ada tali
yang dipintal (Al-Lahab
[111]:1-6).
Nubuatan Dalam Surah Al-Lahab
Abu
Lahab (Bapak Nyala-Api) adalah julukan
yang diberikan kepada ‘Abd-al-’Uzza paman
Nabi Besar Muhammad saw. dan
musuh bebuyutan serta penindas beliau saw. Ia disebut
demikian, karena warna muka dan rambutnya kemerah-merahan, atau juga
karena ia berdarah panas (pemarah).
Surah
ini mengingatkan kita kepada suatu peristiwa ketika Besar Muhammad saw. mula-mula sekali membuka tabligh Islam setelah
diperintahkan Allah Swt. untuk
mengumpulkan kaum kerabat beliau saw.
(QS.26:215) dan menyampaikan Amanat Ilahi
kepada mereka.
Pada suatu hari Besar Muhammad saw. berdiri di Bukit Shafa dan memanggil
berbagai kabilah Mekkah satu demi satu – kabilah-kabilah Luway, Murah, Kilāb
dan Qushay – dan anggota keluarga-dekat
beliau saw., dan mengatakan kepada mereka bahwa beliau saw. adalah utusan Allah, dan bahwa jika mereka
tidak menerima seruan beliau saw.
serta tidak meninggalkan adat kebiasaan
jahat mereka, hukuman Allah akan menimpa diri mereka.
Belum juga Besar Muhammad saw. mengakhiri uraian (da’wah) beliau saw. tiba-tiba
berdirilah Abu Lahab seraya berkata:
“Binasalah engkau! Untuk inikah engkau
memanggil kami berkumpul?” (Bukhari).
Itulah asbabun- nuzul Surah Al-Lahab.
Namun karena kitab suci Al-Quran bukan merupakan “kumpulan
dongeng kaum purbakala” karena itu berbagai kisah dalam Al-Quran memiliki makna-makna lainnya yang sangat luas dan
dalam serta mengandung berbagai nubuatan
yang akan kembali terulang. Demikian pula hanya dengan Surah Al-Lahab yang artinya “Nyala Api”.
Jadi,
julukan Abu Lahab atau “Bapak Nyala Api” dalam
ayat: مَاۤ اَغۡنٰی عَنۡہُ مَالُہٗ
وَ مَا کَسَبَ -- Sekali-kali tidak memberi manfaat kepadanya hartanya dan apa yang dia usahakan”, boleh
jadi ditujukan khusus kepada ‘Abd-al-’Uzza
paman Nabi Besar Muhammad saw., atau
kepada siapa pun dari musuh-musuh Islam yang berwatak panas darah.
Bangsa-bangsa Kristen dari Barat
& Makna 2 Tangan Abu Lahab (Bapak
Nyala Api)
Lebih tepat lagi sebutan Abu Lahab atau “Bapak Nyala Api” dikenakan kepada bangsa-bangsa Barat di Akhir
Zaman ini yang memiliki dan menguasai senjata-senjata
api, atom dan nuklir. Suatu kelompok dari mereka sama
sekali menyangkal adanya Tuhan yakni penganut faham Sosialisme atau golongan ins, sedangkan dan yang satu lagi menolak Tauhid Ilahi, penganut faham Kapitalisme yang disebut golongan jin,
namun demikian kedua golongan besar tersebut sama-sama memusuhi Islam.
Dalam
pengertian ini “kedua tangan” (yadā) berarti kedua kelompok itu, dan aya: تَبَّتۡ
یَدَاۤ اَبِیۡ لَہَبٍ وَّ
تَبَّ -- Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan binasalah
dia!” mengandung arti, bahwa segala upaya dan persekongkolan rahasia musuh-musuh Islam -- terutama kedua golongan adikuasa Barat dengan satelit-
satelitnya -- akan gagal sama sekali dan semua rencana jahat mereka akan menjadi bumerang dan menghantam mereka sendiri; hati
mereka akan terbakar oleh amarah demi dilihatnya Islam terus maju, sedangkan kekuasaan,
kekayaan dan milik mereka sendiri
kian menyusut dan binasa juga di hadapan mata kepala mereka
sendiri, terutama setelah terjadinya 2 Perang Dunia.
Kata “hartanya”
dalam ayat: مَاۤ اَغۡنٰی عَنۡہُ مَالُہٗ
وَ مَا کَسَبَ -- Sekali-kali tidak memberi manfaat kepadanya hartanya dan apa yang dia usahakan. dapat
berarti, kekayaan yang dihasilkan di negeri-negeri mereka sendiri, sedangkan
makna “apa yang dia usahakan” dapat diartikan harta kekayaan yang ditimbun
mereka dengan memeras bangsa-bangsa
yang lebih lemah dan merampas kekayaan
sumber-sumber daya alam (SDA) mereka itu, sebagaimana firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ
الرَّحِیۡمِ﴿﴾ وَیۡلٌ لِّکُلِّ ہُمَزَۃٍ لُّمَزَۃِۣ
ۙ﴿﴾ الَّذِیۡ جَمَعَ مَالًا
وَّ عَدَّدَہٗ ۙ﴿﴾ یَحۡسَبُ اَنَّ
مَالَہٗۤ اَخۡلَدَہٗ ۚ﴿﴾ کَلَّا
لَیُنۡۢبَذَنَّ فِی الۡحُطَمَۃِ ۫﴿ۖ﴾ وَ مَاۤ
اَدۡرٰىکَ مَا الۡحُطَمَۃُ ؕ ﴿﴾ نَارُ اللّٰہِ الۡمُوۡقَدَۃُ ۙ﴿﴾ الَّتِیۡ
تَطَّلِعُ عَلَی الۡاَفۡـِٕدَۃِ
ؕ﴿﴾ اِنَّہَا عَلَیۡہِمۡ مُّؤۡصَدَۃٌ ۙ﴿﴾ فِیۡ
عَمَدٍ مُّمَدَّدَۃٍ ٪﴿﴾
Aku baca
dengan nama Allah,
Maha Pemurah, Maha Penyayang. وَیۡلٌ
لِّکُلِّ ہُمَزَۃٍ
لُّمَزَۃِۣ -- Celakalah
bagi setiap pengumpat dan pencela, الَّذِیۡ جَمَعَ مَالًا وَّ عَدَّدَہٗ -- yang mengumpulkan
harta dan menghitung-hitungnya, یَحۡسَبُ اَنَّ مَالَہٗۤ اَخۡلَدَہٗ
-- ia
mengira bahwa hartanya akan
menjadikannya kekal. کَلَّا لَیُنۡۢبَذَنَّ فِی الۡحُطَمَۃِ ۫ -- Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dicampakkan
ke dalam Hutamah. وَ مَاۤ اَدۡرٰىکَ مَا
الۡحُطَمَۃُ -- Dan tahukah engkau apakah Hutamah
itu? نَارُ
اللّٰہِ الۡمُوۡقَدَۃُ -- yaitu Api Allah yang dinyalakan, yang naik
sampai ke hati. اِنَّہَا عَلَیۡہِمۡ مُّؤۡصَدَۃٌ -- Sesungguhnya api itu ditutup
rapat atas mereka, فِیۡ
عَمَدٍ مُّمَدَّدَۃٍ ٪ -- diikat
pada tiang-tiang yang panjang (Al-Humazah [104]:1-10).
Para Penghujat
dan Pencela Agama Islam dan Nabi
Besar Muhammad Saw. & Akibat Buruk
yang Menimpa Mereka
Humazah
berarti orang yang mencela orang
lain di belakang, dan lumazah adalah orang yang mencela orang-orang lain di belakang maupun di depan mereka sendiri
(Al-Aqrab-ul-Mawarid). Sebagai
kebalikan dari dua sifat baik yang pokok -- yakni kebajikan
(haq) dan kesabaran (shabr) -- yang tercantum
dalam Surah Al-Ashr
ayat 4 sebelumnya; maka dalam Surah Al-Humazah
ini telah disebutkan dua sifat buruk
yang membinasakan sendi-sendi segala keamanan dan keserasian tata hidup
dalam masyarakat.
Menurut Allah Swt. perbuatan-perbuatan mengumpat dan mencela yang dilakukan golongan Ahli
Kitab – terutama terhadap ajaran
Islam mengenai pentingnya membelanjakan harta di
jalan Allah (QS.3:182; QS.5:65; QS.36:46) -- merupakan dua macam kejahatan pokok, yang karena
itu apa yang disebut masyarakat beradab
dewasa ini sangat menderita, karena telah mengakibatkan ketegangan di kalangan
masyarakat -- termasuk masyarakat dunia -- akibat merebaknya sistem
ekonomi berdasarkan riba
(QS.2:276-279; QS.3:131; QS.4:162; QS.30:40).
Sehubungan dengan hal tersebut selanjutnya
Allah Swt. berfirman: الَّذِیۡ جَمَعَ مَالًا وَّ عَدَّدَہٗ -- yang mengumpulkan
harta dan menghitung-hitungnya”, ayat ini
merupakan suatu ulasan bernada sedih
mengenai nafsu manusia ingin
memperoleh kekayaan dunia.
Penyembahan terhadap “dewi kekayaan”
merupakan racun peradaban madiyah
(kebendaan) di Akhir Zaman ini.
Makna ayat selanjutnya: یَحۡسَبُ
اَنَّ مَالَہٗۤ اَخۡلَدَہٗ -- ia mengira bahwa hartanya akan menjadikannya kekal”,
yakni orang atau bangsa yang kikir (bakhil)
yang bernasib malang dengan tiada
henti-hentinya mencari kekayaan
dengan segala macam jalan – halal
maupun haram – serta menimbun dan menumpuknya, merasa bangga
karenanya, dan menahan diri dari membelanjakannya bagi tujuan-tujuan baik, dengan beranggapan
bahwa cara ini akan melestarikannya dan menolong namanya agar tidak hapus dari ingatan orang dan membuat dirinya tetap sejahtera untuk selama-lamanya. Namun anggapan-anggapan
demikian itu, amat keliru lagi salah.
Dalam ayat selanjutnya Allah Swt. menubuatkan serta memperingatkan
mereka mengenai akibat buruk yang akan mengakhiri kehidupan mereka di dunia, firman-Nya: کَلَّا لَیُنۡۢبَذَنَّ فِی
الۡحُطَمَۃِ ۫ -- Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dicampakkan ke dalam Hutamah.”
Tidak
ada penghinaan dan siksaan batin dirasakan oleh seseorang
lebih pahit daripada menyaksikan
suatu gerakan yang pernah ditentangnya mati-matian dengan segala
daya-upaya dan berusaha memusnahkannya
-- dalam hal ini adalah ajaran
Islam (Al-Quran) yang diperagakan oleh Nabi Besar Muhammad saw. -- namun gerakan itu malah memperoleh kemajuan dan kemenangan di hadapan matanya sendiri.
Siksaan
batin yang membakar hati itulah
yang dirasakan oleh para pemimpin Quraisy
dan juga golongan Ahli Kitab
(orang-orang Yahudi) ketika mereka
menyaksikan pohon Islam yang tadinya lemah itu, kini telah tumbuh di hadapan mereka sendiri menjadi
besar, firman-Nya: وَ مَاۤ اَدۡرٰىکَ مَا
الۡحُطَمَۃُ -- Dan tahukah engkau apakah Hutamah
itu? نَارُ
اللّٰہِ الۡمُوۡقَدَۃُ -- yaitu Api Allah yang dinyalakan, yang naik sampai ke hati.”
Mengenai
kata huthamah orang-orang Arab
berkata, hathamat-hu al-sinnu, artinya “masa tuanya telah memporak-porandakannya” (Lexicon Lane). Selanjutnya Allah Swt. berfirman: اِنَّہَا
عَلَیۡہِمۡ مُّؤۡصَدَۃٌ -- Sesungguhnya api itu ditutup
rapat atas mereka”, yakni pengalaman membuktikan bahwa kesangatan panas api yang terkurung
itu kian bertambah panas beberapa
kali lipat.
Reaktor Nuklir & Senjata Pemusnah Masal
Lebih lanjut
Allah Swt. berfirman: فِیۡ عَمَدٍ
مُّمَدَّدَۃٍ ٪ -- diikat pada tiang-tiang yang
panjang” Yang
dimaksud dengan “tiang-tiang yang panjang” itu ialah kebiasaan-kebiasaan buruk, adat-istiadat tidak baik yang tidak
membiarkan orang-orang kafir
menyesuaikan kehidupan mereka dengan ukuran-ukuran
dan nilai-nilai yang sempurna.
Makna lain “tiang-tiang yang panjang” dalam ayat: فِیۡ عَمَدٍ مُّمَدَّدَۃٍ ٪ -- diikat pada tiang-tiang yang
panjang” dapat mengisyaratkan kepada reaktor-reaktor
nuklir atau pun pembuatan bom-bom
nuklir atau peluru-peluru kendali berhulu
ledak nuklir dan semacamnya, yang untuk mengembangkan kemutakhiran senjata-senjata pemusnah masal tersebut memerlukan
biaya yang sangat besar, namun
semuanya itu akan berbalik menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi mereka
sendiri, sesuai dengan
nubutan dan peringatan Allah Swt. dalam Surah Al-Lahab:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
ؕ﴿﴾ تَبَّتۡ یَدَاۤ اَبِیۡ
لَہَبٍ وَّ تَبَّ ؕ﴿﴾ مَاۤ اَغۡنٰی
عَنۡہُ مَالُہٗ وَ مَا
کَسَبَ ؕ﴿﴾ سَیَصۡلٰی نَارًا ذَاتَ لَہَبٍ ۚ﴿ۖ﴾ وَّ
امۡرَاَتُہٗ ؕ حَمَّالَۃَ
الۡحَطَبِ ۚ﴿﴾ فِیۡ جِیۡدِہَا حَبۡلٌ مِّنۡ مَّسَدٍ ٪﴿﴾
Aku baca
dengan nama
Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.
تَبَّتۡ
یَدَاۤ اَبِیۡ لَہَبٍ وَّ
تَبَّ -- Binasalah kedua tangan Abu Lahab
dan binasalah dia! مَاۤ
اَغۡنٰی عَنۡہُ مَالُہٗ وَ مَا
کَسَبَ -- Sekali-kali tidak memberi manfaat kepadanya hartanya dan apa yang dia usahakan. سَیَصۡلٰی نَارًا
ذَاتَ لَہَبٍ
-- Segera ia akan masuk Api yang menyala-nyala. وَّ امۡرَاَتُہٗ ؕ حَمَّالَۃَ الۡحَطَبِ
-- Dan juga istrinya pemikul kayu bakar. فِیۡ
جِیۡدِہَا حَبۡلٌ مِّنۡ مَّسَدٍ -- di
leher istri-nya ada tali
yang dipintal (Al-Lahab
[111]:1-6).
Ungkapan, Abu Lahab (bapak nyata api) dapat
berarti pula orang yang menciptakan
barang-barang yang mengeluarkan api
serta nyala, atau orang yang dirinya sendiri termakan nyala
api. Dalam pengertian terakhir, ayat ini dapat ditafsirkan meramalkan (menubuatkan) kebinasaan
dua blok politik besar di Akhir Zaman
ini disebabkan oleh senjata-senjata api
mereka sendiri, seperti bom atom dan senjata nuklir lainnya.
Makna “Istri Abu Lahab” di Akhir Zaman
Ayat تَبَّتۡ یَدَاۤ اَبِیۡ لَہَبٍ وَّ
تَبَّ – ”binasalah kedua tangan
Abu Lahab dan binasalah dia!” ini menunjukkan bahwa hari perhitungan bagi bangsa-bangsa
itu, sudah tidak jauh lagi, sebagaimana dikemukakan juga dalam dalam Surah Ar-Rahmān dan Surah Al-Ma’arīj (QS.18:33-45
& 92-102; QS.20:106-112; QS.55:34-46; QS.70:1-19).
Isyarat dalam ayat selanjutnya: وَّ امۡرَاَتُہٗ ؕ حَمَّالَۃَ الۡحَطَبِ
-- “Dan juga istrinya pemikul kayu bakar.
فِیۡ جِیۡدِہَا حَبۡلٌ مِّنۡ
مَّسَدٍ -- di leher
istri-nya ada tali yang dipintal (Al-Lahab [111]:5-6), dari segi asbabun-nuzulnya
rupanya tertuju kepada istri Abu
Lahab, Ummi Jamil, yang pernah menaburi
jalan yang dilalui Nabi Besar
Muhammad saw. dengan duri dan biasa jalan kian kemari menabur-naburkan fitnah terhadap Nabi Besar Muhammad saw.; hathab berarti
juga fitnah (Lexicon Lane).
Ayat ini dapat juga dikenakan kepada
orang-orang di kalangan golongan Ahli
Kitab yang hingga saat ini pun mereka terus menerus yang menabur-naburkan fitnah
dan tuduhan-tuduhan palsu terhadap kesempurnaan ajaran Islam (Al-Quran) dan
terhadap kesucian akhlak dan ruhani
Nabi Besar Muhammad saw. (QS.33:22; QS.68:5).
Makna lain
dari ayat: فِیۡ جِیۡدِہَا حَبۡلٌ مِّنۡ
مَّسَدٍ -- di leher
istri-nya ada tali yang dipintal”, bahwa sekalipun nampaknya
merdeka namun bangsa-bangsa yang disebut
sebagai “kedua tangan Abu Lahab”
(bapak nyala api) tersebut akan demikian amat
terikatnya pada ideologi-ideologi
dan sistem-sistem politik
masing-masing, sehingga mereka tidak akan dapat melepaskan diri dari belenggu
ideologi dan sistem mereka itu.
Atau, seperti Ummi Jami -- istri Abu Lahab -- yang konon telah tercekik lehernya oleh tali
yang justru dengan tali itu pula ia mengikat dan membawa kayu bakar, demikian pula bangsa-bangsa itu akan binasa
oleh alat-alatnya sendiri yang dengan
alat-alat itu mereka berusaha membinasakan bangsa-bangsa lain.
Dari uraian mengenai Surah Al-Lahab
dan Al-Humazah tersebut terbukti
bahwa Al-Quran bukanlah kumpulan “dongeng-dongeng kaum purbakala”
(QS.6:26; QS.8:32; QS.16:25; QS.23:83;
QS.25:6; QS.27:69; QS.46:17;8; QS.68:16;
QS.83:14).
Meletusnya Rangkaian Perang Dunia dan Akibatnya
yang Sangat Mengerikan
Kembali kepada pembahasan Surah Al-Rahmān, makna ayat selanjutnya: یُرۡسَلُ
عَلَیۡکُمَا شُوَاظٌ مِّنۡ نَّارٍ ۬ۙ وَّ نُحَاسٌ فَلَا تَنۡتَصِرٰنِ -- “akan
dikirimkan kepada kamu berdua nyala api, dan leburan tembaga, lalu kamu
berdua tidak akan dapat menolong diri sendiri”, peringatan Allah Swt. dalam ini menunjuk kepada azab paling dahsyat lagi menakutkan,
yang akan menimpa kedua blok yang bermusuhan itu.
Dunia rupa-rupanya berdiri di tepi
jurang api yang berkobar-kobar dengan dahsyatnya dan nyala apinya mengancam akan menghanguskan
seluruh peradaban manusia, yaitu meletusnya rangkaian perang Dunia. Betapa jelasnya gambaran tentang azab yang diancamkan dalam ayat selanjutnya:
فَاِذَا
انۡشَقَّتِ السَّمَآءُ فَکَانَتۡ
وَرۡدَۃً کَالدِّہَانِ -- “Dan ketika langit terbelah dan menjadi merah
bagaikan kulit merah.”
Ledakan-ledakan dahsyat senjata pemusnah
masal berupa bom hidrogen atau pun senjata nuklir
akan mengakibatkan sempurnanya gambaran
yang sangat mengerikan dalam
firman Allah Swt. tersebut. Selanjutnya Allah Swt. berfirman: فَیَوۡمَئِذٍ
لَّا یُسۡـَٔلُ عَنۡ ذَنۡۢبِہٖۤ اِنۡسٌ
وَّ لَا جَآنٌّ -- “Pada hari itu tidak akan ditanya dosa ins (manusia) dan tidak
pula jin”.
Yakni amal-amal buruk orang-orang
durhaka akan tertera pada wajah
mereka, sehingga mereka tidak akan ditanya
lagi mengenai apakah mereka telah melakukan kedurhakaan
atau tidak. Sebagaimana diisyaratkan
juga pada tempat lain dalam Al-Quran bahwa
anggota-anggota
tubuh – termasuk kulit
-- orang-orang kafir itu
sendiri akan menjadi saksi atas
mereka (QS.41:21).
Bukan hanya sekedar
menjadi saksi, tetapi seluruh komponen tubuh manusia tersebut akan
merasakan akibat buruk dari azab Ilahi yang menimpa mereka,
sebagaimana dikemukakan mengenai neraka Saqar sebelum ini, firman-Nya: سَاُصۡلِیۡہِ
سَقَرَ -- Segera Aku memasukkannya ke neraka Saqar.
وَ مَاۤ اَدۡرٰىکَ مَا سَقَرُ -- Dan
apakah yang engkau ketahui apa Saqar
itu? لَا
تُبۡقِیۡ وَ لَا تَذَرُ -- Tidak
ada yang dia sisakan dan tidak ada yang dia tinggalkan. لَوَّاحَۃٌ لِّلۡبَشَرِ -- Api
itu menghanguskan kulit manusia” (Al-Muddatstsīr [74]:32).
Nampaknya, penyebutan 19 malaikat penjaga “neraka
Saqar” pun memiliki hubungan dengan saat terjadinya dua kali Perang Dunia yang menimpa golongan Kapitalisme dan Sosialisme yakni pada abad 19 Masehi, firman-Nya: سَاُصۡلِیۡہِ
سَقَرَ -- Segera Aku memasukkannya ke neraka Saqar.
Dan apakah yang engkau ketahui apa Saqar itu? لَا تُبۡقِیۡ وَ لَا
تَذَرُ -- Tidak ada yang dia sisakan dan tidak
ada yang dia tinggalkan. لَوَّاحَۃٌ لِّلۡبَشَرِ -- Api itu menghanguskan kulit manusia. عَلَیۡہَا
تِسۡعَۃَ عَشَرَ -- Di atasnya ada sembilan belas malaikat. وَ مَا جَعَلۡنَاۤ اَصۡحٰبَ
النَّارِ اِلَّا مَلٰٓئِکَۃً -- Dan Kami sekali-kali tidak menjadikan penjaga-penjaga Api melainkan malaikat, وَّ مَا
جَعَلۡنَا عِدَّتَہُمۡ اِلَّا فِتۡنَۃً
لِّلَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا -- dan
Kami sekali-kali tidak menetapkan bilangan mereka melainkan sebagai cobaan bagi orang-orang kafir, لِیَسۡتَیۡقِنَ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا
الۡکِتٰبَ وَ یَزۡدَادَ الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡۤا اِیۡمَانًا -- supaya yakin
orang-orang yang telah diberi Kitab dan bertambah keimanan orang-orang yang beriman, dan tidak ragu-ragu orang-orang yang diberi
Kitab dan orang-orang beriman, وَ لِیَقُوۡلَ الَّذِیۡنَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمۡ
مَّرَضٌ وَّ الۡکٰفِرُوۡنَ -- dan
supaya berkata orang-orang yang dalam
hati mereka ada penyakit dan orang-orang
kafir: مَاذَاۤ اَرَادَ اللّٰہُ
بِہٰذَا مَثَلًا -- “Apakah yang dikehendaki Allah dengan misal
(perumpamaan) semacam ini?” کَذٰلِکَ
یُضِلُّ اللّٰہُ مَنۡ یَّشَآءُ وَ
یَہۡدِیۡ مَنۡ یَّشَآءُ -- Demikianlah Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia
kehendaki. وَ مَا یَعۡلَمُ جُنُوۡدَ رَبِّکَ
اِلَّا ہُوَ ؕ -- Dan sekali-kali tidak ada yang mengetahui lasykar-lasykar Rabb (Tuhan)
engkau selain Dia. وَ مَا ہِیَ اِلَّا ذِکۡرٰی لِلۡبَشَرِ -- Dan
tidaklah Al-Quran itu melainkan
nasihat bagi manusia. (Al-Muddatstsīr
[74]:27-32).
(Bersambung)
Rujukan:
The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 7 Juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar