Senin, 23 Maret 2015

"Dinding Pembatas Berpintu" yang Memisahkan Surga dan Neraka di Akhirat & Makna Lain "Qiamat" Sehubungan Pengutusan Rasul Allah yang Dijanjikan




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Al-Ankabūt


Bab 8

“Dinding Pembatas  Berpintu”   yang memisahkan Surga dan Neraka di Akhirat  & Makna Lain “Qiamat” Sehubungan Pengutusan Rasul Allah yang Dijanjikan
 
 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dibahas mengenai dua keadaan orang-orang yang beriman dan orang-orang munafik di alam akhirat:
یَوۡمَ تَرَی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ وَ الۡمُؤۡمِنٰتِ یَسۡعٰی نُوۡرُہُمۡ بَیۡنَ  اَیۡدِیۡہِمۡ وَ بِاَیۡمَانِہِمۡ  بُشۡرٰىکُمُ  الۡیَوۡمَ جَنّٰتٌ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا ؕ ذٰلِکَ ہُوَ  الۡفَوۡزُ  الۡعَظِیۡمُ ﴿ۚ﴾
Pada hari ketika engkau melihat laki-laki beriman dan perempuan beriman, cahaya mereka akan berlari-lari di hadapan  mereka dan di sebelah kanan mereka,  Dia berfirman:  Kabar gembira bagi kamu pada hari ini   mengenai kebun-kebun yang di bawah-nya mengalir sungai-sungai, mereka akan kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang sangat besar.” (Al-Hadīd [57]:13).
        Kemudian mengenai  keadaan orang-orang munafik Allah Swt. selanjutnya berfirman: 
یَوۡمَ یَقُوۡلُ  الۡمُنٰفِقُوۡنَ وَ الۡمُنٰفِقٰتُ لِلَّذِیۡنَ اٰمَنُوا انۡظُرُوۡنَا نَقۡتَبِسۡ مِنۡ نُّوۡرِکُمۡ ۚ  قِیۡلَ ارۡجِعُوۡا وَرَآءَکُمۡ فَالۡتَمِسُوۡا نُوۡرًا ؕ فَضُرِبَ بَیۡنَہُمۡ بِسُوۡرٍ لَّہٗ  بَابٌ ؕ بَاطِنُہٗ  فِیۡہِ الرَّحۡمَۃُ وَ ظَاہِرُہٗ  مِنۡ  قِبَلِہِ  الۡعَذَابُ  ﴿ؕ ﴾ یُنَادُوۡنَہُمۡ  اَلَمۡ  نَکُنۡ مَّعَکُمۡ ؕ قَالُوۡا بَلٰی وَ لٰکِنَّکُمۡ فَتَنۡتُمۡ  اَنۡفُسَکُمۡ وَ تَرَبَّصۡتُمۡ وَ ارۡتَبۡتُمۡ وَ غَرَّتۡکُمُ الۡاَمَانِیُّ حَتّٰی جَآءَ  اَمۡرُ اللّٰہِ  وَ غَرَّکُمۡ بِاللّٰہِ الۡغَرُوۡرُ ﴿﴾  فَالۡیَوۡمَ لَا یُؤۡخَذُ مِنۡکُمۡ فِدۡیَۃٌ  وَّ لَا مِنَ الَّذِیۡنَ  کَفَرُوۡا ؕ مَاۡوٰىکُمُ  النَّارُ ؕ ہِیَ مَوۡلٰىکُمۡ ؕ وَ بِئۡسَ الۡمَصِیۡرُ ﴿﴾
Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan orang-orang munafik perempuan akan berkata kepada orang-orang beriman:  انۡظُرُوۡنَا نَقۡتَبِسۡ مِنۡ نُّوۡرِکُمۡ   -- “Tunggulah kami supaya kami memperoleh sebagian penerangan  cahaya kamu.” قِیۡلَ ارۡجِعُوۡا وَرَآءَکُمۡ فَالۡتَمِسُوۡا نُوۡرًا --  Dikatakan: Kembalilah ke belakang kamu  dan carilah cahaya.” فَضُرِبَ بَیۡنَہُمۡ بِسُوۡرٍ لَّہٗ  بَابٌ  --  Maka akan didirikan di antara mereka dinding  yang berpintu, بَاطِنُہٗ  فِیۡہِ الرَّحۡمَۃُ وَ ظَاہِرُہٗ  مِنۡ  قِبَلِہِ  الۡعَذَابُ    --  di  sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya ada azab.  یُنَادُوۡنَہُمۡ  اَلَمۡ  نَکُنۡ مَّعَکُمۡ  --  Mereka  akan berseru kepada mereka yang beriman:Bukankah kami beserta kamu?” قَالُوۡا بَلٰی وَ لٰکِنَّکُمۡ فَتَنۡتُمۡ  اَنۡفُسَکُمۡ   -- Mereka yang beriman berkata: “Tidak, bahkan  kamu menjatuhkan dirimu ke dalam cobaan dan kamu menunggu kehancuran kami,   وَ ارۡتَبۡتُمۡ وَ غَرَّتۡکُمُ الۡاَمَانِیُّ حَتّٰی جَآءَ  اَمۡرُ اللّٰہِ  وَ غَرَّکُمۡ بِاللّٰہِ الۡغَرُوۡرُ -- dan kamu ragu serta keinginanmu yang sia-sia memperdayakan kamu, hingga datang keputusan Allah   dan  si penipu telah  menipu kamu mengenai Allah. فَالۡیَوۡمَ لَا یُؤۡخَذُ مِنۡکُمۡ فِدۡیَۃٌ  وَّ لَا مِنَ الَّذِیۡنَ  کَفَرُوۡا  --  Maka pada hari ini tidak akan diterima dari kamu tebusan, dan tidak pula dari orang-orang yang kafir. ؕ مَاۡوٰىکُمُ  النَّارُ ؕ ہِیَ مَوۡلٰىکُمۡ ؕ وَ بِئۡسَ الۡمَصِیۡرُ   -- Tempat tinggal kamu adalah Api. Itulah sahabat kamu,  dan seburuk-buruknya tempat kembali.”   (Al-Hadīd [57]:14-16).  
   “Cahaya kamu” dalam ayat انۡظُرُوۡنَا نَقۡتَبِسۡ مِنۡ نُّوۡرِکُمۡ   -- “Tunggulah kami supaya kami memperoleh sebagian penerangan  cahaya kamu  dapat diartikan, “cahaya keimanan kamu dan amal shalih kamu” atau, “cahaya makrifat Ilahi” dan “cahaya kemampuan mencari dan mencapai keridhaan Allah  yang dimiliki orang-orang bertakwa di dunia ini juga.
    Kata warā’akum  dalam ayat   قِیۡلَ ارۡجِعُوۡا وَرَآءَکُمۡ فَالۡتَمِسُوۡا نُوۡرًا --  Dikatakan: Kembalilah ke belakang kamu  dan carilah cahaya dapat diartikan  “kembalilah ke kehidupan di dunia  jika kamu mampu”.

Dinding Pembatas   Berpintu” Antara Surga dan Neraka di Akhirat

  Kata “dinding”  dalam ayat   فَضُرِبَ بَیۡنَہُمۡ بِسُوۡرٍ لَّہٗ  بَابٌ  --  Maka akan didirikan di antara mereka dinding  yang berpintu, بَاطِنُہٗ  فِیۡہِ الرَّحۡمَۃُ وَ ظَاہِرُہٗ  مِنۡ  قِبَلِہِ  الۡعَذَابُ    --  di  sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya ada azab boleh diartikan dinding Islam atau dinding Al-Quran. Karena orang-orang munafik tinggal di sebelah luar dinding itu, maka tindakan mereka itu di akhirat akan mengambil bentuk seperti sebuah dinding penghalang, firman-Nya:
وَ قَالَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لَا تَسۡمَعُوۡا لِہٰذَا الۡقُرۡاٰنِ وَ الۡغَوۡا فِیۡہِ  لَعَلَّکُمۡ تَغۡلِبُوۡنَ ﴿﴾ فَلَنُذِیۡقَنَّ  الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا عَذَابًا شَدِیۡدًا ۙ وَّ لَنَجۡزِیَنَّہُمۡ  اَسۡوَاَ الَّذِیۡ کَانُوۡا یَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾  ذٰلِکَ جَزَآءُ  اَعۡدَآءِ اللّٰہِ النَّارُ ۚ لَہُمۡ فِیۡہَا دَارُ الۡخُلۡدِ ؕ جَزَآءًۢ  بِمَا کَانُوۡا بِاٰیٰتِنَا یَجۡحَدُوۡنَ ﴿﴾
Dan   orang-orang  kafir berkata: لَا تَسۡمَعُوۡا لِہٰذَا الۡقُرۡاٰنِ وَ الۡغَوۡا فِیۡہِ  لَعَلَّکُمۡ تَغۡلِبُوۡنَ  --  ”Janganlah kamu mendengarkan Al-Quran ini, melainkan berbuat gaduhlah pada waktu pembacaannya supaya kamu menang.”   Maka niscaya Kami akan merasakan kepada orang-orang yang kafir azab yang keras, dan niscaya Kami akan membalas mereka dengan seburuk-buruk pembalasan bagi apa yang selalu mereka  kerjakan. Demikian itulah balasan bagi musuh-musuh Allah  yakni Api, bagi mereka di dalamnya ada tempat-tinggal yang kekal, sebagai balasan karena mereka selalu menolak Tanda-tanda Kami. (Ha Mim – As-Sajdah / Al-Fushshilat [41]:27-29).
   Pemuja-pemuja kegelapan senantiasa berusaha membungkam suara Kebenaran dengan menimbulkan hiruk-pikuk terhadapnya dan telah berusaha mengacaukan alam pikiran orang-orang dengan menggunakan segala macam tipu muslihat dan dalih (QS.6:112-114; QS.22:53-54). Itulah makna ayat  لَا تَسۡمَعُوۡا لِہٰذَا الۡقُرۡاٰنِ وَ الۡغَوۡا فِیۡہِ  لَعَلَّکُمۡ تَغۡلِبُوۡنَ  --  ”Janganlah kamu mendengarkan Al-Quran ini, melainkan berbuat gaduhlah pada waktu pembacaannya supaya kamu menang.”   

Tiga Golongan Manusia di Akhirat

   Makna dialog  antara orang-orang munafik dengan orang-orang beriman dalam ayat selanjutnya:   یُنَادُوۡنَہُمۡ  اَلَمۡ  نَکُنۡ مَّعَکُمۡ  --  Mereka  akan berseru kepada mereka yang beriman:Bukankah kami beserta kamu?” قَالُوۡا بَلٰی وَ لٰکِنَّکُمۡ فَتَنۡتُمۡ  اَنۡفُسَکُمۡ -- Mereka yang beriman berkata: “Tidak, bahkan  kamu menjatuhkan dirimu ke dalam cobaan dan kamu menunggu kehancuran kami,   وَ ارۡتَبۡتُمۡ وَ غَرَّتۡکُمُ الۡاَمَانِیُّ حَتّٰی جَآءَ  اَمۡرُ اللّٰہِ  وَ غَرَّکُمۡ بِاللّٰہِ الۡغَرُوۡرُ -- dan kamu ragu serta keinginanmu yang sia-sia memperdayakan kamu, hingga datang keputusan Allah   dan  si penipu telah  menipu kamu mengenai Allah.
   Memang benar  orang-orang munafik tersebut  secara jasmani  mereka itu bercampur-gaul dengan orang-orang yang beriman, dan bahkan mereka pun bersama-sama berada dalam mesjid serta melakukan shalat   berjama’ah  dengan orang-orang yang beriman  tetapi karena apa yang mereka lakukan hanyalah pura-pura atau  upaya “menipuAllah Swt. dan orang-orang yang beriman (QS.4:143; QS.9:54), karena itu  perbuatan buruk mereka itu  hanya akan menimbulkan lapisan-lapisan kegelapan dalam hati mereka (QS.24:40-41),   tidak akan pernah menghasilkan “cahaya” yang kecemerlangannya  semakin sempurna (QS.24:36-39) yang akan mengiringi  (mendampingi)  mereka di alam akhirat,  sebagaimana yang terjadi dengan orang-orang yang beriman  dan beramal shaleh serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan diri mereka, firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا  الَّذِیۡنَ  اٰمَنُوۡا تُوۡبُوۡۤا  اِلَی اللّٰہِ تَوۡبَۃً  نَّصُوۡحًا ؕ عَسٰی رَبُّکُمۡ  اَنۡ یُّکَفِّرَ عَنۡکُمۡ سَیِّاٰتِکُمۡ وَ یُدۡخِلَکُمۡ جَنّٰتٍ تَجۡرِیۡ  مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ ۙ یَوۡمَ لَا یُخۡزِی اللّٰہُ  النَّبِیَّ  وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا مَعَہٗ ۚ  نُوۡرُہُمۡ  یَسۡعٰی بَیۡنَ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ بِاَیۡمَانِہِمۡ  یَقُوۡلُوۡنَ  رَبَّنَاۤ اَتۡمِمۡ  لَنَا نُوۡرَنَا وَ اغۡفِرۡ لَنَا ۚ اِنَّکَ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ ﴿ ﴾
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan seikhlas-ikhlas taubat. Boleh jadi Rabb (Tuhan) kamu akan menghapuskan dari kamu keburukan-keburukanmu dan akan memasukkan kamu ke dalam kebun-kebun yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,  یَوۡمَ لَا یُخۡزِی اللّٰہُ  النَّبِیَّ  وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا مَعَہٗ   -- pada hari ketika Allah tidak akan menghinakan Nabi maupun orang-orang yang beriman besertanya,   نُوۡرُہُمۡ  یَسۡعٰی بَیۡنَ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ بِاَیۡمَانِہِمۡ   -- cahaya mereka akan berlari-lari di hadapan mereka dan  di sebelah kanannya,  یَقُوۡلُوۡنَ  رَبَّنَاۤ اَتۡمِمۡ  لَنَا نُوۡرَنَا وَ اغۡفِرۡ لَنَا ۚ اِنَّکَ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ  -- mereka  akan berkata: “Hai Rabb (Tuhan) kami, sempurna-kanlah bagi kami cahaya kami, dan maafkanlah kami,  sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”     (At-Tahrim [66]:9).
         Makna ayat  یَوۡمَ لَا یُخۡزِی اللّٰہُ  النَّبِیَّ  وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا مَعَہٗ   -- pada hari ketika Allah tidak akan menghinakan Nabi maupun orang-orang yang beriman besertanya,   نُوۡرُہُمۡ  یَسۡعٰی بَیۡنَ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ بِاَیۡمَانِہِمۡ   -- cahaya mereka akan berlari-lari di hadapan mereka dan  di sebelah kanannya, dari Al-Quran diketahui,  bahwa  menurut Allah Swt.  di alam akhirat manusia akan menjadi 3 golongan, yaitu (1) dua golongan ahli surga, yakni  (a)  assābiqunas-sābiqūn   (“mereka yang paling dahulu) yakni  “orang-orang  yang dekat dengan Allah Swt.” dan (b)  ashhābul-maymanah  (mereka yang di sebelah kanan);  (2)  satu golongan ahli neraka  yaitu ashhābul masy-amah    “mereka yang di sebelah kiri.” (QS.66:8-11).

Makna Qiamat  di Dunia adalah Penciptaan “Bumi Baru dan Langit Baru

        Pada  hakikatnya ketiga golongan manusia di alam akhirat tersebut merupakan kelanjutan dari peristiwa “the Big Bang” (Ledakan Besar) ruhani    melalui pengutusan Rasul Allah (QS.21:31; QS.3:180; QS.57:17-18),     sebab pengutusan para Rasul Allah pun  -- terutama Nabi Besar Muhammad saw. --  senantiasa menimbulkan semacam “Qiamat.
      Peristiwa Qiamat  (Kiamat) merupakan dua  proses  yang bersambung,  yaitu pertama  adalah penghancuran “tatanan lama”,   dan  proses kedua  adalah pembangunan “tatanan baru”,   yang dalam Al-Quran disebut  penciptaan   bumi baru dan langit baru” (QS.14:49-53) menggantikan “bumi lama dan langit lama  (QS.30:42; QS.57:17-18)  di kalangan umat manusia, termasuk di kalangan umat beragama yang telah terpecah-belah  menjadi  berbagai macam sekte atau firqah yang saling mengkafirkan (QS.30:31-33).
      Mengenai  ketiga golongan manusia di alam akhirat tersebut Allah Swt. berfirman:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾  اِذَا وَقَعَتِ الۡوَاقِعَۃُ ۙ﴿﴾   لَیۡسَ  لِوَقۡعَتِہَا  کَاذِبَۃٌ ۘ﴿﴾  خَافِضَۃٌ  رَّافِعَۃٌ ۙ﴿﴾  اِذَا  رُجَّتِ الۡاَرۡضُ  رَجًّا ۙ﴿﴾  وَّ  بُسَّتِ الۡجِبَالُ  بَسًّا ۙ﴿﴾  فَکَانَتۡ ہَبَآءً  مُّنۡۢبَثًّا ۙ﴿﴾
Aku baca  dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Apabila peristiwa yang pasti terjadi itu terjadi.   Tidak ada seorang pun mendustakan kejadian itu.  Peristiwa itu akan merendahkan sebagian, dan akan meninggikan sebagian lain.  ۙ  اِذَا  رُجَّتِ الۡاَرۡضُ  رَجًّا   --   Apabila bumi  digoncang dengan goncangan hebat.  وَّ  بُسَّتِ الۡجِبَالُ  بَسًّا --      Dan gunung-gunung akan  dihancur-leburkan, فَکَانَتۡ ہَبَآءً  مُّنۡۢبَثًّا  --  maka akan menjadi seperti zarah-zarah debu yang beterbangan.  (Al-Wāqi’ah [56]:1-7).
 Makna ayat  اِذَا وَقَعَتِ الۡوَاقِعَۃُ  -- “Apabila peristiwa yang pasti terjadi itu terjadi  pada hakikatnya merupakan kiasan atau perumpamaan terjadinya suatu “revolusi besar  dalam akhlak dan ruhani yang ditimbulkan oleh para rasul Allah, terutama Nabi Besar Muhammad saw.. Jadi makna ayat tersebut adalah bahwa: (a) Qiamat itu pasti terjadi (b) kebangkitan terakhir; (c) kehancuran mutlak bagi penyembahan berhala di negeri Arab dan kekalahan sepenuhnya dan kegagalan mutlak bagi kaum musyrikin Quraisy; (d) kemunculan seorang Pembaharu agung – Nabi Besar Muhammad saw..
Jadi wāqi’ah     atau    “peristiwa yang pasti terjadi” itu akan menimbulkan revolusi besar dalam kehidupan manusia. Suatu dunia baru akan terwujud; si tinggi dan si berkuasa  yakni “gunung-gunung” akan direndahkan dan si tertekan dan si tertindas    akan dijunjung martabatnya  (QS.28:1-7). itulah makna ayat  خَافِضَۃٌ  رَّافِعَۃٌ   -- “Peristiwa itu akan merendahkan sebagian, dan akan meninggikan sebagian lain.
  Makna ayat selanjutnya  اِذَا  رُجَّتِ الۡاَرۡضُ  رَجًّا   --   apabila bumi  digoncang dengan goncangan hebat.  وَّ  بُسَّتِ الۡجِبَالُ  بَسًّا --      Dan gunung-gunung akan  dihancur-leburkan, فَکَانَتۡ ہَبَآءً  مُّنۡۢبَثًّا  --  maka akan menjadi seperti zarah-zarah debu yang beterbangan”     bahwa  melalui pengutusan Nabi Besar Muhammad saw. seluruh negeri Arab akan digoncangkan sampai ke sendi-sendinya. Kepercayaan, alam pikiran, nilai-nilai budi pekerti, adat kebiasaan, cara hidup, dan lain-lain yang lama akan mengalami perubahan total.

Dua Golongan Ahli Surga dan Satu Golongan Ahli Neraka

    Pada hakikatnya, orde lama akan mati untuk memberi tempat kepada orde yang sama sekali baru. Ayat   اِذَا  رُجَّتِ الۡاَرۡضُ  رَجًّا   --  apabila bumi  digoncang dengan goncangan hebat  ini bersama-sama dengan ayat-ayat yang mendahuluinya dan ayat-ayat berikutnya dapat  pula bersama-sama dikenakan kepada kebangkitan sesudah mati di alam akhirat, yang  rincian  keadaannya  dijelaskan dalam ayat-ayat selanjutnya mengenai berbagai hal yang akan dialami oleh ketiga golongan manusia di akhirat, firman-Nya:
وَّ کُنۡتُمۡ  اَزۡوَاجًا  ثَلٰثَۃً ؕ﴿﴾ فَاَصۡحٰبُ الۡمَیۡمَنَۃِ ۬ۙ مَاۤ  اَصۡحٰبُ الۡمَیۡمَنَۃِ ؕ﴿﴾ وَ اَصۡحٰبُ الۡمَشۡـَٔمَۃِ ۬ۙ مَاۤ  اَصۡحٰبُ الۡمَشۡـَٔمَۃِ ؕ﴿﴾ وَ السّٰبِقُوۡنَ  السّٰبِقُوۡنَ ﴿ۚۙ﴾ اُولٰٓئِکَ  الۡمُقَرَّبُوۡنَ ﴿ۚ﴾ فِیۡ  جَنّٰتِ النَّعِیۡمِ ﴿﴾  ثُلَّۃٌ  مِّنَ الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿ۙ﴾ وَ قَلِیۡلٌ  مِّنَ الۡاٰخِرِیۡنَ ﴿ؕ﴾
Dan kamu menjadi tiga golongan.  فَاَصۡحٰبُ الۡمَیۡمَنَۃِ   --  maka mereka yang di sebelah kanan,  مَاۤ  اَصۡحٰبُ الۡمَیۡمَنَۃِ  -- alangkah bahagianya mereka yang di sebelah kanan itu!   وَ اَصۡحٰبُ الۡمَشۡـَٔمَۃِ --  dan mereka yang di sebelah kiri, مَاۤ  اَصۡحٰبُ الۡمَشۡـَٔمَۃِ   -- alangkah celakanya mereka yang di sebelah kiri itu!  وَ السّٰبِقُوۡنَ  السّٰبِقُوۡنَ  -- Dan yang paling dahulu, mereka benar-benar paling dahulu,  اُولٰٓئِکَ  الۡمُقَرَّبُوۡنَ --   mereka itulah orang-orang yang didekatkan  kepada Tuhan. فِیۡ  جَنّٰتِ النَّعِیۡمِ  --   mereka berada di dalam surga-surga kenikmatan. ثُلَّۃٌ  مِّنَ الۡاَوَّلِیۡنَ  --       segolongan besar dari  orang-orang terdahulu,  وَ قَلِیۡلٌ  مِّنَ الۡاٰخِرِیۡنَ   -- dan segolongan kecil dari orang-orang kemudian,  (Al-Wāqi’ah [56]:8-15).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 23 Maret      2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar