بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt
Bab 8
“Dinding Pembatas Berpintu”
yang memisahkan Surga dan Neraka di Akhirat & Makna Lain “Qiamat” Sehubungan Pengutusan Rasul
Allah yang Dijanjikan
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian
akhir Bab sebelumnya telah dibahas mengenai dua keadaan orang-orang yang beriman dan orang-orang
munafik di alam akhirat:
یَوۡمَ
تَرَی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ وَ الۡمُؤۡمِنٰتِ یَسۡعٰی نُوۡرُہُمۡ بَیۡنَ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ بِاَیۡمَانِہِمۡ بُشۡرٰىکُمُ
الۡیَوۡمَ جَنّٰتٌ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا
ؕ ذٰلِکَ ہُوَ الۡفَوۡزُ الۡعَظِیۡمُ ﴿ۚ﴾
Pada hari ketika engkau melihat laki-laki beriman dan perempuan beriman, cahaya
mereka akan berlari-lari di hadapan mereka dan di sebelah kanan mereka, Dia
berfirman: “Kabar gembira bagi kamu pada hari ini mengenai kebun-kebun yang di bawah-nya mengalir sungai-sungai, mereka akan kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang sangat besar.” (Al-Hadīd
[57]:13).
Kemudian mengenai keadaan orang-orang
munafik Allah Swt. selanjutnya berfirman:
یَوۡمَ
یَقُوۡلُ الۡمُنٰفِقُوۡنَ وَ
الۡمُنٰفِقٰتُ لِلَّذِیۡنَ اٰمَنُوا انۡظُرُوۡنَا نَقۡتَبِسۡ مِنۡ نُّوۡرِکُمۡ
ۚ قِیۡلَ ارۡجِعُوۡا وَرَآءَکُمۡ
فَالۡتَمِسُوۡا نُوۡرًا ؕ فَضُرِبَ بَیۡنَہُمۡ بِسُوۡرٍ لَّہٗ بَابٌ ؕ بَاطِنُہٗ فِیۡہِ الرَّحۡمَۃُ وَ ظَاہِرُہٗ مِنۡ
قِبَلِہِ الۡعَذَابُ ﴿ؕ ﴾ یُنَادُوۡنَہُمۡ اَلَمۡ
نَکُنۡ مَّعَکُمۡ ؕ قَالُوۡا بَلٰی وَ لٰکِنَّکُمۡ فَتَنۡتُمۡ اَنۡفُسَکُمۡ وَ تَرَبَّصۡتُمۡ وَ ارۡتَبۡتُمۡ
وَ غَرَّتۡکُمُ الۡاَمَانِیُّ حَتّٰی جَآءَ
اَمۡرُ اللّٰہِ وَ غَرَّکُمۡ
بِاللّٰہِ الۡغَرُوۡرُ ﴿﴾ فَالۡیَوۡمَ لَا
یُؤۡخَذُ مِنۡکُمۡ فِدۡیَۃٌ وَّ لَا مِنَ
الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ مَاۡوٰىکُمُ النَّارُ ؕ ہِیَ مَوۡلٰىکُمۡ ؕ وَ بِئۡسَ
الۡمَصِیۡرُ ﴿﴾
Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan orang-orang munafik perempuan akan berkata kepada orang-orang beriman: انۡظُرُوۡنَا نَقۡتَبِسۡ مِنۡ نُّوۡرِکُمۡ
-- “Tunggulah
kami supaya kami memperoleh
sebagian penerangan cahaya
kamu.” قِیۡلَ ارۡجِعُوۡا وَرَآءَکُمۡ
فَالۡتَمِسُوۡا نُوۡرًا -- Dikatakan:
“Kembalilah ke belakang kamu dan carilah
cahaya.” فَضُرِبَ بَیۡنَہُمۡ بِسُوۡرٍ لَّہٗ
بَابٌ -- Maka akan
didirikan di antara mereka dinding yang berpintu, بَاطِنُہٗ فِیۡہِ الرَّحۡمَۃُ وَ ظَاہِرُہٗ مِنۡ
قِبَلِہِ الۡعَذَابُ -- di sebelah
dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya ada azab. یُنَادُوۡنَہُمۡ اَلَمۡ
نَکُنۡ مَّعَکُمۡ -- Mereka
akan berseru kepada mereka yang beriman: “Bukankah kami beserta kamu?” قَالُوۡا بَلٰی وَ
لٰکِنَّکُمۡ فَتَنۡتُمۡ اَنۡفُسَکُمۡ -- Mereka yang beriman berkata: “Tidak, bahkan kamu menjatuhkan
dirimu ke dalam cobaan dan kamu
menunggu kehancuran kami, وَ ارۡتَبۡتُمۡ وَ
غَرَّتۡکُمُ الۡاَمَانِیُّ حَتّٰی جَآءَ
اَمۡرُ اللّٰہِ وَ غَرَّکُمۡ
بِاللّٰہِ الۡغَرُوۡرُ -- dan kamu ragu
serta keinginanmu yang sia-sia
memperdayakan kamu, hingga datang
keputusan Allah dan si
penipu telah menipu kamu mengenai Allah.
فَالۡیَوۡمَ
لَا یُؤۡخَذُ مِنۡکُمۡ فِدۡیَۃٌ وَّ لَا
مِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا -- Maka pada hari ini tidak akan diterima dari kamu tebusan, dan tidak pula dari
orang-orang yang kafir. ؕ
مَاۡوٰىکُمُ النَّارُ ؕ ہِیَ مَوۡلٰىکُمۡ
ؕ وَ بِئۡسَ الۡمَصِیۡرُ -- Tempat tinggal kamu adalah Api. Itulah sahabat kamu, dan
seburuk-buruknya tempat kembali.” (Al-Hadīd
[57]:14-16).
“Cahaya kamu” dalam ayat انۡظُرُوۡنَا نَقۡتَبِسۡ مِنۡ نُّوۡرِکُمۡ -- “Tunggulah
kami supaya kami memperoleh sebagian penerangan cahaya
kamu” dapat diartikan, “cahaya keimanan kamu dan amal shalih kamu” atau, “cahaya makrifat Ilahi” dan “cahaya kemampuan mencari dan mencapai
keridhaan Allah” yang dimiliki
orang-orang bertakwa di dunia ini
juga.
Kata warā’akum
dalam ayat
قِیۡلَ ارۡجِعُوۡا وَرَآءَکُمۡ
فَالۡتَمِسُوۡا نُوۡرًا -- Dikatakan: “Kembalilah ke belakang kamu
dan carilah cahaya” dapat diartikan “kembalilah ke kehidupan di dunia jika kamu mampu”.
“Dinding Pembatas Berpintu” Antara
Surga dan Neraka di Akhirat
Kata “dinding” dalam ayat فَضُرِبَ
بَیۡنَہُمۡ بِسُوۡرٍ لَّہٗ بَابٌ -- Maka akan didirikan di antara mereka dinding yang berpintu, بَاطِنُہٗ فِیۡہِ الرَّحۡمَۃُ وَ ظَاہِرُہٗ مِنۡ
قِبَلِہِ الۡعَذَابُ -- di sebelah
dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya ada azab” boleh diartikan dinding
Islam atau dinding Al-Quran.
Karena orang-orang munafik tinggal di sebelah luar dinding itu, maka tindakan mereka itu di akhirat akan mengambil bentuk seperti
sebuah dinding penghalang, firman-Nya:
وَ قَالَ
الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لَا تَسۡمَعُوۡا لِہٰذَا الۡقُرۡاٰنِ وَ الۡغَوۡا
فِیۡہِ لَعَلَّکُمۡ تَغۡلِبُوۡنَ ﴿﴾
فَلَنُذِیۡقَنَّ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا
عَذَابًا شَدِیۡدًا ۙ وَّ لَنَجۡزِیَنَّہُمۡ
اَسۡوَاَ الَّذِیۡ کَانُوۡا یَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾ ذٰلِکَ جَزَآءُ
اَعۡدَآءِ اللّٰہِ النَّارُ ۚ لَہُمۡ فِیۡہَا دَارُ الۡخُلۡدِ ؕ
جَزَآءًۢ بِمَا کَانُوۡا بِاٰیٰتِنَا
یَجۡحَدُوۡنَ ﴿﴾
Dan orang-orang kafir berkata: لَا تَسۡمَعُوۡا لِہٰذَا الۡقُرۡاٰنِ وَ الۡغَوۡا فِیۡہِ لَعَلَّکُمۡ تَغۡلِبُوۡنَ -- ”Janganlah kamu mendengarkan Al-Quran ini,
melainkan berbuat gaduhlah pada waktu pembacaannya
supaya kamu menang.” Maka niscaya Kami akan merasakan kepada orang-orang yang kafir azab yang
keras, dan niscaya Kami akan
membalas mereka dengan seburuk-buruk pembalasan bagi apa yang selalu mereka kerjakan. Demikian itulah balasan bagi musuh-musuh Allah yakni
Api, bagi mereka di dalamnya ada
tempat-tinggal yang kekal, sebagai balasan
karena mereka selalu menolak Tanda-tanda Kami. (Ha Mim – As-Sajdah / Al-Fushshilat
[41]:27-29).
Pemuja-pemuja kegelapan senantiasa berusaha membungkam
suara Kebenaran dengan menimbulkan hiruk-pikuk
terhadapnya dan telah berusaha mengacaukan
alam pikiran orang-orang dengan menggunakan segala macam tipu muslihat dan dalih (QS.6:112-114; QS.22:53-54). Itulah makna ayat لَا
تَسۡمَعُوۡا لِہٰذَا الۡقُرۡاٰنِ وَ الۡغَوۡا فِیۡہِ لَعَلَّکُمۡ تَغۡلِبُوۡنَ -- ”Janganlah
kamu mendengarkan Al-Quran ini, melainkan berbuat gaduhlah pada waktu pembacaannya supaya kamu menang.”
Tiga Golongan Manusia di Akhirat
Makna dialog antara orang-orang
munafik dengan orang-orang beriman dalam ayat selanjutnya: یُنَادُوۡنَہُمۡ اَلَمۡ
نَکُنۡ مَّعَکُمۡ -- Mereka akan berseru
kepada mereka yang beriman: “Bukankah kami beserta kamu?” قَالُوۡا بَلٰی وَ
لٰکِنَّکُمۡ فَتَنۡتُمۡ اَنۡفُسَکُمۡ -- Mereka yang beriman berkata: “Tidak, bahkan kamu menjatuhkan dirimu ke dalam cobaan dan kamu menunggu kehancuran kami, وَ ارۡتَبۡتُمۡ وَ غَرَّتۡکُمُ
الۡاَمَانِیُّ حَتّٰی جَآءَ اَمۡرُ
اللّٰہِ وَ غَرَّکُمۡ بِاللّٰہِ
الۡغَرُوۡرُ -- dan kamu
ragu serta keinginanmu yang sia-sia
memperdayakan kamu, hingga datang
keputusan Allah dan si penipu telah menipu
kamu mengenai Allah.”
Memang benar
orang-orang munafik
tersebut secara jasmani mereka itu bercampur-gaul dengan orang-orang yang beriman, dan bahkan
mereka pun bersama-sama berada dalam mesjid serta melakukan shalat berjama’ah
dengan orang-orang yang beriman tetapi karena apa yang mereka lakukan hanyalah
pura-pura atau upaya “menipu”
Allah Swt. dan orang-orang yang beriman (QS.4:143; QS.9:54), karena itu perbuatan
buruk mereka itu hanya akan
menimbulkan lapisan-lapisan kegelapan
dalam hati mereka (QS.24:40-41), tidak
akan pernah menghasilkan “cahaya” yang
kecemerlangannya semakin sempurna (QS.24:36-39) yang akan mengiringi (mendampingi)
mereka di alam akhirat, sebagaimana yang terjadi dengan orang-orang yang beriman dan beramal
shaleh serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan diri mereka,
firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡا تُوۡبُوۡۤا اِلَی
اللّٰہِ تَوۡبَۃً نَّصُوۡحًا ؕ عَسٰی
رَبُّکُمۡ اَنۡ یُّکَفِّرَ عَنۡکُمۡ
سَیِّاٰتِکُمۡ وَ یُدۡخِلَکُمۡ جَنّٰتٍ تَجۡرِیۡ
مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ ۙ یَوۡمَ لَا یُخۡزِی اللّٰہُ النَّبِیَّ
وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا مَعَہٗ ۚ
نُوۡرُہُمۡ یَسۡعٰی بَیۡنَ
اَیۡدِیۡہِمۡ وَ بِاَیۡمَانِہِمۡ
یَقُوۡلُوۡنَ رَبَّنَاۤ اَتۡمِمۡ لَنَا نُوۡرَنَا وَ اغۡفِرۡ لَنَا ۚ اِنَّکَ
عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ ﴿ ﴾
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah
kepada Allah dengan seikhlas-ikhlas
taubat. Boleh jadi Rabb (Tuhan)
kamu akan menghapuskan dari kamu
keburukan-keburukanmu dan akan
memasukkan kamu ke dalam kebun-kebun yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, یَوۡمَ لَا یُخۡزِی اللّٰہُ النَّبِیَّ
وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا مَعَہٗ -- pada
hari ketika Allah tidak akan
menghinakan Nabi maupun orang-orang
yang beriman besertanya, نُوۡرُہُمۡ یَسۡعٰی بَیۡنَ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ بِاَیۡمَانِہِمۡ -- cahaya
mereka akan berlari-lari di hadapan mereka dan di
sebelah kanannya, یَقُوۡلُوۡنَ رَبَّنَاۤ اَتۡمِمۡ لَنَا نُوۡرَنَا وَ اغۡفِرۡ لَنَا ۚ اِنَّکَ
عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ -- mereka akan berkata: “Hai Rabb (Tuhan) kami, sempurna-kanlah
bagi kami cahaya kami, dan maafkanlah
kami, sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (At-Tahrim [66]:9).
Makna ayat
یَوۡمَ لَا یُخۡزِی اللّٰہُ
النَّبِیَّ وَ الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡا مَعَہٗ -- pada hari ketika Allah tidak
akan menghinakan Nabi maupun orang-orang
yang beriman besertanya, نُوۡرُہُمۡ یَسۡعٰی بَیۡنَ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ
بِاَیۡمَانِہِمۡ -- cahaya
mereka akan berlari-lari di hadapan mereka dan di
sebelah kanannya,” dari Al-Quran
diketahui, bahwa menurut Allah Swt. di alam akhirat manusia akan menjadi 3
golongan, yaitu (1) dua golongan ahli
surga, yakni (a) assābiqunas-sābiqūn (“mereka
yang paling dahulu) yakni
“orang-orang yang dekat dengan Allah Swt.” dan (b) ashhābul-maymanah
(mereka yang di sebelah kanan); (2) satu
golongan ahli neraka yaitu ashhābul
masy-amah “mereka yang di sebelah
kiri.” (QS.66:8-11).
Makna Qiamat di Dunia adalah Penciptaan “Bumi Baru dan Langit Baru”
Pada
hakikatnya ketiga golongan manusia di alam
akhirat tersebut merupakan kelanjutan dari peristiwa “the Big Bang” (Ledakan Besar) ruhani melalui pengutusan Rasul Allah (QS.21:31; QS.3:180; QS.57:17-18), sebab
pengutusan para Rasul Allah pun -- terutama Nabi Besar Muhammad saw. -- senantiasa menimbulkan semacam “Qiamat.”
Peristiwa Qiamat
(Kiamat) merupakan dua proses
yang bersambung, yaitu
pertama adalah penghancuran “tatanan lama”,
dan proses kedua adalah pembangunan
“tatanan baru”, yang dalam Al-Quran
disebut penciptaan “bumi
baru dan langit baru”
(QS.14:49-53) menggantikan “bumi lama dan
langit lama” (QS.30:42; QS.57:17-18) di kalangan umat manusia, termasuk di
kalangan umat beragama yang telah
terpecah-belah menjadi berbagai macam sekte atau firqah yang saling
mengkafirkan (QS.30:31-33).
Mengenai ketiga
golongan manusia di alam akhirat
tersebut Allah Swt. berfirman:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ
الرَّحِیۡمِ﴿﴾ اِذَا وَقَعَتِ
الۡوَاقِعَۃُ ۙ﴿﴾ لَیۡسَ لِوَقۡعَتِہَا
کَاذِبَۃٌ ۘ﴿﴾ خَافِضَۃٌ رَّافِعَۃٌ ۙ﴿﴾ اِذَا رُجَّتِ
الۡاَرۡضُ رَجًّا ۙ﴿﴾ وَّ بُسَّتِ
الۡجِبَالُ بَسًّا ۙ﴿﴾ فَکَانَتۡ ہَبَآءً
مُّنۡۢبَثًّا ۙ﴿﴾
Aku
baca dengan nama Allah, Maha Pemurah,
Maha Penyayang. Apabila peristiwa yang pasti terjadi itu
terjadi. Tidak
ada seorang pun mendustakan kejadian itu. Peristiwa itu akan merendahkan sebagian, dan akan meninggikan sebagian lain.
ۙ اِذَا
رُجَّتِ الۡاَرۡضُ رَجًّا
--
Apabila
bumi
digoncang dengan goncangan
hebat. وَّ بُسَّتِ الۡجِبَالُ بَسًّا -- Dan
gunung-gunung akan dihancur-leburkan,
فَکَانَتۡ
ہَبَآءً مُّنۡۢبَثًّا -- maka
akan menjadi seperti zarah-zarah debu
yang beterbangan. (Al-Wāqi’ah [56]:1-7).
Makna ayat
اِذَا وَقَعَتِ الۡوَاقِعَۃُ -- “Apabila peristiwa yang pasti terjadi itu terjadi” pada hakikatnya merupakan kiasan atau perumpamaan terjadinya suatu “revolusi besar” dalam akhlak
dan ruhani yang ditimbulkan oleh para
rasul Allah, terutama Nabi Besar Muhammad saw.. Jadi makna
ayat tersebut adalah bahwa: (a) Qiamat
itu pasti terjadi (b) kebangkitan terakhir; (c) kehancuran mutlak
bagi penyembahan berhala di negeri
Arab dan kekalahan sepenuhnya dan kegagalan mutlak bagi kaum musyrikin Quraisy; (d) kemunculan seorang Pembaharu agung – Nabi Besar Muhammad
saw..
Jadi wāqi’ah
atau “peristiwa yang pasti terjadi” itu akan menimbulkan revolusi besar dalam kehidupan manusia. Suatu dunia baru akan terwujud; si tinggi
dan si berkuasa yakni “gunung-gunung”
akan direndahkan dan si tertekan dan si tertindas akan dijunjung martabatnya (QS.28:1-7). itulah makna ayat خَافِضَۃٌ رَّافِعَۃٌ -- “Peristiwa itu akan merendahkan sebagian, dan akan meninggikan sebagian lain.”
Makna ayat
selanjutnya اِذَا رُجَّتِ الۡاَرۡضُ رَجًّا --
apabila bumi digoncang dengan goncangan hebat. وَّ
بُسَّتِ الۡجِبَالُ بَسًّا -- Dan gunung-gunung akan dihancur-leburkan,
فَکَانَتۡ
ہَبَآءً مُّنۡۢبَثًّا -- maka akan
menjadi seperti zarah-zarah debu yang beterbangan” bahwa
melalui pengutusan Nabi Besar Muhammad saw. seluruh negeri Arab akan digoncangkan sampai ke sendi-sendinya. Kepercayaan,
alam pikiran, nilai-nilai budi pekerti, adat kebiasaan, cara hidup, dan
lain-lain yang lama akan mengalami perubahan total.
Dua Golongan Ahli Surga dan Satu Golongan Ahli
Neraka
Pada hakikatnya, orde lama akan mati untuk
memberi tempat kepada orde yang sama
sekali baru. Ayat اِذَا
رُجَّتِ الۡاَرۡضُ رَجًّا --
“ apabila bumi
digoncang dengan goncangan
hebat” ini bersama-sama dengan ayat-ayat
yang mendahuluinya dan ayat-ayat berikutnya dapat pula bersama-sama dikenakan kepada kebangkitan sesudah mati di alam akhirat, yang
rincian keadaannya dijelaskan dalam ayat-ayat selanjutnya
mengenai berbagai hal yang akan dialami oleh ketiga golongan manusia di akhirat,
firman-Nya:
وَّ
کُنۡتُمۡ اَزۡوَاجًا ثَلٰثَۃً ؕ﴿﴾ فَاَصۡحٰبُ
الۡمَیۡمَنَۃِ ۬ۙ مَاۤ اَصۡحٰبُ
الۡمَیۡمَنَۃِ ؕ﴿﴾ وَ اَصۡحٰبُ الۡمَشۡـَٔمَۃِ ۬ۙ مَاۤ اَصۡحٰبُ الۡمَشۡـَٔمَۃِ ؕ﴿﴾ وَ
السّٰبِقُوۡنَ السّٰبِقُوۡنَ ﴿ۚۙ﴾ اُولٰٓئِکَ الۡمُقَرَّبُوۡنَ ﴿ۚ﴾ فِیۡ جَنّٰتِ النَّعِیۡمِ ﴿﴾ ثُلَّۃٌ مِّنَ
الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿ۙ﴾ وَ قَلِیۡلٌ
مِّنَ الۡاٰخِرِیۡنَ ﴿ؕ﴾
Dan
kamu menjadi tiga golongan. فَاَصۡحٰبُ
الۡمَیۡمَنَۃِ -- maka mereka
yang di sebelah kanan, مَاۤ اَصۡحٰبُ الۡمَیۡمَنَۃِ
-- alangkah bahagianya mereka
yang di sebelah kanan itu! وَ اَصۡحٰبُ
الۡمَشۡـَٔمَۃِ -- dan mereka yang di sebelah kiri, مَاۤ اَصۡحٰبُ الۡمَشۡـَٔمَۃِ
-- alangkah celakanya mereka
yang di sebelah kiri itu! وَ السّٰبِقُوۡنَ السّٰبِقُوۡنَ
-- Dan yang paling dahulu,
mereka benar-benar paling
dahulu, اُولٰٓئِکَ الۡمُقَرَّبُوۡنَ -- mereka
itulah orang-orang yang didekatkan kepada Tuhan. فِیۡ جَنّٰتِ النَّعِیۡمِ
-- mereka berada di dalam surga-surga kenikmatan. ثُلَّۃٌ مِّنَ الۡاَوَّلِیۡنَ
-- segolongan besar dari orang-orang terdahulu, وَ قَلِیۡلٌ مِّنَ الۡاٰخِرِیۡنَ
-- dan segolongan kecil dari orang-orang
kemudian, (Al-Wāqi’ah [56]:8-15).
(Bersambung)
Rujukan:
The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 23 Maret 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar